Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Kerusakan lipid karena reaksi oksidasi dapat dihambat dengan penambahan antioksidan. Penggunaan antioksidan sintetis BHA dan BHT melebihi 50 mg/ kg/ hari dapat menyebabkan pembengkakkan organ hati . Oleh karena itu pengembangan al-can suatu altematif pengganti antioksidan sintetis sangat dibutuhkan.

Salah satu pengganti antioksidan sintetis adalah golongan senyawa ilavonoid. Golongan senyawa flavonoid banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayuran. Famili tumbuhan Dilleniaceae merupakan tumbuhan yang rnengandung flavonoid. Tanaman sempur air yang berada di lingkungan Departemen TGP adalah jenis turnbuhan yang termasuk ke dalarn famili Dilleniaceae. Tumbuhan ini memiliki tinggi sekitar mjuh meter dan merniliki buah berukuran besar. Buah ini biasanya clibiarkan saja sehingga jatuh dari pohonnya dan membusuk di tanah atau dikumpulkan dan dibuang. Karena kandungan yang dimiliki tanaman yang termasuk dalam famili Dilleniaceae ini, penulis tertmik mempelajazi kemungkinan ekstrak daging buah sempur air sebagai antioksidan.

Untuk mempelajari aktivitas antioksidan ekstrak daging buah sempur air, penulis melakukan beberapa tahap penelitian. Tahap pertama adalah isolasi ekstrak daging buah sempur air clengan merendamnya ke dalam pelarut n-heksana selama tujuh hari. Hasil yang diperoleh berupa rninyak berwarna kuning sebanyak 0,9 gram. Ekstrak yang dihasilkan disebut ekstrak kasar.

Tahap kedua adalah uji kromatogafl lapis tipis (KLT) ekstrak kasar dengan pelarut pengembang n-heksana dan kloroform dengan perbandingan 1:15. Uji KLT rnenunjukkan jumlah minimum komponen yaitu lima komponen dengan faktor retensi (Rf) masing-masing 0,036; 0,1 82; 0,436; 0,654 dan 0,745.

Tahap berikutnya adalah memisahkan komponen-komponen dalam ekstrak kasar dengan kromatograii kolom. Pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan enam fraksi komponen yang dinamakan A, B, C, D, E dan F. Komponen A, B, C, E dan F mengandung minimal satu senyawa dengan Rf masing- masing 0,745; 0,727; 0,709; 0,127 dan 0,109. Kornponen D mengandung minimal empat senyawa dengan Rf 0,745; 0,654;0,564 dan 0,436. Dari 0,8 gram ekstrak
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Daniswara
Abstrak :
Tingginya kandungan sulfur pada minyak solar di Indonesia menyebabkan permasalahan, seperti masalah lingkungan, kesehatan, dan performa mesin diesel. Oxidative Desulfurization (ODS) adalah metode yang banyak dikembangkan karena dapat menurunkan jumlah sulfur aromatik yang sulit dilakukan pada proses HDS. Banyak penelitian ODS dengan berbagai macam oksidator, katalis, dan pelarut, namun kebanyakan penelitian menggunakan senyawa model sulfur. Penelitian ini menggunakan Biosolar yang sulfurnya akan diturunkan melalui proses ODS. Penelitian ini menggunakan variasi rasio sulfur/oksidator kalium permanganat 1:20, 1:25, 1:30, 1:35, dan 1:150 gram dan rasio sulfur/katalis asam perklorat 1:86. Selain itu, penelitian ini menggunakan variasi suhu 30, 50, 70, 80, 90, dan 100 , kecepatan pengadukan 700, 800, 900, dan 1000 rpm, dan waktu reaksi 60 menit. Sulfur sampel yang diambil sebelum dan sesudah proses ODS di analisis menggunakan metode Fourier-Transform Infrared (FTIR). Dari penelitian ini, didapatkan persen desulfurisasi tertinggi, yaitu 19,22% dari 361 ppm menjadi 291 ppm dengan massa oksidator 0,42 gram, suhu 70°C dan kecepatan pengadukan 1000 rpm. Sedangkan untuk persen desulfurisasi tertinggi dengan alat prototipe didapatkan hasil, yaitu 10,30% dengan rasio sulfur/oksidator dan sulfur/katalis adalah 1:35 dan 1:86, suhu 70 , kecepatan pengadukan 700 rpm, dan waktu pengambilan sampel pada menit ke-13 dengan metode ekstraksi. ......The high sulfur diesel in Indonesia fuel causes problems, like environmental, health, and engine performance problems. Oxidative desulfurization (ODS) is a method that has been developed because the ability to decrease the aromatic sulfur compound which is hard to do in the HDS process. Researches have been done in the ODS using many oxidizer, catalyst, and solvent, but most of it use the sulfur model compound. This research will uses Biosolar that contains a high sulfur content which will be removed with the ODS process. This research will uses potassium permanganate as the oxidizer with variation sulfur/oxidizer ratio of 1:20, 1:25, 1:30, 1:35, 1:150 and sulfur/catalyst ratio of 1:86 with perchloric acid as catalyst. Beside that, this research also uses temperature variation of 30, 50, 70, 80, 90, and 100 , stirring speed with variation of 700, 800, 900, and 1000 rpm, and the reaction time of 60 minutes. Sulphur in samples that have been taken before and after ODS process will be analyzed with the Fourier-Transform Infrared (FTIR). From this research, the highest desulfurization percentage is 19,22% from 361 ppm to 291 ppm of sulphur with the oxidator mass of 0.42 gram, temperature of 70°C, and stirring speed of 1000 rpm. Whereas, the highest desulfurization percentage is 10.30% with the oxidator/sulfur and catalyst/sulfur of 1:35 and 1:86, temperature of 70 °C, stirring speed of 700 rpm, and sampling time at minute 13 with the extraction separation method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jun Watanabe
Abstrak :
ABSTRACT
The aim of this prospective multi center registry was to evaluate the safety and clinical performance of INTERCEED® in laparoscopic colorectal surgery. Methods This study was a prospective, multi center, single arm registry wherein patients who received INTERCEED® in laparoscopic colorectal surgery were registered consecutively (UMIN CTR 00001872). The primary outcome was the incidence rate of postoperative adhesive small intestinal obstruction within 6 months. The secondary outcomes were reoperation related to postoperative bleeding and anastomotic leak, surgical site infection (SSI) and anastomotic leak. Results Between March 2012 and March 2015, a total of 202 patients were enrolled from six institutions. INTERCEED® was not applied in two patients, so 200 patients were analyzed using the full analysis set population. The incidence rate of postoperative adhesive intestinal obstruction was 1,0% (2/200). The total SSI rate was 3,5% (7/200), the deep incisional SSI rate was 0,0% (0/200), and the organ SSI rate was 0,0% (0/200). The incidence of anastomotic leak was 1,0% (2/200). Reoperation was performed in two cases: one for anastomotic leak and the other as cardiac surgery due to heart disease. Conclusions Using INTERCEED® in laparoscopic colorectal surgery is safe and may be useful for preventing postoperative adhesive small intestinal obstruction.
Tokyo: Springer, 2019
617 SUT 49:10 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Calvin Simon Andreas
Abstrak :
Limbah plastik multilayer merupakan masalah global yang dapat merusak lingkungan apabila tidak diatasi secepat mungkin. Penggunaan plastik multilayer sebagai plastik kemasan menyebabkan limbah plastik ini bertambah banyak secara cepat dan sifat plastik multilayer yang sulit didaur ulang menyebabkan sampah plastik multilayer semakin menumpuk dan berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus menggunakan plastik multilayer sebagai modifier dalam campuran polymer modified bitumen (PMB). Penambahan polypropylene (PP) pada PMB menurunkan sifat mekanis dari campuran PMB karena kompatibilitas kedua-nya kurang baik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kompatiblitas plastik multilayer dan bitumen, plastik multilayer diberikan perlakuan plasma dan perlakuan termal untuk mengoksidasi polimer agar lebih hidrofilik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan plasma dan perlakuan termal pada plastik multilayer meningkatkan hidrofilisitas, memodifikasi struktur rantai polimer sehingga memiliki gugus karbonil (C=O) dan gugus hidroksil, dan menurunkan titik leleh dari polimer. Kondisi oksidasi optimal adalah plastik multilayer hasil perlakuan plasma 60 detik ditambah perlakuan termal pada suhu 150 °C selama 60 menit. Campuran PMB dengan plastik teroksidasi optimal memiliki komposisi optimal sebesar 1 wt% dengan nilai daktilitas dan penetrasi masing – masing sebesar 87,7 cm dan 57,4 mm. ......Multilayer plastic waste is a global problem that can damage the environment if not addressed as soon as possible. The use of multilayer plastic as packaging plastic causes this plastic waste to multiply rapidly and the nature of multilayer plastic that is difficult to recycle causes multilayer plastic waste to accumulate and be harmful to the environment. Therefore, this research focuses on using multilayer plastic as a modifier in polymer-modified bitumen (PMB) mixtures. The addition of polypropylene (PP) to PMB reduces the mechanical properties of the PMB mixture because the compatibility of the two is not good. Therefore, to improve the compatibility of multilayer plastics and bitumen, multilayer plastics are given plasma treatment and thermal treatment to oxidize the polymer to make it more hydrophilic. The results of this study indicate that plasma treatment and thermal treatment of multilayer plastics increase the hydrophilicity, modify the polymer chain structure so that it has a carbonyl group (C=O) and a hydroxyl group, and lower the melting point of the polymer. The optimal oxidation condition is multilayer plastic because of plasma treatment of 60 seconds plus thermal treatment at 150 °C for 60 minutes. The mixture of PMB with optimally oxidized plastic has an optimal composition of 1 wt% with ductility and penetration values of 87.7 cm and 57.4 mm, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Cipta
Abstrak :
Transmisi elektron mikroskop (TEM) dan ukuran partikel analyzer (PSA) adalah instrumen umum untuk penentuan distribusi ukuran nanopartikel emas (Aunp). Namun, teknik ini tidak selalu berlaku karena harga alat dan biaya pemeliharaan yang mahal. Penelitian ini melaporkan pengaruh arus transien pada tumbukan aktif elektrokimia antara individu Aunp dengan permukaan mikroelektroda boron-doped diamond (BDD). Hal ini juga diketahui bahwa hidrogen peroksida (H2O2) tidak aktif di permukaan BDD. Namun, dengan adanya Aunp reaksi oksidasi-reduksi H2O2 terjadi. Selanjutnya, ukuran Aunp mempengaruhi arus yang dihasilkan. Oleh karena itu, korelasi antara transien saat ini dengan ukuran AuNPs dapat digunakan untuk menganalisis distribusi ukuran Aunp. Aunp telah berhasil disintesis menggunakan metode reduksi HAuCl4 oleh sodium sitrat. Ukuran AuNP dari 10-100 nm sudah disiapkan. Korelasi antara arus transient yang dihasilkan oleh reaksi reduksi H2O2 oleh tumbukan Aunp dipermukaan mikroelektroda BDD dengan ukuran nanopartikel yang diukur dengan menggunakan TEM dan PSA, dapat dideterminasi bahwa metode ini dapat diterapkan untuk penentuan distribusi ukuran nanometal. ......Transmission electron microscopy (TEM) and particle size analyzer (PSA) are the general instruments for the determination of size distribution of gold nanoparticle (AuNP). However, these techniques are not always applicable because the price of instrument and the cost of maintenance are expensive. This research reports the effect of transient currents on electrochemical active collisions between individual AuNP with the surface of boron-doped diamond (BDD) microelectrodes. It is well known that hydrogen peroxide (H2O2) is inactive at the surface of BDD. However, in the presence of AuNP oxidation-reduction reaction of H2O2 occurs. Furthermore, the size of AuNP affects the current generated. Therefore, correlation between the current transients with AuNPs size can be used to analyze the distribution of AuNP size. AuNP has been successfully synthesized using the method of reduction HAuCl4 by sodium citrate. The size of 10-100 nm AuNPs can be prepared. Correlation between with the size of the nanoparticles measured by TEM and PSA with the current transient generated by the reduction reaction of H2O2 with AuNP collision at BDD microelectrodes suggested that the method can be applied for the determination of nanometal size distribution.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T47543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riesta Aprilia
Abstrak :
ABSTRAK


Talasemia adalah suatu kelainan darah akibat penurunan atau ketidakberadaan sintesis satu rantai polipeptida globin yang diturunkan secara resesif dari orangtua kepada anaknya Talasemia terdiri dari talasemia alfa, beta, gama dan delta, Penamaan tersebut berdasarkan kepada rantai polipeptida yang mengalami mutasi.

Walaupun banyak penelitian telali dilakukan, terutama di bidang genetika, masih banyak persoalan mengenai talasemia yang belum diketahui, misalnya mengapa sel darah talasemia berumur pendek, yaitu kurang dari 120 hari. Para peneliti biomernbran telah menemukan adanya kelainan pada susunan membran sel darah merah talasemia yang diduga sebagai penyebab kerapuhan eritrosit pada talasemia Disamping itu membran sel darah merah talasemia juga memiliki ketahanan osmotik yang tinggi terhadap lanitan hipotonis NaCl.

Penelitian in bertujuan untuk mengetahui gambaran dalam ketahanan sel darah merah talasemia serta pengaruh antioksidan terhadap membrane sel darah merah talasenia pada pemberian oksidator ditinjau dari fragilitas osmofik dan kadar salah satu produk peroksidasi lipid yaitu malondialdehida.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa membran sel darah merah talasenia memilki resistensi osmotik yang lebih tinggi dan mengalami peningkatan kadar malondialdehida yang lebih besar dibandingkan membran sel darah normal. Selain itu penambahan antioksidan (vitamin E) dapat mengurangi peningkatan MDA serta mempengaruhi resistensi osmotik membran sel darah merah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Shintya Dewi
Abstrak :
Penelitian ini, bertujuan melakukan sintesis ester asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak teroksidasi dan ester asam risinoleat komersial teroksidasi. Asam lemak minyak jarak dan asam risinoleat komersial dioksidasi menggunakan KMnO untuk menghasilkan diol. Asam lemak teroksidasi kemudian diesterifikasi secara kimia menggunakan asam dekanoat dengan variasi waktu reaksi (2,4,6, dan 8 jam) menggunakan katalis ZnCl . Produk-produk ester yang terbentuk diidentifikasi menggunakan FTIR. Hasilnya menunjukkan bahwa masing-masing produk ester memberikan pita serapan C=O ester  pada rentang bilangan gelombang 1750 . Masing-masing produk ester diuji kemampunnya sebagai emulsifier, hasilnya menunjukkan bahwa semua produk ester mampu mempertahankan bentuk teremulsi kurang lebih 24 jam dengan tipe emulsi air dalam minyak. Uji aktivitas antimikroba dari semua produk ester memberikan hasil positif berupa adanya zona hambat pada hasil ester asam lemak hasil hidrolisis teroksidasi dan ester asam risinoleat komersial teroksidasi terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Zona hambat terbesar untuk bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis masing-masing sebesar 20 mm yang dihasilkan oleh ester asam lemak hasil hidrolisis minyak jarak teroksidasi dengan asam dekanoat 8 jam.
The aim of this study was to synthesis fatty acid ester compound from oxydized fatty acid obtained from hydrolyzed castor oil and oxidized commercial ricinoleic acid. Castor oil fatty acid and commercial ricinoleic acid were oxidized using KMnO to produce diols. The oxidized fatty acids were then esterified chemically using decanoic acid with various reaction time (2,4,6, and 8 hours) using ZnCl as catalyst. All of ester products were identified using FTIR. The results showed that each ester product gave absorption band C=O ester group at the range of wave number 1750 1720 cm . Each ester products were tested as an emulsifier. The results showed that all ester products were able to maintain an emulsion up to approximately 24 hours with water-in-oil emulsion (w/o) type of emulsion. The antimicrobial activity test of all ester products gave positive results in the presence of inhibition zone to the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. The largest inhibitory zone againts Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis were 20 mm which was produced by fatty acid ester compound of oxidized castor oil fatty acid obtained from 8 hours reaction time.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library