Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vida Ardelia Syifana
Abstrak :
Kebisingan merupakan tingkat suara atau intensitas bunyi yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Sumber kebisingan dapat dibedakan menjadi beberapa sumber, di antaranya adalah akibat dari aktivitas lalu lintas. Kebisingan berdasarkan aktivitas lalu lintas sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecepatan rata-rata. Untuk mengetahui besar perubahan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kecepatan kendaraan, dilakukan pembentukan model nilai koreksi kebisingan berdasarkan kecepatan kendaraan dengan mempertimbangkan faktor gradien jalan, serta komposisi kendaraan. Pertimbangan klasifikasi kecepatan kendaraan berdasarkan faktor gradien adalah adanya variasi gradien jalan pada ruas Jalan Ir. H. Juanda, Depok yang menjadi lokasi penelitian. Selain itu, pertimbangan klasifikasi kecepatan kendaraan berdasarkan komposisi kendaraan adalah adanya variasi volume kendaraan di tiap jamnya. Variasi-variasi tersebut yang menjadi landasan pertimbangan klasifikasi berdasarkan gradien dan komposisi kendaraan. Secara garis besar, berdasarkan hasil pengolahan data ditemukan koefisien determinansi hubungan kecepatan kendaraan dengan nilai koreksi berada di atas 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan kendaraan dapat mempengaruhi nilai koreksi kebisingan. Meski begitu, nilai ini masih jauh dari kata sempurna sehingga hal ini masih perlu dikaji secara lanjut. ......Noise is the intensity of sound that can disrupt human comfort and health. Noise’s source can be categorized into several types, one of which arises from traffic. Traffic noise is influenced by various factors, including average vehicle speed. To determine the changes in noise levels caused by vehicle speed, models of noise correction need to be developed. In this study the writer developed noise correction models based on vehicle speed, considering road gradient and the percentage of vehicle factors. In summary, based on data analysis, the coefficient of determination for the relationship between vehicle speed and the correction value is found to be above 0,6. This suggests that vehicle speed does have some influences on noise correction values. However, this value is still far from perfect, suggesting that further study is needed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirani Arlan
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Depok setiap tahunnya memicu terjadinya pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang berdampak pada peningkatan kebisingan. Peningkatan jumlah volume kendaraan mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalan sehingga memaksa pemerintah untuk melakukan pelebaran jalan guna menghindari terjadinya kemacetan seperti yang terjadi pada ruas Jalan Margonda Raya, Depok yang membentang di wilayah Kelurahan Pondok Cina, Depok. Pelebaran jalan memaksa wilayah pemukiman yang telah ada semakin berdekatan dengan lokasi jalur transportasi sehingga menimbulkan dampak akibat kebisingan bagi penduduk. Pelebaran jalur transportasi mengakibatkan terjadinya perubahan daerah rawan kebisingan. Pemukiman yang berjarak kurang dari 5 meter dari jalan Margonda Raya termasuk ke dalam Daerah Resiko Bising (DRB). Sedangkan pemukiman penduduk yang terletak pada jarak 5 hingga 15 meter terletak pada Daerah Moderat Bising (DMB). Berdasarkan hasil penelitian diketahui, kebisingan di wilayah pemukiman penduduk di Kelurahan Pondok Cina, Depok telah menimbulkan berbagai dampak bagi penduduk. Seperti gangguan pada tidur dan berkurangnya kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang dapat digunakan untuk mereduksi kebisingan. Solusi yang diterapkan berupa solusi jangka pendek yaitu perbaikan sistem manajemen transportasi, solusi jangka menengah berupa penanaman pohon di sepanjang Jalan Margonda Raya dan solusi jangka panjang berupa pengadaan transportasi umum yang dapat menampung kebutuhan transportasi penduduk.
ABSTRACT
Growth of population in Depok every year resulted the increase in the number of motor vehicles that have an impact on increasing the noise pollution. An increasing number of vehicles resulted in the reduced of road capacity, so compulsion the government to do road enlargement to avoid traffic jam as occurs in segment of St. Margonda Raya. Road enlargement compulsion residential area that have built being trapped cause of transportation sector so it make impact of noise to the inhabitant. Road enlargement forcing the existing residential areas adjacent to the location of the transportation path, giving rise to noise impacts for residential. Enlargement of traffic lane cause the change of noise disturbed place. Settlement location with distance less than 5 meters from St. Margonda Raya includes to Noise Risk Location (NRL). Whereas the settlement location that place between 5 to 15 meter includes to Noise Moderate Location (NML). Based on research ascertainable, noise polluston can impact to the inhabitant in Kelurahan Pondok Cina, Depok like nuisance to the sleep activity and hearing loss. Because of that, we need solution that can use to noise reduction. The solution that we use are sort-term solution is improved the transport management system, medium-term solution with planting the trees over in St. Margonda Raya and long-term solution with supplying public transportation which can accommodate transportation demand of the population.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1476
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Suhadi
Abstrak :
Latar Belakang: Para pekerja sering kali terpaksa berhadapan dengan kebisingan tinggi ditempat kerja. Kebisingan mengganggu perhatian yang diperlukan terus-menerus dan menurunkan produktivitas kerja, oleh sebab itu pekerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap satu proses produksi atau hasilnya, dapat membuat kesalahan akibat dari terganggunya konsentrasi dan kurang fokusnya perhatian. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran waktu reaksi cahaya dan suara untuk menilai fokus perhatian/konsentrasi. Metode: Studi analitik dengan desain komparatif cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang memproduksi benang nylon sintetik. Membandingkan rerata selisih waktu reaksi cahaya dan suara sebelum dan setelah bekerja dengan pajanan kebisingan pada kelompok subjek yang bekerja pada intensitas kebisingan di atas NAB area braiding dibandingkan dengan yang di bawah NAB area waring. Hasil Penelitian: Perbedaan bermakna waktu reaksi cahaya yang melambat pada subjek yang bekerja dengan pajanan kebisingan di atas NAB sebelum dan setelah bekerja p=0.007 , namun tidak dengan waktu reaksi suara. Tidak terdapat perbedaan bermakna waktu reaksi cahaya dan suara pada subjek yang bekerja dengan pajanan kebisingan di bawah NAB sebelum dan setelah bekerja. Terdapat perbedaan bermakna rerata selisih waktu reaksi cahaya yang melambat pada subjek yang bekerja pada pajanan kebisingan di atas NAB dengan di bawah NAB, p=0,017, namun tidak bermakna terhadap rerata selisih waktu reaksi suara. Tidak terdapat faktor yang mempengaruhi waktu reaksi cahaya dan suara sebelum dan setelah bekerja dengan pajanan kebisingan pada kedua kelompok. Kesimpulan: Terdapat perbedaan rerata selisih waktu reaksi cahaya pada pekerja yang bekerja dengan pajanan kebisingan di atas NAB dibandingkan dengan pekerja yang bekerja dengan pajanan kebisingan di bawah NAB, sehingga tingkat intensitas kebisingan tinggi di atas NAB mempengaruhi waktu reaksi cahaya dan menjadi lebih lambat.
Background Workers are often exposed with high noise level at their workplaces. Noise can disrupt the worker`s concentration and focus and in the end, may cause lower productivity. Thus, workers whose main job descriptions are to supervise workflow from one phase to another are prone to mistakes due to the loss of concentration and focus. In this research, we used reaction timer with light and sound stimuli to assess attention or concentration. Methods The study was an analytical study with comparative cross sectional design, comparing a mean difference between light and sound`s reaction time before and after work. This research was conducted at a manufacture company that produces synthetic nylon fibers. The subjects were divided into two group the workers with noise intensity above TLV and with noise intensity below TLV. Prior to the study, the research has measured the intensity of the noise level at the workplace area. Result A significant difference was found in the light`s reaction time who work with noise exposure above TLV p 0.007 and it was found to be slower after work with the workers who are exposed to noise above TLV. There was also a significant mean difference for the light`s reaction time between the above TLV noise group and below TLV noise group p 0.017 . There was no significant difference in sound`s reaction time. There were no significant factors that affect light and sound`s reaction time before and after work with noise in these two groups. Conclusion There was a significant mean difference in light`s reaction time for the workers who work with noise exposure above TLV compare with the workers who work in below TLV, so that a high intensity of noise level is found to affect and decrease the light`s reaction time of the workers.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapta Viva Wibowo
Abstrak :
Gangguan pendengaran pada pekerja minyak dan gas bumi merupakan penyakit akibat kerja utama sampai saat ini. Gangguan pendengaran antara lain disebabkan oleh pajanan bahaya fisik berupa bising. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pajanan bising dan fungsi pendengaran pada pekerja di Platform KE-5 Kodeco Energy. Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional yaitu meneliti sekaligus variabel independen, variabel dependen, dan vaiabel perancu pada waktu yang bersamaan. Analisis data adalah tabel dengan menggunakan analisis data univariat. Didapatkan gambaran tingkat bising di platform KE-5 yang melebihi NAB yaitu pada rentang 81 dBA sampai dengan 103 dBA, dan tingkat pajanan bising di platform KE-5 melebihi NAB dengan dosis pajanan bising yang diterima pekerja terdapat di bawah NAB yaitu pada rentang 70,4 dBA sampai dengan 77,5 dBA, serta didapatkan tujuh pekerja dengan gangguan fungsi pendengaran. ...... Hearing impairment in oil and gas workers is the main occupational diseases. Hearing impairment, among others caused by exposure to physical hazards of noise. This study aims to know the description of noise exposure and hearing impairment in workers at KE-5 Kodeco Energy Platform. The type of research is observational with cross sectional design which examined as well as the independent variable, dependent variable, and confounding variable at the same time. Obtained noise level at KE-5 Platform which exceeds the TLV is in the range of 81 dBA to 103 dBA, noise dose of exposure that received by workers are still under the TLV is still in range of 70.4 dBA to 77.5 dBA, the level of noise exposure in KE-5 Platform exceeds the TLV by noise dose exposure that received by workers less than the TLV and obtained seven workers with impaired hearing function.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29467
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Setyawati
Abstrak :
Kantor bersistem terbuka merupakan kantor yang terdiri dari beberapa workstation dalam satu ruang yang hanya dibatasi oleh screen atau tanpa menggunakan screen dan penyekat antar ruang. Di dalam kantor bersistem terbuka, beberapa pekerja berkumpul di dalam satu ruang untuk melakukan berbagai macam aktivitas kerja. Kenyamanan dan kepuasan pekerja di dalam ruang kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Untuk memperoleh kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja, salah satu faktor lingkungan yang harus diperhatikan adalah kualitas akustik ruangan di tempat pekerja bekerja. Namun, perancangan ruang kerja bersistem terbuka seringkali tidak memperhatikan kualitas akustik yang baik. Dalam skripsi ini, penulis akan membahas mengenai permasalahan akustik yang terdapat pada kantor bersistem terbuka terkait dengan gangguan kebisingan dan privasi dalam berkomunikasi. Metode yang penulis gunakan untuk meninjau permasalahan akustik tersebut yaitu dengan melakukan pengukuran akustik ruangan secara langsung di lapangan, wawancara, serta menyebarkan kuesioner kepada para pekerja. Dengan demikian, selain mendapatkan data pengukuran akustik ruangan, penulis juga dapat mengetahui tanggapan pekerja terhadap kondisi akustik ruangan di tempat mereka bekerja. Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap Kantor Pengelola Pasar Musi dan Kantor Bredero Shaw menunjukkan bahwa kedua kantor belum memenuhi kriteria akustik yang ideal untuk kantor bersistem terbuka. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kriteria akustik, seperti intensitas suara, tingkat kebisingan, rasio S/N, waktu dengung, dan tingkat privasi dalam berkomunikasi yang belum sesuai dengan kriteria akustik yang disarankan untuk seluruh bagian ruangnya.
Open plan office is an office consists of multiple workstations in a space which is limited only by the screen or without uses of screen and insulation between rooms. In the open plan office, some of workers converge in a room to do various work activities. Comfort and satisfaction of workers in the workspace becomes one of the factors that can affect work productivity. To obtain comfort and satisfaction in the work, one of the environmental factors that must be considered is room acoustic quality where the workers work. However, open plan office design often ignores good acoustic quality. In this thesis, the author will explain about the acoustic problems found in the open plan office related with the noise disruption and speech privacy. The method had been used by the author to review the acoustic problems by measuring the room acoustic directly in the field, by interviewing, and by distributing questionnaires to employees. Thus, besides of getting acoustic measurement data, the author also knows the response of employees to the room acoustic condition in where they work. The result of the analysis in the Marketing Office of Pasar Musi and Bredero Shaw Office shows that both offices have not conformed with the ideal criteria of open plan office. It can be seen from some of acoustic criterias, such as sound intensity, noise level, ratio S / N, reverberation time, and speech privacy level, which are not suitable with acoustic criteria that recommended to all parts of the room.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Khoirotin Novaisa
Abstrak :
Kebisingan merupakan salah satu bahaya fisik di tempat kerja yang memiliki risiko terhadap terjadinya gangguan pendengaran kepada pekerja. Diantara beberapa sektor industri, konstruksi merupakan industri yang memiliki kebisingan dalam pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kebisingan serta hubungan karakteristik dan perilaku pekerja terhadap gangguan pendengaran pada pekerja. Pada penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 106 pekerja dan pengukuran titik kebisingan pada 30 titik yang tersebar pada area konstruksi. Berdasarkan pengukuran kebisingan yang dilakukan, rentang kebisingan pada lokasi konstruksi BUMN Center ialah 67.9 – 100.8 dBA dan kejadian ganggguan pendengaran pada pekerja sebesar 44.3%. Uji Mann- Whitney U Test dilakukan pada variabel tingkat kebisingan dan gangguan pendengaran dan menunjukkan hasil tidak adanya perbedaan signifikan tingkat kebisingan terhadap gangguan pendengaran pada pekerja (p=0.904). Adapun pada variabel karakteristik dan perilaku pekerja, hanya usia yang memiliki hubungan signifikan dengan gangguan pendengaran (p=0.000) dengan OR 7.8. Penelitian ini menemukan adanya tingkat kebisingan yang melebihi NAB dan pekerja yang mengalami gangguan pendengaran, sehingga disarankan untuk adanya tindakan pencegahan dan meminimlaisir risiko dengan prinsip kontrol hirarki. ......Noise exposure is one of the physical hazards in the workplace that can cause of hearing loss to workers. Among some industrial sectors, construction sector has a lot of noise in its workplace. The study aimed to analysis the differences in noise intensity and the association between characteristics and behavior to hearing loss among construction workers Gedung BUMN Center. The study used cross-sectional study design with 106 respondents and measurements of noise points at 30 points spread across the construction area. Based on noise measurements, the noise range at the construction site of the BUMN Center is 67.9 - 100.8 dBA and the incidence of hearing disorders in workers is 44.3%. The Mann-Whitney U Test was conducted on variable noise levels and hearing loss and showed results no significant differences in noise levels and hearing loss among workers (p=0.904). As for the characteristic variables and behavior of workers, only age has a significant association with hearing loss (p=0.000) and OR 7.8. This study found that there was a noise intensity that exceeded NAB and workers with hearing loss, so minimze the risk with hierarchy control is recommended as preventive action.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library