Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zhong, Lihui
Tai bei shi : Da Di Chu Ban She, 1986
SIN 895.13 ZHO w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Setyowati
"Angka kematian ihu atau kematian dalam masa hamil, bersalin dan nifas merupakan salah satu indikator kesehatan wanita usia reproduksi dan dapat digunakan sebagal ukuran keberhasilan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan obstetn. Dari beberapa studi menunjukkan angka kematian ibu di Indonesia relatif masih tinggi. Berbagai intervensi program kesehatan telah dilakukan namun angka kematian ibu belum tampak kecenderungan penurunan yang berarti. Keadaan ini disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu sangat komplek ditinjau dari faktor penyebab maupun faktor risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu di Indonesia berdasarkan data Rumah Sakit pada kurun 1990--1992. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu dilihat dari faktor penyebab kematian ibu dan faktor risiko meliputi faktor pelayanan kesehatan rujukan (cara masuk Rumah Sakit dan cara persalinan ), faktor reproduksi ( umur ibu dan paritas ) dan faktor sosial ekonomi (pendidikan ibu dan pekerjaan ibu ).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit Departemen Kesehatan yaitu `Data Individual morbiditas pasien rawat inap untuk pasien obstetn khusus ibu yang melahirkan di Rumah Sakit dan pasien abortus` (Formulir RL. 2.2).
Populasi yang diamati yaitu pasien obstetn di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Bersalin yang dikelola oleh Pemerintab/Swasta di Indonesia kurun 1990 -1992. Dalam Sistem Pelaporan Rumah Sakit, data dikumpulkan dari masing-masing Rumah Sakit secara sampling selama 40 han dalam setahun atau 10 hari dalam satu triwulan meliputi periode 1-10 Januari, 1-10 Mel, 1-10 Agustus dan 1-10 Nopember. Pasien obstetn yang keluar hidup atau meninggal yang terdaftar dalam periode tersebut dinyatakan sebagai responden dalam penelitian ini. Dalam kurun 1990-1992 didapatkan 169 kasus kematian ibu diantara 71.842 responden pasien obstetn atau 56.256 responden yang hasil kelahirannya anak lahir hidup.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu 1) Statistik deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pola sebab kematian ibu dan rasio kematian ibu menurut karakteristik faktor yang diteliti dan 2) Statistik inferensial (regresi logistik) yaitu untuk mempelajari peran variabel babas dalam mempengaruhi kematian ibu menurut beberapa model yang diperhatikan.
Berdasarkan. hasil penelitian diperoleh angka kematian ibu di Rumah Sakit pada tahun 1990-1992 sebesar 300,4 per 100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar ( 71 %) kematian ibu di Rumah Sakit yaitu daiam kurun waktu kurang dari 48 jam . Proporsi sebab kematian ibu menurut diagnosa utama 97 % adalah obstetri langsung . Kematian ibu pada obstetri langsung didapatkan perdarahan menduduki peringkat tertinggi kemudian diikuti toksemia, persalinan lama, abortus, penyulit persalinan, kematian janin, penyulit kehamilan dan kelainan letak janin . Proporsi terbesar dari faktor predisposisi sebab kematian ibu menurut faktor cara masuk Rumah Sakit pada kasus yang dirujuk yaitu perdarahan, penyulit persalinan dan kematian janin , untuk ibu dengan paritas 4 keatas adalah perdarahan, penyulit persalinan dan kematian janin, selanjutnya untuk kelompok umur ibu di atas 35 tahun adalah perdarahan dan umur < 20 tahun yaitu toksemia dan perdarahan. Kejadian kematian ibu merupakan kasus yang langka ( rare cases) oleh karena itu dalam analisis inferensial disajikan cukup banyak model sesuai dengan jumlah kasus yang dipelajari.
Dari hasil regresi logistik menurut beberapa Model yang diperhatikan memberikan informasi sebagai berikut :
Model -1 (Pengaruh variabel pelayanan kesehatan rujukan terhadap kematian ibu ) : didapatkan cara masuk Rumah Sakit (cms) dan cara persalinan (cps) serta interaksi cros*cps mempunyai pengaruh yang berarti secara statistik terhadap kematian ibu.
Model-2 (Pengaruh variabel reproduksi terhadap kematian ibu ): ditemukan variabel umur ibu (umr2) yaitu umur 35 tahun ke atas mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu sedangkan paritas (par) tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang bermakna.
Model-3 (Pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap kematian ibu): didapatkan variabel pendidikan ibu (ddk) yaitu pendidikkan ibu <=SD mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu sedangkan pekerjaan ibu (krj) tidak memperlihatkan perbedaan pengaruh yang bermakna.
Model-4 (Pengaruh variabel pelayanan kesehatan rujukan dengan memperhatikan pendidikan ibu) : diperoleh cara persalinan (cps) dan pendidikan ibu (ddk) serta interaksi dua faktor antara cps*ddk dan cms * ddk mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu.
Model-5 (Pengaruh variabel reproduksi dengan memperhatikan pendidikan ibu) : diperoleh umur ibu < 20 tahun (umr1 ), paritas (par), pendidikan ibu (ddk) serta interaksi dua faktor antara umr1*ddk dan par*ddk mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu. Dilihat dari nilai odds ratio ditemukan perbedaan pengaruh umur terhadap kematian ibu menurut pendidikkan ibu <=SD cenderung lebih rendah daripada pendidikan SLTP ke atas demikian pula halnya bila diperhatikan menurut paritas.
Model-6 (Pengaruh variabel reproduksi dengan memperhatikan cara masuk Rumah Sakit) : diperoleh umur ibu di atas 35 tahun (umr2), paritas (par), cara masuk Rumah Sakit (cms) serta interaksi dua faktor antara parcms mempunyai pengaruh berarti terhadap kematian ibu."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuswardi Azwar
"Angka kematian ibu bersalin di Indonesia masih tetap tinggi. Secara umum, diterima batasan estimasi tingkat kematian ibu bersalin sekitar 400/100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia sekitar. 19.000 wanita meninggal setiap tahunnya karena komplikasi kehamilan, aborsi dan persalinan, itu berarti bahwa setiap harinya akan meninggal sebanyak 52 wanita. Banyak faktor sebagai penyebab kematian ibu bersalin baik penyebab langsung yang sering dikaji yaitu trias klasik (perdarahan, preeklamsia/eklamsia dan infeksi) maupun penyebab tidak langsung yang diakibatkan karena keterlambatan penanganan dan pengambil keputusan mulai di tingkat rumah tangga sampai di pelayanan kesehatan modern.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui faktor-faktor tidak langsung yang menyebabkan kematian ibu bersalin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dikatagorikan sebagai deskriptif - interpretatif. Pada proses penelitian ini data-data yang dikumpulkan berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dengan wawancara dan observasi dari para saksi atas kematian ibu bersalin yang terdiri dan suami, ibu kandung/mertua, saudara lainnya, bidan, dukun bayi, dokter atau saksi lainnya yang mengetahui perihal kematian ibu. Setiap kasus rata-rata akan diperoleh sekitar 6-8 saksi, sehingga dengan jumlah 12 kasus yang ditelusur diperoleh sekitar 76 saksi. Studi ini berangkat dan kerangka analisis yang digunakan oleh Thaddeus dan Maine yang mengajukan adanya tiga proses keterlambatan dalam pencarian pengobatan.
Dari hasil yang diperoleh di wilayah studi dapat disimpulkan bahwa keterlambatan dalam penanganan dan pengambil keputusan banyak terjadi pada fase satu. Hal ini banyak disebabkan karena masih kentalnya praktek-praktek tradisional dalam perawatan kehamilan, persalinan dan paska persalinan, terbatasnya pengetahuan ibu akan kehamilan, adanya keengganan untuk mencari pelayanan kesehatan modern sehingga ibu lebih menyukai untuk mencari pelayanan alternatif dengan memanfaatkan jasa dukun bayi, masih banyaknya anggapan bahwa kehamilan adalah urusan wanita (status wanita). Sedangkan dengan adanya sebaran fasilitas kesehatan yang cukup banyak ditambah dengan sarana dan prasarana transportasi yang cukup memadai seharusnya fasilitas kesehatan modern dapat dimanfaatkan lebih optimal. Masih belum baiknya sistim rujukan pasien yang dilakukan oleh petugas kesehatan disamping masih terlihat kurang memadainya kesiapan tenaga kesehatan yang ada serta ketiadaan sarana untuk penanganan, kasus kehamilan dan persalinan.
Berdasarkan hasil temuan penelitian maka disarankan untuk sasaran intervensi kesehatan ibu hamil diperluas kepada suami dan anggota keluarga lainnya. Perlu pula keterlibatan perangkat desa untuk mengumpulkan data-data ibu hamil serta membantu untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek tradisional. Untuk lebih mengefektifkan peran bidan sekaligus meningkatkan pengetahuan medis dukun bayi, perlu adanya insentif (reward) bagi dukun bayi yang setiap kali melakukan pertolongan persalinan meminta didampingi bidan desa. Perlu dilakukan secara berkala pelatihan terhadap tenaga kesehatan. Samna langkah yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil hendaknya diikuti dengan sistim pengawasan yang berkesinambungan.

Maternal Mortality Rate in Indonesia was still high. Generally, it was accepted that the estimation limit of maternal mortality rate is about 400/100.000 living birth. In Indonesia, it is approximately 19.000 women died every year because of pregnancy complication, abortion and delivery, it means that every day there are 52 women die. Many factors as the causes of maternal mortality (death) both direct causes which are frequently studied namely classical tried (hemorrhaging, preeklamsia/eklamsia and infection) and indirect causes which are caused because of lateness in handling and decision maker beginning from house hold level until modern health service level.
The aim of this study is to understand indirect causal factors caused maternal mortality (death). This study use a qualitative method categorized as descriptive - interpretative. In this study process, data are collected based on information which are obtained directly by conducting interview and observation witnesses for maternal mortality (death) consisted of husband, mother/mother in law, other relatives, midwife, birth attendant, doctor or other witnesses who knew about maternal mortality (death). Every case has 6 - 8 witnesses on average, so with 12 cases investigated there are about 76 witnesses. This study has a starting point from analysis frame used by Thaddeus and Maine who proposed there were three processes in medical seeking lateness.
From the result obtained in study area, it can be concluded that lateness in handling and decision maker mostly happened in phase one. This matter is mostly caused because the traditional practices are still dominant in pregnancy care, delivery and post delivery, the mother knowledge about pregnancy is limited, there is reluctance to seek modern health care so mother likes to seek alternative care by using birth attendant services, there is assumption that pregnancy is women business (women status).
Whereas many health facilities which are scattered adding by availability of transportation means and infrastructure, modem health care should be used more optimum. Patient referral system conducted by health providers is still poor, besides their readiness has not been improved and lack of means in handling pregnancy and delivery case.
Based on the study findings, it is suggested that health intervention target should be extended from pregnant mother to her husband and other relatives. It is necessary to involve village apparatus in collecting data of pregnant mother and helping to change habits and traditional practices. To make the role of midwife more effective and to improve the medical knowledge of birth attendant, it is necessary an incentive (reward) for birth attendant, every time he/she helps delivery, he/she asks for help midwife. It is necessary to conduct a periodical training to the health providers. Every step conducted to improve health care especially health care to pregnant mother, it should be followed by a sustainable controlling system."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyaningrum
"Penelitian ini bertitik tolak dari adanya gejala peningkatan jumlah ibu yang bekerja di luar rumah. Akibatnya adalah timbul kecemasan dari sebagian masyarakat, bahwa ibu yang bekerja akan berpengaruh buruk terhadap pendidikan anak. Hal tersebut disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang peranan ibu dalam keluarga sebagai pendidik anak, sehingga bila ibu bekerja di luar rumah dikhawatirkan akan mengganggu tugasnya sebagai pendidik anak.
Status yang ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja dapat menimbulkan dampak positif atau negatif terhadap pendidikan anak. Hal tersebut tidak terlepas dari persepsi anak itu sendiri tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Persepsi setiap anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja mungkin saja berbeda. Hal ini penting untuk diteliti, mengingat bahwa anak dianggap sebagai pihak yang terkena dampak dari status ibu yang bekerja, maka penelitian ini perlu mengamatinya dari sudut pandang anak itu sendiri, khususnya pada usia remaja. Mengingat bahwa intelektualitas remaja tengah berkembang, maka mereka sudah mampu mempersepsikan ibu bekerja dan tidak bekerja.
Pembahasan teoretis meliputi: 1) peranan ibu dalam mendidik anak, 2) ibu yang berperanan tunggal, 3) ibu yang berperanan ganda, 4) sosialisasi peranan gender di lingkungan keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja, 5) tuntutan sosialisasi masa remaja, 6) persepsi, dan 7) persepsi remaja tentang ibu yang bekerja dan tidak bekerja.
Kesimpulan penting dari penelitian ini terdiri atas empat hal sebagai berikut: Pertama, persepsi anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja berhubungan dengan status ibunya, bekerja atau tidak bekerja. Anak yang ibunya bekerja mempunyai persepsi positif terhadap ibu bekerja lebih besar daripada anak yang ibunya tidak bekerja. Anak yang ibunya tidak bekerja mempunyai persepsi positif terhadap ibu tidak bekerja lebih besar daripada anak yang ibunya bekerja.
Jenis kelamin ternyata tidak berhubungan dengan persepsi anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Secara keseluruhan, jumlah anak yang mempunyai persepsi positif tentang ibu bekerja lebih banyak (53%) daripada persepsi positif tentang ibu tidak bekerja (47%). Dengan demikian lebih banyak anak yang memilih status ibu bekerja daripada ibu tidak bekerja.
Kedua, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar, antara anak yang ibunya bekerja dan yang ibunya tidak bekerja. Selain itu ditemukan pula bahwa prestasi belajar anak tidak berhubungan dengan status ibunya, bekerja atau tidak bekerja.
Ketiga, sosialisasi peranan gender yang dialami anak di lingkungan keluarga ibu bekerja tidak berbeda secara signifikan dengan keluarga ibu tidak bekerja. Selain itu ditemukan pula bahwa tidak ada hubungan antara sosialisasi peranan gender terhadap anak, dengan status ibu yang bekerja atau tidak bekerja.
Keempat, ada hubungan yang signifikan antara persepsi anak tentang peranan gender, dengan jenis kelamin. Remaja perempuan mempunyai persepsi tentang peranan gender yang lebih kenyal daripada persepsi anak laki-laki. Artinya, anak perempuan tidak terlalu memandang perbedaan peranan meaurut jenis kelamin sebagai sesuatu yang membatasi ruang geraknya untuk mengaktualisasikan dirinya.
Akhirnya tulisan ini ditutup dengan saran-saran praktis yang ditemukan kepada: 1) orang tua (khususnya ibu), 2) masyarakat umum, dan 3) peneliti."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T4189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sugiyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan fertilitas (anak lahir hidup) menurut ibu bekerja dan tingkat pendidikan dengan memperhatikan umur perkawinan pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur responden.
Untuk dapat mengungkapkan keterangan tentang perbedaan anak lahir hidup menurut ibu bekerja dan tingkat pendidikan ibu dengan memperhatikan umur perkawinan pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur responden, telah dikemukakan beberapa hipotesis. Analisis data dilakukan dengan analisa deskriptif yaitu dengan menggunakan tabulasi silang dan beberapa teknik, demografi, dan analisa inferensial yaitu dengan menggunakan regresi ganda. Sumber data utama adalah dari hasil Survey Pendudukan Antar Sensus 1985 yang d.ipublikasi oleh Kantor Biro Pusat Statistik.
Penemuan-penemuan dalam studi ini secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut. Melalui metode analisis regresi ganda digunakan untuk mempelajari perbedaan jumlah anak lahir hidup menurut tempat tinggal, ibu bekerja dan tingkat pendidikan ibu dengan memperhitungkan umur kawin pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur ibu. Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil bahwa ibu yang bekerja di sektor pertanian cenderung mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih rendah dibandingkan dengan responden yang bekerja di sektor non-pertanian baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Ada dugaan sementara bahwa ibu yang bekerja di sektor pertanian tersebut telah memiliki jumlah anak banyak, sehingga kebutuhan keluarganya tidak cukup dipenuhi dari sektor pertanian. Keadaan ini cenderung mendorong mereka untuk pindah ke sektor non-pertanian/sektor informal.
Responden yang bertempat tinggal di perkotaan dan berpendidikan SD kebawah kecuali tidak sekolah mempunyai jumlah anak lahir hidup sedikit lebih banyak dibandingkan responden yang berpendidikan SLTP ke atas. Berarti hubungan pendidikan dengan jumlah anak, lahir hidup mempunyai hubungan negatif. Hal ini mungkin disebabkan faktor latar belakang responden, yaitu responden yang berpendidikan rendah (SD kebawah) pada umumnya kurang memiliki pengetahuan terutama tentang pengaturan jarak kelahiran. Sedangkan responden yang bertempat tinggal di pedesaan, mereka yang berpendidikan SD kebawah mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih sedikit dari pada responden yang berpendidikan SLTP ke atas, berarti hubungan pendidikan dengan jumlah anak lahir mempunyai hubungan positif. Kemungkinan yang dapat dijelaskan, yaitu responden dengan latar belakang pendidikan rendah memiliki pengetahuan tentang gizi yang rendah pula. Sehingga wanita dengan pendidikan rendah secara biologis cenderung kurang subur dan pertama kali mendapatkan haid terlambat serta akhir haid lebih cepat. Menurut semua jenjang pendidikan, responden yang bertempat tinggal di perkotaan mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih banyan dibandingkan di pedesaan. Kenyataan ini tidak seperti yang diharapkan yaitu di perkotaan mempunyai jumlah anak: lahir hidup lebih rendah dibandingkan di pedesaan.
Pengaruh negatif antara umur kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup baik diperkotaan maupun di pedesaan. Keadaan ini tetap konsisten dengan hasil-hasil temuan sebelumnya. Menurut tempat tinggal, pengaruh negatif aniara umur kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup lebih besar di perkotaan dari pada di pedesaan. Berdasarkan hasil perhitungan dari SUPAS 1985 rata--rata umur kawin pertama di perkotaan sebesar 22,5 tahun dan di pedesaan sebesar 19,5 tahun. Secara rasional, di pedesaan dengan rata-rata umur kawin pertama yang lebih rendah ada kecenderungan untuk mempunyai anak: lahir hidup lebih banyak.
Berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi, baik untuk daerah perkotaan maupun pedesaan, responden yang memakai alat kontrasepsi cenderung mempunyai anak lahir hidup lebih banyak, dibandingkan dengan responden yang tidak memakai alat kontrasepsi. Hal ini diduga, responden yang memakai alat kontrasepsi adalah mereka yang mempunyai jumlah anak lahir hidup sesuai jumlah anak yang diinginkan, dan tidak menambah anak lagi.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Melani Astari
"Tingginya angka kematian ibu masih menjadi masalah yang kompleks, dikarenakan adanya faktor yang melatarbelakangi kematian ibu yaitu terjadinya tiga keterlambatan. Dan salah satunya adalah keterlambatan di tingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya, dan membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran serta keluarga, terutama suami terhadap kesehatan maternal dan bagaimana pola pengambilan keputusan dalam keluarga terkait dengan komplikasi perinatal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan enam pasang suarni istri yang berada di Desa Bojongherang Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur dengan berbagai pengalaman yang terkait dengan komplikasi perinatal. Hasil wawancara pada enam pasang partisipan didapatkan informasi bahwa pengambil keputusan dalam keluarga umunnnya adalah suami, kecuali pada partisipan istri yang bekerja, istri mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan pada keenam pasang partisipan umumnya secara musyawarah. Meski hanya pada keluarga dengan istri bekerja keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama. Sedangkan yang lainnya pengambilan keputusan dikembalikan pada pihak suami. Faktor yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan komplikasi perinatal, adalah faktor sosioekonomi dan kepemilikan askes serta pengetahuan keluarga akan komplikasi perinatal. Faktor lain yang berpengaruh namun tidak terlalu dominan, yaitu status perempuan, pendidikan, dan budaya. Pengambilan keputusan yang tepat dan cepat diperlukan bila terkait dengan komplikasi perinatal karena dampak dari keterlambatan yang terjadi dapat mengakibatkan kematian baik maternal maupun perinatal. Perawat maternitas, hendaknya mengantisipasi berbagai faktor yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam keluarga, yang terkait dengan komplikasi perinatal terutama dalam hal edukasi yang akan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang tanda dan bahaya terjadinya komplikasi. Sehingga tercapainya tujuan utama seorang perawat maternitas terhadap kesehatan maternal, yaitu dapat menjaga kesehatan keluarga tetap optimal untuk meyakinkan siklus yang optimal pada fase childbearing dan childbearing.
......The high number of maternal mortality rate caused by 3 complex problems. One of those problems was delay identification by the family on the risk factors of the maternal and makes decision in seeking help related to their problem. The goal of this study was to identify how the family involvement role, especially their husband, to the maternal health and how the decision making pattern in the family, related to the prenatal complication. This study is qualitative research using phenomenology approach. The number of participant iii this study were six couples husband and wife who live in Bojongherang, Cianjur, west lava. The findings were identified that most of the decision maker in the family were the husbands, except those wife who are the carrier woman. In general, the process of decision making start with discussion from both husband and wife before the decision making is made. Some other is decided by their husband instead. The most influenced factors to the decision making process were socio-economic, accessibility to the health insurance and the family knowledge on the prenatal complications. The other less influenced factors were gender, educational background and cultural background. The proper and the exact time of decision making are needed in order to prevent the risk to the pregnant mother and their fetus. Therefore, the maternity nurse should anticipate factors that may give influence to the decision making in the family, especially those related to the prenatal complication, by educating people on recognizing the sign & symptom of early prenatal complication. As a result, the main goal of maternity nursing in maintaining the optimum level of family health can be achieved includes in ensuring the optimum cycle in the stage of childbearing and childrearing."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Somari Wiriaatmadja
"Angka Kematian Ibu adalah salah satu tolok ukur tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat, disamping Angka Kematian Bayi dan Umur Harapan Hidup. Makin tinggi AKI makin rendah tingkat derajat kesehatan suatu bangsa, demikian juga sebaliknya. Disamping itu pula AKI mencerminkan risiko yang mengancam ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan. AKI ini dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, gizi, dan sanitasi serta pelayanan kesehatan ibu.
Dalam sepuluh tahun terakhir, AKI di Indonesia tidak menurun secara bermakna seperti Angka Kematian Bayi, Angka Kesuburan Total (Total Fertility Rate), dan Incidence Tingkat Kemiskinan menurun secara tajam. Demikian pula di Kabupaten Karawang, menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 adalah AKI di Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu ada beberapa pendekatan/ konsep, dalam tesis ini diambil pendekatan/ konsep dari Thaddeus and Maine (1990) menganggap bahwa keterlambatan merupakan faktor yang bertanggung jawab atas kejadian kematian maternal. Terdapat tiga tingkatan keterlambatan yaitu keterlambatan mengambil keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan, keterlambatan mencari tempat pelayanan kesehatan, dan keterlambatan menerima pelayanan kesehatan yang memadai di fasilitas kesehatan modern. Keterlambatan ini merupakan konsep yang menyatukan berbagai faktor penyebab ketidaktahuan, persepsi, status wanita, jarak dan transportasi, distribusi serta kualitas pelayanan kesehatan.
Penulisan tesis ini bertujuan memperoleh gambaran tentang hasil analisis Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) di Kabupaten Karawang dari bulan Juli 1996 sampai dengan bulan Maret 1997 dibandingkan dengan sebelum GSI pada mrun waktu yang sama.
Metodologi penelitian ini merupakan analisis deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan kelompok kerja tetap GSI, laporan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum tahun 1995/1996 dan 1996/1997.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Gerakan Sayang Ibu dapat mempercepat upaya penurunan Angka Kematian Ibu yang disebabkan oleh adanya kepemimpinan Bupati Kepala Daerah tingkat II Karawang yang menggunakan segala kewenangannya (political will) untuk mensukseskan GSI. Untuk itu disarankan perlunya peningkalan koordinasi lintas sektoral, peningkatan manajemen sumber daya Departemen Kesehatan dan peningkatan dana dari Pemerintah Daerah, Departemen Kesehatan dan Menteri UPW.

Maternal Mortality Rate is one of the measuring rods that perform the society health like Infant Mortality Rate and Life Expectancy. If Maternal Mortality rate is higher the society health or nation health is lower. Beside that MMRate showed the risk of threatening a mother life during pregnancy and delivery. Maternal Mortality Rate influenced by social economic situation, women status, nutrition, sanitary environment and accesibility of health service.
In the past ten years, Maternal Mortality Rate in Indonesia and Karawang regency did not decrease significantly as Infant Mortality Rate, Total Fertiliy Rate and the Incidence of Poverty showed an impressive drop. According to Demografic and Health of indonesia survey in the year of 1994 MMRate is 390 per 100.000 alive birth.
There are some concept that caused maternal mortality. One of their concept from Thaddeus and Maine in 1990 said there are three lates that caused maternal mortality consist of:
1. Too late to detect complication and seek for referal system.
2. Too late to deliver the mother to referral facility.
3. Too late to obtain professional service in the referal facility.
The three lates are a concept that unite many factors that cause maternal mortality ignorence, perception, problem of transport, woman status, distribution and accesibility of health service.
The purpose of writing this thesis is to have a picture about the result of analysis Mother Friendly Movement (MPM) in Karawang regency from July 1996 to March 1997 to compare to the same interval before MPM.
Metodology of the research is a descriptive analysis that use secondary data that produced by a group of permanent work MFM, report and record from Health Center and Public Hospital in Karawang regency from 1995/1996 to 1996/1997.
Conclusion of the research that Mother Friendly Movement could accelerate the reduction of matemal mortality Rate that caused by leadership and political will of residence of Karawang regency to success Mother Friendly Movement.
The suggestion is to develop coordination multi sector, to development management of human development resources of health department, to develop the assistence fund from regency executive, health department and ministry of women affair. "
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Christina
"ABSTRAK
Derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari beberapa indikator kesehatan salah
satunya adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Sebagian besar penyebab utama
kematian ibu di Indonesia (60-80%) adalah akibat komplikasi persalinan
(perdarahan, diikuti oleh eklampsia, infeksi, komplikasi aborsi dan persalinan
lama). Salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) adalah
meningkatkan kesehatan ibu yaitu dengan mengurangi angka kematian ibu sampai
tiga perempatnya antara tahun 1990 sampai 2015 Sekitar 80% penduduk
Indonesia tinggal di daerah perdesaan yang pelayanan kebidanan masih banyak
bersifat tradisional dan lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun
bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan antenatal
dengan komplikasi persalinan wilayah perdesaan di Indonesia. Desain penelitian
yang digunakan adalah cross sectional. Responden merupakan ibu yang pernah
hamil dan melahirkan bayi berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007. Prevalensi kejadian komplikasi persalinan wilayah
perdesaan di Indonesia adalah sebesar 43,5% dan prevalensi kualitas antenatal
yang tidak sesuai kriteria adalah 67,5%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada
hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan dengan
PR=0,991 (pvalue<0,05). Analisis multivariat yang digunakan adalah cox
regression. Hasil akhir hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi
persalinan setelah dikontrol variabel paritas, komplikasi kehamilan dan penolong
persalinan didapat prevalence ratio (PR) sebesar 0,933 (CI 95% : 0,868-1,003).
Kondisi akses, infrastruktur jalan dan transportasi yang tidak memadai serta biaya
yang tidak murah menyebabkan perlunya penempatan tenaga kesehatan di desa
khususnya bidan di setiap desa dalam upaya mencegah komplikasi persalinan di
perdesaan dengan memberikan asuhan antenatal seoptimal mungkin.

ABSTRACT
One of several health indicator in every country is Maternal Mortality Rate
(MMR). The most several factors of maternal mortality in Indonesia about 60-
80% because of delivery complications (excesive vaginal bleeding followed by
eclampsia, infection, abortus complication and prolonged labour). One of
Millennium Development Goals (MDGs) target is increase the mother?s health
with decrease maternal mortality rate for almost three quarters from years 1990
until 2015. About 80% Indonesia citizen live in rural area with traditional
maternal care and almost 75% delivery still help with traditional attendance. The
purpose of this study to know the relationship between quality of antenatal care
with delivery complication in rural area of Indonesia using Indonesia
Demographic and Health Survey year 2007 data. Design study is cross sectional.
Respondents of this study are mothers that have been pregnant and delivery.
Prevalence of delivery complication in this study are 43,5% and bad quality of
antenatal care prevalence are 67,5%. Bivariate analysis proven there is no
relationship between quality of antenatal care and delivery complications with
Prevalence Ratio (PR) = 0,991 (pvalue<0,05). Multivariate analysis using cox
regression model analysis. The final result relationship between between quality
of antenatal care and delivery complications after controlled by parity, pregnancy
complications and delivery attendance show that prevalence ratio (PR) is 0,933
(CI 95% : 0,868-1,003). It is need policy to located minimal one midwife for one
village to decrease the incidence of delivery complications with utilization of
optimal antenatal care because of the poor access, infrastructure, transportation
and expensive payment to reach health facility in rural area."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Melasari
"Masyarakat dewasa ini sudah menyadari dari pentingnya ASI ekslusif terutama manfaat bagi ibu dan bayi. Kesadaran ini menimbulkan semangat untuk mencari informasi dari berbagai media termasuk media sosial. Penelitian ini menggali pengalaman ibu dalam mendapatkan informasi menyusui melalui media sosial. Metode penelitian fenomenologi ini dengan enam partisipan di Jakarta dan Depok. Analis dilakukan dengan analisa isi dengan menyimpulkan peryataan partisipan menjadi tema dalam penelitian.
Ditemukan tujuh tema yang berkaitan dengan pengalaman ibu tersebut. Pertama, media sosial merupakan cara untuk mendapatkan informasi tentang menyusui. Kedua, informasi tentang pemberian ASI ekslusif diperoleh dari media sosial. Ketiga, dukungan dalam mencari informasi melalui media sosial. Keempat mencari informasi lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu khusus merupakan keuntungan menggunakan media sosial dalam mencari informasi tentang menyusui. Kelima, hambatan dan solusi yang didapatkan dalam menggunakan media sosial. Keenam mencari informasi lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu khusus merupakan keuntungan menggunakan media sosial dalam mencari informasi tentang menyusui dan ketujuh yaitu keinginan ibu tentang informasi menyusui melalui media sosial. Perawat maternitas memiliki kontribusi untuk memberikan informasi tentang menyusui melalui media sosial.
......
Society today is aware of the importance of exclusive breastfeeding, especially benefits for mother and baby. This awareness of the important social media make mother to access it. This study was about the mothers’ experience of getting the breastfeeding information through social media. The method is qualitative research with phenomenological design. The sample was six participants who were actively used social media to search for information about breastfeeding in Jakarta and Depok. The study use the content analysis by concluding the participants statements to become the research themes.
This study found seven themes related to the mothers experience. First, social media is a great way information about exclusive breastfeeding was obtained from social media. Second, information about exclusive breastfeeding was obtained from social media. Third, support in finding information through social media. Four, finding information easier and not require special time is the advantage of using social media to search for information about breastfeeding. Five, obstacles and solutions obtained in the use of social media. Sixth, finding information is easier and does not require special time is the advantage of using social media to search for information about breastfeeding and seven, desire mothers about breastfeeding information through social media. Accordingly, the client has an alternative to find out sources of information. With such information accessibility it is expected that maternity nursing will give contribution on breastfeeding information from the social media."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Sofyana
"ABSTRAK
Pencegahan kematian maternal merupakan salah satu tujuan terpenting dari pelayanan maternal dan neonatal. Intervensi untuk menurunkan angka kematian ibu adalah kombinasi dari adanya tenaga terlatih, pelayanan obstetri emergensi dan tersedianya sistem rujukan. Saat ini usaha untuk menurunkan kematian maternal lebih mengarah pada penyediaan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED). Tingginya rujukan dari puskesmas dan angka kematian ibu di daerah kotamadya Jakarta Timur pada tahun 2012 menjadi perhatian peneliti sehingga kinerja puskesmas mampu PONED perlu dievaluasi.
Jenis penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel yang diteliti adalah 8 puskesmas PONED yang berada di
kotamadya Jakarta Timur.Pengumpulan data menggunakan kuosioner. Data dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan program statistik komputer stata 21. Penelitian inimengambil 8 sampel puskesmas PONED dan didapatkan faktor
kinerja masukan yaitu struktur fisik ruangan, peralatan dan obat dan sumber daya manusia tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kelengkapan paket rujukan dan ketepatan waktu rujukan (0.196;0,196; 0,107; 0,107; 1,000; 0,143).
Hubungan antara kinerja proses yaitu standard operating procedure (SOP), catatan medis dan tindakan PONED dengan kinerja keluaran pada puskesmas PONED di wilayah Jakarta Timur tidak dapat dianalisis secara statistik karena
hasil sebaran data kinerja proses di puskesmas PONED wilayah Jakarta Timur seragam. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja keluaran adalah keaktifan warga siaga, umpan balik rujukan dan adanya maklumat pelayanan yang belum ditelaah
pada penelitian ini.

ABSTRAK
Prevention of maternal mortality is one of the most important goals of maternal and neonatal care. Interventions to reduce maternal mortality rate involve several aspects, including presence of trained personnel, obstetric emergency care and
availability of referral system. Current efforts to reduce maternal mortality rate are focused on the provision of Basic Emergency Obstetric and Newborn Care (BEmONC). However, the number of referral from community health centers and
maternal mortality rate in East Jakarta in 2012 are still high. Thus, it’s important
to evaluate the performance of community health centers which provide BEmONC. This study used cross-sectional design and involved 8 community
health centers which provide BEmONC in East Jakarta. The collected data were analyzed quantitatively by using statistical program Stata 21. We found that the performance indexes in input sector, including physical structures of the building, equipment, drugs and human resources, have no significant relationship with the completeness of referral documents and time of referral (p= 0196; 0.196; 0.107; 0.107; 1.000; 0.143). Performance in process sector, including standard operating procedure (SOP), medical records and BEmONC care, at community health
centers in East Jakarta were couldn’t analyzed due to similarity of data. We also identified several factors affecting performance in output sectors which have not been explored in this study. They are activity of warga siaga (community
program involving husbands to support his pregnant wife), referral feedback, and availability of notice service"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>