Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrian Salman al Farisi
"Lapisan perkerasan merupakan komponen struktur jalan yang langsung menerima beban lalu lintas sehingga bagian ini harus memiliki daya dukung yang memadai. Aspal sebagai komponen perkerasan yang berfungsi sebagai pengikat agregat sekaligus material yang menentukan besarnya kekuatan perkerasan jalan menjadi sangat vital fungsinya dalam struktur perkerasan jalan. Kendala utama yang sangat mempengaruhi kinerja aspal adalah hilangnya daya ikat aspal terhadap agregat dan ikatan kohesi sesama aspal akibat faktor eksternal berupa pembebanan lalu lintas dan pengaruh air hujan.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban dan pH air hujan terhadap karakteristik campuran aspal maka dilakukan pengujian perendaman dengan 5 variasi pH dan repetisi pembebanan statis dengan beban sebesar 20% dari nilai runtuh campuran aspal. Pembebanan dilakukan dengan menggunakan alat Marshall dalam rentang waktu 60 menit. Pendekatan yang digunakan untuk repetisi pembebanan statis dengan alat Marshall adalah melalui penambahan beban setiap dua menit sehingga didapat data perubahan penurunan pembebanan dan nilai kelelehan dari campuran aspal. Karakteristik yang ditinjau untuk merepresentasikan pengaruh pembebanan dan derajat keasaman air rendaman adalah nilai stabilitas, kelelehan dan Marshall Quotient.
Dari hasil penelitian didapat bahwa semakin tinggi nilai pH maka penurunan kinerja campuran semakin rendah. Jika dibandingkan dengan karakteristik campuran pada pH 7 (air normal/aquades), perendaman pada pH asam menyebabkan penurunan nilai stabilitas dan kelelehan. Sedangkan pada pH basa justru sebaliknya, nilai stabilitas dan kelelehan yang didapat justru menjadi lebih tinggi dibanding nilai stabilitas dan kelelehan pada pH 7 (air normal/aquades). Akibat pembebanan dan perendaman pada pH 6 (asam) nilai penurunan stabilitas yang terjadi sebesar 4.52 % dan penurunan nilai kelelehan yang terjadi sebesar 4,25 %. Untuk pH 4,6 (air hujan) didapat penurunan stabilitas sebesar 6,16 % dan penurunan kelelehan sebesar 4,33 % . Sedangkan pada pH 8 (basa) nilai stabilitas yang didapat naik sebesar 7,31 % dan nilai kelelehan naik sebesar 23,92 %. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S53894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aep Riyadi
"Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki kota-kota yang terletak di pesisir pantai, khususnya Ibukota DKI Jakarta dimana sebagian daratannya berada di bawah permukaan air laut. Seringkali beberapa ruas jalan yang terletak di pesisir tersebut tergenang banjir rob dan tak jarang menimbulkan kerusakan jalan pasca banjir rob. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat genangan atau rendaman air rob terhadap perkerasan aspal.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh air rob terhadap karakteristik campuran Laston Lapis Permukaan (ACWC) dimodifikasi dengan bahan polimer styrene butadiene styrene (SBS). Campuran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari campuran aspal non polimer (ACWC) dan campuran aspal polimer (ACWC ? Modified ). Polimer dari jenis elastomer yaitu styrene butadiene styrene digunakan sebagai bahan modifikasi aspal untuk meningkatkan kinerja campuran. Karakteristik yang diukur adalah stabilitas, kelelehan, marshall quotient (MQ), void in mix (VIM), dan void in mineral aggregate (VMA) dengan menggunakan alat uji Marshall.
Penelitian dilakukan dengan dua metode perendaman, yaitu perendaman menerus (continous) dan berkala (intermittent). Perendaman menerus dilakukan dengan merendam benda uji dalam air rob dengan variasi waktu 6 jam; 12 jam; 24 jam; 48 jam; dan 72 jam. Sedangkan perendaman berkala dilakukan dengan merendam benda uji selama 12 jam, kemudian diangkat selama 12 jam berikutnya, dan begitu seterusnya selama siklus 3 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh akibat perendaman dalam air rob, baik pada perendaman menerus maupun berkala. Secara keseluruhan, semakin lama campuran aspal baik non polimer maupun polimer terendam dalam air rob, akan berpengaruh pada peningkatan nilai VIM, VMA dan kelelehan, sedangkan pada stabilitas dan MQ akan mengalami penurunan. Akibatnya campuran aspal baik polimer maupun non polimer akan mengalami kehilangan durabilitas atau keawetan dengan bertambahnya waktu perendaman dalam air rob.

Indonesia is an archipelago that has many cities located on the seashore areas, especially the country?s capital, DKI Jakarta which has some parts with under sealevel elevation. It is often occurred that some road segments located on the seashore areas submerged by seawater tide and this often results on the damage of those road segments. Therefore, it is essential to conduct a research to study the influence of seawater tide to the performance of asphalt pavement.
This research is intended to study how much seawater tide affects the characteristic of asphalt concrete wearing course (ACWC) mixture modified with styrene butadiene styrene (SBS) polymer. The mixtures used in this research consist of non-polymer asphalt mixture (ACWC) and polymer-asphalt mixture (ACWC-Modified). The polymer used is from the elastomer, namely styrene butadiene styrene. It is used as a modifier agent on asphalt to increase the performance of the mixture. The characteristic observed on this research is the stability, flow, Marshall Quotient (MQ), Void in Mix (VIM), and Void in Mineral Aggregate (VMA) with the use of Marshall Test apparatus.
The research is done by conditioning samples on two types of immersion, namely continuous immersion, and intermittent immersion. Continuous immersion done by submerging on seawater tide with some variation of immersion duration: 6 hours, 12 hours, 24 hours, 48 hours, and 72 hours. While on intermittent immersion, the samples are submerged during 12 hours (immersion time), then dried during 12 hours (recovery time), and this cycle remains until 3 days.
The result of this research shows that the immersion on seawater tide, whether it is by continuous immersion or intermittent immersion, influences the characteristic of samples. Overall, the longer the duration of immersion, the greater the value of VIM, VMA, and flow, while the value of stability and MQ will undergo a decrease due to the immersion. As a result either of polymer and non-polymer asphalt mixture will experience a loss of durability or longevity with the increase of immersion time in seawater tide.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1002
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfanov Khrisma
"Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) berasal dari hasil pengerukan jalan dalam kondisi perbaikan dimana RAP tersebut masih mengandung komponen aspal dan agregat dengan tujuan dapat digunakan kembali. Penelitian ini menghasilkan campuran beraspal dengan variasi kadar RAP 35%, 45%, 51.55% dan variasi kadar aspal 5%, 6%, 7% dengan total jumlah sampel 27 buah serta menganalisa pengaruh dari metode pencampuran dengan suhu hangat ( WMA) pada campuran beraspal yang dibuat untuk Laston lapis antara (AC-BC). Sampel akan dilakukan uji Marshall untuk mendapatkan nilai-nilai stabilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA dan VFA yang kemudian dikaitkan dengan spesifikasi Bina Marga untuk melihat campuran beraspal terbaik pada variasi kadar yang telah ditentukan serta dapat menentukan kadar aspal optimum dan kadar RAP optimumnya.
Uji Factorial Design juga dilakukan untuk mengetahui signifikansi kadar RAP, kadar aspal dan interaksi keduanya terhadap nilai-nilai yang didapatkan dalam uji Marshall. Hasil penelitian didapatkan campuran terbaik pada kadar RAP 35% dengan kadar aspal 6% serta kadar aspal optimum 6.3%, signifikansi kadar RAP tidak berpengaruh terhadap seluruh nilai-nilai yang didapatkan dari uji Marshall sementara untuk kadar aspal berpengaruh signifikan terhadap nilai VMA, VIM dan VFA.

Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) is derived from the results of dredging the road in repair conditions where the RAP still contains asphalt and aggregate components for the purpose of being reused. This study produced paved mixtures with variations in RAP levels of 35%, 45%, 51.55% with variations in asphalt content of 5%, 6%, 7% with a total 27 samples and analyzed the effect of mixing methods with warm temperatures (WMA) on mixtures paved made for Laston layers between (AC-BC). The sample will be tested by Marshall to obtain the values ​​of stability, melt, MQ, VIM, VMA and VFA to see the best asphalt mixture at a predetermined level variattion based on Bina marga specification and can determine optimum asphalt content and grade optimum RAP.
Factorial Design Test was also conducted to determine the significance of RAP levels, asphalt levels and their interactions with the values ​​obtained in the Marshall test. The results showed the best mixture of 35% RAP levels with 6% asphalt content and optimum asphalt content 6.3%, the significance of RAP levels did not affect all values ​​obtained from the Marshall test while the asphalt content had a significant effect on the values ​​of VMA, VIM and VFA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audy Dwi Putra
"Skid resistance dihasilkan dari gesekan antara permukaan jalan dan ban kendaraan. Skid resistance ini juga memiliki hubungan antara gaya vertikal dan gaya horizontal dari geseran ban di permukaan perkerasan. Keselamatan berkendara dipengaruhi oleh skid resistance permukaan jalan, meningkatnya gesekan permukaan jalan dapat diperoleh dengan ketahanan slip yang tinggi.
Dalam penelitian ini, Crumb Rubber dan Asbuton Retona Blend telah digunakan sebagai aditif untuk proses daur ulang aspal agregat atau Reclaimed Asphalt Pavement RAP pada campuran aspal panas. Persentase CR yang digunakan adalah 0 hingga 1,0. Pengujian Skid resistance menggunakan British Pendulum Tester telah dilakukan menggunakan variasi suhu 25°C, 30°C, 35°C, 40°C, 45°C, 50°C, di mana rentang tersebut adalah suhu yang paling umum terjadi di Indonesia. Nilai Skid Resistance pada pengujian menggunakan British Pendulum Tester dilaporkan sebagai British Pendulum Number BPN.
Crumb Rubber mengubah komposisi gradasi agregat pada campuran aspal, hal ini telah meningkatkan kinerja campuran aspal pada nilai stabilitas Marshall jika dibandingkan dengan campuran aspal tanpa Crumb Rubber. Campuran aspal beserta agregat daur ulang dengan penambahan Crumb Rubber memiliki keuntungan pada suhu tinggi sehingga campuran tersebut berfungsi lebih efektif.
Hasil pengujian Skid Resistance pada campuran RAP dengan Crumb Rubber memiliki trend meningkat terhadap suhu, sehingga dapat disimpukan bahwa CR mampu meningkatkan tahanan gelincir permukaan aspal.

Skid resistance is a results from friction between the road surface and the vehicle tire. This is the relationship between the vertical force and the horizontal force of the tire slide at the surface of the pavement. Driving safety is influenced by skid resistance of road surface, the increasing of road surface pavement friction can be obtained by high slip resistance.
In this study, Crumb Rubber and Asbuton Retona Blend were used as additives to the aggregate from asphalt recycling process or known as Reclaimed Asphalt Pavement RAP. The percentage of crumb rubber used are 0 and 1.0 Skid resistance testing using the British Pendulum Tester had carried out in temperature variations of 25°C, 30°C, 35°C, 40°C, 45°C, 50°C, since those temperatures are the most common pavement temperature in Indonesia. Skid Resistance values using the British Pendulum Tester are reported as British Pendulum Number BPN.
Crumb Rubber has changed the aggregate gradation composition on the asphalt mixture, this has changed the asphalt performance tends to be better on Marshall rsquo s stability compared to the asphalt without CR. The mixture of asphalt and RAP with the addition of Crumb Rubber tends to have an advantage at high temperatures so that the asphalt mixture has functioned more effectively.
The result of Skid Resistance test in RAP and CR mixtures indicates that it increases as the temperature rises, hence it can be concluded that CR capable to improve the slip resistance of asphalt pavement surface.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winas Maulidani Susanto
"Pada perbaikan jalan baik dengan metode milling maupun crushed, kupasan aspal atau Reclaimed Asphalt Pavement RAP hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Campuran beraspal yang diolah dari maerial baru selalu digunakan untuk membuat perkerasan jalan. Hal ini menjadi masalah ketika sampah RAP terus menumpuk dan ketersediaan material baru seperti agregat dan aspal di alam terus berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan aspal daur ulang atau RAP sebagai material campuran beraspal, sehingga tidak hanya dibuang dan menjadi sampah.
Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan melakuan Marshall Test pada material RAP yang digunakan. Pencampuran dilakukan menggunakan metode campuran beraspal hangat atau warm mix asphalt WMA dengan manambahkan zeolit pada proses pencampuran beraspal jenis Laston Lapis Aus AC-WC. Proses pencampuran dilakukan pada temperatur hangat yaitu 120°C. Temperatur yang lebih rendah daripada hot mix asphalt dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan.
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah pengaruh dari jumlah RAP dan kadar aspal yang digunakan pada campuran WMA-RAP, serta menganalisis campuran yang paling bagus dan sesuai dengan standar Bina Marga.

On road improvements with both milling and crushed methods, asphalt peel or Reclaimed Asphalt Pavement RAP is only discarded and not utilized properly. A paved mixture processed from a new material is always used to make pavement. This is a problem when RAP trash continues to accumulate and the availability of new materials such as aggregates and asphalt in the nature continues to decrease. This study aims to utilize recycled asphalt or RAP as an asphalt mixed material, so it is not only thrown away and becomes garbage.
The research method used is experiment with Marshall Test done on RAP material used. This research uses warm mix asphalt WMA mixture method by adding zeolite to powder mixing process of Asphalt Concrete Wearing Course AC WC type. The mixing process is carried out at a warm temperature of 120°C. Lower temperatures than hot mix asphalt can reduce fuel use and reduce the emissions of carbon produced.
The conclusions from this research are the effect of the amount of RAP and the asphalt content used in the WMA RAP mixture, as well as analyzing the best mixture and in accordance with DGH standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover