Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enik Sulistyowati
Abstrak :
Kesegaran jasmani merupakan salah satu tolok ukur kesehatan masyarakat. Manurut Pocock (1987: 131) kondisi kesegaran jasmani seseorang ditentukan oleh beberapa komponen yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan (health related fitness). Orang usia lanjut mengalami penurunan komponen-komponen kesegaran jasmani. Komponen kesegaran jasmani yang paling penting adalah daya tahan kardiorespirasi yang ditunjukkan oleh nilai V02 max. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992 ; 3) V02 max yang baik akan diperoleh dengan status gizi dan kesehatan yang baik disamping latihan fisik teratur. Hasil penelitian Astrand dan Rodahl (1986: 344) ditemukan bahwa V02 max laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Perbedaan ini disebabkan perbedaan massa lemak. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang V02 max orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 dan hubungannya dengan faktor-faktor dalam dirinya yang meliputi karakteristik individu, status gizi dan status kesehatan. Penelitian ini menggunakan rancangan belah lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder. Data diambil dari rekaman hasil pemeriksaan kesehatan dan kesegaran Jasmani orang usia lanjut binaan puskesmas yang dilakukan oleh Balai Kesehatan dan Olahraga Masyarakat (BKOM) pada bulan Agustus - September 1998. Sampel dari penelitian ini adalah orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta yang berumur diatas 55 tahun dan berhasfl dilakukan pengukuran V02 max. Dari hasil penelitian diketahui orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 yang mempunyai VO2 max kurang sebesar 70,4%. Proporsi orang usia lanjut perempuan (79,3%) jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Rata-rata IMT orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta tahun 1998 adalah 23,8. Rata-rata ini lebih tinggi dibandingkan orang usia lanjut di 12 kota di Indonesia tahun 1996. Rata-rata PLT orang usia lanjut perempuan 20,74 % dan laki-laki 15,87 %. Orang usia lanjut yang menderita kelainan fisik hanya 28,5%. Kelainan fisik yang diderita sebagian besar adalah jantung ringan yaitu 24,7%. Penelitian ini menemukan tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin dan status kesehatan dengan V02 max. Sedangkan yang berhubungan dengan V02 max adalah status gizi menurut IMT dan status gizi menurut PLT. Berdasarkan pertimbangan statistik serta kemudahan dan kepraktisan cara pengukuran maka yang terpilih adalah variabel status gizi menurut IMT. Nilai OR untuk orang usia lanjut yang berstatus gizi kurus tingkat ringan adalah 0,2538 ( 95%CI=0,1145-0,5625), untuk status gizi gemuk tingkat ringan 1,8368 (95%CI=1,0713-3,1497) dan untuk status gizi gemuk tingkat berat 5,2001 (95%CI=2,4221-11,73). Sebagai kelompok pembanding orang usia lanjut yang berstatus gizi normal. Dalam analisis ini mengabaikan variabel aktivitas fisik. Penelitian ini menyarankan orang usia lanjut binaan puskesmas DKI Jakarta 1998 yang mempunyai status gizi gemuk harus berupaya menurunkan berat badannya dengan cara olahraga dan mengurangi konsumsi makanan terutama sumber energi. Nilai V02 max orang usia lanjut perlu ditingkatkan, dengan cara peningkatkan pembinaan olahraga bagi orang usia lanjut. Untuk melengkapi basil penelitain ini, perlu dilakukan penelitain lebih lanjut dengan menganalisis semua faktor yang berhubungan dengan V02 max prang usia lanjut.
Factors Related to Maximum Oxygen Volume of Fostered Elderly People by Health Centers in Jakarta 1998Physical fitness is one of the indicators of public health. According to Polack (1987:131) the condition of physical fitness is determined by several components that closely related to the health (health related fitness). The elderly tend to experience the decreasing of their physical fitness. The most important component of physical fitness is the cardiorespiratory endurance as indicated by maximum oxygen volume. As stated by Departement of Education and Culture (1992:13), a good maximum oxygen volume is influenced by nutrition status and health as well as physical practice regularly. The result of Astrand and Rodahl's research (1986 : 344) found that maximum oxygen volume in men was relatively higher than in women. It was caused by the difference of body fat mass. The purpose of this research is to obtain information of maximum oxygen volume of fostered elderly people by health centers in Jakarta 1998 and its relation to the internal factors which including individual characteristic, nutrition and health status. The research used cross sectional design. The data used was secondary data. The data was taken from the result of health examination and physical fitness of fostered elderly people by health centers in Jakarta, conducted by the institution of Public Health and Sport in Agust to September 1998. The samples were fostered elderly people by health centers in Jakarta with aged of up to 55 years and had maximum oxygen volume measurement. This research found that low maximum oxygen volume of the elderly people is 70,4%. The proportion in women (79,3%) is relatively high than in man. The average of body mass index is 23,8. This is higher than the elderly people of the other 12 towns in Indonesia 1996. The average body fat of the female elderly people is 20,74 % and male is 15,87%. The elderly with physical handicap is only 28,5%. Many of them had heart disease of 24,7%. There is no relation between age, sex and health status with maximum oxygen volume. Factors related to maximum oxygen volume are nutrition status according to body mass index and body fat. Based on statistical analysis and practical measurement consideration, the chosen variable is nutrition status according to body mass index. Odds ratio of the elderly people with mild thinness is 0,2538 (95% CI = 0,11145-0,5625). The elderly people with mild overweight is 1,8368 (95 % CI = 1,0713-3,1497) while those with severe overweight is 5,2001 (95 % CI = 2,4221 - 11,73). The analysis used the elderly people with normal nutrition status as comparative group. This analysis neglected the variable of physical activity. The founding of the research suggest that fostered elderly people by health centers in Jakarta 1998 who had overweight should decrease their weight through sport and decrease food consumption particulary the food of energy source. The value of maximum oxygen volume of the elderly people is needed to increase, by increasing sport maintenance for them. Finally to develop the result of this research , the follow up research is needed by analyzing all factors related to maximum oxygen volume of the elderly people.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhadiana
Abstrak :
Lapisan indium timah oksida (ITO, 90wt% In203 - lOwt% SnO2) dengan ketebalan 349 - 1081 nm dan variasi tekanan parsial oksigen 2,2% - 10,5% selama deposisi telah berhasil dibuat dengan do magnetron sputering. Dilakukan studi mengenai pengaruh tekanan parsial oksigen dan anil udara pasca deposisi pada sifat optis lapisan tipis ITO. Tekanan parsial oksigen tidak berpengaruh pada derajat kristalinitas dan preferred orientation lapisan tipis. Parameter-parameter optis ditentukan dengan metoda Hishikawa yang mengabaikan interferensi. Anil udara pasca deposisi dilakukan berturut-turut pada suhu 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C selama 1 jam di udara. Meskipun kekasaran permukaan meningkat selama anil, baik kenaikan tekanan parsial oksigen maupun anil udara pasca deposisi secara kumulatif umumnya menaikkan transmitansi dan celah pita energi disertai dengan penurunan indeks bias nyata dan pergeseran koefisien absorpsi menuju energi yang lebih tinggi. Pergeseran celah pita energi ITO hanya dapat dimengerti sebagai dua mekanisme yang saling berlawanan yaitu mekanisme pelebaran oleh efek Burstein-Moss dan mekanisme penyempitan oleh efek hamburan elektron. Atom-atom Sn yang mengalami aktivasi setelah anil udara berlaku sebagai donor-donor aktif pada pergeseran Burstein-Moss. Efek hamburan elektron disebabkan oleh kelebihan oksigen, derajat kristalinitas yang rendah dan kompleks-kompleks Sn yang tidak aktif.
Indium tin oxide (ITO, 90wt% In203 - 10wt% Sn02) films of 349 - 1081 nm thick have been deposited by dc-magnetron sputtering at varying oxygen partial pressure of 2.2% - 10.5% during deposition. The effects of oxygen partial pressure and post-deposition air annealing on the optical properties of ITO films are studied. The degree of crystallinity and preferred orientation of the films is found not to be sensitive to oxygen content. Optical parameters are determined by Hishikawa interference free method. Post-deposition annealing of ITO-coated glass substrates is performed at temperature of 250°C, 300°C, 350°C and 400°C respectively for 1 h in air. Despite the roughness developed on surface during annealing, both increase in oxygen partial pressure and cumulative post-deposition air annealing enhances transmittance and energy gap accompanied by a decrease of the real part of refractive index and a shift of absorption coefficient to higher energies. Band gap shifts can be understood as the net result of two competing mechanisms : a widening due to Burstein-Moss effect and a narrowing due to electron scattering. Sn atoms, which are activated after annealing, behave as effective donors and contribute to Burstein-Moss shift. Electron scattering is attributed to excess of oxygen content, low degree of crystallinity and inactive Sn complexes.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Prastawa Assalim Tetra Putra
Abstrak :
Pulsa oksimeter Non Kontak dengan sensor berupa kamera CMOS dikembangkan oleh Humpfrey, 2005. Memodifikasi metode Humpfrey, dibangun sistem pengukuran Non Kontak memanfaatkan webcam sebagai sensornya. Pengambilan video dilakukan saat cahaya merah dan inframerah dihidupkan secara manual selama 5 detik. Sumber cahaya 660 nm dan 940 nm. Kotak area pengukuran 50 x 50 pixel. Menghitung nilai rerata pixel per kotak, mengeplot per frame, dihasilkan sinyal yang familier dengan pulsa oksimeter. Menghitung nilai SPO2 dari rumus rasio dan empiris kalibrasi. Dengan sampel 30 orang dewasa, dihasilkan nilai SPO2, dibandingkan peralatan standar, terjadi kesalahan terbesar 4%.
Non Contact Pulse oximeter with a CMOS camera as a sensor developed by Humpfrey, 2005. Modifying Humpfrey method, built system utilizing a webcam as a sensor non contact measurement. Video capture is done when the red and infrared light manually turned on for 5 seconds. Light source 660 nm and 940 nm. Box area measuring 50 x 50 pixels. Calculate the average value of pixels per box, plotting per frame, the resulting signal is familiar with the pulse oximeter. Calculate the SpO2 value of the ratio and empirical calibration formula. With a sample of 30 adults, resulting SpO2 value ,compared with standard equipment, the largest error occurs 4%.
Salemba: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doniaji Riandito
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan air sebagai senyawa untuk menyerap Terlarut melalui Super Hidrofobik membran kontaktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Super Hyfrophobic membran dalam menyerap Terlarut menggunakan AIR melalui evaluasi perpindahan massa dan hidronamik. Pada penelitian ini, aliran Terlarut mengalir di tube dan air dengan laju alir yang bervariasi mengalir secara berlawanan di shell. Jumlah serat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 3000. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa kenaikan koefisien perpindahan massa, flux dan absorpsi terjadi seiring kenaikan laju alir pelarut air.
This study is using water as a compound to absorb the dissolved through Super Hydrophobic membrane contactor. The purpose of this study was to determine the ability of Super Hydrophobic membrane to absorb the dissolved using water through the evaluation of mass transfer and hydrodynamic study. In this study, the flow of dissolved flowing in the tube and water with varying flow rate flowing in the opposite shell. The number of fiber used in this experiment was 3000. The results of this study indicate that the increase in the mass transfer coefficient, flux and absorption occurs as the increase in the flow rate of the solvent water.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Arbianti
Abstrak :
Reduksi CO2 menjadi CO adalah alternatif pemenuhan akan kebutuhan gas sintesis dengan rasio H2/CO yang rendah. Proses reduksi ini berlangsung baik dengan menggunakan reduktor oksida logam yang kekurangan oksigen. Oksida logam yang tepat akan memberikan hasil yang optimal terhadap proses reduksi ini. Penelitian tentang kemampuan reduktor oksida logam yang kekurangan oksigen akan memberikan informasi yang sangat berguna untuk pengembangan proses reduksi ini. Penelitian ini diawali dengan pembuatan oksida logam CeO2 dengan metode presipitasi menggunakan bahan baku Ce(SO4)2.4H20 sebagai sumber logam Ce. Oxygen Untuk mengetahui adanya jenis ikatan CeO2 dilakukan karakterisasi FTIR dan luas permukaan diukur dengan metode BET. Oksida logam yang dihasilkan kemudian diuji keaktifannya dengan cara mereduksinya terlebih dahulu dengan gas H2 (suhu 700°C, laju alir 100 ml/menit) dan kemudian mereaksikannya dengan reaktan CO2 dengan beberapa variasi kondisi operasi. Variasi suhu yang dilakukan pada penelitian ini berkisar antara 650°C sampai dengan 800°C dengan interval kenaikan 50°C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa laju pembentukan CO yang tertinggi terjadi pada suhu reaksi 800°C dan laju alir 80 ml/menit sebesar 0,000135 mol/menit. Pengujian tersebut juga menunjukkan kenaikan kapasitas adsopsi seiring dengan kenaikan suhu sampai 750°C dan kemudian kenaikan suhu menyebabkan penurunan kapasitas adsorpsi. Fenomena lain yang terjadi adalah bahwa tidak semua CO2 teradsorp oleh reduktor menjadi produk gas CO, sebagian menempel pada permukaan reduktor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aria Novita Sari
Abstrak :
Latar belakang: Nilai volume oksigen maksimal (vo2max) merupakan penilaian yang digunakan untuk melihat asupan oksigen maksimal selama berolahraga. Atlet yang memiliki nilai vo2max rendah akan sulit bersaing dengan atlet yang memiliki nilai vo2max tinggi karena semakin rendah nilai vo2max akan semakin mudah lelah. Banyak faktor yang berhubungan dengan nilai vo2max, seperti usia, jenis kelamin, status gizi, asupan gizi, frekuensi makan, hingga gaya hidup seperti kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai prediksi vo2max pada atlet remaja di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan di Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional. Sampel yang digunakan adalah atlet remaja di bawah bimbingan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, yang juga merupakan siswa SKO Ragunan. Responden berasal dari olahraga bulutangkis, sepakbola, voli, basket, tenis meja, taekwondo, pencak silat, gulat, panahan, atletik, loncat indah, dan angkat besi. Bleep test digunakan untuk mendapatkan prediksi nilai vo2max. Nilai persen lemak tubuh didapatkan melalui alat bio implemendarce analysis (BIA). Hasil: Rata-rata nilai vo2max atlet remaja di SKO Ragunan 45,12±8,19 ml/kg/menit. Diketahui variabel yang berhubungan dengan nilai vo2max adalah persen lemak tubuh (p 0,0005, r -0,71), asupan energi harian (p 0,04, r 0,21), dan jenis kelamin (p 0,0005). Setelah mengoreksi variabel usia, jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan frekuensi makan, hasilnya variabel jenis aktivitas fisik dinilai memiliki pengaruh paling besar terhadap nilai vo2max (p 0,0005). Kesimpulan: Mengombinasikan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik untuk latihan harian dapat meningkatkan nilai vo2max pada atlet remaja.
Background: Maximum oxygen volume (vo2max) is the measurement of the maximum amount of oxygen a person can utilized during exercise. It is a common meansurement used to establish the aerobic endurance of an athletes. Athletes who have low value of vo2max will face difficulty when competing with athletes that have high value of vo2max, because they will exhausted easily. There are many factors associated with vo2max, such as age, gender, nutritional status, nutrition intake, and smoking. The aim of this study is to investigate the factors associated with prediction of vo2max value of young athletes in Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan Jakarta 2019. Methode: This study used a cross sectional design. Young athletes of Ministry of Youth and Sport of The Republic of Indonesia in SKO Ragunan participated in the study. The subjects consisted of athletes in badminton, football, volleyball, basketball, table tennis, taekwondo, martial arts, wrestling, archery, athletics, high diving, and weightlifting. They are assessed of vo2max using bleep test. The percent value of body fat is obtained through bio implemendarce analysis (BIA). Result: The study show, the mean of vo2max was 45,12±8,19 ml/kg/min. There were a significant relationship between percentage body fat (p 0,0005, r -0,71), daily energy intake (p 0,04, r 0,21), sex (p 0,0005) with vo2max. After correcting for variable of age, sex, percentage body fat, and meal frequency, the result show type of sports is the dominant factors associated with vo2max (p 0,0005). Conclusion: Combining aerobics and anaerobics for daily exercise can increase vo2max of young athletes.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil
Abstrak :
ABSTRAK
Kebakaran pada gudang penyimpanan kertas dan kayu membutuhkan sistem proteksi yang tidak merusak material yang terbakar. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi kadar konsentrasi oksigen yang berada pada udara normal. Metode ini bertujuan mengurangi resiko perambatan api saat terjadi kebakaran. Penelitian sifat bakar mengenai persentase pengurangan massa, laju pengurangan massa, dan laju pengurangan luas material selulosa terhadap pengaruh konsentrasi oksigen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah LOI (Limiting Oxygen Index) Penyalaan awal sampel menggunakan piloted ignition dilakukan pada posisi vertikal pada udara normal dan perambatan pada konsentrasi oksigen di bawah udara normal. Pengujian menggunakan empat variasi konsentrasi oksigen (% volum) yaitu 20,9 ; 19,6 ; 17,5 dan 16,3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pengurangan massa terbesar dan terkecil untuk sampel kayu dan kertas masing-masing pada konsentrasi 20,9 % dan 16,3 %. Hal yang sama juga terjadi pada laju perambatan luas sampel. Semakin rendah konsentrasi oksigen, maka semakin sedikit massa yang terbakar dan laju perambatan yang lebih lambat
ABSTRACT
Fire on wood and paper storage warehouse requires protection system that will not damage the burning material. One of the methods is by reducing oxygen concentration level at normal air. This method aims to reduce the risk of fire propagation during actual fire. Research is done on the nature of the fuel mass reduction percentage, the rate of mass reduction, and the rate of area reduction of cellulosic material as the effect of oxygen concentration. The method that was used in this research is based on LOI (Limiting Oxygen Index) . Ignition of the sample using piloted ignition was done in vertical position under normal air condition and propagation of fire at lower oxygen concentration in normal air. The tests used four variations of oxygen concentration (volume %), which were 20.9; 19.6; 17.5 and 16.3. The results showed thatthe largest and the smallest mass reduction percentage for wood and paper occurred at a concentration of 20.9% and 16.3%, respectively. The same thing happened in burned area propagation rate of the sample. The lower the oxygen concentration, the less the mass being burned and a slower rate of propagation
2015
T43824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hananto Andriantoro
Abstrak :
Percutaneous transluminal coronary angioplasty ( PTCA) is known as the mechanical alternative intervention for revascularization of coronary artcry stenosis. Unfortunately reocclusion and coronary spasm is seen on quite a number of patients. This process is said due to an imbalance of vasoactive substances at the cellular endothelial level which cause vasoconstriction of the smooth muscle cells. It's believed that endothelin and lipid peroxidc ( oxigen frec radicals) has a significant role in this process. This study is designed to prove the hypothesis that there is an increase of endothclin and lipid peroxide concomitantly immediately after PTCA proseduce. On 37 patients with stenosis at left coronary artery, local plasma endothelin and lipid peroxide were measured before and after PTCA. Blood was obtained at side of coronary sinus. Endothelin was measured by specific competitive protein binding radioimmunoassay ( RIA Technique ), while lipid peroxide was measured by using Malonaldehyde (MDA) concentration. Local plasma MDA was measured by fuorosense spectrofotometri. The results showed a significant increase of local plasma endothelin after PTCA (5,28+1-3,33 to 8,53 +1- 4,5 . Pglml, p = 0,0001) and a significant increase of local plasma MDA concentration after PTCA ( 0,540+1-0,279 to 0,868+1-0,438. Umol/L, p = 0,0001). There was no correlation found between the increase of local plasma endothelin with the duration of balloon inflation, peak pressure of balloon inflation, diameter of the balloon, length of the balloon, the number of balloon inflation. This finding suggest that beside endothelial injury during PTe" other unknown factor contribute to the increasing level of endothelin. However correlation was found between the increase of local plasma MDA and the number of the balloon inflation. Conclusions: Local plasma endothelin and lipid peroxide were significantely increased immediately after PTCA, and there was correlation between the increase of local plasma lipid peroxide with the number of the balloon inflation.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Purwoadi
Abstrak :
Studi Pengaruh Temperatur Sinterisasi Terhadap Kandungan Oksigen .Superkonduktor YBa 2cu 3ox Dengan Memakai Cara Titras i Yodometri xi + 68f~ halarnan tabel , gambar , lampiran Senyawa keramik YBa2cu3ox dibuat dengan mencampur - kan r 2o3 , Baco3 ,dan CuO dal am perbandingan mol ~ ·~ 2. : 3 , melalui berbagai t ahapan kerja yaitu kal s inasi, sinterisasi, dan anea isasi. Se:riyawa i ni dapat bertindak sebagai superkonduktor pada temper atur kritis yang sangat rendah ( 93 K ). Mutu superkonduktor YBa2cu3ox ditentukan oleh tinggi- rendahnya temperatur saat munculnya gejala superkon - duktivi tas, yang berkai tan dengan kandungan oksigen su perkonduktor YBa2cu 3ox tersebut. Penelitian ini menyelidiki pengaruh tinggi-renda~- nya temperatur proses sinterisasi terhadap kandungan oksigen superkonduktor YBa2cu3ox. Kte-beradaan gejala superkonduktivitas pada c.uplikan dibuktika:n melalui cara - cara uji efek Meissner - Ochsenfeld dan perbandingan pola difraksi sinar X, sementara untuk menentukan kandungan oksigennya dipakai cara t.i trasi yodometri. Hasil P,eneli tian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperat.ur sinteri sasi. superkondukt.or YBa2cu,ox,. kandungan oksigennya semakin rendah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>