Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Rizka
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Kuesioner Identification of Senior at Risk ISAR merupakan instrumen penapis terbaik untuk stratifikasi risiko mortalitas pasien usia lanjut di IGD namun performanya belum cukup memuaskan sehingga perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan kemampuan prediksinya. Delirium merupakan prediktor kuat kematian pasien usia lanjut di RSCM sehingga potensial ditambahkan untuk melakukan modifikasi ISAR. Tujuan: Menilai performa kuesioner ISAR dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien usia lanjut di IGD dan performa modifikasinya dengan penambahan variabel delirium Metode: Penelitian kohort prospektif berbasis penelitian prognostik pada pasien usia lanjut yang datang ke IGD RS Cipto Mangunkusumo selama September-Oktober 2016. Enam pertanyaan pada kuesioner ISAR dan 1 pertanyaan tentang delirium ditanyakan kepada pasien atau informan saat pasien tiba di triage IGD. Pasien kemudian diikuti 30 hari untuk dinilai luaran mortalitasnya. Performa ISAR dan modifikasinya dinilai melalui kemampuan kalibrasi uji Hosmer Lemeshow , diskriminasi area under ROC curve, ROC serta Nilai Duga Positif dan Nilai Duga Negatif. Hasil: Dari 306 subyek, didapatkan insidens mortalitas 30 hari sebesar 22,8 IK95 22,3-23,3 . Median usia subyek 68 tahun dengan 163 53,2 subyek laki-laki. Sebanyak 174 56,8 subyek memiliki skor ISAR lebih dari 2. Pasien yang datang dengan sindrom delirium sebanyak 26 subyek 8,4 . Kuesioner ISAR dengan titik potong 2 memiliki kalibrasi yang baik, AUC 0,59 IK95 0,56-0,62 , Nilai Duga Positif 0,26 IK95 0,21-0,35 , Nilai Duga Negatif 0,81 0,76-0,89 . Modifikasi kuesioner ISAR yang terdiri dari 3 pertanyaan saja ISAR-3 , berhasil meningkatkan AUC menjadi 0,67 IK95 0,62-0,72 dan Nilai Duga Negatif menjadi 0,87 IK95 0,84-0,89 . Simpulan: Kuesioner ISAR memiliki performa kalibrasi baik, diskriminasi kurang dan Nilai Duga Negatif baik. Modifikasi kuesioner ISAR dengan 3 pertanyaan ISAR-3 meningkatkan performa kalibrasi, diskriminasi dan Nilai Duga Negatif, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien usia lanjut risiko rendah di IGD. Kata kunci: ISAR, modifikasi, delirium, usia lanjut, IGD
ABSTRACT
Background Among others, Identification of Senior at Risk ISAR questionnaire is the best screening instrument for mortality risk stratification of elderly visiting Emergency Department ED . Yet, current systematic review suggests modification to improve its predictive performance. As delirium is a strong predictor of mortality in elderly in Cipto Mangunkusumo Hospital, it becomes potential modification variable to add into ISAR. Objective To measure predictive validity of ISAR and ISAR Modification by adding delirium as a new variable to predict 30 days mortality Methods Prospective cohort study in elderly visiting ED of Cipto Mangunkusumo between September to October 2016. Calibration Hosmer Lemeshow test , discrimination AUC and predictive value of 30 days mortality were measured. Model updating was performed by bivariate and multivariate analysis of ISAR questions as variables. Result Of 306 subjects, 163 53,2 were men. 30 days mortality incidence was 22,8 95 CI 22,3 23,3 . Median age was 68 year and 174 56,8 subjects had ISAR score more than 2. Patients with delirium were 26 8,4 . ISAR , with cut off score of 2, shows good calibration, AUC 0,59 95 CI 0,56 0,62 , Positive Predictive Value PPV 0,26 IK95 0,21 0,35 , and Negative Predictive Value NPV 0,81 0,76 0,89 . Delirium as seventh question gives added value to original version of ISAR by increasing AUC to 0,61 0,58 0,64 and NPV to 0,84 0,76 0,89 . ISAR Modification, consists of 3 ISAR questions only, improves AUC to 0,67 IK95 0,62 0,72 and NPV to 0,87 IK95 0,84 0,89 . Internal validation using bootstrapping shows good calibration. Conclusion ISAR shows good calibration, poor to fair discrimination, and good NPV. Updating ISAR, by modify its questions, improves its discrimination performance and NPV, thus ISAR modification can be used to identify low risk elderly patients in ED. Key words ISAR, modification, elderly, ED
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Puspadina
Abstrak :
Latar belakang: Sebagian besar pasien kanker usia lanjut terdiagnosis pada stadium lanjut dengan peningkatan risiko mortalitas. Identifikasi faktor prediktor yang memengaruhi terjadinya mortalitas satu tahun diharapkan dapat membantu stratifikasi risiko dan menjadi pertimbangan perencanaan pelayanan kesehatan, edukasi, serta persiapan advanced care planning. Tujuan: Mengetahui faktor prediktor mortalitas satu tahun pada lansia dengan kanker padat metastasis dan mengembangkan model prediksi mortalitas satu tahun. Metode: Studi kohort retrospektif dengan menelusuri rekam medis pasien berusia ≥60 tahun dengan kanker padat metastasis berdasarkan pemeriksaan histopatologi atau radiologi yang berobat di poli onkologi RS Kanker Dharmais pada Januari 2020 hingga Desember 2021. Dilakukan analisis bivariat chi-square antara usia, jenis kelamin, ADL, ECOG-PS, jenis kanker, metastasis organ, jumlah metastasis, status nutrisi, komorbid, jumlah komorbid, polifarmasi, gangguan kognitif, gangguan mood, dan best supportive care dengan mortalitas satu tahun sesudah diagnosis kanker metastasis. Analisis multivariat dan model prediksi dilakukan dengan regresi logistik. Hasil: Terdapat 210 subjek dengan hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan antara ECOG-PS, status nutrisi, dan pemberian best supportive care dengan mortalitas satu tahun (p<0,05). Hasil regresi logistik menunjukkan faktor prediktor independen mortalitas yaitu metastasis organ (OR 2,468 [IK 95%1,163-5,317]), status nutrisi (OR 1,943 [IK 95%1,048-3,604]), ECOG-PS (OR 2,302 [IK 95%1,241-4,271]), dan best supportive care (OR 3,157 [IK 95%1,288-7,738]). Model prediksi mortalitas satu tahun memiliki nilai AUC 0,705 (IK 95%95%: 0,629 – 0,781). Kesimpulan:Faktor prediktor independen terhadap mortalitas 1 tahun sesudah diagnosis metastasis yaitu metastasis organ, ECOG-PS, status nutrisi, dan best supportive care. ......Background: Identification of patients on their final year is important to help physicians to make personalized treatment plan according to life expectancy and to guide patients and families to prepare an advanced care planning. Methods: We retrospectively included patients aged ≥60 years who had metastatic solid cancer and in whom geriatric assessment was performed in Dharmais National Cancer Center outpatient clinic. A total of 210 subjects were enrolled between January 2020 to December 2021. The primary analyses were performed from April to May 2023. Chi square analysis was performed between age, sex, ADL, ECOG-PS, type of cancer, visceral metastasis, number of metastatic sites, nutritional status, comorbidity, multimorbidity, polypharmacy, cognitive impairment, mood disorder, and best supportive care with one-year mortality. Variables with p value <0.25 were analysed further with logistic regression to develop a prediction model. The model’s discriminative ability was assessed with model’s area under the curve. Calibration was performed using bootstrap method. Result: We collected 210 subjects, with median age, 66,5 years. Lung cancer was the most common malignancy (44.3%). Logistic regression results showed visceral metastasis (OR 2.468; 95% CI 1.163-5.317), nutritional status (OR 1.943; 95% CI 1.048-3.604), ECOG-PS (OR 2.302; 95% CI 1.241-4.271), and best supportive care (OR 3.157; 95% CI 1.288-7.738) were independent predictors of one year mortality. The one-year mortality prediction model has an AUC value of 0.705 (95% CI: 0.629-0.781). Conclusion: Model developed from this study can assist clinicians to identify patients in their last year of life who need palliative care and to prepare an advance care planning.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfridaningrum
Abstrak :
Penduduk Muslim Indonesia adalah 87 dari total populasi, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara yang menyumbangkan jumlah jemaah haji terbanyak di dunia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah khususnya Puskeshaji, yaitu masalah kesehatan dan kematian jemaah. Angka kematian jemaah haji dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi kesehatan jemaah sebelum berangkat menunaikan ibadah serta insiden dan penyebab kematiannya pada tahun 2015, 2016, dan 2017. Penelitian ini memiliki rancangan observasional deskriptif menggunakan desain Cross Sectional. Proporsi jemaah haji reguler lansia yang wafat menurun dari tahun 2015 0,40 ke 2016 0,22 dan meningkat pada tahun 2017 0,32 dengan didominasi kelompok usia >=65 tahun sebanyak 49,6 - 62,5. Tren penyebab utama kematian adalah penyakit kardiovaskular 42,4-52,9 dan penyakit saluran pernapasan 28,2-40,1. Terdapat 52,5-74,0 jemaah haji lansia yang wafat dengan status risiko tinggi MERAH, 35,6-83,3 melakukan vaksinasi meningitis meningokokkus, 18,3-53,4 melakukan vaksinasi influenza, dan hanya 0,6-3,1 yang melakukan vaksinasi pneumokokus. Diperlukan upaya dari pemerintah untuk menegaskan penerapan peraturan yang berlaku, sedangkan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kondisi kesehatan prima untuk melaksanakan ibadah. Dengan demikian diharapkan angka kematian jemaah haji dapat ditekan. ......Indonesia 39s Muslim population constitutes 87 of the total population, which make it is being one of country that give largest number of pilgrims in the world. It becomes a challenge for the government, especially Puskeshaji, which are health problems and mortality of the pilgrims. The death rate of pilgrims in the last 3 years has increased. The purpose of this study is to know the health condition of pilgrims before leaving for pilgrimage, incidents, and causes of death in 2015, 2016, and 2017. This research is a descriptive observational using Cross Sectional design. The proportion of regular elderly Hajj pilgrims declined from 2015 0.40 to 2016 0.22 and increased in 2017 0.32 with a predominantly 49,6 62,5 age group 65 years. The main causes of death are cardiovascular disease 42,4-52,9 and respiratory disease 28,2 40,1. There were 52,5 74,0 of elderly pilgrims who died with high risk status of RED, 35,6-83,3 get meningococcal meningitis vaccination, 18,3-53,4 get influenza vaccination, and only 0,6-3,1 who get pneumococcal vaccination. It takes effort from the government to affirm the applicability of the prevailing regulations, while the public needs to raise awareness of the importance of excellent health conditions to perform pilgrimage. Thus it is expected that the mortality rate can be suppressed.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Oxford University Press, 1996
305.26 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library