Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iha Nursolihah
Abstrak :
ABSTRAK
Keguguran adalah masalah kesehatan reproduksi penyebab mortalitas dan morbiditas wanita di seluruh dunia. Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 52 juta diantaranya mengalami keguguran. Di Indonesia, keguguran menjadi penyebab kelima terbesar kematian ibu, setelah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan partus lama. Beberapa cakupan dalam indikator kesehatan ibu mendapatkan adanya perbedaan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor maternal yang mempengaruhi keguguran di Indonesia berdasarkan wilayah tempat tinggal. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain crossectional study. Sumber data dalam penelitian ini adalah data mencakup seluruh wilayah di Indonesia yang didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian mendapatkan bahwa usia dan paritas berpengaruh terhadap kejadian keguguran di wilayah perkotaan dan perdesaan, faktor lain yang berpengaruh di perkotaan adalah adanya infeksi menular seksual dan pekerjaan, sedangkan di perdesaan adalah jarak kehamilan. Risiko abortus tidak berhubungan bermakna dengan merokok, K1 ideal, kualitas ANC, Konsumsi TTD, dan kontrasepsi.
ABSTRACT
Miscarriage is a reproductive health problem that causes mortality and morbidity of women throughout the world. In the world, 208 million pregnancies occur, with 52 million having miscarriages. In Indonesia, miscarriage is the fifth largest cause of maternal death, after bleeding, hypertension, infection, and prolonged labor. Some coverage in maternal health indicators get a difference between urban and rural areas. For this reason, this study aims to know the maternal factors that affect miscarriages in Indonesia based on the area of ​​residence. This type of research is observational analytic with cross sectional study design. The source of the data in this study is that data covers all regions in Indonesia obtained from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The results showed that age and parity influence the incidence of miscarriages in urban and rural areas, another factor that influences in urban areas is the presence of infectious infections sex and work, while in rural areas is the distance of pregnancy. The risk of abortion is not significantly related to smoking, ideal K1, ANC quality, TTD consumption, and contraception.
2019
T54420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Fitriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan. Abortus spontan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang cukup sering dialami oleh pekerja wanita di PT.T Jakarta. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian abortus spontan, salah satunya postur kerja statis berdiri ataupun duduk. Dari survey awal ditemukan 5,5 kasus abortus pada 400 pekerja wanita. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa postur kerja berdiri lama lebih berpengaruh terhadap terjadinya abortus daripada postur duduk pada pekerja di PT.T Jakarta.Metode. Penelitian ini menggunakan desain kasus control, pada 78 orang pekerja wanita di unit produksi sebuah pabrik garmen di Jakarta. Kasus adalah pekerja subyek yang pernah hamil dan mengalami abortus spontan selama kurun 2012-2017. Kontrol adalah subyek yang pernah hamil namun tidak pernah mengalami abortus spontan selama kurun waktu yang sama. Kelompok kasus dan kontrol diambil dari departemen sewing dan cutting, dengan perbandingan 1 kasus dipadankan dengan 2 kontrol.Hasil dan kesimpulan. Postur kerja berdiri lama berpengaruh terhadap terjadinya kejadian abortus spontang dibandingkan dengan postur kerja duduk. Dari hasil penelitian terbukti ada pengaruh bermakna antara postur kerja jenis pekerjaan OR 303,34; p.
ABSTRACT
Spontaneous abortion is one of reproductive health problem which oftenly happens among female workers at garment factory at PT.T Jakarta. Many factors could cause spontaneous abortion in female workers, one of them is the prolonged standing posture. The incidence is 5,5 from early survey in September 2016 among 400 female workers. The objective of this study is to get overview about the case and influence factors, especially prolonged standing posture.Methods. This research use case control study design at 78 female workers at sewing and cutting unit at garment factory in Jakarta. Case is subject which have pregnant and spontaneous abortion during 2012 2017. Control is subject which have pregnant but have never got spontaneous abortion at the same time. Group of case and control taken from cutting and sewing department, 1 case compared with 2 controls. Result and conclusion. There was a relationship between prolonged standing posture OR 303,34 p
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yevgeni Lie Yesyurun
Abstrak :
Miscarriage of justice, adalah suatu istilah yang berkaitan dengan putusan pengadilan yang salah atau keliru, yang dapat berupa dipidananya seseorang sekalipun tidak didukung dengan alat bukti yang cukup, atau dipidananya seseorang yang sama sekali tidak melakukan tindak pidana. Miscarriage of justice tidak disebabkan oleh factor tunggal, akan tetapi sebagian besar dari kasus-kasus miscarriage of justice baik yang terjadi di Indonesia maupun di negara-negara lain menunjukkan bahwa kesalahan penyidik pada tahap penyikan menjadi faktor penyebab yang paling dominan. Kesalahan-kesalahan tersebut mengambil banyak bentuk antara lain, salah mengidentifikasi saksi mata, salah dalam menginterpretasi bukti forensik, termasuk tindakan kriminal penyidik seperti merekayasa saksi  (fabricated witness) atau mendistorsi keterangan saksi, memaksakan pengakuan tersangka, menyembunyikan atau mengabaikan bukti-bukti yang membebaskan tersangka atau terdakwa. Kesalahan-kesalahan ini terjadi karena lemah dan tidak efektifnya mekanisme kontrol yang disediakan oleh hukum acara pidana, terutama di fase penyidikan. Praperadilan yang sedianya menjadi sarana atau mekanisme kontrol terhadap jalannya penyidikan ternyata hanya menguji segi formil dari suatu upaya paksa, padahal penyimpangan yang terjadi ditahap ini tidak hanya mengenai pelaksanaan upaya paksa. Selain mekanisme kontrol yang tidak efektif, kedudukan advokat dalam proses pidana hanya menjadi sasaran tindakan yang disebabkan oleh pengaturannya yang sangat minimalis dalam hukum acara pidana. Rancangan Undang Undang Hukum Acara Pidana Tahun 2012 tenyata belum memberikan solusi bagi pengungkapan kasus miscarriage of justice terutama dalam kaitannya dengan persoalan bagaimana mengungkap bukti-bukti yang membebaskan yang dikecualikan atau ditahan oleh penyidik, karena selain tidak ada mekanisme yang tersedia, kedudukan advokat yang tetap sekedar menjadi sasaran tindakan masih dipertahankan dalam rancangan tersebut. ......Miscarriage of justice, is a term that relates to wrong or erroneous court decisions,   that can take form in the conviction of a person even when there is not enough evidence to support it, or the conviction of a person who did not commit any crime. Miscarriage of justice is not caused by a single factor, but most of the cases of miscarriage of justice that occurred both in Indonesia and in other countries show that the investigator’s error at the investigation stage to be the most dominant factor. These errors took many forms, namely, misidentifying witnesses, misinterpreting forensic evidence, including the investigator’s criminal acts such as manipulating witnesses (fabricated witness) or distorting witness’ testimony, forcing a confession from the suspect, hiding or ignoring evidence that frees up (relieve) suspects or defendant, among others. These errors occur due to weak and ineffective control mechanisms provided by the law of criminal procedure, especially in the investigation stage. Pretrial which was originally a means or mechanism to control the course of the investigation turned out to be just testing the judiciary aspect (formal aspect) of a forced effort, while the deviation/irrelevancy that occurs in this stage is not only about the implementation of the forced effort. In addition to ineffective control mechanism, the position of an advocate in criminal proceedings only becomes the target of actions caused by it being limitedly regulated in law of criminal procedural. Draft of Criminal Procedure Code of 2012 has yet to provide a solution for the disclosure of the miscarriage of justice, especially in relation to the issue of how to uncover exempting evidence that is excluded or detained by investigators, because aside from there is no mechanism available, the position of advocate that still becomes the target of the action is still retained in the draft.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Pebrianti
Abstrak :
Tesis ini membahas kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk. Ibu hamil dengan riwayat keguguran sebelumnya memiliki tingkat kecemasan dalam kehamilan lebih tinggi daripada ibu hamil tanpa riwayat keguguran. Tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2020. Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat. Analisis bivariat menggunakan uji Kai Kuadrat sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan ibu hamil dengan riwayat keguguran yang mengalami kecemasan sebesar 65,4%. Analisis multivariat menunjukkan variabel yang berhubungan bermakna terhadap kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran adalah variabel interval kehamilan, dukungan sosial, dan usia kehamilan (p-value <0,05). Hasil analisis didapatkan OR tertinggi pada variabel interval kehamilan yaitu 5,9 (95% CI 2,119-16,447), artinya ibu yang memiliki interval kehamilan pendek (<6 bulan) berisiko mengalami kecemasan hampir 6 kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang memiliki interval kehamilan panjang (≥6 bulan). Variabel paling dominan yang berhubungan pada kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran adalah interval kehamilan. ......This thesis discusses the anxiety of pregnant women with a history of miscarriage at the Puskesmas Kebon Jeruk District. Pregnant women with a history of previous miscarriage have higher levels of anxiety during pregnancy than women without a history of miscarriage. The research objective was to determine the factors associated with anxiety of pregnant women with a history of miscarriage. The research design used a quantitative approach with a cross-sectional method. Data collection was carried out in June-August 2020. The research site was in the work area of Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, West Jakarta City. The bivariate analysis used a Chi-Squared test while multivariate analysis used logistic regression.The results showed that 65.4% of pregnant women with a history of miscarriage experienced anxiety. Multivariate analysis showed that the variables significantly related to the anxiety of pregnant women with a history of miscarriage were pregnancy interval, social support, and gestational age (p-value <0.05). The results of the analysis obtained the highest OR on the pregnancy interval variable, namely 5.9 (95% CI 2.119-16.447), meaning that mothers who have a short pregnancy interval (<6 months) were at risk of experiencing anxiety almost 6 times higher than mothers who have long pregnancy intervals ( ≥6 months). The most dominant variable related to the anxiety of pregnant women with a history of miscarriage was the pregnancy interval.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Latar Belakang : Abortus merupakan salah satu masalah di Indonesia dengan prevalensi sebanyak 10-15%. Abortus juga berperan dalam kematian ibu sebanyak 5%. Namun pendataan prevalensi abortus tidak dilakukan secara rutin. Terdapat beberapa faktor resiko abortus, diantaranya anemia. Data Riskesdas 2013 didapatkan 37,1% itu hamil mengamai anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi abortus spontan dan hubungan dengan anemia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2011. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional analitik. Data berupa data sekunder dari departemen Obstetrik dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2011. Data tersebut kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan program SPSS versi 20. Hasil : Pada penelitian ini didapatkan prevalensi abortus sebanyak 8,1%. Prevalensi anemia pada kehamilan sebesar 29,9% dan pada kelompok abortus 32,5. Kategori anemia terbanyak adalah anemia ringan sebanyak 15,2%. Hasil uji analisis bivariat dengan Chi-Square didapatkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kategori anemia dengan kejadian abortus (P=0,069). Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kategori anemia dengan kejadian abortus pada ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo 2011., Background : Abortion is one of Indonesia’s mayor health problem which is found in 10-15% of women’s population. Abortion also contributes to 5% of total maternal mortality. However, the epidemiological data for abortion itself has not been routinely conducted. One of risk factor of miscarriage is anemia. Besed on Riskesdas 2013, 37,1% pregnant women experiences anemia. This study aim to find the correlation between prevalence of spontaneous abortion with anemia in Cipto Mangunkusumo Hospital 2011 Methods : The study is a analitical cross-sectional method was applied in this study by doing univariate and bivariat analysis on the data taken from medical records in Obstetrics and Gynecology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, 2011. SPSS version 20 aids the statistical analysis process. Results : This study found that prevalence of miscarriage is 8,1% and prevalence of Anemia is 29,9%. Prevalence anemia in abortion population is 32,5%. Majority is found to have mild anemia (15,2%). Result of bivariate analysis with Chi-Square, was no association between miscarriage and category of anemia (P=0,069). Conclussion : There was no association between miscarriage and category of anemia in pregnant women in Cipto Mangunkusumo Hospital 2011]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Latar Belakang : Abortus merupakan suatu keadaan dimana kehamilan yang tidak dapat dipertahankan pada usia kandungan yang kurang dari 20 minggu atau berat janin yang masih kurang dari 500 gram. Abortus merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi abortus dan hubungannya dengan usia ibu hamil di RS Cipto Mangunkusumo tahun 2011. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis sebanyak 2516 data ibu hamil di Departemen Obstetri dan Ginekologi dan Instalasi Gawat Darurat RS Cipto Mangunkusumo tahun 2011. Hasil : Prevalensi abortus di RS Cipto Mangunkusumo sebesar 8,1%. Rerata usia ibu hamil yang mengalami abortus (n=203) adalah 29 tahun (16 tahun-46 tahun), sedangkan rerata usia ibu hamil yang tidak mengalami abortus (n=2313) adalah 29 tahun (14 tahun – 56 tahun). Hasil uji Mann-Whitney didapatkan nilai p = 0,061 Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata usia ibu antara kelompok yang mengalami abortus dengan kelompok yang tidak mengalami abortus., Background: Miscarriage is a condition in which pregnancy can not be maintained on the age of pregnancy less than 20 weeks or fetal weight is still less than 500 grams. It is one of the leading causes of death in pregnant women. The aim of this research was to know the prevalence of miscarriage and its relationship with maternal age at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011. Methods: The study design used in this research was cross-sectional by using secondary data from medical records. These data including 2516 pregnant women in the Department of Obstetrics and Gynecology and the Emergency Room in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011. Results: The prevalence of miscarriage in Cipto Mangunkusumo Hospital was 8.1%. The average age of women with miscarriage (n = 203) was 29 years (16 years-46 years), while the average age of pregnant women who did not have miscarriage (n = 2313) was 29 years (14 years - 56 years). Mann-Whitney test results obtained value of p = 0.061 Conclusions: There was no significant difference between the mean age of mothers who experienced miscariage group with the group that did not endergo miscarriage.]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Latar Belakang : Abortus spontan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Prevalensi abortus yang terdeteksi di Indonesia pada tahun 2010 yaitu sebesar 4%. Hipertensi pada kehamilan diketahui menjadi salah satu faktor yang menyebabkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan janin. Keadaan tekanan darah yang rendah pada kehamilan diduga berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan kejadian abortus terancam. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi abortus spontan dan hubungannya dengan tekanan darah sistolik dan diastolik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011. Metode : Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah cross-sectional analitik dengan data sekunder yang didapatkan dari rekam medis pasien di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM tahun 2011. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS versi 20. Hasil : Prevalensi abortus spontan di RSCM tahun 2011 yaitu sebesar 8,1%. Kejadian hipertensi pada abortus spontan diketahui sebesar 3,1%. Besar rerata ± simpangan baku untuk tekanan darah sistolik dan diastolik pada ibu yang mengalami abortus spontan (n=195) yaitu 112,06±11,365mmHg dan 73,24±7,953 mmHg. Sedangkan pada kelompok no-abortus (n=2278) yaitu 124,09±18,965 mmHg and 80±11,961 mmHg. Hasil analisis uji Mann-Whitney didapatkan adanya perbedaan rerata yang bermakna antara abortus spontan dengan tekanan darah sistolik (p<0,001) maupun diastolik (p<0,001). Kesimpulan : Terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang bermakna antara ibu hamil dengan abortus dan non-abortus., Background : Miscarriage is one of the cause of maternal death. In Indonesia, the prevalence of detected miscarriage in 2010 is 4%. Meanwhile, hypertension in pregnancy has been known as a contributing factor for both maternal and foetal mortality and morbidity. Hypotension in pregnancy also associated with increased morbidity and threatened miscarriage. This study conducted to determine the prevalence of miscarriage and knowing its association with systolic blood pressure (SBP) and diastolic blood pressure (DBP) in Cipto Mangunkusumo Teaching Hospital, Jakarta, Indonesia in a period of a year. Methods : The study is a cross-sectional analytic using data obtained from medical records in Obstetrics and Gynecology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, a tertiary national referral hospital, between January – December 2011. Blood pressure data within miscarriage women and non-miscarriage pregnant women were collected and analyzed using SPSS version 20. Results : Of a total of 2518 pregnant women, the prevalence of miscarriage was 8,1% (203/2518 cases), 477 individuals (19,2%) were hypertensive and only 6 individuals (0,16%) were hypotension. Prevalence of hypertension within miscarriage group is 3,1%. The mean ± standard deviation values of the SBP and DBP in women with miscarriage (n=195) were 112,06±11,365mmHg and 73,24±7,953 mmHg. Meanwhile the mean SBP and DBP in non-miscarriage pregnant women (n=2278) were 124,09±18,965 mmHg and 80±11,961 mmHg. Based on Mann-Whitney U test, miscarriage was associated with SBP (p<0,001) and DBP (p<0,001).) Conclussion : There were significant mean SBP and DBP difference between miscarriage women and non-miscarriage pregnant women.]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Young, Bruce K.
New York: Bantam Dell, 2008
618.392 YOU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti Astrid
Abstrak :
Angka kematian ibu pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang menyebabkan kematian ibu ialah abortus (5%). Abortus sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya jumlah paritas ibu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi abortus dan pengaruhnya dengan jumlah paritas ibu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo karena saat ini belum ada data mengenai hal tersebut. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional menggunakan data rekam medis pasien Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2011. Penelitian ini menggunakan 199 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel tersebut diolah dengan SPSS 19 dengan uji chi-square. Didapatkan bahwa prevalensi abortus sebanyak 8,1%. Pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan bermakna antara jumlah paritas rendah dan tinggi dengan kejadian abortus (p=0,983). ...... The number of maternal death in 2007 is 228 per 100.000 live birth. One of the causes of maternal death is miscarriage (5%). Miscarriage can be cause by the number of parity of the mother. The purpose of this research is to know the prevalence of miscarriage dan its association with the number of parity in Cipto Mangunkusomo Hospital. The deasin of this research is cross-sectional. The data were obtained from the Obstetric and Gynecology Department of Cipto Mangunkusomo Hospital medical record. This research uses 199 samples that has the inclusion criteria. The samples were processed by SPSS 19 using chi-square test. The result is the prevalence of miscarriage in Cipto Mangunkusomo Hospital is 8,1%. There is no association between the number of parity with miscarriage (p = 0,983).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kusumawardhani
Abstrak :
ABSTRACT
Salah satu penyebab kematian pada ibu adalah abortus. Abortus spontan yang terjadi pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah riwayat abortus. Beberapa penelitian terkait dengan abortus spontan dan hubungannya dengan riwayat abortus telah dilakukan, namun memiliki hasil yang berbeda-beda. Di Rumah Sakit Cipto Mangkunkusumo (RSCM) sendiri belum terdapat penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara abortus spontan dan riwayat abortus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi abortus spontan di RSCM pada tahun 2011 dan hubungannya dengan riwayat abortus. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data yang digunakan ialah data sekunder berupa rekam medis pasien Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM pada tahun 2011. Pada penelitian ini terdapat 2518 data rekam medis yang sesuai. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square menggunakan program SPSS for windows version 11,5. untuk mengetahui hubungan antara abortus spontan dan riwayat abortus. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi abortus spontan di RSCM pada tahun 2011 adalah sebesar 8,06% dan terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian abortus spontan pada ibu hamil yang memiliki riwayat abortus dan ibu hamil tanpa riwayat abortus di RSCM pada tahun 2011 (p=0,002).
ABSTRACT
One of the cause of death of mother is abortion. A spontaneous abortion occurs basically of some factors, one of them is the history of abortion. Some research have been made on spontaneous abortion and its relationship with the history of abortion, however it has different result. At the Cipto Mangunkusumo Hospital, there is no research made before regarding the spontaneous abortion and the history of abortion. The aim of this research is to know the prevalence of spontaneous abortion and its relation with the history of abortion. This research is using the cross-sectional design. The datas used is the secondary data in the form of medical record of patients at the Department of Obstetrics and Gynaecology Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011. This research found 2518 medical record data appropriate. The analysis of the data is done with chi-square test using SPSS for windows version 11,5 program to find the relation between the spontaneous abortion and the history of abortion. Based on this research, the prevalence of spontaneous abortion is 8,06% and there is significant difference between spontaneous abortion and the abortion history of pregnant mother at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 (p=0,002).
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>