Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Dyah Hutami Kawigraha
Abstrak :
Karbon mesopori telah disintesis dengan menggunakan metode soft-templating dengan menggunakan phloroglucinol sebagai prekursor karbon dan pluronic F127 sebagai template untuk membentuk pori dengan ukuran meso pada struktur karbon. Karbon mesopori kemudian diimpregnasi dengan logam nikel, dengan menggunakan Ni NO3 2. Setelah diimpregnasi, material selanjutnya diuji kemampuan katalisisnya untuk reaksi asetilen dengan CO2. Reaktor yang digunakan adalah lsquo;batch reactor rsquo; dari gelas kaca. Hasil BET membuktikan adanya hysteresis loop dan isotherm adsorpsi tipe IV dengan diameter pori sebesar 7,46 nm. Dengan instrumen EDX dibuktikan bahwa impregnasi nikel berhasil dengan masing-masing persen nikel untuk reduksi dengan etilen glikol pelarut air 34,48, etilen glikol pelarut air:etanol 0,02, NaBH4 0,9 dan gas H2 1,73. Pola XRD dari karbon mesopori yang direduksi dengan NaBH4 dan H2 menunjukan tidak ada perubahan pada struktur karbon mesopori, puncak 2 = 24,44 dan 43,18 hal ini membuktikan bahwa impregnasi logam tidak merubah struktur karbon mesopori. Pada uji aplikasinya, hasil analisa HPLC menunjukan puncak untuk baru pada waktu retensi 3,625 menit. Kondisi optimum didapatkan pada suhu 25 dan waktu 3 jam. ...... Mesoporous carbon has been synthesized using the soft templating method using phloroglucinol as carbon precursor and pluronic F127 as a template to form meso size pores on carbon structure. The mesoporous carbon is then impregnated with nickel metal, using Ni NO3 2. After impregnation, the material was further tested for its catalysis capacity for acetylene reactions with CO2. The reactor used is a 39 batch reactor 39 made of glass. The BET results prove the existence of hysteresis loop and IV type adsorption isotherm with a pore diameter of 7.46 nm. With EDX instrument it is proved that nickel impregnation succeeds with each percent of nickel, reduction using ethylene glycol with water as the solvent 34,48, ethylene glycol with water ethanol as the solvent 0,02, NaBH4 0,9 and H2 gas 1,73. XRD patterns of mesoporous carbon reduced with NaBH4 and H2 showed no change in mesoporous carbon structure, peak 2 24.44 and 43.18 This proves that metal impregnation does not alter the mesoporous carbon structure. In the application test, HPLC analysis shows a new peak at retention time of 3,625 minutes. The optimum condition was obtained at 25 and 3 hours.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sulistianti
Abstrak :
ABSTRAK
Revolusi industri meningkatkan konsentrasi CO2 di atmosfer yang berdampak pada efek rumah kaca yang memicu pemanasan global. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menangkap (capture) CO2 menggunakan karbon mesopori termodifikasi gugus amina. Penelitian ini membandingkan kemampuan adsorpsi CO2 menggunakan karbon mesopori hasil sintesis dan karbon aktif komersial, kemudian dibandingkan juga jika keduanya dimodifikasi dengan gugus amina. Karbon mesopori disintesis melalui metode soft template menggunakan phloroglucinol dan formaldehida sebagai sumber karbon; serta Pluronic F-127 sebagai agen pembentuk pori. Karbon mesopori hasil sintesis dan karbon aktif komersial kemudian dimodifikasi dengan triethylenetetramine (TETA) untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi CO2. Hasil XRD menunjukkan adanya dua puncak yang melebar dan tidak tajam pada 2θ = 24,21º dan 2θ = 43,85º, menurut indeks JCPDS, No. 75-1621 puncak ini adalah puncak khas untuk material karbon grafit heksagonal. Berdasarkan karakterisasi FTIR, karbon mesopori hasil sintesis memiliki kesamaan dengan karbon aktif komersial, yaitu tidak adanya puncak serapan yang muncul. Setelah dimodifikasi dengan TETA muncul puncak serapan pada daerah sekitar 1580-1650 cm-1 yang merupakan vibrasi N-H bending dan puncak serapan pada daerah sekitar 3150-3380 cm-1 yang merupakan vibrasi N-H stretching. Berdasarkan analisis BET, didapatkan informasi bahwa modifikasi dengan TETA menurunkan luas permukaan, volume pori, dan diameter pori. Luas permukaan karbon mesopori menurun dari 407,278 m2/g menjadi 205,559 m2/g setelah dimodifikasi dengan 10% TETA dan 208,300 m2/g setelah dimodifikasi dengan 20% TETA. Volume pori karbon mesopori menurun dari 0,6355 cm3/g menjadi 0,4149 cm3/g setelah dimodifikasi dengan 10% TETA dan 0,4199 cm3/g setelah dimodifikasi dengan 20% TETA. Uji adsorpsi CO2 menunjukkan bahwa karbon mesopori memiliki kemampuan adsorpsi CO2 yang lebih baik daripada karbon aktif komersial dan modifikasi dengan TETA mampu meningkatkan adsorpsi CO2. Karbon mesopori mampu mengadsorpsi CO2 sebanyak 9,916 mmol/g dan karbon aktif mampu mengadsorpsi CO2 sebanyak 3,84 mmol/g selama 3,5 jam waktu adsorpsi, karbon mesopori tiga kali lebih baik daripada karbon aktif dalam mengadsorpsi karbon dioksida. Karbon mesopori termodifikasi 50% TETA mampu mengadsorpsi CO2 terbesar yaitu 19,341 mmol/g, kemampuan adsorpsi karbon dioksida meningkat sekitar 95% setelah dimodifikasi dengan 50% TETA daripada karbon mesopori tanpa modifikasi.
ABSTRACT
The Industrial Revolution was increasing concentrations of CO2 in the atmosphere that have an impact on the greenhouse effect which lead to global warming. Therefore, capture CO2 using mesoporous carbon modified amine group are studied. This research will compare the ability of CO2 adsorption using synthesized mesoporous carbon and commercial activated carbon, and compared if they are modified by amine group. Mesoporous Carbon were synthesized by soft template method using phloroglucinol and formaldehyde as a carbon source; and Pluronic F- 127 as a mesoporous agent. Synthesized mesoporous carbon and commercial activated carbon were modified with triethylenetetramine (TETA) to increase CO2 adsorption capacity. Based on FTIR characterization, the synthesized mesoporous carbon and the activated carbon without modification process has similarity pattern. After the modification, both of them showed absorption peaks in the area around 1580 to 1650 cm-1 which is known as N-H bending vibration and absorption peaks in the area around 3150 to 3380 cm-1 which is known as N-H stretching vibration. The XRD results showed two peaks were widened and rounded at 2θ = 24.21º and 2θ = 43.85º, According to JCPDS index No. 75-1621, those peaks are the typical peak for hexagonal carbon graphite. In BET analysis, the modifications by TETA can decrease surface area, pore volume and pore diameter. Mesoporous carbon surface area decreased from 407.278 m2/g to 205.559 m2/g after being modified with 10% TETA and 208.300 m2/g after being modified with 20% TETA. The pore volume of mesoporous carbon decreases from 0.6355 cm3/g to 0.4149 cm3/g after being modified with 10% TETA and 0.4199 cm3/g after being modified with 20% TETA. The testing adsorption of CO2 showing that the mesoporous carbon is better than the commercial activated carbon for CO2 adsorption and modified with TETA able to increase the adsorption of CO2. Mesoporous carbon is able to adsorb CO2 of 9.916 mmol/g and the activated carbon is able to adsorb CO2 of 3.84 mmol/g for 3.5 hours adsorption, mesoporous carbon three times better than activated carbon for adsorption of carbon dioxide. The modified mesoporous carbon 50% TETA is the most able to adsorb CO2 of 19.341 mmol/g, carbon dioxide adsorption capacity increased by about 95% after being modified with 50% TETA.;
2016
S65342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library