Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Eprasatya
"Pada penelitian ini telah berhasil disintesis senyawa nanopartikel GdCoO3 dan nanokomposit ZnO/GdCoO3 dengan ekstrak daun pala (Myristica Fragrans Houtt) secara green synthesis. Sintesis nanopartikel dan nanokomposit dilakukan dalam sistem dua fasa menggunakan pengadukan kecepatan tinggi. Ekstrak daun pala digunakan sebagai sumber basa (ion OH- ), penstabil, serta capping agent dalam pembentukan nanopartikel pada sistem dua fasa karena daun pala memiliki banyak kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, steroid dan saponin. Nanopartikel GdCoO3 yang berhasil disintesis memiliki ukuran 77,64 dengan morfologi yang berongga berdasarkan hasil SEM. Berdasarkan hasil pengujian UV-Vis DRS, naokomposit ZnO/GdCoO3, nanopartikel GdCoO3 dan nanopartikel ZnO yang terbentuk memiliki celah pita masing-masing yaitu sebesar 1,99 eV; 1,27 eV; dan 2,95 eV. Hasil karakterisasi XRD nanokomposit ZnO/GdCoO3 menunjukkan nilai difraksi 2θ khas gabungan nanopartikel ZnO dan nanopartikel GdCoO3. Nanopartikel ZnO, GdCoO3 dan nanokomposit ZnO/GdCoO3 yang disintesis diaplikasikan untuk melihat aktivitas fotokatalitiknya terhadap zat warna malasit hijau di bawah sinar tampak selama dua jam. Persentase degradasi malasit hijau menggunakan fotokatalis nanokomposit ZnO/GdCoO3, nanopartikel ZnO dan nanopartikel GdCoO3 berturut-turut sebesar 88%, 78% dan 68%. Kinetika reaksi fotodegradasi malasit hijau oleh nanokomposit ZnO/GdCoO3 mengikuti reaksi semu orde satu.

This study was conducted to synthesize GdCoO3 nanoparticles and ZnO/GdCoO3 nanocomposites with Nutmeg leaf extract (Myristica Fragrans Houtt) with green synthesize method. Nanoparticle and nanocomposite synthesis was carried out in a two phase system using high speed stirring. Nutmeg leaf extract is used as a base source (OHion), stabilizer, and as a capping agent in the formation of nanoparticles with two phases system because nutmeg leaves have a lot of secondary metabolite content such as alkaloid, steroid and saponin. The size of synthesized GdCoO3 nanoparticles are 77,64 nm size with holes morphology based on SEM results. According to UV-Vis DRS testing, the ZnO/GdCoO3 nanocomposite, GdCoO3 nanoparticle and ZnO nanoparticle formed have low band gap which is 1,99 eV, 1,27 eV and 2,95 eV. The results of XRD characterization of nanoparticles and nanocomposite showed the 2θ diffraction value is combination of ZnO nanoparticle and GdCoO3 nanoparticle. The synthesized nanoparticles and nanocomposites were then applied to see the photocatalytic activity on Green Malachite dyes under visible light for two hours. Percentage of degradation of nanocomposite ZnO/GdCoO3, ZnO nanoparticle and GdCoO3 nanoparticle against Green Malachite compound is 88%, 78% and 68%. Calculation of malasit green photodegradation reaction kinetics by ZnO / GdCoO3 nanocomposites following a first-order pseudo reaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Febriyanti
"Penolakan ekspor biji pala Indonesia yang terjadi secara berulang dan terus meningkat setiap tahunnya merupakan hal yang serius yang harus segera dilakukan tindak lanjut oleh pemerintah Indonesia. Pada studi ini dilakukan analisis terhadap biji pala Indonesia yang diambil dari 3 provinsi penghasil pala Indonesia yaitu Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Maluku di 3 tingkat rantai pasok yaitu eksportir, pedagang pengumpul dan petani yang dilakukan pada rentang waktu 2017-2023. Studi ini diharapkan dapat memantau tren yang terjadi serta gambaran yang terjadi terkait kontaminasi aflatoksin dan okratoksin di Indonesia. Pada studi ini juga diharapkan dapat mengetahui korelasi antara parameter fisik terhadap munculnya cemaran mikotoksin serta akan dilakukan risk assessment sehingga diharapkan dapat memberikan rekomendasi terkait mitigasi resiko. Dari studi yang dilakukan ditemukan bahwa tren positif sampel aflatoksin meningkat pada 3 tahun kebelakang sedangkan tren positif sample okratoksin menurun. Pada 3 provinsi penghasil pengambilan sampel, diketahui Maluku Utara menjadi provinsi dengan temuan sampel positif terbanyak. Sedangkan pada tingkat rantai pasok, eksportir merupakan titik dengan temuan mikotoksin terbanyak. Terdapat korelasi positif antara parameter fisik terhadap kemunculan mikotoksin meskipun sampel mikotoksin juga ditemukan pada kadar air <10%. Hasil risk assessment sampel pala didapatkan bahwa AFB1 dan AFTotal pada semua kelompok umur dianggap beresiko karena memiliki nilai MoE <10.000. Sedangkan pada kasus cemaran OTA memiliki risk yang lebih rendah atau tidak beresiko pada semua kelompok umur. Hasil uji LC50 diperoleh pala tercemar aflatoksin memiliki LC50 lebih kecil dibandingkan dengan pala tercemar okratoksin.

The repeated and escalating rejection of Indonesian nutmeg exports each year is a serious issue that requires immediate follow-up action by the Indonesian government. This study investigating Indonesian nutmeg sourced from three provinces – North Sulawesi, North Maluku, and Maluku – across three supply chain levels: exporters, collector traders, and farmers, spanning from 2017 to 2023. The aim is to monitor prevailing trends and provide an overview of aflatoxin and ochratoxin contamination in Indonesia. Additionally, the study seeks to identify correlations between physical parameters and mycotoxin contamination, and to conduct risk assessments to recommend risk mitigation strategies. The study reveals a recent upward trend in aflatoxin-positive samples over the past three years, while ochratoxin-positive samples have shown a declining trend. Among the three provinces, North Maluku has the highest contamination rate of positive samples. At the supply chain level, exporters have the highest occurrence of mycotoxin contamination. Positive correlations were found between physical parameters and mycotoxin occurrence, despite mycotoxin presence also being detected in samples with moisture content <10%. Risk assessments of nutmeg samples indicate that AFB1 and AFTotal pose risks across all age groups due to their MoE values being <10,000. Conversely, OTA contamination poses lower or negligible risks across all age groups. LC50 tests revealed that nutmeg contaminated with aflatoxin has a lower LC50 compared to ochratoxin-contaminated nutmeg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Pongki Nangolngolan
"Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh implementasi Standar Keamanan Pangan Uni Eropa (EC) No.1881/2006 terhadap ekspor komoditas pala, lada, jahe, kayumanis, dan kopi Indonesia ke 6 negara tujuan ekspor Uni Eropa seperti Belanda, Jerman, Prancis, Italia, Belgia, dan Spanyol pada periode penelitian 1999-2011. Metode penelitian yang digunakan adalah gravity model panel dengan pendekatan fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dummy Implementasi Standar Keamanan Pangan berpengaruh negatif dan signifikan pada ekspor komoditas pala, lada, jahe, dan kayumanis.

The purpose of this research is to seek the impact of implementation European Union Food Safety Standard (EC) No. 1881/2006 on Indonesia?s export comodity of nutmeg, pepper, ginger, cinnamon, and coffee to 6 European Union Country (Netherland, German, France, Italy, Belgia, and Spain) during period of 1999-2011. We use gravity panel model with fixed effect approach. The results show that dummy implementation of Food Safety Standard variable has negative impact and decrease Indonesia?s export comodity of nutmeg, pepper, ginger, and cinnamon."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Triwibowo
"ABSTRAK
Penerapan kebijakan Sanitary and Phytosanitary (SPS)sebagai Non-Tariff
Measuresdi Negara-negara European Union (EU) melaluiComission Regulation
(EC) No. 1881/2006 tentang setting maximum levels for certain contaminants in
foodstuffs diduga berdampak terhadap ekspor lada dan pala Indonesia. Untuk itu
dilakukan penelitian dengan pendekatan gravity model menggunakan variabel
dummy SPS yang diberlakukan EU pada analisis ekspor komoditi tersebut.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
ekonometrika dengan data panel. Estimasi dilakukan pada model dengan periode
waktu penelitian tahun 1996-2015 dengan variabel kontrol yaitu gross domestic
product (GDP), produksi, real exchange rate (RER), dummy regulasi SPS, harga,
biaya transportasi, tarif serta interaksi antara variabel tarif dan SPS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa diberlakukannya regulasi SPS oleh EU
berpengaruh negatif terhadap ekspor lada dan pala Indonesia masing-masing pada
tingkat kepercayaan 99%.

ABSTRACT
Implementation of sanitary and phytosanitary (SPS) as one of non-tariff measures
within European Union (EU) countries member by Comission Regulation as
ECNo. 1881/2006 about setting maximum levels for certain contaminants in
foodstuffs, is predicted influencing the export of pepper and nutmeg of
Indonesia.To prove the hypothesis, research was done using gravity model
approachment with dummy SPS as variable target which described regulation
implemented in EU, for analyzing the impact on export of these commodities.
The analytical method used in this research is the econometric analysis model
with panel data. Estimation data was made in terms of periode time on 1996 up to
2015 with control variables were gross domestic product (GDP), production, real
exchange rate (RER), dummy regulation of SPS, price, transportation cost, tariff
and interaction of variables as dummy regulation of SPS and tariff.
Result of estimations show that SPS regulation of EU is significantly had negative
impact on export of nutmeg and pepper of Indonesia to EU within 99% of
confidence level of estimation of each"
2016
T46154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin
"ABSTRAK
Trigeminal Neuralgia merupakan penyakit nyeri hebat dan kejang otot pada wajah yang disebabkan peradangan dari Nervus Kranialis. Pada neuralgia trigeminal, penyebab rasa sakitnya adalah iritasi yang terjadi karena tertekannya saraf trigeminal di bagian dasar otak oleh pembuluh darah. Kompresi oleh pembuluh darah tersebut lama kelamaan akan menyebabkan mielin dari saraf trigeminal tersebut robek atau rusak. Imunomodulator merupakan agen yang dapat meningkatkan fungsi sistem imun tubuh manusia untuk mengurangi rasa sakit pada trigeminal neuralgia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa fenolik dan keberadaan senyawa miristisin yang memiliki fungsi sebagai imunomodulator yang dilakukan pengujian terhadap mencit. Penemuan jamu oleh Rd Soenarto Mertowardojo bahwa Pala (Myristica fragrans), Cengkeh (Syzygium aromaticum), dan Jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) dapat digabungkan dan diramu sebagai jamu penurun ketegangan saraf yang bermanfaat sebagai imunomodulator. Formulasi jamu di ekstrak menggunakan refluks pada suhu 80ºC dengan waktu 90 menit diperoleh hasil total senyawa fenolik yaitu 36,85 mg GAE/g dan ekstrak bahan tunggal pala dengan variasi suhu 60,70,dan 80ºC serta variasi pelarut air dan etanol. Hasil total senyawa fenolik diperoleh pada suhu 80ºC dengan pelarut 50% air-50% etanol yaitu 64,76 mg GAE/g. Jamu penurun ketegangan saraf memiliki senyawa miristisin dengan luas daerah 18,47% dan bahan tunggal pala dengan luas daerah 30,73%. Pengaruh jamu turun tegang saraf terhadap differensiasi leukosit terbukti memiliki pengaruh terhadap aktivitas imunomodulator dengan adanya kenaikan pada limfosit.

ABSTRACT
Trigeminal Neuralgia is a severe pain and muscle spasm of the face caused by inflammation of the cranial nerves. In trigeminal neuralgia, the cause of the pain is irritation that occurs because of the stress of the trigeminal nerve in the base of the brain by blood vessels. Compression by these blood vessels will eventually cause myelin from the trigeminal nerve to be torn or damaged. Immunomodulators are agents that can improve the function of the immune system of the human body to reduce pain in trigeminal neuralgia. This study was conducted to determine the content of phenolic compounds and the presence of mirismin compounds which have a function as immunomodulators tested by mice. The discovery of herbal medicine by Rd ​​Soenarto Mertowardojo that Nutmeg (Myristica fragrans), Cloves (Syzygium aromaticum), and Red Ginger (Zingiber officinale var rubrum) can be combined and mixed as a nervous tension-reducing herb that is useful as an immunomodulator. The herbal formulation extracted using reflux at a temperature of 80ºC with a time of 90 minutes, the total phenolic compounds obtained were 36,85 mg GAE / g and extracts of single nutmeg ingredients with temperature variations of 60, 70, and 80ºC and variations in water and ethanol solvents. The total yield of phenolic compounds was obtained at 80ºC with a solvent of 50% water-50% ethanol namely 64,76 mg GAE / g. Nervous tension-reducing herbs have myristicin compounds with an area of ​​18,47% and single nutmeg material with an area of ​​30,73%. The effect of nerve strain down on differentiation of leukocytes has been shown to have an influence on immunomodulatory activity with an increase in lymphocytes.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Zanira
"Kandidiasis oral merupakan infeksi pada lidah dan rongga mulut yang disebabkan oleh genus Candida, terutama Candida albicans. Terapi kandidiasis oral yang paling sering digunakan adalah agen antijamur seperti nistatin dan flukonazol. Namun, penggunaan agen antijamur seringkali digunakan dalam jangka panjang dan ekstensif yang dapat memicu peningkatan resistensi terhadap agen antijamur. Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan salah satu alternatif alami penghasil minyak atsiri yang memiliki aktivitas antikandida. Minyak atsiri pala memiliki aktivitas dalam menghambat pembentukan biofilm C. albicans, serta apabila dikombinasikan dengan flukonazol dapat menimbulkan efek sinergis dan meningkatkan aktivitas antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur minyak atsiri pala (Myristica fragrans Houtt.) terhadap infeksi jamur C. albicans pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) dengan kandidiasis oral, ditinjau dari pemeriksaan kultur dan perubahan nilai CT qPCR pada hari ke-14 setelah induksi kandidiasis oral, hari ke-1, 5, 10, dan 15 setelah terapi. Hasil pemeriksaan kultur menunjukkan m. fragrans oil 50% (P3), m. fragrans oil 100% (P4) serta kombinasi flukonazol 5 mg/kgBB dan m. fragrans oil 12,5% (P5) menunjukkan pola inhibisi pertumbuhan C. albicans yang sama dengan flukonazol 5 mg/kgBB (P1) pada hari ke-10 dan hari ke-15 setelah terapi. Hasil pemeriksaan qPCR menunjukkan m. fragrans oil 100% (P4) menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan dibandingkan dengan flukonazol 5 mg/kgBB (P1) pada hari ke-5, hari ke-10, dan hari ke-15 setelah terapi, serta kombinasi flukonazol 5 mg/kgBB dan m. fragrans oil 12,5% (P5) menunjukkan peningkatan nilai Ct yang tinggi sejak hari ke-1 setelah terapi.

Oral candidiasis is an infection of tongue and oral cavity caused by the genus Candida, especially Candida albicans. The most commonly used therapy for oral candidiasis is antifungal agents such as nystatin and fluconazole. However, the use of antifungal agents is often used long term and extensively which can lead to increased resistance to antifungal agents. The nutmeg plant (Myristica fragrans Houtt.) is one of the natural alternatives for producing essential oils that have anticandida activity. Nutmeg essential oil has activity in inhibiting the formation of C. albicans biofilm, and when combined with fluconazole can have a synergistic effect and increase antifungal activity. This study aims to determine the antifungal activity of nutmeg essential oil (Myristica fragrans Houtt.) against C. albicans fungal infection in wistar strain male white rats (Rattus norvegicus) with oral candidiasis, in terms of culture examination and changes in CT qPCR values on day 14 after induction of oral candidiasis, day 1, 5, 10, and 15 after therapy. The results of the culture examination showed that m. fragrans oil 50% (P3), m. fragrans oil 100% (P4) and combination of fluconazole 5 mg/kgBB and m. fragrans oil 12.5% (P5) showed the same C. albicans growth inhibition pattern as fluconazole 5 mg/kgBB (P1) on day 10 and day 15 after therapy. The results of qPCR examination showed that m. fragrans oil 100% (P4) showed insignificant differences compared to fluconazole 5 mg/kgBB (P1) on day 5, day 10, and day 15 after therapy, and the combination of fluconazole 5 mg/kgBB and m. fragrans oil 12.5% (P5) showed a high increase in Ct value from day 1 after therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milton, Giles
Jakarta: Pustaka Alvabet, 2015
959.852 MIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library