Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Gatot Hendarjo
"PT.Sumbermitra Sarijaya adalah sebuah industri pengecoran dan penempaan logam yang terletak di Balaraja Tangerang. Perusahaan ini menghasilkan suku cadang dari besi dan baja cor serta tempa dengan kapasitas pengecoran 12.000 metric ton besi abu-abu dan 6.000 metric ton baja cor per tahun. Perusahaan ini menemui kesulitan memasarkan produknya kepada produsen otomotif sehingga kapasitas terpasang belum terpakai secara memadai.
Untuk mengidentifikasikan strategi pemasaran yang tepat dilakukan penelitian deskriptif analisis dengan jalan menggambarkan kondisi lingkungan eksternal dan kondisi lingkungan internal perusahaan. Kemudian untuk menggambarkan posisi bersaing perusahaan digunakan teknik GE matrik.
Untuk pemilihan strategi pernasaran digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Melalui penilaian faktor-faktor eksternal yang terdiri dari 8 faktor dan faktor-faktor internal perusahaan yang terdiri dari 12 faktor dapat dilihat peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan dan kekuatan serta kelemahan perusahaan. Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman menghasilkan identifikasi atas faktor-faktor keberhasilan kunci (KSF).
Dari hasil penilaian lingkungan eksternal yang menunjukkan daya tarik industri dan penilaian lingkungan internal yang menunjukkan daya saing perusahaan dibuat matrik 3x3 dan diperoleh posisi bersaing P.T. Sumbermitra Sarijaya dengan strategi yang dianjurkan adalah strategi bertahan. Untuk menunjang strategi ini perlu dikembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan atau Sustainable Competitive Advantage (SCA).
Guna mengembangkan strategi bersaing dilakukan analisis PHA yang terdiri dari satu hirarki utama dan tiga sub hirarki . Hasil pemrosesan pendapat gabungan para responden dengan metode PHA ini adalah strategi biaya rendah, dengan pilihan utama melakukan pengawasan produksi untuk menekan biaya. Dengan landasan strategi biaya rendah dan penekanan pada kegiatan pengawasan produksi selanjutnya dikembangkan bauran produk, harga, distribusi, dan promosi yang sesuai dengan strategi tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raden Rafi Muhammad Qinthara
"Di sektor otomotif, baja galvanis adalah material yang paling banyak digunakan. Ini memiliki berbagai aplikasi dalam potongan bodi mobil dan komponen lainnya. Karena digunakan secara luas, spesifikasi untuk setiap porsi bervariasi, menghasilkan berbagai varietas berbeda tergantung pada zat yang terkandung di dalamnya. Sekalipun sangat menguntungkan, pembuatan industri mobil terkadang meninggalkan residu karena kelebihan dari pemotongan dan prosedur produksi lainnya. Memang, industri mungkin menggunakannya kembali, tetapi kandungan seng sisa memerlukan waktu dan biaya pemrosesan tambahan. Akibatnya, degalvanisasi terjadi untuk menghilangkan komponen seng, membuat pemrosesan selanjutnya lebih mudah dan lebih murah. Hal ini dicapai dengan mencelupkan dalam larutan asam (H2SO4 dan HCl) untuk jumlah waktu dan konsentrasi tertentu (masing-masing 2,5 persen dalam 30, 60, 90 menit; 5 persen dalam 5, 10, 15 menit; dan 10 persen dalam 3, 6 menit). , 9 menit). Baik larutan asam dan waktu pencelupan dengan konsentrasi adalah dua variabel yang mempengaruhi efikasi penyisihan seng dalam degalvanisasi asam. Namun, ketika membandingkan dua pelarut, H2SO4 mengungguli HCl karena linieritasnya terhadap variabel yang diberikan. Di sisi lain, HCl mengungguli H2SO4 hanya dalam beberapa situasi dan memiliki tingkat penyisihan seng rata-rata yang lebih rendah bila dibandingkan dengan dua lainnya.

In the automotive sector, galvanized steel is the most utilized material. It has a variety of applications in the automobile's body pieces and other components. Because it is extensively utilized, the specifications for each portion vary, resulting in a variety of distinct varieties depending on the substance contained within. Even if it is extremely beneficial, the manufacturing of automobile industries occasionally leaves a residue because of excess from cutting and other production procedures. Indeed, the industry might reuse it, but the scrap's zinc content necessitates additional processing time and expense. As a result, chemical degalvanization occurs to remove the zinc component, making subsequent processing easier and less expensive. It is accomplished by dipping in acid solution (H2SO4 and HCl) for a specified amount of time and concentration (respectively 2.5 percent in 30, 60, 90 minutes; 5 percent in 5, 10, 15 minutes; and 10 percent in 3, 6, 9 minutes). Both acid solution and time of dipping with concentration are two variables that affect the efficacy of zinc removal in acid degalvanization. However, when comparing the two solvents, H2SO4 outperforms HCl due to its linearity over the provided variable. On the other hand, HCl outperforms H2SO4 only under some situations and has a lower average zinc removal rate when compared to the other two."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sari
"Persediaan adalah salah satu modal kerja bagi perusahaan. Penilaian persediaan yang tepat dalam laporan keuangan menjadi penting artinya dalam menilai kemampuan perusahaan menghasilkan barang/jasa untuk memperoleh pendapatan. Berdasarkan observasi penulis pada laporan keuangan PT Aneka Tambang Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia nilai persediaan mendominasi total aktiva lancar, karenanya skripsi ini mencoba memberikan gambaran dan dampak sistem penilaian persediaan pada laporan keuangan perusahaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan wawancara dengan Bagian Akuntansi Biaya dan Umum di UPPLM dan membaca beberapa literatur yang berhubungan. Prosedur pencatatan persediaan dari bahan baku menjadi barang jadi menggunakan harga standar yang ditetapkan oleh Kepala UPPLM dan berlaku untuk 1 tahun. Penilaian persediaan akhir menggunakan harga jual pada saat tanggal neraca. Selisih yang timbul antara harga standar dan harga jual pada tanggal neraca diakui sebagai Selisih Harga Logam Mulia. Kesulitan yang dihadapi adalah pengelompokkan yang tidak jelas antara biaya produksi dan biaya operasi. Biaya tenaga kerja dan biaya produksi tidak langsung dikelompokkan ke dalam biaya operasi, keadaan ini mengakibatkan kerancuan dalam menghitung efektifitas operasi UPPLM. Dari segi perpajakan lonjakan laba rug! akibat selisih harga logam mulia, yang sebenarnya bukan laba akibat anus kas real, akan mempengaruhi arus kas yang sebenarnya pada UPPLM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library