Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tasya Dewi Parastika
"Skripsi ini membahas tentang perilaku makan menyimpang, yaitu Sindrom Makan Malam (SMM), pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok. Penelitian kuantitatif dengan disain cross-sectional, metode pengambilan sampel acak sederhana, analisis dengan uji kai kuadrat dan uji-t independen, serta the Night Eating Questionnaire (NEQ) digunakan sebagai alat skrining kasus. Sampel penelitian yaitu 112 orang mahasiswa FT-UI angkatan 2010 dari departemen teknik industri, teknik kimia dan arsitektur. Waktu penelitian dilakukan pada bulan april-mei 2012. SMM menunjukkan adanya dampak pada kegemukan, obesitas (Gluck, ME. 2002) hingga diabetes mellitus tipe 2 (Allison, et al. 2007).
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 33% responden mengalami SMM dan faktor-faktor yang berhubungan antara lain stress dan depresi (OR = 2.3; nilai-p 0.046), asupan energi (nilai-p 0.002), asupan protein (nilai-p 0.003) dan asupan lemak (nilai-p 0.013). Disarankan adanya penyebarluasan informasi mengenai SMM pada mahasiswa. Selain itu diperlukan penyebarluasan informasi di FT-UI mengenai berat badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh (IMT) yang normal sehingga mahasiswa dapat mengetahui bentuk tubuh yang baik dan sesuai untuk mereka.

The aim of this study is to determine the prevalence of Night Eating Syndrome (NES) and its correlates among students in Engineering Faculty, Universitas Indonesia, Depok. A total of 112 students aged 17-21 from industrial engineering, chemical engineering and architect departments, in academic year 2010. This study is a quantitative descriptive research with cross-sectional design, simple random sampling method, analyzed with Chi-square test and Independent t-test, and the Night Eating Questionnaire (NEQ) were used to screen participants. Study conducted in April until May 2012. NES contributes to overweight, obesity (Gluck, ME. 2002), and for a long-term, type 2 diabetes (Allison, et al. 2007).
The result of this study shows that prevalence of NES was 33% among total participants who screening scores met by (NEQ > 25). This study also found that NES has been associated with stress and depression (OR = 2.3; p-value 0.046), energy intake (p-value 0.002), protein intake (p-value 0.003) and fat intake (pvalue 0.013). The researcher suggests the dissemination of information regarding NES which occurs in university students. Then, it's also a necessary to disseminate information about healthy body weight, height and body mass index (BMI) in Engineering Faculty Universitas Indonesia, so that students can find their good and fit body shape.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seruni Khairunnisa
"ABSTRAK
Sindrom makan malam (SMM) dapat menyebabkan obesitas atau diabetes melitus. Tujuan penelitian yaitu diketahuinya prevalensi SMM dan dibuktikannya perbedaan proporsi SMM berdasarkan status gizi, gejala depresi, kualitas tidur, kepercayaan diri dan beban kerja pada mahasiswa. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah responden yang terlibat 203 mahasiswi. Data diambil dari pengisian kuesioner, pengukuran berat badan dan tinggi badan, dan recall makanan 2x24 jam. Data kemudian dianalisis univariat dan bivariat (chi-square). Prevalensi mahasiswa dengan SMM di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2019 adalah sebesar 14.8%. Mahasiswa dengan SMM memiliki kualitas tidur 6 kali lebih buruk dibandingkan mahasiswa tidak SMM. Peneliti menyarankan perlu adanya tempat konsultasi gizi oleh ahli gizi dan tempat konseling oleh psikolog di fakultas serta diharapkan mahasiswa dapat menerapkan pesan gizi seimbang.

ABSTRACT
Night Eating Syndrome (NES) can cause obesity or diabetes mellitus. The purpose of this study is to know the prevalence of SMM and to prove the difference of NES proportion based on nutritional status, depression symptom, sleep quality, self-esteem, and workload on students. A cross sectional study was conducted on 203 female student participants. Data was obtained by self-administered questionnaire, measurement of body weight and height, and food recall 2x24 hours interview. The data was analyzed by univariate and bivariate (chi-square) method. The prevalence of students with NES in Faculty of Public Health Universitas Indonesia in 2019 is 14.8%. Students with NES have sleep quality 6 times worse than non-NES students. Researcher suggest that there should be a place for nutrition consultation by nutritionists and counseling sites psychologists in the faculty and students also expected to apply balanced nutrition message in their daily life."
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adibah Rachmawaty
"Sindrom Makan Malam (SMM) adalah kondisi gangguan makan yang dikelompokkan ke dalam Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). Perilaku SMM dapat diidentifikasi menggunakan instrumen Night Eating Questionnaire (NEQ) yang terdiri dari lima kriteria, antara lain tidak merasa lapar di pagi hari (morning anorexia) yang menyebabkan bergesernya waktu sarapan, makan yang berlebihan di malam hari (evening hyperphagia) baik setelah makan malam, sebelum tidur, maupun di antara waktu tidur, tidur larut malam (insomnia), makan di antara waktu tidur (nocturnal ingestion), yaitu makan saat terbangun di antara waktu tidur tetapi dalam keadaan sadar, dan pengulangan keempat kriteria tersebut selama lebih dari 3 bulan. Salah satu dampak yang diakibatkan oleh SMM adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal pada siswa SMA. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sindrom makan malam. Sementara variabel independen yang termasuk faktor internal adalah jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, kebiasaan sarapan, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan. Sedangkan variabel independen yang termasuk ke dalam faktor eksternal adalah pengetahuan gizi dan uang saku. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di bulan Mei tahun 2024 kepada 130 siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cibinong yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 29,2% responden memiliki sindrom makan malam. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan pada siswa SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0,05). Berdasarkan pemodelan akhir analisis multivariat juga ditemukan bahwa depresi menjadi faktor dominan terhadap SMM. Oleh karena itu, disarankan agar para siswa lebih memerhatikan kebiasaan tidur, keadaan mental, serta lebih menerapkan mindful eating. Disarankan pula kepada pihak sekolah agar dilakukan skrining kesehatan mental untuk para siswa secara berkala.

Night Eating Syndrome (NES) is an eating disorder classified under Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). NES behavior can be identified using the Night Eating Questionnaire (NEQ), which consists of five criteria: lack of hunger in the morning (morning anorexia) leading to delayed breakfast time, excessive eating at night (evening hyperphagia) either after dinner, before bedtime, or during the night, late-night insomnia, nocturnal ingestion (eating upon waking up during the night while being conscious), and the recurrence of these four criteria for more than 3 months. One impact of NES is obesity. This study aims to determine the differences in the proportion of night eating syndrome based on internal and external factors among high school students. The dependent variable in this study is night eating syndrome. Meanwhile, the independent variables classified as internal factors include gender, physical activity, nutritional status, sleep quality, depression, self-esteem, breakfast habits, main meal frequency, and snack frequency. The independent variables classified as external factors are nutritional knowledge and pocket money. This study uses a quantitative method with a cross-sectional study design. Data collection was conducted in May 2024 with 130 students from grade X and XI at SMA Negeri 2 Cibinong who met the inclusion and exclusion criteria. The data was then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate methods. The study found that 29.2% of respondents had night eating syndrome. The results also showed differences in the proportion of night eating syndrome based on sleep quality, depression, self-esteem, main meal frequency, and snack frequency among students at SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0.05). The final multivariate analysis modeling also found that depression is a dominant factor for NES. Therefore, it is recommended that students pay more attention to sleep habits, mental state, and practice mindful eating. It is also recommended that the school conduct regular mental health screenings for students."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library