Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Martinus
"Tuberkulosis merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menjadi sangat berbahaya karena kemampuan penularannya dan mortalitas yang cukup tinggi. Diperlukan metode standar dengan sensitivitas yang tinggi untuk mendeteksi dan pengobatan dini sehingga rantai transmisi dapat dihentikan. Salah satu OAT lini pertama yang menjadi dasar pengobatan tuberkulosis adalah streptomisin. Resistensi terhadap streptomisin menjadi salah satu kendala pemberantasan TB di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan sensitivitas antara pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dan kultur dalam mendiagnosis TB serta pola sensitivitas M. tuberculosis terhadap streptomisin. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder di Departemen Mikrobiologi FKUI pada periode September 2005 hingga Desember 2007, sejumlah 676 sampel. Sampel tersebut merupakan sampel dengan hasil kultur positif dan telah dilakukan uji sensitivitas sesuai dengan panduan WHO/IUATLD. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa angka resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap streptomisin adalah sebesar 22.9%, pemeriksaan kultur lebih sensitif bila dibandingkan dengan pemeriksaan BTA dalam mendiagnosis penyakit TB, dan pola sensitivitas terhadap streptomisin menunjukkan penurunan angka resistensi setiap tahun dari tahun 2005 hingga 2007.
Tuberculosis is a respiratory disease caused by Mycobacterium tuberculosis and becomes very dangerous because it?s high potency of contagion and high mortality rate. Standard method with high sensitivity was needed to early detect and treatment for stopping the transmission. One of the first line drugs that has been basically used to treat tuberculosis is streptomycin. Resistance against this drug has been the obstacle in stopping tuberculosis in Indonesia. This research was aimed to determine the sensitivity of acid fast bacilli method compared to culture in tuberculosis diagnosis and the resistance pattern of Mycobacterium tuberculosis against streptomycin. This research was done by collecting and analyzing 676 secondary samples from Microbiology Department Medical Faculty University of Indonesia in September 2005 until December 2007. These samples criteria are positive culture and had been undergone resistance tests based on WHO/IUATLD guidelines. The results of analysis were the resistance of streptomycin was 22.9%, culture test was more sensitive than acid fast bacilli method in tuberculosis diagnosis, and there was decline of resistance against streptomisin from 2005 until 2007."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09050fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Ilone
"Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menjadi sangat berbahaya karena kemudahannya untuk menginfeksi orang lain. Rifampisin merupakan salah satu OAT lini pertama yang menjadi dasar obat tuberculosis dan terjadinya resistensi terhadap rifampisin menjadi salah satu kendala pemberantasan TB di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan menentukan pola resistensi M. tuberculosis terhadap Rifampisin serta mengetahui perbandingan monoresisten rifampisin, multi drug resistance (MDR), serta multiresisten lain tuberkulosis. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder sebanyak 676 sampel dengan kultur positif dari Departemen Mikrobiologi FKUI pada September 2005 sampai Desember 2007 dan telah menjalani pemeriksaan resistensi sesuai dengan panduan WHO/IUATLD.
Dari hasil analisis didapatkan pola resistensi terhadap rifampisin sebanyak 23.96% dimana monoresisten rifampisin sebesar 7,24%, MDR TB sebesar 8,73%, serta multiresisten lain sebesar 7,99%.

Tuberculosis is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis and becomes very dangerous because its potency to infect other people. Rifampisin is one of the first line tuberculosis? drugs and its resistance will be the obstacle of reducing Tuberculosis cases in Indonesia.
This research aimed to determine the resistance of rifampisin and also the comparison between monoresistance to rifampicin, multi-drug resistance (MDR), and also the other multiresistance of tuberculosis. This research was done by collecting and analyzing 676 secondary samples which culture results are positive from Microbiology Department Medical Faculty University of Indonesia in September 2005 until December 2007 and had undergone resistance tests based on WHO/IUATLD guidelines.
The results of the analysis were obtained that the resistance of rifampisin was 23.96% where the percentage of monoresistance to rifampicin is 7,24%, MDR TB is 8,73%, and the other multiresistance is 7,99%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09060fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library