Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilita Rina Yanti Eff
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Glukokortikoid memiliki efek penting terhadap proses seluler dan metabolik yang berperan dalam respon imun dan inflamasi. Masalah utama dalam penggunaan glukokortikoid adalah dalam timbulnya efek samping yang sering terjadi pada pemberian jangka panjang dengan dosis menengah. Penggunaan liposom sebagai pembawa obat, dalam hal ini metilprednisolon palmitat (MPLP) diharapkan dapat menurunkan efek samping yang ditimbulkan. Metilprednisolon palmitat adalah senyawa yang berhasil diinkorporasi ke dalam membran liposom, membentuk L-MPLP. Penelitian ini bertujuan: 1) menilai efek biologik L-MPLP sebagai senyawa Baru, yaitu dengan menilai secara kuantitatif kadar TNF a yang diperoleh dari kultur limpa mencit jantan galur C3H menggunakan ELISA, setelah 48 jam pemberian MPLP intravena dengan dosis 2 mg/kg BB, 8mg/kg BB dan 16 mg/kg BB dan pemberian L-MPLP ke dalam kultur secara in vitro dengan konsentrasi 5x 10"3 mM, 5 x10`2 mM dan 5 x104 mM, dibandingkan dengan kontrol metilprednisolon (MPL). 2) Mengetahui apakah MPLP atau metabolitnya akan terdistribusi di hepar dan limpa dengan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan MPL pada jangka waktu dan pemberian yang sama, yang diukur dengan menggunakan TLC. Perhitungan kadar diiakukan menggunakan grogram Presto Page Manager dan Adobe Photo Shop 5.0. Hasil dan Kesimpulan : Pada kultur in vivo, L-MPLP dengan dosis 8 nag/kg BB dan 16 mg/kg BB setelah 48 jam pemberian, menyebabkan hambatan proliferasi limfosit (penekanan kadar TNF a), yang berbeda bermakna (pc-0,05) dibandingkan kontrol MPL. Sedangkan pada kultur in vitro, L-MPLP dengan konsentrasi 5 x 10-1 mM menyebabkan hambatan proliferasi limfosit (penekanan kadar TNF a) yang berbeda bermakna (p<0,05) dibandingkan kontrol MPL . Distribusi MPLP atau metabolitnya di hepar dan limpa, walaupun tidak bermakna secara statistik (p>0,05), tetapi menunjukkan kecenderungan terdistribusi di hepar dan limpa dengan kadar yang lebih tinggi dibanding dengan kontrol MPL.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T1693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Siswoyo
Abstrak :
Tujuan : Mengetahui manfaat pemberian suplemen kreatin 4x5 g/hari selama 5 hari berturut-turut pada olahraga angkat beban terhadap kadar asam urat darah. Tempat : Pusat Kebugaran ?Fitness One? JI. Jenderal Gatot Subroto Jakarta.

Penelitian eksperimen berpasangan dan tersamar ganda terhadap 34 siswa pria Sekolah Kesehatan TNI Angkaran Laut. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik subyek penelitian berdasarkan data demografi (umur), data antropometri (berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh), analisis asupan zat gizi dengan food recall 1x24 jam, data tekanan darah dan frekuensi denyut nadi, gambaran elektrokardiogram, dan data laboratorium ( Hemoglobin, SGOT, SGPT, Ureum, kreatinin darah, kreatinin urin, asam urat darah). Data dianalisis dan diuji dengan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon.

Hasil menunjukkan usia rata-rata 25,65 kurang lebih 3,77 tahun (kelompok kreatin) dan 26,24 kurang lebih 3,73 tahun (kelompok kontrol, IMT 23,76 kurang lebih 2,31 kg/m2 pada kelompok kreatin, 22,88 kurang lebih 2,14 kg/m2 pada kelompok kontrol. Asupan kalori rata-rata 3017(1796-4385) Kal/hari pada kelompok kreatin dan 3080(2056-4129) Kal/hari pada kelompok kontrol, dengan proporsi energi sesuai dengan menu gizi seimbang. Asupan purin pada kelompok kreatin 285,50(86,50-598,00) mg/hari dan kelompok kontrol 297(118,75-457,00) mg/hari. Tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kreatin dengan kelompok kontrol dalam hal asupan energi, makronutrien, protein hewani, dan asupan purin. Fungsi sistem kardiovaskular, fungsi hati dan fungsi ginjal seluruh subyek dalam keadaan normal. Terdapat perbedaan yang bermakna kadar kreatinin darah pada 2 jam pasca perlakuan antara kelompok kreatin (1,19 kurang lebih 0,09 mg/dL) dengan kelompok kontrol(1,08d kurang lebih 0,12 mg/dI,) dengan p=0,005, 24 jam pasca perlakuan pada kelompok kreatin (1,19 kurang lebih 0,11 mg/dL) dan kelompok kontrol (1,11 kurang lebih 0,15 mg/dl.) dengan p=0,04, peningkatan kadar kreatinin urin pasca perlakuan pada kelompok kreatin {457(-580-1179) mg/24jam} am kelompok kontrol 22 (-515-747) mg/24jam} dengan p=0,044, dan peningkatan kadar asam urat darah 2 jam pasca perlakuan pada kelompok kreatin {0,40(-0,40-3,40) mg/dL} dan kelompok kontrol {1,80(0,00-4,30) mg/dL) dengan p=0,024.

Kesimpulan : Suplementasi kreatin 4x5 g/hari selama 5 hari berturut-turut dapat menghambat peningkatan kadar asam urat darah pada 2jam pasca latihan angkat beban.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadra Septiadi
Abstrak :
Tingginya prevalensi dislipidemia menjadi masalah kesehatan dunia. Diet tinggi lemak merupakan faktor risiko utamanya. Penatalaksanaannya mencakupi pengontrolan profil lipid. Senyawa yang mengintervensi metabolisme lipid dapat menurunkan kadar lipid plasma. Tumbuhan dari marga garcinia mempunyai berbagai metabolit sekunder, seperti xanthones, alkaloids, saponin, and flavonoid. Beberapa senyawa tersebut memiliki bioaktivitas hipolipidemik. Penelitian ini membuktikan pengaruh ekstrak kulit buah Garcinia dioica pada kadar LDL plasma tikus. Penelitian ini menggunakan 25 tikus strain Wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok diet standar, kelompok diet tinggi lemak, serta kelompok uji ekstrak Garcinia dioica 10 mg, 20 mg, dan 30 mg. Kelompok diet standar mendapatkan pakan pellet dan 1 ml PTU selama 21 hari untuk acuan tikus normal, sedangkan kelompok diet tinggi lemak diberi tambahan pakan tinggi lemak untuk acuan tikus hiperlipidemia. Kelompok uji mendapat pakan tinggi lemak selama 21 hari untuk induksi hiperlipidemia, dilanjutkan diet tinggi lemak disertai ekstrak Garcinia dioica selama 21 hari berikutnya. Kadar LDL antarkelompok diet dan antarkelompok uji dibandingkan. Nilai pada kelompok uji adalah 17.0±2.45 mg/dL, 26.6±4.16 mg/dL, dan 12.2±2.17 mg/dL. Hubungan kadar LDL dan dosis ekstrak bermakna signifikan (p<0.05). Disimpulkan ekstrak kulit buah Garcinia dioica memiliki efek hipolipidemik dan dosis 150 mg/kg/hari pada tikus yang hiperlipidemia memberikan efek terbaik.
Disorder of lipid metabolism, also called hyperlipidemia have been important diseases threating people health. The high fat diet is the main pathogenic cause of it, so regulate blood lipid has been hotspots on research nowadays.Agents from natural products that inhibit and interference lipid metabolism are of theoretical benefit in the treatment of hyperlipidemia. Fruits from genus garcinia is a kind of natural plant product which contains multiple useful components. This study aims to investigate the effect of Garcinia dioica fruit bark extract on the LDL-C levels. Twenty five experimental rats divided into five experimental groups, including the standart diet group, the high fat diet group, and the high fat diet with 150, 100, 50 mg/(kg·d) Garcinia dioica fruit bark extract groups. The standart diet group were fed standart diet for 21 days to set up normal model rats, while high fat diet group were fed high fat diet for 21 days to set up the model of hyperlipidemia rats. The other three groups were fed high fat diet for 21 days to set up the model of hyperlipidemia rats and then were fed high fat diet with Garcinia dioica fruit bark extract for another 21 days. The LDL-C lowering efficacy was determined by comparing LDL-C levels among Garcinia dioica groups. The results showed that LDL-C decreased significantly (p<0.05) in all Garcinia dioica groups (high, moderate, low doses). The average LDL-C levels of high dose Garcinia dioica groups is the lowest. It is concluded that the Garcinia dioica fruit bark extract are significant in lowering LDL-C levels.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Rahmani Nursanti
Abstrak :
Adaptasi terhadap hipoksia kronik disebut memiliki efek protektif terhadap penyakit jantung koroner. Salah satu bentuk adaptasi terhadap hipoksia adalah pergeseran metabolisme energi dari jalur fosforilasi oksidatif menuju glikolisis anaerob. Laju glikolisis anaerob yang tinggi dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah energi setara dengan metabolisme aerobik. Akibatnya, kebutuhan glukosa meningkat pesat, terutama pada jaringan dengan kebutuhan energi besar seperti jantung. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diduga jalur glukoneogenesis, salah satunya dari prekursor alanin, teraktivasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa respon metabolik jaringan jantung terhadap hipoksia dengan menilai aktivitas spesifik alanin aminotransferase (ALT) pada jaringan jantung 25 tikus jantan Sprague Dawley yang diinduksi hipoksia sistemik (10% O2 dan 90% N2) selama 1, 3, 7, dan 14 hari dibandingkan kontrol normoksia. Distribusi data tidak normal sehingga analisis dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji post-hoc Mann-Whitney. Hasilnya, aktivitas spesifik ALT menunjukkan tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya durasi hipoksia. Dibandingkan dengan kelompok normoksia, perbedaan bermakna hanya didapatkan pada kelompok tikus hipoksia 14 hari (p = 0.047). Dapat disimpulkan, aktivitas ALT jaringan jantung dipengaruhi kondisi hipoksia. Aktivitas ALT berperan mempertahankan laju glikolisis anaerob sehingga kebutuhan energi jantung dapat terpenuhi.
Adaptation to chronic hypoxia is said to provide protective effects against coronary artery disease. One of adaptation form is a shift in energy metabolism from oxidative phosphorylation towards anaerobic glycolysis. High rate anaerobic glycolysis is needed to obtain same amount of energy as aerobic metabolism. Therefore, glucose demands rapidly increased, especially in tissue with large energy demands such as cardiac tissue. To meet those needs, it is suspected that gluconeogenesis pathway is activated, one of which from alanine precursor. This study is aimed to analyze metabolic responses of cardiac tissue towards hypoxia by evaluating alanine aminotransferase (ALT) specific activity in cardiac tissues of twenty five males Sprague Dawley induced by systemic hypoxia (10% O2 and 90% N2) for 1, 3, 7, and 14 days, compare with normoxic group. Because its abnormal distribution, data were analyzed using Kruskal-Wallis test, then post-hoc Mann-Whitney. The results showed relative increasing trend of median ALT specific activity as hypoxia duration increased. But, comparing to the normoxic group, significant difference only found in group induced by systemic hypoxia for 14 days (p=0.047). In conclusion, ALT activity of cardiac tissue is affected by hypoxic conditions. ALT activity plays a role in maintaining anaerobic glycolysis rate to meet energy demands.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gibson, G. Gordon
Jakarta: UI-Press, 1991
574.133 GIB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mann, J.
Oxford: Clarendon Press, 1980
572.4 MAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chen, Xulu
Singapore : Silkroad Press, 2013
572.4 CHE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Djaya
Abstrak :
Tujuan : untuk memperoleh data profil lipid dan kadar glukosa darah penderita SH, serta hubungannya dengan asupan makanan dan status gizi. Tempat : RS Sumber Waras, Jakarta Barat. Bahan dan Cara : Setelah mendapat izin dari Komite medik RS Somber Waras, maka dilakukan penelitian dengan desain cross sectional pada 140 penderita SH(100 laki-laki dan 40 perempuan) yang sesuai dengan kriteria penerimaan. Data yang dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin, analisis asupan makanan selama 3 hari di RS, antropometri (TLT&LLA), USG dan pemeriksaan laboratorium darah (profil lipid, kadar glukosa puasa & 2 jam PP). Uji statistik yang digunakan adalah t-test, Mann Whitney, Kolmogorov-Smimov dan uji korelasi Pearson /Spearman rank. Hasil : Subyek penelitian berjumlah 140 orang (100 laki-laki dan 40 perempuan), 59,3 % subyek memenuhi kriteria Child C, dengan menggunakan parameter AOLA menunjukkan 70,98% subyek Child B dan 75,90% subyek Child C memiliki status gizi muscle wasting. Pada pemeriksaan profit lipid didapatkan hasil kadar kolesterol total <200mg/dL,.LDL < 130 mg/dL, HDL < 40 mg/dL dan trigliserida < 200 mg/dL pada subyek Child B dan C. Profit lipid Child C lebih rendah dari Child B ( semakin luas kerusakan jaringan hati, terdapat gangguan sintesis lipid). Tidak terdapat hubungan bermakna antara profil lipid dengan status gizi, tidak terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan jumlah asupan makanan. Terdapat korelasi positif antara kadar trigliserida dengan jumlah asupan makanan subyek Child B dan korelasi positif antara kadar HDL dengan jumlah asupan makanan subyek Child C. Terdapat korelasi positif antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar glukosa darah 2 jam post prandial. KES1MPULAN : Rendahnya profil lipid pada subyek Child B dan C diduga karena asupan makanan yang kurang dari kebutuhan dan status gizi muscle wasting, disamping kerusakan sel hati yang luas, menyebabkan defisiensi sejumlah enzim LCAT dan hepatic lipase. Ditemukannya peningkatan kadar glukosa darah 2 jam post prandial (>I44mg/dL) pada subyek Child B dan C.
Objective : to obtain data about the lipid profile and blood sugar level in patients with cirrhosis hepatic and its relation to the food intake and nutritional status. Place: Sumber Waras Hospital, West Jakarta Materials and methods: after receiving permission from the Medical committee of Sumber Waras hospital. Crosses sectional study was done with 140 cirrhosis hepatize patients (100 males and 40 females) as the subjects fulfilling the criteria set for the study. The data colleted consisted of age,sex,analysis of 3 days food consumption in the hospital, anthropometric measurements('[SF&MUAC), USG and blood laboratory examination (lipid profile, blood sugar fasting & 2 hours post prandial). The following tests were used for data analysis t -test, Mann whitney, Koimogorov-Smirnov and Pearson/Spearman rank. The results: Of the 140 subjects 59,3% fulfilled Child C critera who, based on MAMA parameter, were classified as Child B subjects (70,98 %) and Child C subjects (75,90) with muscle wasting. The lipid profile was as follows. Total cholesterol < 200mg/dL; LDL < 130 mgldL, HDL < 40 mg/dL and triglyceride <200 mg/dL in Child B and C subjects. The lipid profile of Child C subjects was lower than Child B(in extensive liver tissue damage synthesis is disturbed). There is no significant relation between the lipid profile and nutritional status, and between nutritional status with food intake. There is positive correlation between blood triglyceride level and food intake of Child 13 subjects and between blood HDL level with food intake of Child B subjects. There was also positive con-elation between fasting blood glucose level and 2 hours post prandial blood sugar. Conclusion: the low level of lipid profile of subject Child B and C subjects are assumed to be related insufficient food intake and muscle wasting besides extensive liver tissue damage which lead to a deficiency of a number of LCAT enzymes and hepatic lipase. The increase in the 2 hours post prandial blood glucose level (>140 mg/dL) of the Child B and C subjects.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T1475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charis Achmad Tajuddin
Abstrak :
PT. X mengembangkan sistem powderisasi timah (timah putih, Sn) melalui metode atomisasi gas. Sisa output yang off-spec masih memiliki kandungan timah sekitar 98%. Terdapat peluang yang cukup besar dalam pengolahan limbah powderisasi timah ini menjadi senyawa turunan timah bernilai tambah tinggi, salah satunya katalis. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah powderisasi timah menjadi prekursor katalis sulfated tin oxide. Limbah powderisasi timah berupa powder timah yang off-spec dilakukan pretreatment leaching untuk mendapatkan senyawa SnCl2. SnCl2 yang dihasilkan diproses lebih lanjut menjadi SnSO4. Katalis sulfated tin oxide disintesis dari SnSO4 menggunakan metode kalsinasi. Uji aplikasi katalis dilakukan pada reaksi esterifikasi asam asetat. Senyawa turunan timah yang dihasilkan dianalisis menggunakan X-Ray Diffraction, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray, dan Optical Microscopy untuk mendapatkan struktur morfologi kristal dan komposisi senyawanya. Analisis gugus fungsi dilakukan pada uji Fourier Transform InfraRed Spectroscopy sementara sifat termal dianalisis menggunakan Differential Thermal Analysis. Hasilnya diperoleh SnCl2 dengan yield 95%, SnSO4 berbentuk kristal dengan penambahan plasticizer PEG 6000 dengan ukuran 187-329 μm, serta katalis sulfated tin oxide dengan ukuran 27-72 nm. Aplikasi katalis pada reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol menghasilkan konversi sebesar 35,7 % dan 41,5%. ......X company developed a tin powderization system through the gas atomization method. The remaining off-spec output still has a tin content of around 98%. There is considerable opportunity in processing this tin powder waste into a high value-added tin derivative, one of which is a catalyst. Therefore, this research carried out the processing of tin powder waste into precursor sulfated tin oxide catalysts. The tin powder waste in the form of off-spec tin powder was carried out pretreatment leaching to obtain SnCl2 compounds. The SnCl2 produced is further processed into SnSO4. The sulfated tin oxide catalyst was synthesized from SnSO4 using a calcination method. The catalyst application test is carried out on the reaction of esterification of acetic acid. The resulting tin derivative was analyzed using X-Ray Diffraction, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray, and Optical Microscopy to obtain the crystal morphological structure and composition of its compounds. Functional group analysis was performed in the Fourier Transform InfraRed Spectroscopy test while thermal properties were analyzed using Differential Thermal Analysis. The results obtained are SnCl2 with a yield of 95%, SnSO4 is crystalline with the addition of PEG 6000 plasticizer with a size of 187-329 μm, and sulfated tin oxide catalyst with a size of 27-72 nm. The application of the catalyst in the esterification reaction of acetic acid with ethanol resulted in conversions of 35.7% and 41.5%, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>