Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridwan Purwanto
Abstrak :
Rumah Sakit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Dr. Mintohardjo (RSAL Dr. Mintohardjo) Jakarta, adalah rumah sakit tingkat II yang mempunyai 24 poliklinik rawat jalan dan ruang perawatan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 291. RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta mempunyai Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) untuk pengobatan hiperbarik.

Oksigenasi hiperbarik merupakan pengobatan dimana pasien menghirup oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih besar daripada tekanan udara atmosfir normal, untuk itu rumah sakit memberikan pelayanan mulai dari pemeriksaan penyelam, pengobatan penyakit akibat penyelaman dan pengobatan penyakit-penyakit klinis. Ruangan yang dipakai untuk perawatan hiperbarik adalah dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) dipusatkan di gedung Hiperbank Center. Pada tahun 1998 mengalami pengembangan dengan didirikannya hiperbarik center yang berkapasitas 24 pasien dalam satu sesi pengobatan selama 90 menit. Tahun 1998 diadakan pengembangan fasilitas gedung dan peningkatan sarana, pada 3 tahun pertama terdapat adanya kecenderungan penurunan pasien yang diperiksa maupun sesi pengobatan yang dilakukan dalam RUST.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan niat penggunaan ulang pelayanan hiperbarik di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta.

Metode penelitian yang dipakai adalah studi observasional melalui survey dengan disain studi telaah data secara cross sectional. Sedangkan instrument pengambilan data dipakai kuesioner.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa semua variabel bebas yang menyangkut aspek konsumen dan provider tidak memiliki hubungan dengan kepuasan untuk menggunakan lagi hiperbarik kecuali alasan kedatangan pasien memiliki hubungan bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa alasan utama kedatangan pasien lebih disebabkan karena alasan pribadi dan dikirim dokter. Dapat diasumsikan bahwa target audience utama pemasaran RSAL adalah kelompok masyarakat umum dan kiriman dokter. RSAL perlu mengkaji ulang tentang program pemasaran khususnya pendekatan dengan dokter sebagai perujuk potensial rumah sakit.

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah hubungan baik dengan para dokter yang merupakan perujuk potensial rumah sakit perlu dibina. Personil perawat dan administrasi merupakan komposisi tenaga yang terbanyak dan perannya sangat bersentuhan dengan pasien sehingga perlu pembinaan dan pelatihan secara berencana. Pada penataan positioning rumah sakit di mata konsumen dan pesaing, diperlukan kreatifitas dan inovasi program yang jeli. Penyebaran informasi menjadi penting dan sebagai titik awal dari pada kegiatan pemasaran rumah sakit.
Kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan manajemen RSAL.
Daftar Pustaka : 31 (1975 - 1999)
The Analysis of the Factors which Related to the (Intention) Re-use of Treatment at Dr. Mintohardjo Navy Hospital (RSAL), Jakarta

The Indonesian Navy Hospital of Dr. Mintohardjo, Jakarta is a level II hospital that has 24 polyclinics for outpatient and treatment rooms with 291 beds. This hospital also has a High Pressured Air Room (RUBT) for hyperbaric treatment.

The hyperbaric oxygenation is sort of treatment in which a patient inhales a pure oxygen (100%) on the air pressure that is larger rather than a normal atmosphere air pressure. For the examination of the divers, the medication of the diseases caused by the diving as well as the clinical diseases medication. The room which is used for the hyperbaric treatment is the High Pressured Air Room (RUBT), centralized at the building of Hyperbaric Center.

In 1998, it was having a development by building a Hyperbaric Center with 24 patient capacity in one medication session for 90 minutes.

In 1998, it was conducted the development of building facality and the means improvement. In the first three years, there is a tendency of the patient decrease who examined or a medication session in RUBT.

This research purpose is to know the depiction of the factors which related to the intention or re-use of hyperbaric treatment at RSAL Dr. Mintohardjo.

The research method that is used is the observational study through the survey by the-data analyzing study design in cross sectional. While, to collect the data using questioners.

From this research, it found that all free variables that related to the aspects of consumers and provider, do not have a relation with the satisfaction to use more hyperbaric, except the reason of patient visit has a meaningful relation. It indicates that the main reason of patient visit is caused by a personal reason as well as sent by the doctor. It could be assumed that the main market target of RSAL is the public community and a patient who is sent by a doctor. RSAL needs to re-analyze about the market program, especially the approach to the doctor as the potential reference maker for a hospital.

The advice that can be given based on the research result is the good relationship with the doctors who are as the potential reference maker for a hospital, should be maintained. The personnel of nurse and administration is the most worker composition, and their role touches greatly with the patients, for that reason, the guidance is needed and the training should be planned continuously.

In positioning the image hospital towards the consumers and competitors, it needed the creativity and innovation of program carefully and smart. The information distribution becomes significant and a start point rather than the hospital marketing activity.

It is expected that this research result could be a consideration means for RSAL management.
Library List 31 (1975 - 1999)
2001
T5647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicianus Novyanto S.
Abstrak :
Pengelolaan limbah klinis di Rumah Sakit (RS) Pelni selama ini belum memperoleh perhatian serius, ditandai oleh masih banyaknya limbah klinis bercampur dengan limbah non medis (rumah tangga) di kantong-kantong hitam serta masih adanya kantong warna kuning yang berisi limbah klinis dibuang ke tempat penyimpanan limbah sementara. Kondisi inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh tentang pengelolaan limbah klinis di RS Pelni, khususnya di Kamar Operasi. Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang diarahkan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada di lokasi penelitian dengan mendeskripsikan hasil penelitian apa adanya. Data-data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan penyebaran kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni kurang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagai akibat dari sosialisasi kebijakan yang kurang maksimal, volume sampah yang cukup besar, terbatasnya tenaga cleaning service dan petugas incenerator, realisasi anggaran yang tidak penuh, fasilitas yang kurang memadai, ketidaksingronan struktur dan fungsi organisasi pengelola limbah klinis, dan minimnya supervisi mengenai pengelolaan limbah klinis.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka ada lima hal penting yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni. Pertama, perlu sosialisasi SOP pengelolaan limbah klinis secara lebih intens agar memberikan kontribusi yang lebih besar pada implementasi dan output pengeloaan limbah klinis. Kedua, perlu peningkatan, perbaikan atau penambahan sumber daya pengelolaan limbah klinis, baik SDM, anggaran, fasilitas (trolly, incenerator) maupun penataan organisasi. Ketiga, pemeliharaan atau peningkatan disiplin dan motivasi petugas pengelola limbah klinis, terutama melalui intensifikasi supervisi dalam bentuk pengawasan dan pemberian penghargaan kepada petugas yang berprestasi. Keempat, peningkatan kualitas pengelolaan limbah klinis dengan bertumpu pada peningkatan disiplin dan perbaikan fasilitas. Peningkatan disiplin dapat dilakukan dengan pengawasan dan pengetatan jadwal, sedangkan perbaikan fasilitas difokuskan pada penambahan kantong kuning, tempat limbah, penyediaan trolly tertutup, perbaikan atau penambahan incenerator. Kelima, peningkatan anggaran pengelolaan limbah klinis secara lebih signifikan. Anggaran hendaknya dialokasikan untuk membiayai kebutuhan perbaikan dan penambahan fasilitas seperti tempat limbah (yang selama ini menggunakan ember), penambahan kantong kuning, penyediaan trolly tertutup, dan perbaikan atau penambahan incenerator.
Dafar Bacaan; 41 (1970 - 2001)
System Analyzes of clinical Waste Management from Surgery Room in Pelni Hospital (RS Pelni), Petamburan JakartaRecently people do not pay serious attention to the Clinical waste management at Pelni Hospital, and it is proved by lot of clinical waste are mixed with non medical waste (household) in black bag and there are also yellow bag containing clinical waste disposed to temporary waste storage. This condition has encouraged the writer to observe more the clinical waste management at RS Pelni, specifically at Surgery Room. Based on such issue background, I made this research with the purpose to obtain idea concerning clinical waste management at Surgery Room RS Pelni.

I apply the research method which is the qualitative method directed to reveal the real problems at research site by obviously describing research result. Apparently, research data is obtained through observation, in-depth interview, questioner distribution and documentation.

Research result discloses that the entire quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni still have to meet the hospital environment sanitation prerequisite because they do not fully apply the socialization policy, for example there are adequately large volume of waste, limited cleaning service and incinerator workers, incomplete budget realization, non-synchronized and clinical waste management organizational function, as well as limited supervision concerning clinical waste management.

Based on such findings, we disclose five significant steps to be applied in order to improve quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni. Firstly, SOP socialization of clinical waste management should be applied more intensively so that it may highly contribute toward the implementation and output of clinical waste management. Secondly, improvement, enhancement or addition of clinical management resources is required which comprises human resources, budget, facility (trolley, incinerator) as well as organizational structure. Thirdly, maintenance or discipline enhancement and motivation of clinical waste management workers, especially through supervision intensification in the form of monitoring and appreciation awarded to prestige workers. Fourthly, provide quality improvement of clinical waste management based on discipline enhancement and facility development. Discipline enhancement may be applied through monitoring and strict implementation of schedule, whereas facility improvement is focused on the increase of yellow bags, waste storage, closed trolleys, improvement and increase of incinerator. Fifthly, provide increasing of budget for clinical waste management on a more significant basis. Budget should be allocated to finance the improvement and increase of facility such as waste bin (so far they use pail instead ofa bin). increase of yellow bags, provision of closed trolleys, and improvement or increase of incinerator.
List of Bibliography: 41 (1970 - 2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library