Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radyan Prasetyo
"Tailing yang dihasilkan industri pertambangan menjadi perdebatan hangat karena volume yang dihasilkan sangat besar dan masih mengandung beberapa logam. Hal ini mengharuskan penempatan dan pemanfaatan tailing juga harus cermat. Volume tailing ini berpotensi menurunkan fungsi lingkungan. Selain itu tailing membutuhkan area khusus yang besar dan steril untuk lokasi penampungan yang dikenal sebagai tailing dam. PT. Antam UBPE Pongkor adalah salah satu penamambangan emas dengan sistem penambangan tambang bawah. Metode penambangan yang dilakukan di UBPE Pongkor ini adalah metode cut and fill yaitu pengambilan bijih, dan pengisian kembali rongga dengan tailing yang telah didetoksifikasi sebelumnya.
Tambang emas Pongkor menghasilkan 350 ribu ton tailing per tahunnya yang berasal dari proses pengolahan dan dari pekerjaan pengembangan tambang. Pemisahan dari penggunaan kembali tailings dibagi menjadi 2 kategori, dimana 60% material tailing dimanfaatkan dan sisanya dibuang ke tailing dam. Perlunya pemanfaatan kembali tailing ini adalah untuk mengurangi volume yang terbuang.
Untuk mengetahui konsentrasi logam yang tersisa, telah diambil sampel pada beberapa titik yaitu tailing dam, batako dan material filling. Sampel slurry kemudian dipisahkan menjadi sampel padatan dan sampel larutan. Sampel padatan dilarutkan dengan Aquaregia, kemudian kedua sampel dianalisis dengan AAS. Hasil pengukuran pada sampel larutan menunjukkan konsentrasi unsur Mn 0,86 mg/L, Fe 0,366 mg/L, Pb 0,035 mg/L, Cd 0,027mg/L, Zn 0,033 mg/L dan Cu 0,22 mg/L.
Hasil pengukuran sampel padat menunjukkan nilai Mn 6,68 mg/kg, Fe 61,96 mg/kg, Pb 0,28 mg/kg, Cd 0,01mg/kg, Zn 0,42 mg/kg dan Cu 0,31 mg/kg. Semua hasil pengukuran ini menunjukkan konsentrasi beada di bawah Baku Mutu. Selain itu dari uji LD50 dan TCLP yang dilakukan berkala oleh UBPE Pongkor menunjukkan nilai berada di bawah Baku Mutu. Kesimpulannya, tailing aman untuk dimanfaatkan.
Pemanfaatan tailing di Pongkor sebagai material filling mampu mengurangi volume tailing sebanyak 42,20% dari total produksi tahun 2007. Tingkat keefektifan backfilling ini hanya 70,20% dari target sebanyak 193.356 dmt. Sementara itu, pemanfaatan untuk batako hanya mencapai 1,8% dari seluruh total taling. Batako ini sampai saat ni hanya digunakan untuk keperluan internal tetapi memiliki potensi economic benefit untuk dimanfaatkan secara masal.
Selain pemanfaatan diatas, tailing juga dapat digunakan untuk pembuatan genteng bakar karena kesamaan struktur dengan lempung. Selain it juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian lanjutan untuk mengetahui besarnya economic benefit dan penyerapan tenaga kerja.

Tailing produced by mining industries being an issue and debate because it has a huge volume and still remaining metals. Thats why the tailing placement and its reuse must be detail and persnickety. This huge volume of tailing is potentially caused an environmental descent function otherwise tailing need a steril spesific area for retain talling sludge that called as tailing dam. PT. Antam UBPE Pongkor is a gold mining company that use an undreground mining method. This method applyng a cut and fill system. Cut and fill is digging and supporting method that getting the gold ore, processing and filling the blank stope with tailing that detoxificate before.
The Pongkor gold mining field produce more than 350,000 tons tailing each year that derived from processing plant and mining development activity. This tailing is splitted into 2 categories in which 60% of tailing material going to reuse and the rest, placed into tailing dam. The important need to reuse tailing is to alleviating the tailing volume in tailing dam.
The goals of this research are as follow ; (1) To figure out the safety level of tailing reuse by analyzing metals concentration that remain in tailing, (2) To analyzing the combine of tailing reuse in UBPE Pongkor, (3) To find out effectivness of tailing reuse in UBPE Pongkor as brick, backfilling material and reclamation soil media in order to reduce tailing volume that dumped into tailing dam, (4) To analyzing impacts of tailing reuse in the field to environment and ecosystem sorrounding UBPE Pongkor.
This research is an expost facto method that conducted with descriptif analysis approach. Primary and secondary data were collected by taking samples in spesific place, measuring the metal concentration in samples with AAS, interview and documenting some of apropriate figure. To figure out the metal concentration in tailing, sample have been taken from tailing dam, tailing brick and also from filling material. Then all of these samples were analyzed with AAS. Another way finding out the volume that has been treated as reuse and the remains tailing, secondary data derived from Environmental Unit at UBPE Pongkor.
The measurement results are presented as follow, for example, the concentration of solutions sample are 0,86 mg/L, 0,366 mg/L, 0,035 mg/L, 0,027mg/L, 0,033mg/L and 0,22 mg/L for Mn, Fe, Pb, Cd, Zn and Cu respectively. Meanwhile the concentration of soids sample are 6,68 mg/kg, 61,96 mg/kg, 0,28 mg/kg, 0,01mg/kg, 0,42 mg/Kg and 0,31 mg/kg for Mn, Fe, Pb, Cd, Zn and Cu respectively. All of this metal concentration stated below the treshold limit. Meanwhile LD50 and TCLP test that have been done frequently by UBPE Pongkor show result all concentration below treshlod limit.
Conclusion is, tailing safe for reuse. The tailing reuse at the UBPE Pongkor for filling material has achieved only 42,20% from total tailing that produced in 2007 (193,356 dmt) or 70,22% from the target. Tailing reuse as tailing brick during 2007 only 1,8% from total tailing produced in 2007 and on for internal use only. The tailing brick hav a potentially economic benefit if only commonly in mass by people sourronded UBPE Pongkor area.
Except for reclamation media, backfilling material and tailing bricks, tailing also potentially as roof tile because having a similiarity texture and clays contents. In order to strengthened and durability longer, commonly brick klin added. Another potentially use for ceramics additive. The tailing bricks is better with deeply research especially involved with economic benefit and labour supply absorption."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24961
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Daryono
"ABSTRAK
Perusahaan minyak milik pemerintah Indonesia PT-X mengelola beberapa jenis produk energi antara lain minyak bumi, gas dan Panas Bumi. Salah satu produknya, LNG telah menjadi komoditi yang sangat penting tidak saja bagi PT-X, tetapi bagi kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Karena pertumbuhan yang pesat dari ekspor LNG maka proyek LNG train terus berkembang sampai saat ini.
Di dalam pengembangan kilang LNG maka didalam kegiatan kilang akan ada dua aktivitas yang berjalan bersamaan (concurrent) dengan objectivity yang berbeda. Kedua aktivitas itu adalah kegiatan operasi atau produksi kilang dan kegiatan proyek ekspansi didalamnya. Fenomena yang menarik disini adalah sangat diharapkan kedua aktivitas tersebut dapat berjalan bersamaan dan dikelola dengan suatu mekanisme sedemikian rupa tanpa menimbulkan konflik yang dapat memperburuk kinerja salah satu atau kedua-duanya sekaligus. Kedua aktivitas dapat menciptakan konflik didalam operasi kilang yang berlangsung dilokasi yang sama dengan proyek ekspansi. Penurunan kinerja dapat terjadi pada proyek, operasi/produksi atau kedua-duanya.
Upaya yang dilakukan PT-X dalam ekspansi kilang LNG nya adalah implementasi PLG yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang sangat berpengalaman didalam operasi kilang LNG. Dalam studi ini PLG menjadi, fokusnya: Seberapa jauh peran PLG mengatasi konflik yang terjadi antara kedua aktifitas. Melalui model yang dikembangkan dianalisa peran PLG yang dinyatakan dan effektifitas proyek yang akan ditunjukkan oleh korelasi antara nilai rating (valuation) antara variabel input dan outputnya.
Hasil menunjukkan: implementasi PLG yang baik (diimplementasikan tahun 1986-1997) telah menunjukkan suatu sensitifitas (β) yang tinggi, sebaliknya tanpa PLG akan menunjukkan sensitifitas (β) yang rendah. Ini berarti PLG mampu menciptakan robust concurrent management, koordinasi yang sinergis, perbaikan sistem management mutu yang continue sebagai faktor kunci sukses dan akhirnya mampu meminimumkan konflik dan memaksimumkan kinerja.

ABSTRACT
Indonesian State Oil Company PT.X manages a wide variety of energy products i.e. Oil, Gas and Geothermal. Among the product, LNG has been a very important commodity not only to PT.X but also to the whole nation. Because of LNG export growth, LNG train project expansion will be continued.
In the LNG Plant expansion there will be two activities going on concurrently with different objectives. Those are running production / operation and expansion project activities. The interesting phenomena is the two activities must be running together and managed in such a way without any conflict which can diminish-each activity or the both performance. The two activities may create conflict in operation activities which is running at the same site of project activities.
The effort in the PT.X Refinery Expansion is the implementation of PLG (Project Liaison Group) consist of experience member selected from the operation. PLG is the focus of the study: How far the role of PLG overcame conflicts between the two activities. Through a developed model, PLG role is expressed in term of Production
Operation and Project Effectiveness which will be shown as the correlation between the valuation of rating of input and output variables.
The result show : A well implement PLG (implemented in 1996-1997) has shown a high sensitivity (β) correlation between the designed input and output variables and relatively low variation of continuos improvement.
In contrast, without PLG has shown a low / correlation. It means that PLG created robust concurrent management, synergic coordination, quality management system improvement as key success factors and finally minimize conflict and maximize performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S26042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngatijan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas isu sehubungan akan berakhirnya masa kontrak bagi hasil Coastal Plains/Pekanbaru pada tanggal 09 Agustus 2001. Metode yang digunakan adalah analisa NPV dan IRR serta SWOT berdasarkan data produksi CPP PSC sejak tahun 1977 sampai dengan tahun 1997. Agar memudahkan pembahasan, dibuat dua macam skenario dalam pengelolaan blok CPP setelah tahun 2001. Skenario pertama adalah melakukan sedikit investasi untuk menjaga produksi secara primary recovery sedangkan skenario kedua adalah melakukan investasi relatif besar untuk proyek waterflood. Hasil analisa tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan keputusan terbaik bagi Pertamina dan pemerintah.
Ditinjau dari sudut pandang Pertamina, sesuai skenario 1, nilai komersial blok CPP pada status 01 januari 2001 adalah antara US$ 147,75 juta dan US$106,44 juta jika dihitung berdasarkan harga minyak flat US$14,50 per barrel dan discount rate bervariasi antara 6% sampai dengan 15%. Dengan tambahan investasi sebesar US$1,03 milyar sesuai skenario 2 untuk melakukan proyek waterflood, nilai komersial blok CPP berkhisar antara US282,69 juta dan US$101,70 juta serta IRR=31%.
Ditinjau dari sudut pandang kontraktor, sesuai skenario 1, nilai komersial blok CPP pada status 01 Januari 2001 adalah antara US$144,09 juta dan US$104,58 juta jika dihitung berdasarkan harga minyak flat US$14,50 per barrel dan discount rate bervariasi antara 6% sampai dengan 15%. Dengan tambahan investasi sebesar US$1,03 milyar sesuai skenario 2 untuk melakukan proyek waterflood, nilai komersial blok CPP berkhisar antara US$238,53 juta dan US$76,31 juta serta IRR=27%.
Walaupun secara ekonomis blok CPP lebih menguntungkan jika dikelola oleh Pertamina sendiri setelah tahun 2001, namun dari analisa SWOT sederhana tampak bahwa Pertamina akan kesulitan dana investasi pada kondisi krisis ekonomi saat ini sehingga keputusan terbaik adalah tetap memberikan perpanjangan kontrak kepada kontraktor."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikesell, Raymond F.
Baltimore: The Johns Hopkins university press, 1975
332.67 MIK f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Angga Negoro
"Naik turunnya harga komoditas merupakan tantangan penting yang harus dihadapi oleh
perusahaan berbasis komoditas agar dapat bertahan dan berkembang. Meningkatnya
volatilitas siklus bisnis ini telah meningkatkan kesulitan dalam merespons secara
strategis. Sebuah studi empiris telah dilakukan untuk membangun model organisasi bagi
perusahaan berbasis komoditas guna menangani masalah ini secara mendasar.
Penelitian ini menggunakan metodologi Structural Equation Modeling–Partial Least
Square (SEM-PLS) untuk menganalisis 130 manajemen puncak yang mewakili 99
perusahaan pertambangan dan Minyak Sawit Mentah (CPO) di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan berbasis komoditas dapat memiliki kinerja
yang lebih baik dengan menjadi organisasi ambidekstrus. Untuk mencapai hal ini,
perusahaan perlu memiliki orientasi terhadap siklus bisnisnya, yang ditentukan oleh visi
manajemen puncak dan ketidakpastian lingkungan.
Penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur yang ada tentang manajemen strategis
terkait dengan organisasi ambidekstrus, visi manajerial, orientasi organisasi,
ketidakpastian lingkungan, dan implikasi kinerjanya. Penelitian ini memberikan saran
manajerial dengan mengusulkan model yang dapat memberikan wawasan berharga dalam
tujuan membangun perusahaan ambidekstrus siklus bisnis.

The ups and down in commodity prices is arguably important challenges to deal with for
commodity-based firms in order to strive and survive. The increasing volatility of this
business cycle has increased the difficulties in responding strategically. An empirical
study has been undertaken to build an organizational model for commodity-based firms
to deal with this issue fundamentally.
This study used the Structural Equation Modeling–Partial Least Square (SEM-PLS)
methodology to analyze 130 top management representing 99 different mining and Crude
Palm Oil companies in Indonesia. It found that commodity-based firm can have better
performance by being an ambidextrous organization. In order to achieve this, firms need
to have orientation towards its business cycle and this orientation is determined by its top
management foresight and environmental uncertainties.
This study contributes to the existing literature on strategic management in relation to
ambidextrous organization, managerial foresight, organizational orientation,
environmental uncertainty, and its performance implications. The study provides
managerial advice by proposing a model that could give valuable insights in the purpose
of building business cycle ambidextrous company.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library