Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Riyadi
"Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual merupakan institusi dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I. yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual didukung oleh beberapa Direktorat, salah satunya adalah Direktorat Paten. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I. Nomor M.0I-PR.07.10 Tahun 2001, pasal 615 butir © diungkapkan bahwa Direktorat Paten melaksanakan penerimaan permohonan paten dan permohonan pemeriksaan substantif, pemantauan dan pengendalian, publikasi permohonan paten, dan penyiapan bahan pemberian paten, pendaftaran lisensi, pengalihan paten, pemeliharaan, serta pemberian pelayanan dan kebutuhan teknis operasional pemeriksa paten.
Pelanggan Direktorat Paten adalah para pemohon paten dari dalam negeri maupun luar negeri. Pemohon dari luar negeri harus melalui jasa Konsultan Paten, pemohon dari dalam negeri termasuk Sentra HKI, Perusahaan yang bergerak dibidang obat-obatan, dan juga para penemu di bidang teknologi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan di Direktorat Paten, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Sebagai instansi pelayanan jasa selayaknya mengerti apa arti pelayanan jasa. Menurut Tjiptono (2000:51), pelayanan jasa yaitu bahwa pelayanan jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas pelayanan menurut Berry, Parasuraman, dan Zeithmal (1990: 26) dipengaruhi oleh Tangibles, Responsivness, Reliability, Assurance, dan Empathy. Suplemen pelayanan digambarkan oleh Lovelock (1994:269) layaknya sebagai kelopak-kelopak bunga, yang terdiri dari information, consultation, ordertaking, hospitality, caretaking, exceptions, oiling dan payment.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dirancang dengan tujuan untuk memperoleh gambaran dan menjelaskan kondisi atau kualitas pelayanan yang ada di Direktorat Paten, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Jntelektual.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan di Direktorat Paten dalam kondisi cukup baik, hal ini dapat dilihat dari data yang sebagian besar responden memberikan nilai 3 atau modus (nilai yang sering muncul) dari data yang disebarkan kepada responden adalah 3. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi atau kualitas pelayanan di Direktorat Paten adalah cukup baik dan penulis menyarankan agar para pegawai terus mau meningkatkan kualitas pelayanan, dan untuk para pimpinan tetap agar senantiasa memberikan pembinaan dan juga waskat kepada bawahan.
Daftar Pustaka : 27 buku, 5 dokumen, 16 lain-lain"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Surya
"ABSTRACT
Seorang karyawan memerlukan ruang kerja yang dapat mendukung aktivitas kerjanya. Kenyamanan ruang kerja adalah salah satu hal yang harus terpenuhi. Salah satu hal yang memengaruhi kenyamanan dari sebuah ruang kerja adalah ruang yang tenang, yaitu tidak ada suara bising yang mengganggu ketenangan para karyawan. Menurut Kepmenaker NOMOR : KEP.51/MEN/1999 , kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran pasal 1, no.10 . Pada zaman sekarang banyak tempat bekerja yang di dalamnya memiliki berbagai jenis pekerjaan, yaitu pekerjaan bising dan tenang. Kedua jenis pekerjaan ini memang saling terkait dimana dibutuhkan kolaborasi dan interaksi antar para karyawannya agar dapat menghasilkan pekerjaan yang optimal. Penempatan kedua ruang secara berdekatan menjadi solusi untuk memudahkan interaksi para karyawannya. Namun, akan menimbulkan polusi suara yang dihasilkan pekerjaan bising terhadap pekerjaan tenang. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja, konsentrasi, komunikasi serta merusak sistem pendengaran para karyawan lainnya, terlebih jika material ruang tersebut bersifat memantulkan suara.

ABSTRACT
An employee needs a workspace that can support his work activities. Working room comfort is one of the things that must be fulfilled. One of the things that affects the comfort of a work space is a quiet room, which is no noise that disturbs the quietness of the employees. According to Kepmenaker NOMOR KEP.51 MEN 1999 , noise is any undesirable sound sourced from the means of production processes and or work tools which at some level may cause hearing loss pasal 1, no.10 . Today, there are many workplaces in which there are various types of jobs, which are noisy and quiet jobs. Both types of work are indeed interrelated where it takes collaboration and interaction among its workers in order to produce optimal work. Placing the two working spaces close together becomes the solution to facilitate the interaction of the workers. However, it will cause noise pollution resulting in noisy work against quiet work. This will affect performance, concentration, communication and damage the hearing system of other workers, especially if the space material is reflective. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja Kantor-Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) di Pulau Jawa yang berjumlah 157 kantor dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan enam variabel input yang meliputi jumlah pegawai, jumlah anggaran, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi, jumlah Wajib Pajak Badan, jumlah Pengusaha Kena Pajak, dan jumlah Nomor Objek Pajak Bumi dan Bangunan. Variabel output yang digunakan ada tujuh, yaitu total penerimaan pajak, jumlah SPT Tahunan Orang Pribadi, jumlah SPT Tahunan Badan, jumlah SPT Masa PPN, jumlah SPPT dilunasi, jumlah pemeriksaan, dan jumlah Wajib Pajak Ekstensifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui KPP Pratama yang efisien ada 47 dan inefisien 114. Untuk mengetahui faktor dominan yang berpengaruh terhadap efisiensi, penulis menggunakan analisis regresi dengan Standardized Coefficients sebagai prosedur pasca-DEA. Dari analisis ini diketahui, bahwa jumlah pegawai merupakan faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi. Direktorat Jenderal Pajak sebagai pembuat kebijakan harus meningkatkan efisiensi bagi KPP Pratama yang inefisien. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan untuk meningkatkan perbaikan efisiensi berdasarkan skor efisiensi input dan output yang masih rendah.

The aim of this research is to analyze the performance of tax offices are called Small Taxpayer offices (STO) in Java Island with 157 offices by using Data Envelopment Analysis (DEA). This research use six variables as inputs are number of employees, total budget, the number of personal taxpayers, the number of corporate taxpayers, the number of entrepreneurs as taxpayers ,and the number of property taxes registered. The outputs used seven variables are the total amount of all revenue taxes collected, total of annual reporting of personal income taxes, total reporting of corporate income taxes, total average reporting of value added taxes, total property taxes were paid, total audits finished, and total the new tax payers from canvassing activities.
According from research, it finds that the results, 43 tax offices are efficient and 114 are inefficient. For knowing the main factor can be influenced in efficiency, we use regression analysis with Standardized Coefficients as post-DEA Procedures. From this analysis, it finds that number of employees are main determinant for efficiency. Directorate General of Tax as a policy maker , has to address these problems in order to upgrade the efficiency of the inefficient tax offices. Therefore, we recommend to encourage improvement of efficiency based on lowly efficiency score of inputs and outputs."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27316
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Corry Artha Stevani
"Rumah sakit awal Bros Bekasi merupakan rumah sakit swasta yang ada di bekasi yang memiliki standar ISO 9001-2000 untuk sistem manajemen mutu dan telah mendapatkan akreditasi penuh di 16 bidang pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beban kerja perawat dalam menentukan jumlah kebutuhan perawat di ruang rawat inap Chrysant. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dengan mempergunakan pendekatan kuantitatif dan metode work sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa beban kerja perawat sebesar 85.64%.
Awal bros hospital is a private hospital in Bekasi with an ISO 9001-2000 for quality management system and has earned full accreditation in 16 fields of services. The Purposes of this study is to analyze the workload of nurses to determine the needs of nurses in the inpatient Chrysant. This study uses a quantitative approach and observation by using the work sampling methods. Based on research results obtained that the workload of nurses are 85.64%."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thalita Nafitia Hiramsyah
"ABSTRAK
Sudah menjadi sifat manusia untuk melakukan apa saja untuk tetap hidup, atau bahkan untuk mencapai hidup yang lebih baik. Perkembangan arsitektur yang sudah berlangsung lama sejak hanya mementingkan kebutuhan fungsi. Perkembangan arsitektur saat ini sudah melebihi fungsi dan estetika, yaitu menganggap aspek prospek kedepan dan berkelanjutan. Dalam kehidupan alam, kunci prinsip ekosistem adalah memiliki siklus terus berjalan. Kombinasi dari dua ide ini memberikan prinsip kepada regenerative hub yang memiliki siklus sendiri dan mendalami fungsi dan estetika, dan memberikan hidup nyaman secara visual dan akustik kepada penghuni. Karya tulis ini akan menggabungkan desain yang berkelanjutan terhadap bangunan dengan efisiensi dalam pengendalian lalu lintas suara dan motif arsitektur. Hal ini berkonsentrasi pada cara untuk mencapai sistem yang paling efisien dalam mengontrol kebisingan lalu lintas dan meregenerasi energi, air, makanan dan kehidupan masyarakat yang kreatif. Hal ini didasarkan pada proyek studio penulis terletak di kota Perth.

ABSTRACT
It is human nature to do anything to stay alive, or even to have a better living. There have been ages of architectural development, often it was only in the matter of function. The development of architecture nowadays is beyond function and aesthetics, It also concerned about the sustainable and future prospects. In natural life, the key to the principle of an ecosystem is to have an ongoing cycle. The combination of these two ideas are to have a Regenerative Hub with its own cycle, going deeper than function and aesthetics. Also to have the occupants to live comfortable visually and acoustically is important. The writings will combine sustainable design towards buildings with efficiency in traffic noise control and architectural motives. It concentrates on how to achieve the most efficient system in traffic noise control and regenerate energy, water, food and creative community life. It is based on the author’s completed studio project situated at the city of Perth."
2015
S60003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fauzia
"ABSTRAK
Coworking space adalah sebuah ruang kerja temporer yang
kemunculannya didorong oleh kebutuhan gaya kerja baru yang dibawa oleh
knowledge worker dan digital nomad. Gaya kerja baru ini memunculkan suatu
ruang kerja yang merupakan wadah kerja bagi berbagai profesi, namun, berbeda
dengan kantor konvensional, karena keberadaan teritori para pekerjanya tidak
permanen dan tidak adanya hirarki kerja. Ketika kegiatan kerja dilihat sebagai
sebuah aktivitas dwelling, maka para pekerja cenderung melakukan adaptasi ruang
sesuai kebutuhan. Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana
pola pengkondisian ruang terjadi di ruang kerja temporer. Dari kajian teori,
penulis mendapat kesimpulan bahwa untuk mendapat kualitas dwelling, manusia
cenderung melakukan place-making, dengan melakukan pengkondisian terhadap
ruangnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis, di antaranya untuk
menciptakan privasi dan kendali, serta untuk membangun rasa keterkaitan antara
dirinya dengan ruang yang ia huni. Melalui penyebaran kuesioner dan observasi di
Coworkinc, Kemang, ditemukan bahwa kegiatan pengkondisian ruang tersebut
memang terjadi, namun polanya berbeda dengan di kantor konvensional,
dikarenakan beberapa hal, salah satunya adalah temporalitas teritori.

ABSTRACT
Coworking space is a temporary workspace that exists as new working
needs emerged because of the birth of knowledge workers and digital nomads.
This new work style gives birth to a workspace that co-locate different
professions. However, this workspace is considered different from an office,
because it provides temporary territories for each workers, and doesn?t have any
office hierarchies between the workers. When working is considered as dwelling,
workers tend to adapt their space according to their needs. This research?s purpose
is to study further about the patterns of space conditioning that?s done by the
workers in a temporary workspace. From theoretical studies, the writer concludes
that to find dwelling qualities in a space, human tend to do place-making, which is
conditioning their space to fulfill their physical and psychological needs, such as,
needs of privacy and control, and also to construct a connection between them and
the dwelling place. Through questionnaires and observations done in Coworkinc,
Kemang, the writer found that the workers do condition the space, but the patterns
are different with the ones done in offices, mostly because of the temporality of
the territory.;"
2016
S65732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Sari Chynthia Naomi
"Sistem bekerja yang berubah dari work from office menjadi work from home, didukung juga dengan perkembangan dunia modern yang mengalami urbanisasi, menuntut manusia untuk menghabiskan mayoritas waktunya bekerja di dalam ruangan di rumah masing-masing dan jauh dari alam. Desain biofilik berperan sebagai solusi untuk memenuhi hasrat biofilia manusia dalam ruang. Pada ruang kerja, pengalaman langsung desain biofilik salah satunya diterapkan melalui plantscaping. Dalam penerapannya, plantscaping membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat memberikan manfaat yang tepat pula bagi para pekerja. Strategi tersebut melibatkan variasi pada penempatan, jarak dan karakteristik tanaman yang digunakan. Skripsi ini mencoba mengamati peran strategi plantscaping terhadap performa pekerja saat mereka bekerja di rumah tinggal mereka melalui pengamatan studi kasus. Performa kerja dinilai secara subjektif melalui beberapa aspek, diantaranya tingkat konsentrasi, tingkat stress dan tingkat perasaan positif dalam berbagai variasi kondisi plantscaping. Berdasarkan hasil analisis studi kasus, diperoleh kesimpulan bahwa warna tanaman dan strategi peletakannya memegang peran paling besar. Tanaman dengan warna hijau lebih efektif dalam meningkatkan perasaan positif dan mengurangi tingkat stress dibandingkan warna lainnya, seperti merah dan ungu. Sedangkan, strategi penempatan yang dapat meningkat performa kerja secara keseluruhan adalah tanaman kecil yang diletakkan secara berkelompok dalam lingkup 1 sampai 2 meter dari posisi pekerja.

The shift in working system from work-from-office (WFH) to work-from-home (WFH), also supported by the fact that the modern world is undergoing a development through urbanization, urges peopple to spend most of their daily life working in their own workspace at home. In this situation, biophilic design acts as an solution to fultill human's biophilic nature through space. In workspace, direct experience of biophilic design can be applied through the practice of plantscaping. Plantscaping requires the right and suitable strategy to get the expected result for the workers. The plantscaping strategy may vary in plant placement, distance from working position and plant characteristics. In case studies, observation is done to discover the possible role of plantscaping strategies in enhancing the performance of workers in their workspace at home. Work performance is subjectively assessed through the level of stress, concentration and positive feelings that are experienced under various conditions of plantscaping strategy. Based on the analysis result, it is found that the color of plants used and how it is placed in the room hold the biggest role in determining the outcome. Green plants are more effective in increasing the level of positive feelings and reducing the level of stress in workers compared to plants in other colors, such as red and purple. Whereas, small plants that are placed in group around 1 to 2 meters from the working position are found to be more effective in increasing the overall work performance of workers."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vischer, Jacqueline C.
New York: Chapman & Hall , 1996
658.28 VIS w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tetlow, Karin
New York: PBC International, 1996
R 725.23 TET n
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Armanda
"Dengan perkembangan dunia usaha sekarang ini semakin dibutuhkan jasa akuntan publik khususnya dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik guna menjaga mutu hasil pemeriksaan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menyajikan langkahlangkah yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan pemeriksaan. Metode penelitian yang dilakukan meliputi tinjauan kepustakaan dan tinjauan di lapangan berupa tanya-jawab, pengamatan dan peninjauan terhadap kertas kerja yang berhubungn. Dari penelitian ini terlihat bahwa perencanaan yang baik dimulai dari sebelum menerima penugasan yaitu dengan mempertimbangkan resiko pemeriksaan dan kesiapan laporan keuangan perusahaan untuk diperiksa. Setelah menerima penugasan harus dipahami benar usaha perusahaan, dan proses akuntansinya. Dari laporan keuang~n dilakukan prosedur analitis awal untuk melihat jika ada hal-hal yang memerlukan perhatian khusus, disamping itu juga ditentukan tingkat materialitas yang sesuai pada perusahaan ini. Hal penting lainnya dalam tahap perencanaan ini adalah dengan menelaah pengendalaian interen perusahaan. Dari prosedur-prosedur yang telah dilakukan di atas dapat dilihat perkiraan-perkiraan yang mempunyai potensi kesalahan yang cukup besar. Dari sini akan d!tentukan resiko pemeriksaan. Dengan memperhatikan resiko pemeriksaan ini baru bisa dibuat program pemeriksaan yang tepat untuk mengumpulkan bukti-bukti yang eukup guna memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Kesimpulan yang diambil disini adalah pereneanaan ini harus disiapkan sebaik mungkin agar pemeriksaan bisa dilaksanakan dengan efektif dan efisien sehingga mutu pemeriksaan ini bisa dipertanggung jawabkan. Ini harus di terapkan dengan konsisten pada setiap penugasan baik perusahaan yang besar atau keeil. Namun dalam pengamatan terlihat bahwa penerapannya tidak konsisten karena untuk perusahaan kecil hal ini jarang dilakukan sehingga prosedurnya langsung pada pengujian substantif. Untuk itu penulis menyarankan agar penerapan dari tahapan perencanaan pemeriksaan ini harus selalu dilakukan untuk semua jenis dan ukuran perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>