Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Philadelphia: J.B. Lippincott, 1975
618.920 1 NEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2014
618.920 1 BUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2007
618.920 1 ATL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beischer, Norman A.
Philadelphia: W.B. Saunders, 1988
618.2 BEI ob
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Susanto
Abstrak :

Prevalensi sepsis neonatorum diantara bayi baru lahir cukup tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan diagnosis yang akurat. Namun, gejala klinis sepsis tidak cukup spesifik untuk menegakkan diagnosa, dan ini merupakan tantangan bagi para dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara enam faktor resiko terhadap prevalensi sepsis neonatorum awitan dini (SNAD). Terdapat 67 pasien yang lahir dan dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2018 dan diikutsertakan dalam penelitian ini, dan data yang digunakan didapatkan dari rekam medis. Subjek dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan durasi pengobatan antibiotik: sepsis (pengobatan >5 hari) dan non-sepsis (pengobatan ≤5 hari). Penelitian ini cross-sectional, dan menggunakan analisis univariat dan bivariat. 52 (77.6%) dari 67 pasien memiliki SNAD. Melalui analisis bivariat, faktor resiko yang diteliti tidak signifikan secara statistik (nilai p> 0.05) terhadap sepsis maupun non-sepsis, dengan pengecualian untuk demam pada ibu dengan nilai p yang tidak ada. Ketuban pecah dini (KPD) ≥18 jam, nilai APGAR rendah, usia gestasi <37 minggu, dan berat badan lahir (BBL) < 2500 gram memiliki OR>1, Sedangkan leukosit ibu ≥18000 sel/ µL memiliki OR <1. Untuk demam ibu dan nilai APGAR rendah OR tidak dapat dihitung. Pada kesimpulannya, KPD ≥18 jam, usia gestasi <37 minggu, BBL < 2500 gram, leukosit ibu ≥ 18000 sel/ µL, dan nilai APGAR rendah tidak berhubungan dengan prevalensi SNAD. Tidak ada faktor resiko yang paling berpengaruh.

 

Kata kunci: Faktor resiko sepsis, sepsis neonatorum awitan dini


The prevalence of sepsis among neonates are high. Hence, accurate diagnosis is required. However, diagnosis through clinical signs and symptoms are still vague, which remains a challenge for physicians. This research aims to study the association of six risk factors towards the prevalence of neonatal Early Onset Sepsis (EOS). A total of 67 patients that were born and treated in Ciptomangunkusumo Hospital in 2018 were used in this research, obtained from medical record. The subjects were divided into two groups based on the duration of treatment using antibiotics: sepsis (treatment >5 days) and non-sepsis (treatment ≤ 5 days). This study is cross-sectional, and uses univariate and bivariate analysis. 52 (77.6%) out of 67 patients have EOS. From bivariate analysis, the risk factors that were examined did not show a statistical significance (p-value > 0.05) towards sepsis and non-sepsis, except for maternal fever which p-value has no result.  Prolonged rupture of membranes, low APGAR score, gestational age <37 weeks, and birth weight <2500 grams had an OR>1. On the other hand, high maternal leukocyte count has an OR< 1. The OR of maternal fever and low APGAR score was not able to be calculated. In conclusion, prolonged rupture of membrane, premature infant, birth weight <2500 grams, maternal leukocyte counts of ≥ 18000 cells/ µL, and low APGAR score has no relation with the prevalence of EOS. There are no most influential risk factors.

 

Keywords: Risk factors of sepsis, early onset sepsis

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rahmadian
Abstrak :
Kematian neonatal masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan data SDKI 2017, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tinggi yakni 15 per 1,000 kelahiran hidup dan belum mencapai target SDGs (<12 per 1.000 kelahiran hidup). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko kematian neonatal yang paling berpengaruh di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional menggunakan data SDKI 2017 yang mencakup 11.153 kelahiran hidup anak terakhir dari tahun 2012-2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor risiko yang berhubungan secara signifikan dengan kematian neonatal adalah umur ibu <20 &>35 tahun (OR: 2,2; 95% CI: 1,21- 3,87), ibu yang bekerja (OR: 1,9; 95% CI: 1,03-3,36), tidak melakukan inisiasi menyusui dini (OR: 56,7; 95% CI: 24,6- 130,9), bayi dengan jenis kelamin laki-laki (OR: 2,6; 95% CI: 1,39- 4,81), berat badan lahir rendah (OR: 14; 95% CI: 7,85- 25,3), status kembar (OR: 9; 95% CI: 2,65- 30,7), penolong persalinan bukan dengan tenaga kesehatan (OR: 0,19; 95% CI: 0,04-0,84), dan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan bayi baru lahir (OR: 5,2; 95% CI: 2,92- 9,26). Oleh karena itu, intervensi kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kematian neonatal harus dikaitkan dengan karakteristik ibu dan bayi. Tenaga kesehatan diharapkan memahami sistem rujukan persalinan dan dapat melakukan rujukan dengan segera. Pelayanan kesehatan diharapkan mampu menyediakan perawatan kesehatan neonatal yang lengkap dan memadai.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : Elsevier , 2005
618.920 1 ROB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Phillips, Celeste R.
St. Louis: Mosby , 1996
618.202 31 PHI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Conecticut: Appletton & Lange, 1994
618.920 1 NEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Walter Klwer , 2008
618.920 1 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>