Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurfitri Bustamam
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Preeklampsi adalah penyakit pada kehamilan dengan gejala: hipertensi, proteinuria, dan edema. Salah satu teori yang dapat menjelaskan penemuan Minis pada penderita preeklampsi adalah kerusakan sel endotel akibat peroksidasi lipid yang tidak terkontrol. Kerusakan sel endotel pada penderita preeklampsi menyebabkan rendahnya kadar NO, suatu vasoaktif yang penting pada kehamilan. Serum preeklampsi banyak mengandung peroksida lipid dan bersifat merusak kultur sel endotel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E terhadap produksi NO pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum preeklampsi. Pada penelitian ini, sel-sel endotel yang diisolasi dari vena umbilikalis bayi lahir aterm normal dari ibu dengan kehamilan normal dikultur hingga confluence. Selanjutnya, kultur sel endotel diinkubasi dalam medium yang mengandung vitamin E sebelum dipapar dengan 10% serum preeklampsi. Produksi NO kultur sel endotel diukur dalam bentuk nitrit yang terdapat dalam medium kultur. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan uji Pembandingan Berganda.

Hasil dan Kesimpulan: Dan penelitian ini diperoleh (1) produksi NO pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum preeklampsi cenderung lebih tinggi daripada produksi NO pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum ibu hamil normal, namun perbedaan hasil tersebut secara statistik tidak bermakna (p > 0,05), (2) pemberian vitamin E mempertahankan produksi NO dalam kisaran normal pada kultur sel endotel yang dipapar dengan serum ibu hamil normal (p < 0,05), dan (3) pemberian vitamin E diduga menetralkan faktor "toksik" dalam serum preeklampsi yang mengaktivasi kultur sel endotel, sehingga produksi NO pada kultur sal endotel tersebut tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kontral (p 0,05)
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Agustin
Abstrak :
Particulate Matter (PM10) dan Nitrogen dioksida (NO2) diketahui sebagai faktor pemicu timbulnya asma. PM10 dapat masuk ke dalam pernapasan manusia. Nilai ambang batas PM10 adalah 150 μg/m3. Konsentrasi PM10 rata-rata tahunan di Jakarta Pusat mulai dari tahun 2007 hingga 2011, ada yang melebihi nilai ambang batas, yaitu pada tahun 2010 dan 2011. Sedangkan nilai ambang batas NO2 adalah 0,05 ppm. Terdapat nilai konsentrasi NO2 rata-rata tahunan yang melebihi nilai ambang batas, yaitu pada tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengkorelasikan PM10 dan NO2 dengan jumlah asma di Jakarta Pusat 2007-2011. Desain studi yang digunakan adalah studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat dan Badan Meteorologi dan Geofisika. Penelitian ini menghasilkan hubungan yang kuat dan negatif antara curah hujan dan kelembaban dengan konsentrasi PM10, kuat dan positif dengan lama penyinaran matahari, dan tidak signifikan dengan kecepatan angin. Tidak dihasilkan hubungan signifikan antara faktor iklim dengan konsentrasi NO2, antara konsentrasi PM10 dan jumlah asma, namun didapatkan hubungan sedang dan signifikan antara NO2 dan jumlah asma. Curah hujan dan kelembaban tidak signifikan dengan jumlah asma. Kesimpulan dari penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM10 dengan jumlah kasus asma (p > 0,05), tetapi ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2 dengan jumlah kasus asma (p = 0,048). Particulate Matter (PM10) and Nitrogen dioxide (NO2) are known as trigger factors of asthma. PM10 can enter human respiration airway. The threshold limit value of PM10 is 150 μg/m3. From the yearly average PM10 concentration calculation in Jakarta Pusat from 2007 to 2011, it was found that in 2010 and 2011, the concentration of PM10 was more than threshold limit value. NO2 can be inhaled and also enter human respiration airway. The thresold limit value of NO2 is 0,05 ppm. From the yearly average NO2 concentration calculation in Jakarta Pusat from 2007 to 2011, it was found that in 2008, the concentration of NO2 was more than threshold limit value. This study aimed to correlate the concentration of PM10 and NO2 with the total of asthma case. Ecological study with secondary data from Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat and Badan Meteorologi dan Geofisika, are used for this study. The result of this study are, there is a strong and negative relationship between rainfall and humidity with the concentration of PM10, strong and positive with solar radiation, but not significant with wind speed. There is no significant relationship between climate factors with the concentration of NO2 and between the concentration of PM10 with asthma, but there is a moderate and negative relationship between the concentration of NO2 and asthma. There is no significant relationship between rainfall and humidity with asthma. In conclusion, there is no significant relationship between the concentration of PM10 with the total of asthma case (p > 0,05), but there is a significant relationship between the concentration of NO2 with the total of asthma case (p = 0,048)
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Orchidita Lystia
Abstrak :
Penyakit ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang serius dinegara berkembang maupun Negara yang telah maju, tetapi jumlah angka morbiditas dan mortalitas di negera berkembang lebih banyak terutama di Indonesia. penemuan kasus ISPA menurut Data LB I SIMPUS (2017) yang dikutip dari Dinas Kesehatan Depok (2017) dengan angka kejadian sebesar 158.512 kasus, jumlah penderita ISPA merupakan data umum penderita yang merupakan gabungan dewasa dan balita. ISPA menempati urutan pertama diantara 10 penyakit besar di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui bagaimana hubungan kualitas udara ambien (NO2 dan SO2) dengan kejadian penyakit ISPA. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat. Dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan pengamatan pola kecenderungan terhadap kualitas udara ambien (NO2 danSO2) dengan kejadian penyakit ISPA tahun 2017. Hasil penelitian menunjukan kualitas udara NO2 tidak terdapat hubungan bermakna dengan kasus ISPA (p=0,641). Variabel hubungan antara kualitas udara NO2 dengan kasus ISPA menunjukan korelasi yang searah (positif) dengan kekuatan/ keereatan hubungan yang sangat lemah (r=0,132). Sedangkan untuk kualitas udara SO2 dengan kasus ISPA tidak dapat dihitung secara statistik. Hal tersebut dikarenakan hasil data SO2 tidak terdeteksi.
ARI is still a serious health problem in developing and developed countries, but the number of morbidity and mortality in developing countries is more, especially in Indonesia. The discovery of ARI cases according to SIMPUS LB I Data (2017) quoted from Depok Health Office (2017) with an incidence of 158,512 cases, the number of ARI sufferers is general data of patients who are a combination of adults and toddlers. ARI ranks first among 10 major diseases in Depok City. This study aims to find out how the relationship between ambient air quality (NO2 and SO2) and the incidence of ARI disease. This research is descriptive quantitative study using ecological study design based on place. This study will observe the trend pattern of ambient air quality (NO2 and SO2) with ARI disease in 2017. The results showed that NO2 air quality was not significantly associated with ARI cases (p = 0.641). The variable relationship between NO2 air quality and ARI cases shows a direct (positive) correlation with the strength / severity of a very weak relationship (r = 0.132). Whereas for air quality SO2 with ARI cases cannot be calculated statistically. This is because the SO2 data results are not detected.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library