Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosihan Fahmi
Abstrak :
Istilah 'Self' dalam filsafat Barat Modern menunjukkan sebagai identitas yang melekat pada diri seseorang. Konsepsi tentang 'Self' berbeda-beda sesuai dengan pendekatan yang digunakan masing-masing filsuf dalam memaknainya. Namun secara umum dapat dikatakan, perdebatan tentang konsepsi 'Self' dalam Filsafat Barat Modern, mengarah kepada autentisitas esensialis dan eksistensialis. Ketika dikaitkan masalah konsepsi 'Self' dalam filsafat Barat Modern dengan wacana Orientalisme "Timur" dan "Barat" yang dirumuskan oleh Edward W. Said, dalam bukunya Orientalisme, bisa jadi stereotype-stereotype seperti, rasional, beradab, dan dewasa, diciptakan "Barat" tentang keberadaannya atau identitasnya merujuk pada salah satu atau beberapa gagasan konsepsi filosofis tentang 'Self' apakah itu bersifat deteministik, anti-deterministik, atau mungkin pragmatisme. Karena, konsepsi 'Self' dalam filsafat Barat Modern secara umum, memungkinkan adanya pembenaran akan eksploitasi terhadap sesuatu yang berada diluar seperti benda-benda, alam semesta, dan bahkan manusia yang dilainkan sebagai objek. Konstruksi identitas yang dibangun "Barat" atas "Timur" oleh Edward W. Said, berhasil dikupas menjadi sebuah persoalan yang sebelumnya dianggap tidak ada dan ditiadakan yaitu persoalan kekuasaan imperialistik yang dibingkai oleh corak kebudayaan yang orientalistik. Secara epistemologis, Edward W. Said berhasil membongkar, menyikap, menelanjangi kebusukan kultural yang diklaim secara ilmiah oleh kekuasaan koloni. Sementara itu, ditingkat ontologi Edward W. Said berhasil membongkar, menyibak, dan menelanjangi pula penyebab akhir kekuasaan imperialistik yang dibingkai oleh nilai-nilai kemanusiaan, yaitu sifat-sifat yang secara menyeluruh dan mendasar adalah antikemanusiaan itu sendiri. Konsepsi 'Self' dan identitas manusia yang selama ini dianggap netral, terjadi dengan sendirinya, dan universal berhadapan dengan fakta yang dikemukakan Said. Maka 'Self', tidak bisa tidak harus dipahami, dalam konsepsi hibriditas dan autentisitas. Kesadaran akan kemungkinan terjadinya fundamentalisme kebudayaan inilah yang menjadikan kritik Said hanya sebagai gerbang bagi peninjauan ulang konsepsi 'Self' bagi manusia. Dalam upaya meredefinisi identitas, aspek autentisitas dan hibriditas menjadi rumusan yang tidak bisa dihindari, baik bagi "Timur" dan "Barat". Namun disisi lain, Said sendiri tidak melakukan perumusan atau menceritakan upaya Timur dalam merumuskan identitasnya. Dengan kata lain, Said seperti menyetujui bahwa Timur memang tak memiliki kemampuan untuk merumuskan atau menceritakan diri selain melalui suara orientalis dan kritikus- orientalis seperti Said.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiyanti Munsi
Abstrak :
Studi/penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan keunikan struktur dan gaya pengelolaan berciri primordial, yakni kekeluargaan/kekerabatan, keagamaan, dan nilai budaya Bugis setempat yang membentuk sistem kebudayaan dalam perusahaan keluarga PT. Hadji Kalla. Secara teoritis, penelitian ini berangkat dari perspektif Weber mengenai tipe ideal birokrasi yang meihat organisasi (dalam hal ini perusahaan keluarga) sebagai salah ssatu gejala sosio-kultural yang netral dan bebas nilai sehingga mengesampingkan unsur-unsur subjektivitas di dalamnya. Penelitian dilakukan di dua lokasi, yakni kantor pusat dan kantor cabang dengan menggunkan pendekatan kualitatif yang mengandalkan pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan studi literature. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan keluarga PT. Hadji Kalla yang telah bertaraf nasional tetap mengedepankan hubungan/ikatan kekerabatan, etnis, dan agama dalam kegiatan sehari-hari perusahaan, bahkan nilai-nilai tersebut ikut memberi corak perusahaan pada masyarakat perkotaan diberbagai daerah usaha perusahaan. Ini berarti bahwa meskipun masyarakat telah mengalami perubahan, bukan berarti nilai-nilai primordial dan hal-hal yang berada diluar perusahaan (kekerabatan, big men, agama, nilai budaya, kepentingan) tidak ikut mempengaruhi aktifitas perusahaan formal. Oleh karena itu, intervensi unsur subyektivitas akan selalu mencul diikuti dengan penerapan sistem manajemen modern yang diterapkan oleh perusahaan PT. Hadji Kalla.
This study/research intends to identify and to describe the unique structure and the managing style that owns primordial characteristics, that is giving significance to kinship, religion, and local Bugis cultural values, which made up the cultural system of PT. Hadji Kalla family business. Theoritically, this research was inspired from Weberian perspective on the ideal types of bureaucracy, that observes organizations (in this case is the family business) as one of the socio-cultural phenomena which is neutral and value-free, that is place aside its subjective aspects. The research was conducted in two locations, the head office and one of the branch offices using qualitative approach that relies on participant observation, in-depth interviews, and literature studies. The results of the research shows that the family business of PT. Hadji Kalla that has advanced into national level still prioritizes kinship, ethnicity, and religious aspects in the daily activities of the company. The value even take parts in providing the company‟s colour to the urban societies in various districts where the company stands. This means that although the society has undergone transformations, it doesn‟t mean that the primordial value, and the elements that exist outside of businesses (such as kinship, big men, religion, cultural values, and interest) do not influence the activities that are held in formal organizations. Therefore, the interventions of subjective aspects will always appear, followed with the application of the modern management system that is implemented by PT. Hadji Kalla company.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulitta Cinintya Iasha
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus Pandu Hapsoro
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai proses konstruksi identitas aktor dalam komunitas KISS di era globalisasi budaya. Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana proses konstruksi dari identitas moral aktor terbentuk di era globalisasi budaya. Konstruksi identitas moral aktor di era globalisasi ini akan menjadi jangkar bagi agen bertindak untuk melestarikan budaya tradisional dengan motivasi, semangat dan harapan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan kerangka pemikiran Zygmunt Bauman antara modernitas cair dan agenis moral. Melalui kerangka agensi moral, penelitian ini menunjukan bagaimana proses konstruksi identitas moral berawal dari keresahan aktor atas kondisi budaya tradisional di era globalisasi. Identitas moral aktor tersebut mampu membentuk praktik sosial agen dalam kehidupan kesehariaannya. Pertama, dengan membentuk komunitas KISS. Kedua, sebagai landasan aktor bertindak serta memilih pilihannya. Penulis berpendapat bahwa ekspresi dari identitas aktor melalui gerakan sosial ini akan berperan menciptakan keberagaman budaya di era globalisasi dalam modenitas cair. Melaui pendekatan analitis ini, yaitu identitas dan agensi moral di dalam proses globalisasi, penulis keluar dari dikotomi antara homogenisasi dan heterogenisasi dalam pandangan orientasi struktur. Penulis ingin bergerak menjauh dari pandangan agentless dalam proses globalisasi, yaitu dengan melihat dinamika agensi. Melalui agen dan betuk agensi moral, penelitian ini ingin berpendapat bahwa di dalam proses dan dampak globalisasi, manusia tidak tertahan pada kondisi ?adalah? atau tekanan struktural, melainkan terdapat optimisme untuk melihat suatu harapan atas kondisi yang ?seharusnya? atau lebih baik. ABSTRACT
This study discusses about the process of identity construction of actor in the KISS community in an era of cultural globalization. This study will explain how the construction process of moral identity actor is formed in the era of cultural globalization. Moral identity construction of the actor in the era of globalization will be the anchor for agents to act and preserve the traditional culture wiht motivation, passion, and hope. This study used a qualitative approach by using the framework of Zygmunt Bauman concept liquid modernity and moral agency. Through the framework of moral agency, this study shows how the construction of moral identity process begins with the actor disquite over the state of traditional culture in globalization era. Moral identity of the actor is capable of forming social practices agent in a daily life. First, by forming a community KISS. Second, as the cornerstone of actors to act and to select the choice in their life. The author argues that the expression of the identity of the actor through this social movement will create the role of cultural diversity in the era of cultural globalization and liquid modernity. Through this analytical approach, which is an identity and moral agency in the process of globalization, the author wantsto move away from an agentless view of globalization process by viewing at the dynamics of the agency. Through agents and the form of moral agency, this study argue that in the process and impact of globalization, people are not retained on the condition of ?is? or structural pressure, but their is an optimism to see any hope on the condition that ?should? or a better.
2015
S60972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalva Abigail Kamilia
Abstrak :
Skripsi ini membahas eksistensialisme pada sepuluh buah puisi pilihan dalam buku Временное Место/Vremennoje Mesto/Persinggahan Sementara karya Aleksey Davidovich Alyokhin. Teori Eksistensialisme dan strukturalisme genetik digunakan untuk membuktikan adanya eksistensialisme melalui tema-tema puisi tersebut. Analisis dalam karya ilmiah akan dilakukan dengan melihat fakta kemanusiaan diluar struktur karya puisi untuk menemukan tema puisi dengan ide eksistensialisme. Hasil analisis membuktikan bahwa eksistensialisme tercermin di dalam karya-karya puisi Aleksey Davidovich Alyokhin dengan lima tema yaitu subjektivitas, kebebasan, kegagalan, keterasingan dan kematian. ......This thesis discusses existentialism in ten selected poems in the book Временное Место/Vremennoje Mesto/A Temporary Sojourn by Alyokhin Aleksey Davidovich. Existentialism and structuralism genetic theories are used to prove the existence of existentialism through the themes of the poem. Analysis of the scientific work will be done by looking at the facts of humanity outside the structure of the poem with the idea of finding a theme of existentialism. The results of the analysis show that existentialism is reflected in the works of the poet Aleksey Davidovich Alyokhin with five themes, namely subjectivity, freedom, failure, alienation and death.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lara Anthonia Natasha
Abstrak :

Le Corbusier dan Louis Kahn adalah dua arsitek terkemuka yang memberikan kontribusi signifikan pada bidang arsitektur di abad ke-20. Le Corbusier percaya bahwa bangunan harus fungsional, efisien, dan indah, dan harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan orang yang menggunakannya. Berbeda dengan Le Corbusier, Louis Kahn percaya bahwa arsitektur harus berakar pada sejarah dan budaya suatu tempat. Terlepas dari latar belakang dan pendekatan arsitektur mereka yang berbeda, keduanya sama-sama memiliki pemahaman dan penghargaan yang mendalam atas peran pencahayaan alami dalam arsitektur. Hal ini terlihat pada hasil karya mereka yang seringkali memanfaatkan cahaya alami dengan cara-cara yang inovatif untuk menciptakan ruangan yang fungsional dan indah. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran cahaya alami dalam menghadirkan atmosfer tertentu yang dapat menciptakan kualitas puitis ruang dan pengalaman spasial pada dua bangunan ikonik: Notre Dame du Haut dan Museum Seni Kimbell. Melalui analisis studi kasus komparatif, skripsi ini mengkaji bagaimana dua arsitek, Le Corbusier dan Louis Kahn, memanfaatkan cahaya alami untuk mencapai tujuannya masing-masing pada bangunan tersebut. Studi tersebut menganalisis strategi penggunaan cahaya alami pada kedua bangunan dan bagaimana pengaruhnya terhadap suasana dan bentuk ruang serta bagaimana nantinya hal tersebut dapat menciptakan suatu kualitas, pada kasus ini kualitas puitis. Skripsi ini menyimpulkan bahwa cahaya alami merupakan elemen yang sangat penting dalam membentuk kualitas sebuah ruang. Kesimpulan lainnya adalah bahwa penggunaan cahaya alami yang inovatif oleh arsitek memainkan peran penting dalam kesuksesan penyampaian fungsi dan tujuan kedua bangunan ikonik ini. ......Le Corbusier and Louis Kahn are two prominent architects who made significant contributions to the field of architecture in the 20th century. Le Corbusier believed that buildings should be functional, efficient, and beautiful, and should be designed with the needs of the people who use them in mind. Unlike Le Corbusier, Louis Kahn believed that architecture should be rooted in the history and culture of a place. Despite their different architectural backgrounds and approaches, both share a deep understanding and appreciation of the role of natural lighting in architecture. This can be seen in their work which often utilizes natural light in innovative ways to create functional and beautiful spaces. Writing this thesis aims to explore the role of natural light in presenting a certain atmosphere that can create a poetic quality of space and spatial experience in two iconic buildings: Notre Dame du Haut and the Kimbell Art Museum. Through the analysis of comparative case studies, this thesis examines how two architects, Le Corbusier and Louis Kahn, utilized natural light to achieve their respective goals in the building. The study analyzes the strategy of using natural light in both buildings and how it affects the atmosphere and form of space and how this can create a quality, in this case a poetic quality. This thesis concludes that natural light is a very important element in shaping the quality of a space. Another conclusion is that the architect's innovative use of natural light played an important role in the successful delivery of the function and purpose of these two iconic buildings.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lippmann, Walter
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999
190 LIP f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
London: Routledge, 1998
724.6 MOD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>