Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiyas Nurcahyani
"Penambangan batubara secara tambang terbuka akan menimbulkan perubahan rona lingkungan baik berupa bukit-bukit kecil ataupun lubang bekas penambangan (void). Metode pembuangan tanah penutup secara bacfilling di areal penambangan akan memperkecil void yang terjadi. Void yang ditinggalkan pada akhir kegiatan tambang tanpa adanya perencanaan pemanfaatan berpotensi menimbulkan dampak yang tidak diinginkan bagi lingkungan. Rona akhir tambang dalam penelitian ini dibatasi pada: cadangan tersisa, peruntukan lahan, dan air permukaan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan lubang bekas tambang (void) terhadap pembangunan berkelanjutan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lubang bekas tambang (void) berpotensi memberi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang dalam memanfaatkan lubang bekas tambang menjadi sangat penting bagi kelangsungan pembangunan. Informasi mengenai kandungan logam baik pada tanah maupun air dapat menjadi suatu gambaran terhadap bahaya atau tidaknya pemanfaatan air tersebut bagi kesehatan manusia.
......Open pit coal mining will cause changes in the environmental setting that either the hills or small holes mined (void). Backfilling disposal method of in the area of mining will decrease the voids happened. The hole left by the post mine at the end of mining activities without use utilization planning could potentially cause unwanted effects on the environment. Post mining in this study is limited to: the remaining reserves, land use and surface water. The study aims to assess the utilization of the void to sustainable development. The results of this study indicate that the void potentially contribute to sustainable development. Community empowerment programs around the mines in mined utilizing the hole becomes very important for the continuity of development. Information of metal content in soil and water may be an illustration of the dangers of whether or not the utilization of water for human health."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30203
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Ayudha Achmad
"Di era industri 4.0 dan perkembangan teknologi ini, seluruh sektor industri dituntut untuk memastikan perusahaannya memiliki suatu konsep ketahanan sistem dari segala macam potensi terjadinya variabilitas pada proses bisnis yang kemudian disebut sebagai konsep resilience. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep safety resilience pada perusahaan industri pertambangan guna mengetahui tingkat kemampuan perusahaan tersebut dalam menghadapi kondisi tidak terduga. Desain studi penelitian ini berjenis deskriptif dengan metode semi kuantitatif dan menggunakan tools Resilience Assessment Grid (RAG) sebagai panduan wawancara. Pengambilan data dilakukan dengan meninjau dokumen perusahaan dan melakukan wawancara dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis, PT X memiliki unsur resilience dengan membandingkan reliabilitas perusahaan dengan besaran risiko. Tingkat implementasi konsep safety resilience pada PT X rata-rata memiliki persentase sebesar 87.9% yang termasuk tahap menuju resilience dengan rincian kemampuan respon (88.9%), kemampuan monitoring (89.2%), kemampuan belajar (86.1%), dan kemampuan antisipasi (87.6%). Pendekatan teknologi, baiknya kemampuan respon, dan komitmen dari petinggi perusahaan menjadi aspek pendukung tingginya tingkat implementasi konsep safety resilience pada PT X. Sedangkan, adanya ketimpangan tingkat persepsi risiko pada pekerja dan dasar pembelajaran perusahaan yang masih mengedepankan paradigma safety-I menjadi penghambat perusahaan dalam mengimplementasikan konsep safety resilience secara maksimal.
......In the industrial era 4.0 and technological developments, all industrial sectors are required to ensure that their companies have a concept of system resilience from all kinds of potential for variability in business processes, which is then referred to as the concept of resilience. This study aims to analyze the application of the concept of safety resilience in mining industry companies to determine the level of the company's ability to deal with unexpected conditions. The design of this research study is descriptive with a semi-quantitative method and uses the Resilience Assessment Grid (RAG) tools as an interview guide. Data were collected by reviewing company documents and conducting interviews using the purposive sampling technique. Based on the results of the analysis, PT X has an element of resilience by comparing the company's reliability with the amount of risk. In addition, the level of implementation of the safety resilience concept at PT X has an average percentage of 87.9% which is included in the stage towards resilience with details on response-ability (88.9%), monitoring ability (89.2%), learning ability (86.1%), and anticipation (87.6%). The technological approach, good response-ability, and commitment from company officials are aspects that support the high level of implementation of the safety resilience concept at PT X. Meanwhile, the imbalance in the level of risk perception among workers and the company's learning base that still prioritizes the safety-I paradigm is an obstacle for companies to implement maximum safety resilience concept."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stroudsburg, Pennsylvania: Hutchinson Ross, 1983
333.339 ECO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mochammad Riyadi
"ABSTRAK
Metoda gaya berat secara cepat dapat digunakan dalam eksplorasi untuk mengetahui daerah jebakan baluan kontak yang terkaolinisasi ataupun cekungan tua yang diperkirakan mengandung mineral yang bernilai ekonomis.
Untuk pemisahan anomali regional-sisa diterapkan metoda pencocokan permukaan ( surface fitting ) menggunakan polinomial non-ortogonal dalam koordinat " geografi " X dan Y yang dikenal sebagai Trend Surface Analysis.
Penafsiran data gaya berat menggunakan pemodelan tiga dimensi metoda Talwani & Ewing dilakukan untuk mendapatkan model geometri bawah permukaan di daerah penelitian ( Pemali-Bangka ), dengan ditunjang oleh data geologi daerah tersebut sebagai data kontrol.
Hasil pemodelan menggunakan metoda Talwani dan Ewing membuktikan aclanya struktur jebakan kontak antara granit dan metasedimen. Batuan kontak ini berbentuk topi ( kopula ) yang menutupi tonjolan granit. Batuan kontak ini secara geologi banyak mengandung timah.

ABSTRACT
The Gravity methods are used for preliminary in geophysical interpretation to delineate mineral deposit.
The surface fitting method using non-orthogonal polynomial was applied for separation of the regional-residual anomaly in the geographical coordinate (){,Y) which is known as Trend Surface Analysis.
The gravity data interpretation was used by three dimensional model of Talwani & Ewing ( 1960 ) to obtain the geometrical model of anomaly body under surface at the research area in Pemali-Bangka, this interpretation is supported by the geological map of the area as the reference.
The result by this method showed that there is a structure between the granite and metasedimen. This structures form a cap covered the granite intrusion that geologically contain tin deposit. ;The Gravity methods are used for preliminary in geophysical interpretation to delineate mineral deposit.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Marsudi Josef
"G. Merapi terdapat di P. Jawa, Indonesia terletak di sebelah Utara kota Yogyakarta. Bentuk kawahnya mempunyai dinding rendah pada bagian Tenggara ke Barat sehingga daerah tersebut selalu terancam bahaya letusan. Pada waktu meletus G.Merapi mengeluarkan hasil letusan berupa cairan panas lava, awan panas dan lahar yang sangat berbahaya. Di samping bahaya akibat material dan udara panas material letusan akan terjadi banjir sedimen yang rnerupakan banjir yang mengangkut material pasir, kerikil dan batu yang berukuran kecil sampai besar.
Untuk menanggulangi bencana banjir lahar tersebut telah diupayakan oleh pemerintah sejumlah bangunan pengendali berupa Sabodam/Check dam dan lain-lain pada daerah yang berbahaya. Dengan adanya bangunan sabo dan perlengkapannya tersebut masyarakat merasa telah terlindung dari bahaya banjir lahar. Ternyata pasir yang ditampung bangunan Sabo mempunyai volume cukup banyak yang mempunyai kualitas sangat baik untuk bahan bangunan.sehingga menjadi lahan penambangan. Pengambilan galian pasir di bagian hulu S.Progo dan anak-anak sungainya yang berlebihan sedangkan tambahan pasokan (supply) dari bagian hulu sangat berkurang maka terjadi penurunan dasar ?degradasi? sungai dan sebagai akibatnya beberapa free- intake jaringan irigasi tidak dapat berfungsi dan beberapa jembatan mengalami penurunan.
Tujuan penulisan ini untuk merencanakan pola penambangan pasir dengan pembuatan model dan penanggulangan resiko dengan penelitian proses manajemen sesuai pedoman AS/NZS 4360:1999. Tanpa pengaturan yang baik maka cadangan pasir akan habis dan menimbulkan bahaya di bagian hilir serta dengan melaksanakan pengelolaan resiko maka resiko akibat penambangan pasir dapat dikurangi.

Mt.Merapi located in island of Java, Indonesia, the northern of Yogyakarta. The crater has a form lower in the Southeast to the West side so in that part always in danger due to the eruption. On the eruption Mt. Merapi secrete volcanic mud flow, ash-fall and lava, which are extremely hazardous. Instead of danger caused by mud flow, debris flow will occur as a tremendous flood which transported of sand, gravel and stone with small up to large in dimensions.
In order to mitigate the debris flow Government developed several kind structures in the purpose of controlling the debris-flood such Sabodam/Check dam and others facilities on the dangerous area. With that structures and facilities people feel secure from debris floods. Actually sand material on the Sabodam has quite enough in volume and quality for construction material so it becomes sand mining area indeed. Over excavation on sand mining activity in upper reach of river Progo and its tributaries since the lack of supply of sediment so degradation of riverbed had occurred in the lower reach. Furthermore some of irrigation free intakes are not in function and some bridges are lowering down.
The purpose of the paper are create a plan for sand mining activity by modeling and to mitigate the risks by investigation with the right management process as mention on the guideline AS/NZS 4360:1999.
Without a proper sand mining regulation stock material will be less so it will create a dangerous condition in lower reach and the risks management should be applied to reduce the risks caused by sand mining activities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Harun
"ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan menopang pembangunan nasional, pemerintah Indonesia melakukan eksploitasi sumberdaya alam batubara yang ada di Kalimantan Selatan, bekerjasama dengan PT Adaro Indonesia (PTAI). Selain berdampak positif penambangan batubara PTAI yang dilakukan dengan sistem tambang terbuka (open pit), juga dapat menimbulkan dampak negatif - berupa pengurasan sumberdaya alam, kerusakan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair dengan volume 40,6 juta m3 dengan kadar suspended solid (SS) mencapai 30.000 mg/L (di outlet sump pit sebelum diolah).
Pembuangan limbah cair tersebut dapat mengakibatkan pencemaran sungai dan biota akuatiknya. Jika kualitas sungai tercemar, dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan, kesehatan dan sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitamya, pada akhimya dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap PTAI. Oleh karena PTAI itu telah mempersiapkan suatu sistem pengelolaan air limbah, salah satu diantaranya adalah SISPAL SP-20. Temyata, operasional SISPAL tidak efektif untuk mencegah degradasi kualitas lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan sistem pengelolaan air limbah tambang batubara terbuka yang efektif untuk mencegah penurunan kualitas lingkungan, (2) mengetahui efektivitas SISPAL SP-20, (3) meningkatkan efektivitas SISPAL SP-20, (4) menemukan jenis dan dosis koagulan-flokulan yang tepat untuk meningkatkan efektivitas SISPAL SP-20, (5) mengetahui upaya minimisasi limbah cair dan menemukan peluang peningkatannya, (6) mengetahui pengaruh operasional PTAI terhadap kualitas sungai dan biota akuatiknya, (7) mengetahui persepsi masyarakat di sekitar tambang terhadap PTAI.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survei, pengujian sampel air limbah di laboratorium dengan melakukan serangkaian eksperimen terhadap 5 pasang koagulan dan flokulan dan uji lapangan. Pengumpulan data sekunder didapatkan dari literatur, laporan internal PTAI, buku-buku, brosur, bahan kursus, dan intemet.
Studi efektivitas SISPAL SP-20 dilakukan dengan pendekatan teknik, sosio-ekonomi, sumberdaya manusia dan Iingkungan. Penentukan jenis dan dosis koagulan-flokulan yang sesuai dengan karakteristik air limbah tambang PTAI adalah faktor yang besar pengaruhnya untuk meningkatkan efektivitas SISPAL SP-20. Oleh karena itu penentuan jenis dan dosis koagulan-flokulan menjadi prioritas dalam penelitian ini. Dengan penelitian yang komprehensif diharapkan dapat ditemukan suatu sistem pengelolaan air limbah tambang batubara terbuka yang efektif mencegah terjadinya degradasi kualitas Iingkungan.
Hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Sistem pengelolaan air limbah tambang batubara terbuka PTAI (SISPAL SP-20) tidak efektif mencegah degradasi kualitas Iingkungan. Pada penelitian ini telah ditemukan sistem pengelolaan air limbah tambang batubara terbuka yang efektif dengan menemukan jenis dan dosis koagulan-flokulan, mempersiapkan SOP dan strategi operasi yang tepat dan SDM yang kompeten.
2. Pasangan Koagulan Praestol 187-K dan flokulan Praestol 2640 adalah yang terbaik dari 5 (lima) pasang koagulan-flokulan yang diuji.
3. Penggunaan koagulan Praestol 187-K dan flokulan Praestol 2640 dengan dosis yang tepat dapat meningkatkan efektivitasnya untuk rnenurunkan kadar SS, Kekeruhan, Fe, Mn sampai 99 %, Sulfat, COD sampai 80%.
3.1. Dosis efektif koagulan Praestol 187-K adalah 10 ppm dan flokulan Praestol 2640 adalah 1 ppm dengan kadar S5 air limbah 7.550 mg/I. Biaya penggunaannya sebesar Rp 64 per m3, jika kadar SS air limbah 1.500 mg/l.
3.2. Biaya penggunaannya sebesar Rp 64 per m3, jika kadar SS air limbah 1.500 mg/l. Efisiensi yang dapat diperoleh pada SISPAL SP-20 adalah Rp 1,106 milyar per tahun dengan volume air limbah 3,293 juts m3 sedangkan untuk seluruh Tambang Tutupan dapat mencapai Rp 13, 653 milyar per tahun dengan volume air limbah 40, 664 juta m3.
4. PTAI telah melakukan berbagai upaya minimisasi limbah cair, tetapi hasilnya belum optimal. Minimisasi limbah cair didapatkan dengan memisahkan air yang keluar dari seepage dan drainhole dengan air limbah di Sump pit yang mengandung S5 tinggi dan memanfaatkan air tersebut untuk kebutuhan rumah tangga. Volume air yang dapat dimanfaatkan adalah 7, 776 juta liter per hari.
5. Operasional tambang PTAI mengakibatkan pencemaran sungai di sekitar tambang yang ditunjukkan dengan indeks Shannon-Wiener biota akuatik.
6. Operasional PTAI menimbulkan persepsi positif sebesar 64% dan persepsi negatif sebesar 36% oleh masyarakat di sekitar tambang.

ABSTRACT
To cope with the domestic energy demand to support our national development, the government of Indonesia continues to exploit its coal resources in South Kalimantan, under the cooperation between the Government of Republic Indonesia and PT Adaro Indonesia (PTAI). The Coal Exploitation by PTAI with open pit methods does not only have positive impact but can also cause negative impact in the forms of depletion of natural resources, environmental damages and water pollution caused by wastewater which discharges 40,6 million m3 and 30.000 mg/I of SS (at the outlet sump pit before treatment).
The discharge of wastewater consequently will pollute the rivers around the mining and endanger the aquatic life. If the water quality of these rivers decreases or is polluted, this will endanger the life of many people, their social and economic as well as their health life and in the end they will forward negative perception to the mining operations. Therefore, this wastewater should be managed by operating of the Open Pit Coal Mining Wastewater Management Systems (SISPAL). One of them is SISPAL SP-20. Unfortunately, the operation of this SISPAL is not effective to protect the degradation of environmental quality. Therefore, it should be improved by comprehensive research.
The objectives of the research are; (1) To formulate an effective open pit coal mining wastewater management systems to protect the degradation of environmental quality, (2) To identify the effectiveness of SISPAL-SP-20, (3) To increase the effectiveness of SISPAL-SP-20 (4) To find the appropriate type and dosage of coagulant-flocculant components to increase the effectiveness of SISPAL¬SP-20, (5) To identify the efforts done by PTAI in minimizing the liquid waste and identify improvement opportunity, (6) To identify the impacts of PTAI operations to the quality of the rivers and their aquatic life, (7) To identify the community perception to PTAI mining operations.
The method being used is experiment. Primary data collection is done through survey, sample testing of waste water conducted in laboratory by executing a number of experimentation of five pairs of coagulant-flocculant and field trial on the SISPAL SP-20. Secondary data collection is done through literature study of PTAI internal reports, books, brochures, magazines, course material and material found in the internet.
This research is conducted by technical, socio-economical, human resources and environmental approaches. The important factors to improve the effectiveness of the SISPAL SP-20 is finding the appropriate types and dosages of the coagulant¬ flocculant components. Therefore, this is the focus of the research. The open pit coal mining wastewater management systems will be found by this comprehensive research.
The research results are;
1. The open pit coal mining wastewater management systems of PTAI (SISPAL SP-20) is not effective to prevent the environment quality degradation. The effective SISPAL can be developed by effective dosage and correct types of coagulant-flocculant, improved SOP and operational strategy, and improved manpower competency.
2. The use of combination of Praestol P-187 coagulant and of Praestol P-2640 flocculant is the best of all 5 (five) combinations of coagulant and flocculant used in this research.
3. The use of combination of Praestol P-187 coagulant and of Praestol P-2640 flocculant with appropriate dosage can increase the effectiveness of the SISPAL SP-20 to decrease the concentration of suspended solid (SS), Turbidity, Iron, Manganese up to 99%, Sulphate and COD up to 80%.
3.1. The effective dosage of coagulant Praestol P-187 is 10 ppm and flocculant Praestol P-2640 is 1 ppm to wastewater which contains 7.550 mg/L of SS. The cost of chemical consumption is about Rp 64 per m3 of wastewater containing of 1.500 mg/L of SS.
3.2. The cost of chemical consumption is about Rp 64 per m3 of wastewater containing of 1.500 mg/L of S5. Total efficiency of SISPAL SP-20 is Rp 1,106 billions per year from 3,293 millions m3 volume of wastewater being processed per year, and the whole efficiency of overall Tutupan mining area with the 40,664 m3 volume of wastewater being processed per year, could reach Rp 13,663 billions.
4. PTAI carries out some efforts to minimize liquid waste, but the result is not optimal yet. There are some opportunities to improve the efforts of liquid waste minimization by segregation of the liquid wastes from drain hole and seepage with wastewater in the Sump pit which contains higher suspended solid. Total volume of water can be conserve and or use for community consumption is 7,776 millions liter/day.
5. The operation of PTAI is pollute the river quality around the mining area shown by Shannon-Wiener index of biota aquatic.
6. The operational of PTAI creates 64% positive perception and 36% negative perception of the community surrounding the mining area.
"
2007
T20770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Amanda
"ABSTRAK
Salah satu limbah yang dihasilkan dari area pertambangan batubara adalah lumpur dalam jumlah yang besar dengan kandungan logam yang tinggi. Lumpur ini merupakan presipitat hasil pengolahan air asam tambang dan sering kali dibuang ke landfill, terakumulasi dan berpotensi menyebabkan masalah lingkungan. Melalui penelitian ini, dilakukan pemanfaatan lumpur AAT sebagai adsorben kandungan pencemar pada air limbah domestik berupa fosfat. Penelitian ini diawali dengan uji karakterisasi adsorben dari lumpur AAT menggunakan XRF, XRD, SEM-EDS, SAA dan pHpzc guna mengetahui komposisi kimia, komposisi mineralogi, struktur morfologi, luas permukaan spesifik dan pH adsorben dengan muatan nol, diikuti dengan eksperimen adsorpsi dalam sistem batch. Hasil karakterisasi sampel menunjukkan bahwa adsorben dari lumpur AAT didominasi oleh unsur silika dalam bentuk quartz, besi dan aluminum, serta dengan didasari oleh metode BET dan drift, diketahui bahwa luas permukaan spesifik lumpur AAT serta pHpzc berturut-turut adalah 22,60±0,199 m2 g dan 4,85. Konsentrasi adsorben, waktu kontak dan pH optimum yang diperoleh melalui eksperimen adsorpsi masing-masing adalah pada 10gL-1, 120 menit dan 5±0,1. Isoterm adsorpsi fosfat oleh lumpur AAT paling baik dijelaskan dengan model Freundlich (R2=0,964) yang memiliki nilai KF dan 1 n sebesar 0,971 (mg g-1)(L mg-1)1 n dan 0,699. Kemudian, kinetika adsorpsi penelitian ini mengikuti model pseudo-second-order dimana nilai k2 dan qe berturut-turut adalah 0,332 g mg.menit dan 1,216 mg g. Berdasarkan hasil pemodelan, disimpulkan bahwa mekanisme reaksi adsorpsi yang terjadi adalah secara kimia (chemisorption). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lumpur AAT memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai material adsorben dalam menyisihkan kontaminan fosfat pada air limbah.

ABSTRACT
One of the wastes produced by coal mining area, is the voluminous sludge, laden with metals. This sludge is the product of acid mine drainage treatment and oftenly disposed to the landfill, accumulated and potentially causing environmental problems. This study was conducted by utilizing acid mine drainage sludge as contaminant adsorbent from domestic wastewater, which was phosphate. The experiment started by characterization of sludge using XRF, XRD, SEM-EDS, SSA and pHpzc to determine the chemical composition, minerology, morphology structure, specific surface area and value of pH where the surface of material has zero charge, followed by adsorption experiment in batch system. The results of sample characterizations showed that acid mine drainage sludge was dominated by silica in quartz form, iron and aluminium, and also by using BET and drift method, it has been known that the specific surface area and pHpzc of the sample were 22.60±0.199 m2 g and 4.85, respectively. The optimum adsorbent concentration, contact time and pH were obtained through the adsorption experiments at 10gL-1, 120 min and 5±0,1. The phoshate adsorption isotherm for acid mine drainage sludge was best described by Freundlich model (R2=0.964) with value of KF and 1 n found to be 0.971 (mg g-1)(L mg-1)1 n and 0.699. Furthermore, the kinetic adosrption of this study followed pseudo-second-order model where the value of k2 and qe were 0.332 g mg.menit and 1.216 mg g. Based on the modelling results, it could be concluded that the adsorption mechanism were happened to be chemisorption. The experiment results suggested that acid mine drainage sludge could potentially be utilized as adsorbent material to remove phosphate contaminant in wastewater.
"
2019
T55162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudya
"Ketiadaan atau kekurangan pasokan gas untuk pembangkit tenaga listrik berdampak pada tingginya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Kesulitan pembangkit dalam memenuhi kebutuhan gas dikarenakan sebagian besar produksi gas dalam negeri sudah terikat kontrak jangka panjang dengan pihak asing. Tetapi persoalan ini sebenarnya dapat diatasi dengan pemanfaatan unconventional gas yang total potensinya melebihi total potensi conventional gas. Salah satu unconventional gas dimaksud adalah Coal Bed Methane (CBM) yang keberadaannya terasosiasi dengan batubara. Potensi CBM Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 453 TCF [4], melebihi potensi conventional gas yang potensinya sekitar 335 TSCF. [16] Pengembangan CBM telah ditargetkan dalam road map pengembangan CBM di Indonesia yang disusun oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dimana pada tahun 2025 produksi CBM ditargetkan mencapai sekitar 1.500 MMSCFD. Hal tersebut memberikan angin segar bagi pemenuhan kebutuhan gas untuk pembangkit tenaga listrik, walaupun dengan produksi sekitar 1.500 MMSCFD tersebut diperkirakan masih terdapat kekurangan sekitar 27 MMSCFD. Dalam pembangunan tambang CBM terdapat berbagai kendala dan risiko yang akan dihadapi oleh pengembang CBM. Dalam penelitian ini telah diidentifikasi 21 risiko yang kemudian dilakukan assessment terhadap masing-masing risiko tersebut, sehingga dengan strategi tertentu level risiko-risiko tersebut dapat diturunkan.
......The absence or shortage of gas supply for power generation contributes to the high consumption of oil. Difficulty plants to meet gas demand because most of the gas production in the country is tied to long-term contracts with foreign parties. But these problems can actually be overcome by utilization of unconventional gas which is total potential exceeds the total potential of conventional gas. One of it is Coal Bed Methane (CBM) whose existence is associated with coal. Potential CBM Indonesia is estimated at about 453 TCF [4], exceeds the potential of conventional gas potential around 335 TSCF.[16] CBM development has been targeted in the road map of CBM development in Indonesia which has been prepared by the Directorate General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources, which in 2025 CBM production is targeted to reach about 1,500 MMSCFD. It provides the opportunity to meet the needs of gas for power generation, although with about 1,500 MMSCFD production is estimated there are still about 27 MMSCFD shortcomings. In the development of CBM mine there are many obstacles and risks that would be faced by the CBM developers. In this study has been identified 21 risks which are then carried out an assessment of each risks, so with specific strategies such risks level can be reduced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>