Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Rofi` Usmani
Abstrak :
[, ]
Yogyakarta: Bunyan, 2016
297.51 AHM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratnayu Sitaresmi
Abstrak :
Tesis ini menjelaskan pemahaman anak-anak anggota Sanggar Kukuruyuk, tentang ajaran moral triguna, yang merupakan bagian dari norma masyarakat Bali yang berlandaskan ajaran agama Hindu Dharma, yang mereka terima melalui simbol dalam fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan". Asumsi yang disusun adalah fabel, yang merupakan cerita yang mengajarkan moral dan terdiri dari wacana yang menyampaikan pesan tentang moral tersebut dengan menggunakan simbol bahasa, menjadi alat transmisi yang mewariskan ajaran moral kepada anak-anak sebagai anggota masyarakat Bali. Pemahaman anak ini didekati dengan menggunakan pendekatan antropologi linguistik, yang dikaitkan dengan pendekatan simbolik dan kognitif. Pendekatan ini melihat bahasa sebagai sistem pemaknaan simbolik dan terdiri dari susunan konsep, yang membantu menyusun pemahaman seseorang tentang suatu rangsangan. Pemaknaan ini tidak bersifat individual, melainkan merupakan hasil pengamatan bersama dari kebudayaan yang dianut masyarakat yang menjadi tempat individu tersebut bersosialisasi. Metode yang digunakan ialah etnografi terfokus, dengan menggunakan teknik pengumpulan data partisipasi observasi, yang didukung studi literatur, wawancara, pengamatan, serta penyebaran kuesioner, untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Temuan-temuan penting dalam penelitian ini adalah (1) wacana dalam fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" merupakan bentuk penyampaian pesan tentang ajaran moral triguna, (2) penyampaian ajaran moral melalui fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" mengembangkan imajinasi anak, sehingga anak dapat menjelaskan sebab akibat munculnya tindakan dalam sebuah interaksi sosial. Penyampaian fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" membantu anak mengembangkan imajinasi mereka tentang sifat-sifat dalam ajaran moral triguna yang mempengaruhi tindakan pelaku dalam fabel tersebut. Imajinasi ini mempengaruhi penyusunan konsep dalam pemahaman anak tentang alasan tindakan, perkiraan tentang tanggapan yang akan terjadi terhadap tindakan tersebut, penilaian mengenai tindakan, dan alasan mereka memberikan penilaian tersebut. Imajinasi ini memperkuat pemahaman mereka untuk memahami konsep awal yang ingin diwariskan penutur cerita, tetapi juga menyebabkan munculnya pemahaman yang berlawanan dengan konsep awal tersebut. Pemahaman yang berlawanan tidak disebabkan kesalahan pemahaman, melainkan disebabkan kreativitas yang dipancing oleh fabel yang mengajak mereka berkelana ke wilayah imajiner. Sehingga, meskipun terdapat pemahaman yang berlawanan, secara garis besar anak-anak tetap memahami makna pesan yang ingin disampaikan penutur cerita melalui fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan".
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Suwargono
Abstrak :
The Javanese Moral Leadership Teaching in Serat Jayabaya: Text Edition and Philosophy StudyThere are two kinds of field studies that is learned in this research. They are the study of both philology and philosophy. The study of philology will select six Javanese manuscripts as the corpus of Jayabaya manuscript to acquire the most representative or complete one among the others. While the study of philosophy will find out the Javanese moral leadership teaching within the selected text, namely, Serat Jayabaya. In relation with the study of philology, the comparative study among six manuscripts is done. There are three important parts of the text that is compared in this study, they are: (I) story sequence, (1) story episodes, and (3) the emergence of important characters. The six manuscripts which is compared in this study are P 203, CS 16, KBG 153, KBG 1077, KBG 65, and LL 7. As a matter of fact, the result of comparative study decides that manuscript by the code P 203 with the title Serat Jayabaya is chosen to be the most representative and complete one. Furthermore, the manuscript is considered to be the basic reference of the text edition and philosophy study in this research. In studying the Javanese moral leadership teaching there are some points that is invented as the Javanese moral leadership teaching within the text, they are: (I) to keep the glorious status of keagung binataraan, (2) Possessing sifat-sifat kapanditaan (the attitude of holy priest), (3) berbudi halus leksana, ambeg adil Para marta (having a wisdom and keep justice to others), (4) anjaga rata tentreming praja (keeping the peace and prosperity of the country), (5) in the term of facing up against the enemies should strongly embrace the philosophy of digdaya tanpa aji, nglurug tanpa Bala, menang tanpa ngasorake, (strong without weapon, fighting without the troops, winning without conquering), (6) the behavior of the Javanese king or leader should be based on the philosophy of sepi ing pamrih rame ing gave (poor of expectation within a hard work). The kings or leaders will be able to implement the above Javanese moral leadership teachings if they develop the teaching "Hastha Brata" (eight attitude) as they were toucht by the popular king of Pancawati , namely. the king "Prabu Ramawijaya", The Hastha Brata (eight attitude) teachings are as follows: (1) following the attitude of the sun, (2) following the attitude of the moon, (3) following the attitude of the stars, (4) following the attitude of the wind, (5) following the attitude of the clouds, (6) following the attitude of the ocean, (7) following the attitude fire, and at last, (8) following the attitude of the earth. According to the the title of puppet show Wah n Avlakutha Rama (The Rama's holy leadership teaching), the eight attitudes are actually symbolized by the the eight Gods, they are: (1) Batara (God) Endra, (2) Batara (God) Surya, (3) Batara (God) Bayu, (4) Batara (God) Kuwera, (5) Batara (God) Baruna, (6) Batara (God) Yama, (7) Batara (God) Candra, and, (8) Batara (God) Brama. The above points of Javanese moral leadership teachings are successfully implemented by some previous Javanese kings as it is written in Serat Jayabaya text, they are: (1) The king of Rum kingdom, (2) The king Prabu Sela Prawata, the first Javanese king that ruled in Giling Wesi, Panataran kingdom, (3) The king of Medang Kawit kingdom, (4) The king of Pancawati kingdom, (5) The king Sri Ma Punggung, (6) The king Prabu Jayabaya in Kediri kingdom, (7) The king of Jenggala kingdom, (8) The king of Demak kingdom, (9) The first king of Mataram kingdom, and the last, (10) the king Sang Tunjung Putih, Sultan Eru Cakra in Katangga Kingdom. The text edition of Serat Jayabaya will transliterate the Javanese script to modern latin writing. The basic guidance of the transliteration will be shown as follows. In order that the reader understand the content of the text, especially Indonesian reader, then the result of the text editing is translated contextually into Indonesian language. It is impossible to translate the text in word by word translation, for there are some Javanese words of the text that cannot be found its Indonesian words. Besides that many structures of Javanese language are proved different from the Indonesian one. If the translation is conducted based on merely the words and structures of the text it might be very difficult and tend to make big misunderstanding. Therefore, the method of contextual translation is considered suitable to be used in this work.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Zainuddin
Abstrak :
Perkembangan penalaran moral ditentukan oleh banyak faktor antara lain faktor lingkungan keluarga dan sekolah. Dalam lingkungan keluarga, proses pengasuhan khususnya ayah berperan dalam perkembangan penalaran moral remaja. Begitu juga dalam lingkungan sekolah, teman sebaya memiliki andil yang cukup berarti. Berkaitan dengan peran orangtua, secara tradisional pengasuhan dalam arti mendidik dan membesarkan anak lebih dibebankan kepada ibu. Peran ayah lebih dikaitkan dengan peran sehagai pendukung ekonomi yang membutuhkan keterampilan intelektual (Phares, 1996) sehingga keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak tidak mendalam. Sesuai dengan perkembangan zaman jumlah wanita yang bekerja meningkat, ayah pun mulai dituntut untuk terlibat dalam pengasuhan anak. Penelitian ini mengenai perkembangan penalaran moral remaja dikaitkan dengan peran ayah dan peran teman sebaya. Tujuan penelitian ini adalah (1) membuktikan apakah ayah berperan dalam pencapaian tahap penalaran moral remaja (2) membuktikan apakah teman sebaya berperan dalam pencapaian tahap penalaran moral remaja dan (3) membuktikan apakah ayah dan teman sebaya secara bersama-sama berperan dalam pencapaian tahap penalaran moral remaja. Sampel penelitian ini adalah 160 siswa SMA Lab. School Rawamangun Jakarta kelas II tahun ajaran 2004/2005. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner persepsi remaja terhadap peran ayah yang disusun berdasarkan dimensi pengasuhan yang dikembangkan oleh Barber. Alat ukur lain adalah kuesioner persepsi remaja terhadap peran teman sebaya berdasarkan dimensi kelekatan remaja dengan teman sebaya dari Armsden & Greensberg. Untuk mengukur tahap penalaran moral remaja digunakan Defining Issues Test (DIT) yang dikembangkan oleh Rest. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan ballwa peran ayah dan peran teman sebaya menunjukkan tidak ada hubungannya dengan perkembangan penalaran moral remaja. Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori mungkin disebabkan peran ayah khususnya di Indonesia memang tidak sebesar di negara Barat, walaupun ayah ikut terlibat dalam kegiatan rumah tangga namun umumnya masih berpegang pada norma-norma mengenai pembagian kerja. Selain itu alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Meskipun demikian, orangtua terutama ayah perlu juga memperhatikan hal seperti yang dikatakan dalam berbagai tinjauan teoritis bahwa ayah yang berperan aktif dalam pengasuhan remaja akan mengurangi terjadinya ketimpangan dalam pertumbuhan remaja tersebut khususnya perkembangan penalaran moral. Saran utama yang diajukan sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perkembangan penalaran moral remaja agar didapatkan gambaran faktor-faktor lain yang ikut memberikan kontribusi. Saran juga ditujukan kepada keluarga, sekolah, dan praktisi pendidikan sehingga memiliki gambaran dalam rangka melakukan pembinanan terhadap moral remaja.
2005
T18600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elva Fahrima
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamzam Muharamsyah
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global. Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlin
Abstrak :
Perilaku moral hazard tertanggung merupakan permasalahan serius industri perasuransian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat moral hazard pada tertanggung asuransi syariah dan asuransi konvensional. Penelitian ini juga mengevaluasi penerapan hukum syariah dalam kaitannya terhadap tingkat moral hazard tertanggung asuransi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan bulanan penolakan klaim pada divisi roda dua PT. Asuransi XYZ. dari Januari 2008 hingga Desember 2008. Uji hipotesis menggunakan metode compare mean independen samples ttest. Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa dengan pendekatan laporan klaim, ditemukan perbedaan hasil perhitungan tingkat moral hazard pada kelompok tertanggung asuransi syariah dan konvensional. Sedangkan dengan pendekatan polis aktif dari hasil uji hipotesis tidak terdapat perbedaan hasil perhitungan tingkat moral hazard pada kedua kelompok tertanggung. Lebih jauh lagi konsep asuransi syariah dapat dijadikan solusi bagi problematika moral hazard tertanggung.
Moral hazard behaviour of consumer is a serious problem in insurance industry. This research aims to test the differences between moral hazard proportion in consumer of sharia insurance and modern insurance. This research also evaluates wheather the sharia law application is able to reduce moral hazard behaviour of insurance consumer. Data used in this research are monthly report of rejected claim in two wheeler division PT Asuransi XYZ from January 2008 to December 2008. Compare mean independent samples t-test method is used in testing hypothesis. The analytical result of this research show that there is significant difference in the moral hazard proportion calculation using first method where the reported claim as a divider factor. In other method, there is no difference in the moral hazard proportion using live policy as a divider factor. Furthermore, sharia insurance concept could be a solution for moral hazard of insurance consumer.
2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Dhuta Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kemampuan Lembaga Penjamin Simpanan dalam menghadapi potensi risiko moral hazard terutama yang berhubungan dengan penyaluran kredit perbankan. Keberadaan suatu institusi penjaminan simpanan dimanapun akan selalu diiringi oleh risiko moral hazard bank-bank anggota penjaminan. Penelitian ini dibatasi hanya meneliti bank-bank perkreditan rakyat karena menimbang selama berdiri hingga saat ini, (2005-2012) paparan terbesar LPS adalah disaat melikuidasi BPR. Risiko moral hazard tidak akan dapat dihilangkan, namun dapat ditekan. Salah satu parameter yang sangat berpengaruh dalam menjaga tingkat risiko moral hazard agar tetap rendah dan berada pada batas toleransi yaitu nilai maksimum simpanan yang dijamin (coverage limit). Tesis ini juga berusaha meneliti parameter lain yang berpengaruh dengan memasukkan variabel-variabel makroekonomi seperti pertumbuhan PDB, laju inflasi, suku bunga acuan Bank Indonesia, suku bunga yang dijamin oleh LPS, dan perkembangan penyaluran dana kredit pada BPR. Dalam perkembangan penyusunan tesis ini, dilakukan juga pengujian dalam mengukur risiko moral hazard yang berhubungan dengan kredit BPR secara kuantitatif dengan mengadopsi metode dalam pengukuran pencadangan klaim LPS yaitu pendekatan perhitungan value at risk CreditRisk+ dengan input data berasal dari data non performing loan (NPL) BPR selama tahun 2011 yang masih berada dalam proses maupun yang telah selesai proses likuidasinya oleh LPS.
Abstract
This research is to determine Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) ability in order to encounter the impact of moral hazard risk in correlation with bank credit disbursement. The existences of a deposit insurer institution everywhere will always be followed by the moral hazard risk of bank members. This study limited to scrutinize only rural banks because since the establishment (2005-2012) the IDIC largest exposure was when it liquidated rural banks. The risk of moral hazard cannot be eliminated, but it can be suppressed. One of the robust parameter that very important in maintaining the level of moral hazard risk in order to remain low and on the threshold of tolerance is the maximum deposit coverage limit. This research also attempted to examine the other parameters that affect by asserted the macroeconomic variables such as GDP growth, inflation rate, BI rate, deposit insurance rate, and the development of rural banks credit disbursement. Furthermore, this study also try to measured moral hazard risk in associated with rural banks credit failure quantitatively by adopting the IDIC?s provision cover claim method using banking credit risk measurement approach (internal rating based). After further consideration, CreditRisk+ value at risk approach was chosen using input data from liquidated rural banks non performing loan (NPL) during 2011
2012
T32252
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yessyca Diana Gabrielle
Abstrak :
Dalam Pembanguan Jangka Panjang Kedua (PJP II) peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia mendapatkan tekanan yang utama. Pembangunan dibidang ekonomi berjalan dengan sangat cepat kurang diimbangi dengan masalah pembangunan mental. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya disiplin dalam kehidupan bangsa Indonesia. Istilah 'jam karet' misalnya, sudah sangat popular di negara-negara lain dan nyaris menjadi trade mark negatif bangsa kita. Rendahnya disiplin dalam aspek-aspek kehidupan sehari-hari dapat kita lihat dan sebutkan satu-persatu. Tingkahlaku yang menunjukkan rendahnya disiplin juga tampak pada diri remaja. Anggota Paskibra/ka dinilai sudah mempunyai dasar-dasar militer dan disiplin sehingga dapat memberikan contoh konkrit dalam pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional (Pangdam Jaya Mayjen TNI Sutiyoso, Kompas, Rabu, 21-08-1996:12). Sprinthal and Sprinthal (1990) mengatakan bahwa disiplin erat kaitannya dengan perkembangan moral dan perkembangan kognitif. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tahap perkembangan moral anggota Paskibra/ka. Dalam Paskibra/ka seorang remaja belajar tentang "nilai" moral yang menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan remaja belajar bersama dengan teman sebayanya dimana pengaruh teman sebaya sangat besar pada diri seorang remaja sehingga "nilai" moral yang dipelajari akan cepat terinternalisasi maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah tahap perkembangan moral kelompok Paskibra/ka lebih tinggi daripada kelompok non Paskibraka. Dengan menggunakan kuesioner Dilema Moral Kohlberg serta kuesioner Pola Asuh maka hasil yang diperoleh adalah Tahap perkembangan moral kelompok Paskibra/ka lebih tinggi daripada tahap perkembangan moral kelompok non Paskibra/ka baik yang diasuh secara otoriter, demokrasi maupun permisif serta remaja yang diasuh secara demokrasi dan permisif akan mempunyai tahap perkembangan moral yang lebih tinggi daripada remaja yang diasuh secara otoriter. Kesimpulan daripada penelitian ini adalah pola asuh demokrasi dan permisif yang diberikan oleh orangtua kepada anak remajanya ditambah dengan mengikuti latihan Paskibra/ka membuat seorang remaja berada pada tahap perkembangan moral yang lebih tinggi daripada remaja yang lain. Dalam penelitian ini masih ditemukan banyak kelemahan-kelemahan, untuk itu peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya agar dapat dilakukan pada sampel yang lebih variatif dan adanya penyempurnaan alat baikfisik maupun penyajiannya. Daftar Pustaka ; 43 (1954-1997)
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>