Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helena Taruli
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas attachment dengan orang tua (parent attachment) dan resiliensi remaja yang tinggal di permukiman kumuh dalam pasca relokasi ke Rusunawa Jatinegara. Parent attachment diukur dengan menggunakan alat ukur The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA-Parent) milik Armsden & Greenberg (1987). Resiliensi remaja diukur dengan menggunakan Resilience Scale yang diadaptasi dari Wagnild and Young (1990). Penelitian menggunakan metode kuantitatif melalui survey dengan pemberian kuesioner kepada 97 responden remaja berumur 11-18 di Kampung Pulo. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan cukup signifikan antara parent attachment dan resiliensi remaja. ......This research is aimed at knowing the correlation between attachment quality with parent and resilience of adolescence in slum areas in post relocation to Rusunawa Jatinegara. Parent attachment is measured using The Inventory of Parent Peer Attachment (IPPA) of Armsden & Greenberg (1987). Resilience of adolescence is measured using Resilience Scale adapted from Wagnild and Young (1990). The research is conducted using survey quantitative method by handing out questionnaires to 97 adolescents aged 11-18 of Kampung Pulo, East Jakarta. The result shows that there is a good enough correlation coefficient between parent attachment and resilience of adolescence.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihya Addini Islami
Abstrak :
Pembentukan watak dan perilaku remaja ditentukan oleh peranan dan fungsi orang tua. Kendati demikian, dalam memainkan peranan dan fungsi tersebut, sering kali perselisihan orang tua tidak dapat terelakkan hingga berujung pada perceraian. Kondisi anak dari keluarga bercerai umumnya mengalami dampak negatif. Meski demikian, didapati banyak remaja dari orang tua yang berprestasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran religiusitas dan psychological well-being atau kesehatan mental remaja dari orangtua bercerai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang remaja dari orang tua bercerai dan significant others mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas dan psychological well-being memberikan kontribusi positif terhadap remaja dari orang tua bercerai dalam menghadapi kesulitan hidupnya. Selain itu, pada aspek religiusitas, empat partisipan dapat mencapai religiusitas yang tinggi dan seorang partisipan mencapai religiusitas yang rendah meskipun dengan dinamika yang berbeda tiap dimensinya satu sama lain. Pada aspek psychological well-being, seluruh partisipan dapat mencapai psychological well-being yang tinggi meskipun dengan dinamika yang berbeda tiap dimensinya satu sama lain. ......The character formation and behavior of adolescents is determined by the role and function of parents. However, in playing these roles and functions, parents' disputes are often unavoidable leading to divorce. Psychology of children from divorced families generally has a negative impact. However, it was found that there were many teenagers from high achieving parents. This study aims to see the picture of religiosity and psychological well-being or mental health of teenagers from divorced parents. This study uses qualitative methods with the type of case study research. The subjects in this study consisted of 5 teenage samples from divorced parents and their significant others. The results of this study indicate that religiosity and psychological well-being made a positive contribution to adolescents from divorced parents in facing life's difficulties. In addition, on the aspect of religiosity, four participants achieved high religiosity and a participant achieves low religiosity even though the dynamics are different from each dimension to each other. In the aspect of psychological well-being, all participants achieved high psychological well-being despite the different dynamics of each dimension with each other.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T51745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E.P. Triambarwangi
Abstrak :
Keluarga dan orang tua memiliki peran penting bagi proses perkembangan diri anak. Akibatnya, perceraian dapat membuat keluarga bukan lagi tempat ideal bagi pengasuhan dan pendukung perkembangan anak. Lebih jauh, perceraian dapat menimbulkan gangguan bagi orang tua dalam menjalankan peranan bagi pengasuhan anak. Tidak mengherankan bila perceraian orang tua, seperti banyak diungkapkan dalam hasil penelitian, memberikan dampak negatif bagi anak. Namun demikian, dampak tersebut masih mungkin dihindari jika anak dapat melakukan penanganan masalah yang tepat. Keberhasilan melaksanakan penanganan masalah akan membantu anak untuk dapat mencapai kesejahteraan psikologis yang memungkinkan dirinya berfungsi sebagai pribadi yang sehat. Ada dua hal yang sama-sama disepakati dalam literatur mengenai pelaksanaan penanganan masalah, yaitu penanganan masalah mencakup beberapa tugas yang harus dilakukan dan tugas terpenting merupakan tugas terakhir (menjalin relasi yang harmonis dengan orang lain). Meski demikian, mssih terdapat ketidaksepakatan mengenai proses penyelesaiannya. Ada yang berpendapat bahwa tugas terakhir harus diselesaikan sesudah terlebih dahulu menyelesaikan tugas-tugas sebelumnya. Ada pula yang berpendapat bahwa tugas terakhir dapat saja selesai meski ada tugas sebelumnya yang tidak berhasil diselesaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika penyelesaian tugas-tugas penanganan dampak perceraian orang tua untuk dapat dijadikan arah bagi pencapaian tugas terakhir, sekaligus tugas terpenting yang pada akhirnya akan membantu tercapainya kesejahteraan psikologis. Penelitian ini merupakan studi eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan beberapa pertimbangan, pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai mereka yang mengalami perceraian orang tua tidak lebih dari 15 tahun sebelumnya dan saat ini telah melewati masa remaja. Pemilihan subyek penelitian menggunakan metode snowball, di mana karakteristik utama yang dibutuhkan adalah kebersediaan dan kemampuannya untuk dnpat menglngat peristiwa perceraian orang tua berikut dampak bagi dirinya. Dari penelitian ini diperoleh basil bahwa penyelesaian tugas-tugas penangaoan dampak perceraian orang tua cendenmg dilakukan berurutan dengan faktor pendukung dan penghambat keberhasilan yang dapat berasal dari dalam diri atau juga faktor lingkungan. Keamiknn subyek yang muncul dalam penelitian ini akan sangat menarik untuk diteliti lebih laqiut karena belum muncul dalam penelitiau lain dan masih adanya katidakseragaman pendapat mengenai faktor pendukung dan penghambat proses penanganan dampak perceraian orang tua. Dilanjutkannya penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian yang lebih baik dan sempurna diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik Iagi mengenai proses penanganan dampak perceraian orang tua.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kharisma Riandinar Djati
Abstrak :
ABSTRAK
Ibu yang berasal dari keluarga miskin sangat rentan mengalami stres, baik stres yang dialami karena keterbatasan ekonomi maupun stres yang disebabkan karena mengasuh anak. Stres yang dialami ibu, terutama stres yang terkait dalam pengasuhan (parenting stress) seringkali membawa dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang disebabkan oleh tingginya parenting stress adalah dysfunctional parenting. Hubungan negatif antara parenting stress dan dysfunctional parenting dapat dimoderasi oleh satu faktor protektif, yaitu dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parenting stress dan dysfunctional parenting serta efek moderasi dari dukungan sosial pada hubungan parenting stress dan dysfunctional parenting pada populasi ibu dari keluarga miskin. Penelitian ini dilakukan pada 113 partisipan yang berasal dari populasi keluarga miskin yang memiliki anak berusia 3-5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukannya peran moderasi dari dukungan sosial.
ABSTRACT
Mothers who live in poverty are vulnerable to parenting stress, which is caused by economic condition or child-rearing experience. Mothers who experience parenting stress will have negative impacts. One of the negative impacts of parenting stress is dysfunctional parenting. The relationship between parenting stress and dysfunctional parenting can be moderated by social support, which is our aim of study. This study conducted on 111 mothers living in poverty who had children aged 3-5 years. Result shows that parenting stress could predict dysfunctional parenting while there is no moderating effect of social support.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnaning Kurniawati
Abstrak :
Orang tua dengan anak berkebutuhan khusus cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi akibat peningkatan beban pengasuhan. Kondisi tersebut cenderung dilampiaskan kepada anak, berupa perilaku menyakiti anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres pengasuhan pada orang tua anak berkebutuhan khusus dengan peluang melakukan abuse pada anaknya. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Parental Stress Scale (PSS) dan kuesioner Peluang Abuse yang valid dan reliabel. Sampel penelitian berjumlah 75 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres pengasuhan dengan peluang melakukan abuse (p value= 0,028;α= 0,05). Perempuan berpeluang lebih besar untuk melakukan abuse dibandingkan laki-laki. Orang tua yang pernah mendapatkan pengetahuan tentang metode pengasuhan berpeluang lebih rendah untuk melakukan abuse. Maka, perawat perlu mengedukasi orang tua terutama ibu mengenai metode pengasuhan dan manajemen stres untuk mengurangi peluang mereka melakukan abuse. ......Parents of children with special needs tend to experience higher levels of stress due to increased burden of care. This condition tends to be directed at children, such as child-injurious behavior. This study examines the relationship between parenting stress in parents of children with special needs and the opportunity to abuse his/her children. This study use descriptive method with cross sectional approach. Collecting data using Parental Stress Scale (PSS) and Opportunity Abuse questionnaires. These samples included 75 individuals who have been selected with a total sampling technique. Data were analyzed using Kruskal Wallis test. The results showed a correlation between levels of parenting stress with a chance to abuse (p value=0.028; α=0.05). Women are higher potentially to commit abuse than men. Parents who have got knowledge about parenting are lower potentially to commit abuse. Thus, nurses need to educate parents, especially mothers about parenting and stress management to reduce their chances to commit abuse.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library