Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firda Amalia
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian dan kerugian secara ekonomi, sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di kota besar. Salah satu upaya pemberantasan vektor DBD adalah pemberantasan DBD menggunakan biolarvasida yaitu Bacilus thuringiensis israelensis (Bti). Tujuan penelitian ini membahas perbandingan efektivitas Bti konsentrasi 2 ml/m2 dan 4 ml/m2 dalam membunuh larva Ae. aegypti di TPA dalam rumah. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan intervensi Bti konsentrasi 2 ml/m2 dan 4 ml/m2. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 Januari (pretest) dan 14 Februari 2010 (posttest). Survei entomologi dilakukan dengan single-larval method di TPA dalam rumah yang berada di 100 rumah di RT 11-18 (Bti konsentrasi 2 ml/m2) dan 100 rumah di RT 5-10 (Bti konsentrasi 4 ml/m2). Data diolah dengan program SPSS versi 11.5 dengan analisis menggunakan uji chi-square. Setelah pemberian Bti konsentrasi 2 ml/m2, jumlah TPA positif larva naik dari 28 menjadi 30 TPA, sedangkan pada Bti konsentrasi 4 ml/m2 jumlah TPA positif larva menurun dari 17 menjadi 7 TPA. Disimpulkan Bti dengan konsentrasi 4 ml/m2 lebih efektif dalam menurunkan keberadaan larva Ae. aegypti di TPA dalam rumah dibandingkan konsentrasi 2 ml/m2, dan TPA positif larva terbanyak yang ditemukan sebelum dan sesudah pemberian Bti adalah bak mandi. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that can cause death and economic losses, which becomes a public health problem in Indonesia especially in big cities. One of the DHF vector control is using biolarvacide Bacilus thuringiensis israelensis (Bti) to kill DHF vector. The aim of this study is to compare the effectiveness of Bti concentrations between 2 ml/m2 and 4 ml/m2 in killing larvae of Ae. aegypti in water container inside the house. This study used an experimental design with intervention of Bti concentrations between 2 ml/m2 and 4 ml/m2. Data were collected on 13th January (pretest) and 14th February 2010 (posttest). The entomology survey is conducted by single-larval method in water container in 100 houses at RT 11-18 (Bti concentration in 2 ml/m2) and in 100 at RT 5-10 (Bti concentration in 4 ml/m2). Data were analyzed with SPSS version 11.5 using chi-square test. After administration with 2 ml/m2, the number of positive larvae increases from 28 to 30 containers, while with 4 ml/m2 the number of positive larvae decreases from 17 to 7 containers. To conclude, the 4 ml/m2 of Bti concentration is more effective in reducing the presence of Ae. aegypti in water container inside the house instead of 2 ml/m2, and bathtub is the water container that has the most larvae before and after the administration of Bti.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
RR Mega Utami
Abstrak :
Pemberantasan vektor DBD dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain menggunakan biolarvasida berupa bakteri. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui efektivitas Bti dalam menurunkan jumlah container positif larva Aedes aegypti di luar rumah di daerah zona merah DBD yaitu Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan intervensi aplikasi Bti cair dengan konsentrasi 4 mL/m2. Survei entomologi dilakukan di 100 rumah di Paseban pada tanggal 14 Februari 2010 menggunakan single larval method. Pada survai entomologi pertama, Bti diaplikasikan di container di luar rumah lalu dievaluasi pada survei kedua pada tanggal 14 Maret 2010. Data yang diperoleh diolah dengan program SPSS versi 11.5 dan dianalisis dengan uji Fisher?s exact. Hasil menunjukkan bahwa semua container positif larva di daerah perlakuan menjadi negatif setelah diberikan Bti, namun penurunan juga terjadi di daerah kontrol, yang tidak diberikan Bti. Disimpulkan bahwa Bti cair dapat menurunkan jumlah container positif larva Ae. aegypti di luar rumah di kelurahan Paseban. ......There are many alternatives to control DHF vectors, one of these is a biolarvicide using bacteria. The aim of this study was to observe the effectiveness of Bti in decreasing containers with larvae Aedes aegypti outside houses in Paseban villages as DHF red zones. This study used an experimental design with Bti application on 4 mL/m2 concentration as the intervention. Entomological survey was conducted in 200 houses in Paseban on February 14th 2010 using single larval method. On the first entomological survey, Bti was applied on permanent water containers and the results were evaluated on the second survey on and March 14th 2010. The data obtained were processed using SPSS for Windows version 17.0 and analysed using Fisher?s-exact test. The results showed a change concerning containers in intervention area, which turned larvae-negative after Bti application, but a change of containers also happened in control area, which also turned larvae-negative without Bti application. Thus Bti can be used in decreasing containers with larvae Ae. aegypti outside houses in Paseban.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Gilliani Prasetio
Abstrak :
Penyakit tular vektor merupakan masalah kesehatan masyarakat, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan oleh Ae. aegypti sebagai vektor utama dan Ae. albopictus sebagai vektor sekunder. Pemberantasan penyakit tersebut dilakukan dengan memberantas vektornya terutama menggunakan insektisida. Untuk mengurangi efek negatif insektisida, dewasa ini diupayakan pemberantasan biologis antara lain dengan Bacillus thuringiensis israelensis (Bti). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama efek residu Bti di dalam bak fiberglass, keramik dan semen terhadap Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Desain penelitian ini adalah eksperimental. Sebanyak 100 larva instar III Ae. aegypti dan Ae. albopictus yang berasal dari koloni laboratorium dimasukkan ke dalam bak fiberglass, keramik, dan semen berukuran 60 x 60 x 60 cm3 yang berisi 125 L air. Selanjutnya diteteskan Bti dengan konsentrasi 2 ml/m2 lalu diobservasi selama 24 jam, kemudian dihitung jumlah larva yang mati. Sebagai kontrol, 100 larva dimasukkan ke bak dengan jenis dan ukuran yang sama namun tidak diberikan Bti. Lama efek residu Bti dalam membunuh larva Ae. aegypti dan Ae. albopictus pada ketiga bak adalah dua minggu namun masih dapat membunuh larva pada minggu ketiga dengan jumlah kurang dari 70%. Pada uji efek residu Bti terhadap larva Ae. aegypti dengan larva Ae. albopictus didapatkan p<0.05 baik di bak fiberglass, keramik, dan semen yang berarti terdapat perbedaan bermakna. Disimpulkan efek residu Bti bekerja lebih baik terhadap larva Ae. albopictus dibandingkan Ae. aegypti. Vector borne disease is a public health problem, one of which is dengue hemorrhagic fever (DHF) which is transmitted by Ae. aegypti as the main vector and Ae. albopictus as the secondary vector. The control of the disease by controlling vector mainly using insecticides. To reduce the negative effects of insecticides, today's control of the vector attempted with biological eradication, among others, with Bacillus thuringiensis israelensis (BTI). This study aims to determine residual effect of BTI against Ae. aegypti and Ae. albopictus. This experimental study was performed using 100 third instar larvae of Ae. aegypti and Ae. albopictus from laboratory colonies introduced into containers of fiberglass, ceramic, and cement which measures 60 x 60 x 60 cm3 and containing 125 L of water. The concentrations of Bti was 2 ml/m2 then observed for 24 hours and then the number of dead larvae counted. As control 100 larvae introduced in to the same type an size containers but not given Bti. Residual effect of Bti against Ae. aegypti and Ae. albopictus larvae in the three containers is two weeks, but still effective to kill the larvae on the third weeks with mortalitity number less than 70%. McNemar test showed p<0.05, which means there is significant differences. It was concluded that residual effect of BTI work better against Ae. albopictus larvae than Ae. aegypti larvae.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Pramana Putra Lolo Allo
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah penyakit tropik infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama pada daerah perkotaan seperti pada Kecamatan Cempaka Putih, DKI Jakarta yang merupakan daerah rentan DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas aplikasi Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) terhadap pengendalian larva Aedes aegypti di TPA tertutup. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental. Pengambilan data dilakukan dua kali, yaitu 28 Maret dan 25 April 2010 di Kelurahan Rawasari dan Kelurahan Cempaka Putih Barat dengan single-larval method. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna kepositifan larva pada kedua daerah baik pada kunjungan pertama (p=0,46) maupun pada kunjungan kedua (p=0,26). Keberadaan larva pada TPA tertutup tidak berbeda bermakna pada Kelurahan Rawasari (p=0,50) setelah aplikasi Bti, maupun di Kelurahan Cempaka Putih Barat (p=0,62) yang tidak dilakukan aplikasi Bti. Disimpulkan bahwa tidak terdapat penurunan kepositifan larva yang bermakna secara statistik setelah aplikasi Bti pada TPA tertutup dalam menurunkan keberadaan larva Aedes aegypti. ......Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of infectious tropical disease that remains a public health problem in Indonesia, especially in urban areas such as the Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta which is a vulnerable area of DHF. The purpose of this study was to examine the effectiveness of Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) application to control Aedes aegypti larvae in a closed container. This research uses quasi-experimental design. Data were collected twice, ie 28 March and 25 April 2010 at Kelurahan West Cempaka Putih and Kelurahan Rawasari with single-larval methods. The results showed no significant difference in positivity of larvae in the two regions both on the first visit (p = 0.46) nor on the second visit (p = 0.26). The presence of larvae on a closed TPA was not significantly different at the Kelurahan Rawasari (p = 0.50) after application of Bti, and in Kelurahan Cempaka Putih Barat (p = 0.62) which was not done Bti application. It was concluded that no impairment of larval positivity was statistically significant after application of Bti in a closed container in reducing the presence of Aedes aegypti larvae.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library