Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Risma Delvina
Abstrak :
Penelitian ini adalah tentang makoto sebagai konsep moral orang Jepang. Nilai makoto ini tercermin dalam ajaran Konfusianisme, Budhisme dan Shintoisme. Makoto dalam penelitian ini dilihat sebagai sumber dari etos kerja orang Jepang, berdasarkan pemikiran dari Suzuki Shousan, Ishida Baigan dan Shibusawa Eiichi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makoto merupakan dasar bagi terbentuknya etos kerja orang Jepang yang menunjukkan kesungguhan, ketulusan, kesetiaan dan kejujuran. Penelitian ini juga menemukan bahwa meskipun ada perubahan perilaku kerja di kalangan generasi muda Jepang dewasa ini, namun secara hakiki moral makoto masih tetap dipertahankan dalam kehidupan orang Jepang.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T17551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Karamina Alifah
Abstrak :
Beban kerja mental yang tinggi dapat mengakibatkan kelelahan dan penurunan konsentrasi serta performa pekerja. Penelitian dilaksanakan untuk melihat pengaruh beban kerja mental terhadap kelelahan mental. Pengukuran kelelahan mental dilaksanakan pada 10 menit awal dan akhir waktu kerja menggunakan electroencephalogram, sedangkan beban kerja mental diukur setelah pekerjaan diselesaikan dengan menggunakan kuesioner NASA-TLX. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada gelombang alpha yang mengindikasikan adanya peningkatan kelelahan mental dan menemukan bahwa variabel absolute alpha lebih sensitif dalam melihat peningkatan gelombang alpha dibandingkan dengan relative alpha. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja mental dengan kelelahan mental walaupun kekuatannya tidak tergolong kuat. ......High mental workload can lead to fatigue and further result in decreased concentration and work performance. This study is conducted to see the effects of mental workload towards mental fatigue. Mental fatigue measurement was held at the first and the last 10 minutes of the working time using electroencephalogram, while mental workload measurement was held after the work is completed using the NASA-TLX questionnaire. Research shows that there is an increase in alpha band which indicates an increase in mental fatigue and also finds that absolute alpha is more sensitive to see the increase in alpha band compared to the relative alpha. This study proves that there is a relationship between mental workload and mental fatigue although it's not relatively strong.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kurniasari Ilyas Nampira
Abstrak :
Latar Belakang : Beban kerja mental pada PLLU yang tidak diimbangi dengan feedback yang cukup akan meningkatkan risiko kelelahan dan menurunkan keselamatan penerbangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan beban kerja mental dan faktor dominan lain dengan kelelahan pada PLLU di bandara Soekarno-Hatta. Metode: Desain penelitian menggunakan desain pre-post dengan consecutive sampling. Dilakukan pada pemandu lalu lintas udara unit controller di bandara Soekarno Hatta. Penelitian menggunakan NASA-TLX, alat reaction time L-77 Lakassidaya dan HRV. Variabel yang dianalisis adalah beban kerja mental, umur, masa kerja, jenis kelamin, unit kerja, kerja gilir, stres, kebiasaan rokok, alkohol, latihan fisik dan suhu. Hasil: Dari 334 PLLU unit controller hanya 104 responden yang bersedia mengikuti penelitian dan 103 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan beban kerja mental memiliki korelasi lemah dengan kelelahan r=0,114 . Faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kelelahan adalah stres, kebiasaan merokok dan masa kerja. PLLU dengan stres mempunyai relative risk 145 lebih tinggi dibandingkan yang tidak stres [ Risk Relative RR = 1,45 ; 95 interval kepercayaan IK 1,055-1,999;p = 0,007], merokok memiliki korelasi sedang r=0,315 dan masa kerja memiliki korelasi lemah p=0,034; r=0,172 dengan kelelahan. Simpulan: Beban kerja mental, stres, kebiasaan merokok dan masa kerja memiliki hubungan dengan kelelahan pada PLLU di bandara Soekarno Hatta. ......Background: Mental workload on ATC which don rsquo t have enough feedback will increase fatigue risk and decrease aviation safety. The aims of this study were to know association between mental workload and other dominant factor with fatigue in ATC at Soekarno Hatta airport. Methods: The design of the study was pre post with consecutive sampling of all Air Traffic Controller unit in Soekarno Hatta Airport. This study used NASA TLX, reaction time L 77 Lakassidaya and HRV. The variables analyzed were mental workload, age, lenght of work, gender, work unit, shift, stress, smoking habit, alcohol, physical exercise and temperature. Results: From 334 Air Traffic Controllers only 104 were willing to participate and only 103 respondents meet the inclusion criterias. Obtained mental workload has a weak correlation with fatigue r 0,114 . The dominant factors associated with fatigue are stress, smoking habits and lenght of work. ATC with stress has a relative risk of fatigue of 145 higher than non stressful ATC Risk Relative RR 1,45 95 confidence interval CI 1,055 1,999 p 0,007 , smoking has moderate correlation r 0,315 and lenght of work has weak correlation p 0,034 r 0,172 with fatigue. Conclusions: Mental workload, stress, smoking and length of work have associated with fatigue at ATC at Soekarno Hatta airport.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Agistha Nanda Pratama
Abstrak :
Mahasiswa merupakan pekerjaan yang membutuhkan banyak sumber daya mental. Beban kerja mental dipengaruhi oleh banyak faktor, yang salah satunya adalah faktor lingkungan. Dalam rangka mengoptimalkan beban kerja mental pada mahasiswa, khususnya mahasiswa pria, penelitian ini ingin mengetahui signifikansi dari faktor suhu, pencahayaan, dan intensias suara musik klasik terhadap beban kerja mental, yang terdiri dari akurasi dan waktu, serta detak jantung rata-rata dan maksimal dalam pengerjaan tugas numerik. Selain itu, penelitian ini juga mencari kombinasi suhu, pencahayaan, dan intensitas suara musik klasik yang optimal terhadap beban kerja mental dan kenyamanan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ada faktor utama yang signifikan terhadap empat faktor beban kerja mental yang diukur, namun interaksi faktor berpengaruh signifikan terhadap akurasi dan waktu. Kombinasi optimal yang didapatkan berbeda-beda tergantung sudut pandang keluaran yang ingin didapatkan. ......Student is a job that needs much mental resources. Mental workload is affected by many factors, that one of it is environmental factor. In order to optimize mental workload to student, especially male student, this research tend to find signification from temperature, illumination, and classical music sound intensity factor to mental workload, which are accuracy and time, and also average and maximum heart rate in doing numerical task. Beside of that, this research also tends to find temperature, illumination, and classical music sound intensity optimal combination to mental workload and comfort. Result from this research shows that there are no main factors that significant to four factors of mental workload that measured, but factors interaction are significant to accuracy and time. Acquired optimal combination are vary depend on view of output that want to be achieved.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Surya Mediawati
Abstrak :
Pengembangan alat ukur menelaah perubahan psikologis, mental dan perilaku saat interaksi dalam konteks asuhan keperawatan melalui telaah hasil persepsi teruji, observasi pendamping, observasi dari penguji dan angket klien, sehingga dapat memberikan informasi diagnostik beban kerja mental. Selama interaksi perawat dengan klien dipengaruhi oleh jenis interaksi, kondisi klien, ketersediaan waktu, kemampuan berfikir kritis, kemampuan mengelola masalah, keseimbangan diri dan kontrol diri. Beban kerja mental saat interaksi dapat muncul apabila terjadi selisih kapasitas maksimum seorang perawat untuk dapat melakukan upaya fisik, mental, pengelolaan waktu, kinerja, upaya mengelola perasaan frustrasi dan effort dengan pengaruh yang muncul saat interaksi. Akibat terjadinya beban kerja mental dapat muncul perubahan fisik, perubahan perilaku dan perubahan psikologis. Pendekatan interpretasi menggunakan skala interval dan skala ordinal yang diisi oleh 596 partisipan dengan 11 case processing data. Penelitian dilaksanakan di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan. Validitas dan reliabilitas variabel persepsi teruji (?=0,996 sebelum interaksi dan ?=0,993 setelah interaksi), observasi (?=0,844 sebelum interaksi, ?=0,711) orientasi (?=0,711), identifikasi (?=0,769), eksplorasi (?=0,773), resolusi (?=0,820), setelah interaksi (?=0,772), angket klien (?=0,64). Hasil pengujian model Confirmatory Factor Analisis (CFA) melalui program Lisrel menghasilkan p-value = 0,150 (p>0,05) dan RMSEA = 0,075 (RMSEA<0,1). Simpulan alat ukur ini vaild dan reliabel yang fit karena telah menggunakan komponen-komponen yang menyebabkan model alat ukur fit sebagai informasi diagnostik pengukuran beban kerja mental. Saran diperlukan dukungan regulasi sebagai implikasi dalam penggunaan alat ukur. ......Development of a measuring tool examines the psychological changes, mental and behavioral interactions in the context of nursing care through the study of perception results tested, companion observation, observation of testing and questionnaire client, so it can provide diagnostic information of mental workload. During the interaction of nurses with clients affected by the type of interaction, client conditions, availability of time, critical thinking skills, ability to manage the problem, the balance of self and self-control. Mental workload when interaction occurs when there is difference in the maximum capacity of a nurse to be able to perform physical effort, mental, time management, performance, efforts to manage feelings of frustration and effort to the effect that appears when the interaction. Due to the occurrence of mental workload may arise physical changes, changes in behavioral and psychological changes. Interpretation approach using interval scale and ordinal scale completed by 596 participants with 11 case processing data. The experiment was conducted in the province of West Java, Central Java, West Sumatra and South Sulawesi. Validity and reliability perception variables tested (? = 0.996 and ? = before interaction after interaction 0.993), observation (? = 0.844 before interaction, ? = 0.711) orientation (? = 0.711), identification (? = 0.769), exploration (? = 0.773), resolution (? = 0.820), after the interaction (? = 0.772), client questionnaire (? = 0.64). The results of model testing Confirmatory Factor Analysis (CFA) through lisrel program produces p-value = 0.150 (p> 0.05) and RMSEA = 0.075 (RMSEA<0.1). Conclusions this measure vaild and reliable fit for the use of components that cause the model fit as a measuring instrument diagnostic information measuring mental workload. Suggestions needed support as the regulatory implications of the use of measuring tools.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library