Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Bailliere Tindall , 2001
613.042 34 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Yasmin Syauki
Abstrak :
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang sudah mendunia, termasuk di Indonesia. Situasi ini erat kaitannya dengan terjadinya perubahan asupan gizi ditandai dengan penambahan pola makan dimana hal ini dapat menyebabkan penyakit degenerasi. Lingkar pinggang mempakan salah satu faktor prediksi yang kuat pada resistensi insulin, yang merupakan fase dini perkembangan penyakit diabetes melitus. Asupan asam lemak jenuh yang tinggi dapat mcnyebabkan terjadinya resistensi insulin. Data mengenai hubungan antara asam lemak dan resistensi insulin di Indonesia sangat terbatas. Untuk melihat hubungan antara berbagai asupan lemak dengan insulin pada laki-laki dewasa dengan obesitas sentral di Jakarta, maka diadakanlah penelitian dengan metode potongan lintang. Kuesioner semi kuantitaf-frekuensi makanan yang telah divalidasi digunakan untuk memperoleh data asupan lemak pada 126 laki-laki usia 30-50 tahun dengan obesitas sentral di Jakarta yang sebelumnya telah mengikuti prosedur skrining melalui pemeriksaan klinis dan pengambilan darah. Pengukuran antropometrik dilakukan untuk mendapatkan data berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang. Data plasma insulin puasa, plasma glukosa puasa, plasma asam lemak bebas dan profil lemak darah diperoleh melalui pemeriksaan biokimia. Kucsioner global aktivitas tisik dan surveilens penyakit kronik digunakan untuk memperoleh data aktivitas fisik, kcbizmaan merokok, konsumsi alkohol, sayuran dan buah. Asupan lemak total, lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda (% dari total kalori) diperolch Icbih tinggi dibandingkan rekomendasi PERKENI/NCEP/AHA/ADA (4l.23%, 21.51% and 9.32%), kecuali asupan lemak tidak jenuh ganda berdasarkan PERKENI (6.8?7%). Asupan omega-3 dan omega-6 tidak memenuhi rekomendasi berdasarkan IOM. Hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia ditemukan pada penelitian ini. Sementara itu, insulin puasa berada dalam nilai nonnal (7.63 u/L). Tidak ditemukan hubungan antara asupan berbagai jenis lemak dengan insulin pada laki-laki dcwasa dengan obesitas sentral, tetapi plasma asam lemak bebas memiliki hubungan positif dengan asupan temak tidak jenuh ganda (% dari total kalori) (rp=0.l90, p<0.05), dan plasma glukosa puasa (r=0.l93, p<0.05). Penelitian kasus-kontrol perlu dilakukan untuk dapat melihat secara jelas hubungan antara asupan berbagai jenis lemak dengan insulin pada seseorang dengan dan tanpa obesitas sentral atau pada seseorang dengan dan tanpa resistensi insulin. ......Obesity is known as the major global health problems, including in Indonesia. This situation is associated with nutritional transitional characterized by changing in dietary patterns, leading to the prevailing degenerative diseases. Waist circumference is strong predictor of insulin resistance, an initial phase for development of type 2 diabetes melitus. High intake of SFA is contributed to insulin resistance. Data on the relations between intake of fatty acids and insulin resistance in Indonesia are very limited. A cross-sectional study was undertaken to examine the association between intake of different fatty acids and insulin level in abdominal obese adult men in Jakarta. Dietary fatty acids was obtained through validated fat SQ-F FQ to |26 men with abdominal obesity aged 30-SO, who pass the screening procedure through clinical and blood assessment. Anthropomethric assessments were done to obtain body weight, height and waist circumference. Biochemichal assessments were undertaken to obtain fasting plasma insulin, glucose, FFA and profile lipid. Global Physical Activity Questionnaire and STEPS questionnaire were used to obtain data on physical activity, smoking habit, alcohol use, fruit and vegetable consumption. Intake of total fat, SFA, MUFA and PUFA (% of total calories) were found higher than that of the PERKENI/NCEP/AI-IA/ADA recommendations (4l.23% , 21.51% and 9.32%), except PUFA intake based on PERKENI (6.87%). Intake of omega-3 and omega-6 PUFA did not meet the requirement suggested by IOM. Hypercholesterolemia and hypertrigliseridemia were found among subjects. Mean fasting plasma insulin was found within desirable range (7.63 ufL). There is no correlation between intakes of different fatty acids and insulin levels in abdominal obese adult men, but FFA plasma were positively correlated with PUFA intake (% of total calories) (rp=0-l90, p<0.05) and fasting plasma glucose (rp=0.l93, p<0.05)- Further study need to be conducted to have clearly understanding of the relationship between intake of different fatty acids and insulin level between abdominal obese and non-abdominal obese or insulin resistance and non insulin resistance using case-control study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32320
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
(Eurycomalongifolia Jack) yang digunakan secara turun temurun untuk meningkatkan vitalitas pria. Namun mekanisme kerja buceng terhadap peningkatan vitalitas masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah buceng dapat meningkatkan kadar Testosteron (Te), Luteinizing Hormone (LH), dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) pada tikus. Metode: 20 tikus jantan Sprague Dawley umur 3 bulan dibagi menjadi 2 grup secara random masing-masing terdiri dari 10 ekor. Setelah satu minggu aklimatisasi, kelompok kontrol diberi aquadest 2 mL. Kelompok perlakuan diberi 2 mL ekstrak buceng (25 mg) selama 7 hari berturut-turut, kemudian diperiksa kadar Te, LH, dan FSH, masing-masing dengan metode RIA dan IRMA. Data dianalisis menggunakan t-test tidak berpasangan untuk membandingkan kadar Te, LH, dan FSH pada kedua grup. Hasil: Rerata kadar Te pada kelompok perlakuan (3,55 pg/mL) lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok kontrol (1,00 pg/mL) p = 0.003. Rerata kadar LH tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok (0,12 pg/mL vs 0,11 pg/mL, p= 0,81), demikian juga FSH (0,15 pg/mL vs 0,14 pg/mL, p = 0,088). Kesimpulan: Pemberian ekstrak buceng meningkatkan kadar testosteron yang mungkin berperan pada peningkatan vitalitas pria.
Abstract
Background: Buceng is a combination of plant of purwoceng (Pimpinella alpina Molk) and pasak bumi (Eurycomalongifolia Jack) that has been traditionally used to enhance adult male vitality. However, the mechanism of action of buceng has not been understood. This study was aimed to elucidate whether buceng could increasing Testosterone (Te), Luteinizing Hormone (LH), and Follicle Stimulating Hormone (FSH) level in rats. Methods: 20 male Sprague Dawley rats were randomly assigned into two groups. After one week of acclimatization, control group was given aquadest 2 mL, while treated group B received 2 mL (containing 25 mg) buceng extract for seven successive days. The plasma concentration of Te, LH, and FSH were assesed by RIA and IRMA method respectively. Independent t-test was used to analyze the different concentration of Te, LH, FSH between the two groups. Results: Testosterone level of treated group was significantly higher (3.55 pg/mL) compared to control group (1.00 pg/mL), p = 0.003. LH concentrations of treated group (0.12 pg/mL) was slightly but not significantly higher compared to control group (0.11 pg/mL), p = 0.810. Likewise, the FSH level was not significantly different between the two groups (0.15 vs 0.14 pg/mL, p = 0.088). Conclusion: Administration of buceng extract increases testosteron level which might play a role in enhancing male vitality.
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung. Fakultas Kedokteran], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vaccariello, Liz
London: Rodale, 2010
613.25 VAC f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syahidati Fauzana
Abstrak :
ABSTRACT
Lelaki Seks dengan Lelaki LSL merupakan salah satu populasi kunci untuk kasus HIV/AIDS tetapi populasi tersebut merupakan populasi yang sulit dijangkau karena masih adanya stigma di masyarakat sehingga ukuran populasinya tidak diketahui. Hal tersebut membuat penelitian pada kelompok LSL sulit untuk dilakukan karena tidak ada sample frame yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jumlah sampel. Metode sampel Respondent Driven Sampling RDS merupakan metode pengambilan sampel bagi populasi tersembunyi dengan menggunakan prinsip snowball sampling. Prinsip snowball sampling membuat data yang dikumpulkan rentan untuk mengalami bias karena tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Untuk menghilangkan bias tersebut teknik analisis data yang digunakan tidak seperti biasanya. Terdapat perangkat khusus yaitu RDSA untuk menganalisis datanya. Tetapi, hingga kini masih ada analisis data pada LSL mengabaikan fakta bahwa data dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis seakan-akan data dikumpulkan dengan metode Simple Random Sampling SRS . Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis univariat dan bivariat data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis sesuai dengan tekniknya menggunakan RDSA dan data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis secara biasa menganggap bahwa data seolah-olah dikumpulkan dengan metode SRS menggunakan STATA. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan estimasi proporsi diantara keduanya terutama pada bagain Confidence Interval CI. Hasil RDSA menghasilkan CI yang lebih lebar dibandingkan dengan hasil yang menggunakan asumsi Simple Random Sampling.
ABSTRACT
Men who have sex with men MSM is one of the key populations for HIV AIDS cases but the population is one of the most inaccessible populations due to the stigma in society that the population size is unknown. This makes the study in groups of MSM difficult to do because there is no sample frame that used as a benchmark to find the number of samples. Respondent Driven Sampling RDS is a sampling method for hidden population by using snowball sampling principle. The principle of snowball sampling makes collecting data potential to biases because not all populations have the same probability to choose. To drop the biases the data analysis techniques used are not as usual. There is a special tool that is RDSA to analyze the data. However, until now there is still data analysis on MSM ignoring the fact that data collected by RDS method but analyzed as if data collected by Simple Random Sampling SRS method. The aim of this study was to compare the results of univariate and bivariate analyzes of data collected by RDS method but analyzed by the technique using RDSA and data collected by RDS method but analyzed assuming that data collected by SRS method using STATA. The results show that there is difference estimation of the proportion between the two, especially in the section Confidence Interval CI . RDSA results produce a wider CI than using Simple Random Sampling assumption results. Key words HIV AIDS, Men who have sex with men MSM , Respondent Driven Sampling RDS, Simple Random Sampling SRS.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. An Haryono
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku seksual beresiko merupakan perilaku yang dapat menyebabkan penularan penyakit melalui hubungan seksual seperti HIV. Lelaki Seks Lelaki LSL merupakan satu kelompok yang beresiko penularan HIV. Faktor dukungan sebaya atau kelompok yang didapatkan oleh LSL mempengaruhi hidup dari LSL tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa antara dukungan sebaya dan perilaku seksual beresiko pada LSL di Kota Medan. Pada penelitian ini menggunakan metode crossectional dengan metode pengumpulan data purposive sampling dengan jumlah responden penelitian 180. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner perilaku seksual dan peer group caring interaction scele PGCIS. Uji Analisa untuk mencari hubungan antara dukungan sebaya dan perilaku seksual beresiko digunakan metode Chi Square. Hasil dari penelitian ini yang dilakukan Analisa dengan perhitungan chi square didapatka nilai P value adalah 0,000007. Nilai P value 0,000007 yang lebih kecil dari nilai alpha 0.05 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sebaya terhadap perilaku beresiko.
ABSTRACT
Risk sexual behavior is a behavior that can lead to the transmission of sexually transmitted diseases such as HIV. Men Sex Male MSM is a group that is at risk of HIV transmission. Peer support factors or groups obtained by MSM affect the life of the MSM. The purpose of this study was to analyze between peer support and risky sexual behavior in MSM in Medan City. In this study using crossectional method with data collection method purposive sampling with the number of respondents research 180. Questionnaire used is the questionnaire sexual behavior and peer group caring interaction scele PGCIS. Test Analysis to find the relationship between peer support and sexual behavior at risk used Chi Square method. The result of this research is Analyze with chi square calculation got P value value is 0,000007. P value value 0,000007 which is smaller than alpha value 0.05 can be interpreted that there is relationship between peer support to behavior at risk.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claire, Thomas
Yogyakarta: B-First, 2006
181.45 CLA y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Morgentaler, Abraham
New York: McGraw-Hill, 2009
612.61 MOR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book is a concise, easy to read professional text with a focus on practical aspects. All chapters include tables on sex/gender differences in symptoms and management and a series of suggestions to the novice in the field. Chapters are specialty-specific. The focus is not on women’s health, but the presentation of differences in clinical symptoms, management and outcomes in women and men. Gender Medicine strives to employ the knowledge about these differences to improve diagnosis, better understand pathogenesis and advance patient-oriented therapy.
London : Springer, 2012
e20426004
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The text encompasses the basic science of reactive oxygen species (ROS) production by mammalian spermatozoa, the way in which these highly reactive molecules are processed by the germ line and the physiological significance of this redox activity in the generation of a functional gamete. The factors responsible for perturbing the delicate balance between physiological redox signaling on the one hand and oxidative stress on the other are also extensively reviewed and some of the first clues concerning the underlying mechanisms (age, heat, infection, cryostorage, aberrant lipid metabolism), clearly identified. From a clinical perspective there are chapters setting out the methods we should be using to diagnose oxidative stress in the male germ line, a clinical perspective on the aetiology of this condition and detailed considerations of the most suitable means of ameliorating such stress from a therapeutic point of view.
New York: Springer, 2012
e20401823
eBooks  Universitas Indonesia Library