Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal Baraas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, efek latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas ringan selama masa rawat di rumah sakit, terhadap produksi radikal bebas oksigen dan produksi nitrik oksid pada pasien-pasien pria yang dirawat karena infark miokard akut.
Latar Belakang:
Latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas berat yang dilakukan oleh pasien-pasien setelah beberapa bulan keluar rawat karena infark miokard akut, ternyata dapat menurunkan stres oksidatif-yaitu menurunnya produksi radikal bebas oksigen dan meningkatnya nitrik oksid. latihan fisik umumnya dilakukan secara bertahap dengan intensitas cukup berat dan berlangsung beberapa bulan lamanya. Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa latihan fisik dengan intensitas cukup berat-tetapi berlangsung sangat singkat, hanya 5 hari- ternyara sudah dapat menurunkan peroksidasi lipid oleh radikal bebas oksigen dan meningkatkan kadar antioksidan internal pada diafragma tikus percobaan itu. Efek latihan fisik yang teratur dan terukur-dengan intensitas yang ringan- terhadap produksi radikal bebas oksigen dan nitrik oksid, yang diberikan ada pasien-pasien dengan infark miokard akut hanya selama masa rawat di rumah sakit, memang belum jelas sampai saat ini.
Metode penelitian
Pada 32 pasien pria yang masuk ke rumah sakitkarena serangan infark miokard akut tanpa komplikasi dirandom menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama mendapat latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas ringan selama masa rawat di rumah sakit (berlangsung 5 hari) dan kelompok kedua sebagai kontrol, tidak mendapatkan latihan fisik seperti itu dan selama dirawat tidak melakukan aktivitas fisik apa pun, kecuali membaca-baca di kamar tidur atau menonton televisi. Semua pasien menjalani uji latih jantung dengan treadmil berdasarkan protokol modifikasi Bruce, pad awal penelitian dan 5 hari kemudian, sebelum pulang dari rumah sakit. Diperiksa kadar F2-isoprostan sebagai marka radikal bebas oksigen (stres oksidatif) dan kadar nitrit/nitrat plasma sebagai marka nitrik oksid, sebelum dan sesudah tes treadmil.
Hasil Penelitian
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna mengenai karakteristik dasar antara kelompok latihan (15 pasien) dengan kelompok kontrol (17 pasien). Kadar F2-isoprostan sebelum dan sesudah tes treadmil pada kelompok latihan tampak sedikit meningkat, yaitu 2197.1 kurang lebih 1312,6 pg/mL menjadi 2312,1 kurang lebih 1322,0 pg/mL, tetapi tidak signifikan (p>0,05). Demikian pula halnya dengan produksi nitrik oskid, pada kelompok latihan tidak berbeda bermakna sebelum dan sesudah menjalani tes treadmil, walau pun tampak sedikit meningkat."
Jakarta: 2006
D637
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Baraas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, efek latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas ringan selama masa rawat di rumah sakit, terhadap produksi radikal bebas oksigen dan produksi nitrik oksid pada pasien-pasien pria yang dirawat karena infark miokard akut.
Latar Belakang:
Latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas berat yang dilakukan oleh pasien-pasien setelah beberapa bulan keluar rawat karena infark miokard akut, ternyata dapat menurunkan stres oksidatif-yaitu menurunnya produksi radikal bebas oksigen dan meningkatnya nitrik oksid. latihan fisik umumnya dilakukan secara bertahap dengan intensitas cukup berat dan berlangsung beberapa bulan lamanya. Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa latihan fisik dengan intensitas cukup berat-tetapi berlangsung sangat singkat, hanya 5 hari- ternyara sudah dapat menurunkan peroksidasi lipid oleh radikal bebas oksigen dan meningkatkan kadar antioksidan internal pada diafragma tikus percobaan itu. Efek latihan fisik yang teratur dan terukur-dengan intensitas yang ringan- terhadap produksi radikal bebas oksigen dan nitrik oksid, yang diberikan ada pasien-pasien dengan infark miokard akut hanya selama masa rawat di rumah sakit, memang belum jelas sampai saat ini.
Metode penelitian:
Pada 32 pasien pria yang masuk ke rumah sakitkarena serangan infark miokard akut tanpa komplikasi dirandom menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama mendapat latihan fisik yang teratur dan terukur dengan intensitas ringan selama masa rawat di rumah sakit (berlangsung 5 hari) dan kelompok kedua sebagai kontrol, tidak mendapatkan latihan fisik seperti itu dan selama dirawat tidak melakukan aktivitas fisik apa pun, kecuali membaca-baca di kamar tidur atau menonton televisi. Semua pasien menjalani uji latih jantung dengan treadmil berdasarkan protokol modifikasi Bruce, pad awal penelitian dan 5 hari kemudian, sebelum pulang dari rumah sakit. Diperiksa kadar F2-isoprostan sebagai marka radikal bebas oksigen (stres oksidatif) dan kadar nitrit/nitrat plasma sebagai marka nitrik oksid, sebelum dan sesudah tes treadmil.
Hasil Penelitian:
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna mengenai karakteristik dasar antara kelompok latihan (15 pasien) dengan kelompok kontrol (17 pasien). Kadar F2-isoprostan sebelum dan sesudah tes treadmil pada kelompok latihan tampak sedikit meningkat, yaitu 2197.1 kurang lebih 1312,6 pg/mL menjadi 2312,1 kurang lebih 1322,0 pg/mL, tetapi tidak signifikan (p>0,05). Demikian pula halnya dengan produksi nitrik oskid, pada kelompok latihan tidak berbeda bermakna sebelum dan sesudah menjalani tes treadmil, walau pun tampak sedikit meningkat."
Jakarta: 2006
D775
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damba Dwisepto Aulia Sakti
"Latar Belakang : Blok atrio-ventrikular AV derajat dua tipe dua mobitz tipedua atau blok AV total merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada pasiendengan infark miokard akut IMA . Pada pasien IMA dengan elevasi segmen ST IMA-EST yang datang dengan awitan >12 jam disertai blok AV derajat tiga atauderajat dua tipe dua, peran intervensi koroner perkutan IKP masih kontroversi. Tujuan : Menilai pengaruh intervensi koroner perkutan terhadap lama rawat padapasien IMA-EST awitan >12 jam disertai blok AV derajat tiga atau derajat dua tipedua. Metode : Dilakukan studi kohort retrospektif pada pasien IMA-EST awitan >12jam disertai blok AV derajat tinggi selama periode Januari 2011 hingga Januari2017 di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Tindakan IKP menjadivariabel independen yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap lama rawatpasien IMA-EST awitan >12 jam disertai blok AV derajat tinggi. Variabeldependen pada penelitian ini adalah lama rawat. Hasil : Total sampel penelitian ini adalah 91 sampel, terdiri dari 52 orang yangmenjalani IKP dan 39 orang tanpa IKP. Pada kelompok IKP, didapatkan sebanyak40 subjek 76,9 memiliki lama rawat le; 8 hari, sedangkan pada kelompok tanpaIKP sebanyak 9 subjek 23,1 memiliki lama rawat le; 8 hari. Dari hasil analisismultivariat, variabel yang mempengaruhi lama rawat yaitu variabel IKP [OR 3,75 IK 95 1,06 - 13,26 ; nilai p=0,04], dan lama konversi irama sinus [OR 8,83 IK95 2,52 ndash; 30,89 ; nilai p=0,001]. Kesimpulan : Intervensi koroner perkutan memperpendek lama rawat pasiendengan IMA-EST awitan >12 jam yang disertai dengan blok AV derajat tiga atauderajat dua tipe dua.
Background : High degree atrio ventricular AV block is a common complicationin patients with ST elevation myocardial infarction STEMI. In late presentationSTEMI patients 12 hours onset with high degree AV block, the effect ofpercutaneous coronary intervention PCI in converting the rhythm and shorten thelength of stay is still debatable. Objective : To assess the effect of PCI on length of stay in patients with stemi lateonset with high degree av block. Method : We conducted a retrospective cohort study in late onset STEMI patientswith high degree AV block during the period of January 2011 until January 2017 in National Cardiovascular Center Harapan Kita. Percutaneous coronaryintervention is the independent variable which expected to have an influence on thelength of stay. The dependent variable was the length of stay. Result : There were 91 subjects in this study, that consist of 52 subjects in thepercutaneous coronary intervention PCI group and 39 subjects in the non PCIgroup. There were 40 subjects 76,9 with length of stay le 8 days in PCI groupand 9 subjects 23,1 with length of stay le 8 days in the non PCI group. From multivariate analysis, the significant variables to determine the length of stay werePCI OR 3,75 IK 95 1,06 13,26 p value 0,04 , and duration of rhythm conversion OR 8,83 IK 95 2,52 ndash 30,89 p value 0,001. Conclusion : Percutaneous coronary intervention may shortening the length of stayof patients with STEMI 12 hours who had third or second degree type two AVblock."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library