Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article describes the role of Aplocheilus panchax fish towards the larva of culex quinquefasciatus mosquitos. Aplocheilus fish is known as larvivor - fish that eats larva..... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Toxorhynchites adalah nyamuk berukuran paling besar, tidak menghisap darah, bentuk probosisnya setengah distal membengkok ke bawah dan larvanya bersifat kanibalistik. Pengamatan biologik terhadap Tx.amboinensis dilakukan di laboratorium sesuai dengan cara yang lazim digunakan pada pemeliharaan Toxorhynchites. Hasil pengamatan terhadap 18 ekor nyamuk betina selama 8 hari yang dikumpulkan dalam satu kandang nyamuk, 89,9% meletakkan telur pada cawan hitam, sedangkan sisanya pada cawan hijau 1,6% , merah 3,5%, kuning 0,4% , dan warna perak 1.6%.
"
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengabutan insektisida lamda sihalotrin terhadap larva Ae.aegypti pada beberapa kontainer di dalam dan di luar rumah. Pengabutan dilakukan pagi hari di daerah pemukiman desa Karangcegak, Banyumas dengan menggunakan alat Swing Fog SN II yang berisi lamda sihalotrin 25 EC dosis 40 ml/ha. Berdasarkan uji hayati (Air Bioassay) diketahui dosis 40 ml/ha lamda sihalotrin 25 EC efektif membunuh larva Ae.aegypti sebanyak 80-100% di dalam rumah dan 60-84% di luar rumah pada kontainer yang berdiameter antara 2-12 cm."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk menghindari dampak negatif penggunaan insektisida, WHO menganjurkan pengendalian biologik dengan menggunakan jasad hayati yang bersifat predator, salah satunya adalah copepoda. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan predasi copepoda terhadap larva Aedes di laboratorium. Hasil penelitian tentang kemampuan predasi 7 jenis anggota copepoda menunjukkan kemampuan predasi yang bervariasi antara 83% - 100%. Kemampuan predasi tertinggi dicapai pada perlakuan dengan M.longisetus, M.aspericornis, dan Ma.albidus.
"
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan alkaloid tanaman merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi serangga vektor penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji Pachyrrizus erosus (bengkoang) terhadap larva Cx.quinquefasciatus. Pengujian dilakukan dengan berbagai konsentrasi ekstrak (4%, 2%, 1%, 0,5%, 0,25%), masing-masing konsentrasi dilakukan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan untuk mematikan seluruh populasi larva (LC 50) diperlukan konsentrasi 0,25% dan untuk mematikan 95% populasi (LC95) diperlukan konsentrasi (0,75%). Efektivitas umur residu menunjukkan pemberian konsentrasi 4% mampu membunuh larva sampai 16 hari, sebaliknya pada pemberian konsentrasi terendah yaitu 0,25% hanya mencapai 8 hari.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberantasan Demam berdarah dengue (DBD) dilakukan dengan pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Ae.aegypti antara lain dengan temefos 1%, malation 4%, dan pemberantasan sarang nyamuk. Cara lain yang dapat dilakukan adalah teknik Jantan Mandul (TJM). Penyinaran sinar gamma dari irradiator Co-60 tipe gamma cell 220, diberikan pada pupa jantan umur 24-36 jam. Dosis 60Gy merupakan dosis terendah yang menghasilkan kemadulan lebih dari 90%. Dosis tersebut diberikan pada pupa jantan berumur 24-36 jam, dan menghasilkan nilai daya saing sebesar 0,49.
"
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu penelitian dilakukan di kecamatan Wulanggitang – kabupaten Flores Timur dengan menggunakan Bacillus thuringiensis H-14 (TEKNAR) dosis 0,6 liter per Ha terhadap jentik Anopheles barbirostris pada kolam tanpa vegetasi, dengan vegetasi rumput dan vegetasi lumut, untuk menekan kepadatan populasi jentik vektor di ketiga jenis kolam tersebut. Tangki semprot “Hudson” digunakan untuk menyemprotan bakteri ini ke masing-masing kolam. Kolam tanpa vegetasi sebanyak 1,98 ml per 33 m2, kolam vegetasi rumput 7,2 ml per 120 m2 dan kolam vegetasi lumut 2,1 ml per 36 m2. Hasil pengamatan 24 jam sesudah penyemprotan menunjukkan bahwa B.thuringiensis H-14 dapat menekan kepadatan populasi jentik instar I – II dan III-IV masing-masing sebesar 97.52% dan 100% pada kolam tanpa vegetasi, 91,70% dan 88,99% pada kolam vegetasi rumput serta 55,92% dan 51,39% pada kolam vegetasi lumut. Pengamatan 6 hari penyemprotan menunjukkan penurunan kepadatan populasi jentik instar 1-II dan III-IV. Penurunan ini relatif rendah, bahkan kadang tidak terlihat adanya penurunan.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library