Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rida Madya Tresna Febria Resniyanto
Abstrak :
Limbah sisa adukan beton dan limbah kaca seringkali menjadi sampah dan berpotensi merusak lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai. Padahal kedua bahan tersebut mempunyai potensi untuk dimanfaatkan, salah satunya sebagai pengganti agregat dan semen pada paving block. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan limbah adukan beton dan serbuk kaca terhadap sifat-sifat mekanik paving block. Pembuatan paving block dibuat dari limbah adukan beton, semenPC type I, dan serbuk kaca yang berasal dari sisa botol heinkein dan anker bir. Benda uji penelitian dibuat dengan perbandingan komposisi semen dan agregat 1:4,5 dengan 4 perlakuan subtitusi serbuk kaca yaitu 0%, 10%, 20%, dan 30% dari berat semen. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada hari ke-7,14,28 sedangkan pengujian penyerapan air dilakukan pada hari ke-14, 28, 49 dan 56.

Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa penambahan serbuk kaca 10% dari berat semen mempunyai komposisi terbaik untuk menghasilkan kekuatan yang optimum. Dimana kuat tekan paving block pada umur 28 hari mencapai 13,625 Mpa dan mengalami peningkatan sebesar 25,86% dari paving block tanpa mengunakan campuran serbuk kaca.
Residual concrete sludge waste and glass waste is often a waste and potentially damaging to the environment because it is difficult to unravel. Yet, both materials have the potential to be used, as a substitute for aggregate and cement on paving block for example. The purpose of this study was to determine how much impact from the addition of waste concrete and glass powder on the mechanical properties of paving block. Paving blocks were made ​​of concrete waste, Portland Cement type I, and glass powder taken from the rest of heinkein and Anker beer bottles. Research specimens were made ​​with cement and aggregate composition ratio of 1:4,5 and different amount of substitution using glass powder. Glass powder ratios are as follow: 0%, 10%, 20%, and 30% of cement weight. Compressive and flexural strength testing were performed on day 7, 14, 28 while the water absorption test were performed on day 14, 28, 49 and 56.

From the test results, it was found that the specimen with the addition of glass powder by 10% of cement weight has the best composition resulted in producing optimum power. Compressive strength of paving blocks at day 28 reached 13.625 MPa, produced an increase by 25,86% compared to the paving block without using mixture of glass powder.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiah Indrayani
Abstrak :
Semakin meningkatnya kebutuhan aspal sebagai bahan pembangunan jalan, perlu adanya upaya penghematan penggunan aspal. Dalam penelitian ini dipertimbangkan penggunaan serat serabut kelapa sebagai bahan tambah pada aspal pen 60/70 yang di modifikasi. Serat serabut yang di gunakan adalah bahan sisa yang tidak terpakai, sehingga di harapkan dalam penelitian ini dapat menggurangi penggunaan aspal dan dapat memanfaatkan limbah serabut kelapa. Proses untuk menentukan kombinasi campuran antara aspal dan serat serabut kelapa, uji kekuatan laston AC-WC dalam penelitian ini meliputi: uji karakteristik agregat, uji karakteristik aspal, uji marshall, uji stabilitas sisa dan uji modulust resilient dengan alat Umatta. Pengujian UMATTA terhadap dua jenis campuran yang diteliti pada temperatur 25°C 300C, 450C dan 600C menunjukkan bahwa nilai modulus resilient menurun dengan peningkatan temperatur. Pada suhu pengujian 300C campuran menggunakan aspal berserabut menghasilkan nilai Modulus Resilien (1743,15 MPa) yang lebih tinggi dibanding campuran menggunakan aspal Pen 60/70 (826,24MPa). Nilai modulust resilien aspal berserabut memiliki nilai 2,11 kali lebih tinggi di bandingkan aspal Pen 60/70.
The increasing need for asphalt as a road construction material, It is necessary to encourage the efficiency use of asphalt. This study we considering the use of coconut fiber as an additive to penetration bitumen 60/70 which has been modificated. Coir fiber used an unused material. In this study process to determine the combination of a mixture of asphalt and coir fiber with Laston AC-WC strength test include: test characteristics of aggregates, asphalt characteristics test, marshall test, residue stabilities resilient modulust test withUmatta tool. Umatta testing the two types mix in thoroughly at temperatures of 25°C, 30° C, 45° C and 60 °C showed that the resilient modulust value decreases with increasing temperature. At a temperature of 30 °C testing asphalt mixtures using stringy produce resilient modulust value (1743,15MPa) is higher compared using a mixture of penetration bitumen 60/70 (826,24 MPa). Resilient modulust asphalt filamentous value has a value of 2,11 times higher compared to 60/70 penetration bitumen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Applied Science,, 1978
625.8 DEV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Applied Science Pub.Ltd, 1978
625.8 DEV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Giwangkara Ricky Perdana
Abstrak :
Pada proses pengadukan beton, akan menghasilkan limbah beton yang mengering pada tempat adukan dan air sisa dari adukan beton. Dari hasil limbah adukan beton tersebut, timbullah ide penelitian untuk memanfaatkan kembali limbah tersebut sebagai campuran paving block. Paving block tersebut dicampur bahan tambahan berupa serat ijuk. Parameter yang diuji adalah kuat tekan, kuat lentur dan penyerapan. Dari hasil penelitian, paving block tersebut memiliki kuat tekan serta kuat lentur yang rendah dan penyerapan yang tinggi. Dengan menambahkan serat ijuk ke dalam campuran, kuat tekan dan kuat lentur paving block tersebut dapat meningkat.
In the process of concrete mixing, concrete sludge waste will be produced from dry concrete and remaining water in place of concrete mixing. There is an idea to recycle concrete sludge waste as the material for paving block. That paving block will be added with palm fiber. The parameters that will be tested are compressive strength, flexural strength and absorption. As the results of research, the paving block has low compressive strength and flexural strength. But its absorption is high. By adding palm fiber into the mix, compressive strength and flexural strength of paving block can be increased.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pietoyo Larastomo
Abstrak :
Salah satu permasalahan transportasi DKI Jakarta adalah meningkatnya mobilitas dan perjalanan harian penduduk terutama pengguna kendaraan pribadi yang mengakibatkan tingginya tingkat kemacetan lalu lintas di jalan. Untuk itu dibuatlah jalur khusus bus atau busway sebagai solusi dari masalah tersebut. Namun sejak beroperasinya jalur busway, telah terjadi kerusakan perkerasan jalan di beberapa bagian dari jalur busway tersebut. Dengan adanya kerusakan jalur busway ini maka dapat terjadi penurunan kinerja operasional sehingga kecepatan, ketepatan dan kenyamanan perjalanan bus dapat terganggu. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kerusakan perkerasan jalan yang digunakan untuk jalur busway khususnya perkerasan lentur (aspal). Penelitian ini akan mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan perkerasan jalan yang terjadi dan kombinasi jenis kerusakan yang ada sehingga dapat dianalisa penyebab kerusakan perkerasan jalan pada jalur busway dan metode perbaikan yang sesuai dengan jenisjenis kerusakan yang ada. Metode pengamatan yang dilakukan adalah nondestructive method yaitu survey secara visual di lokasi penelitian dengan mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan jalan lentur yang terjadi pada Jalur Busway Koridor I. Data kerusakan yang didapat dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya dan diolah menggunakan metode tabulasi silang untuk mendapatkan kombinasi kerusakan yang terjadi. Dari pengolahan data didapatkan hasil identifikasi jenis-jenis kerusakan yang dominan terjadi pada perkerasan jalan aspal Jalur Busway adalah jenis kerusakan Lubang sebesar 34 %, Alur sebesar 20 %, Retak Lelah sebesar 15 %, Penambalan 14 %, Retak Memanjang pada jejak alur roda sebesar 8 %, Retak Melintang 5 %, dan jenis kerusakan lainnya sebanyak 4 %. Kombinasi jenis kerusakan yang sering terjadi berupa Lubang - Penambalan 19,53 % dan Retak Lelah - Lubang 14,84 %. Lokasi jenis-jenis kerusakan tersebut sebesar 97,6 % terjadi pada jejak alur roda yang dilewati Bus dan 2,4 % terjadi diluar jejak alur roda. Hasil ini dapat menggambarkan kerusakan perkerasan jalan Jalur Busway terjadi karena adanya repetisi beban bus yang jatuh pada titik-titik jejak alur roda yang sama.
One of the transportation problems in DKI Jakarta is the increasing of mobility and daily trip especially private vehicle users that caused rate of traffic jam increasing too. Because of that, government makes right of way (ROW) bus or busway as the solution for that problem. But, since busway was operated, pavement distress has been happened in a part of that busway. With that pavement distress, it can make operational performance of the system decreasing so that speed, accuracy and comfortable of bus trip will be disturbed. This research is meant to identify about the pavement distress which used for busway especially on flexible pavement (asphalt). This research will be identifying the typical of the pavement distress and the combination between those types of distress so that the caused of pavement distress on busway can be analyzed and also the repairing method will match with typical of pavement distress. Observation method that taken in this research is non-destructive method. It is visualization survey in the research location with identifying the typical of pavement distress in flexible pavement on Busway corridor I. Distress data will be classified depends on the types and will be processed used cross tabulation method to get combination of those distress. From the processing, it will be got the result of identification pavement distress which dominant on busway flexible pavement. The dominant factor that happens in busway flexible pavement are potholes 34 %, rutting 20 %, fatigue cracking 15 %, patching 14 %, longitudinal cracking wheel-paths 8 %, transverse cracking 5 % and the others distress type is 4 %. The combination of distress types which often happens are potholes-patching 19,53 % and fatigue cracking-potholes 14,84 %. 97,6 % location of the distress types happened on wheel-paths and 2,4 % happened on non wheel-paths . This result can describes the pavement distress types on busway happened because load repetition of bus on the same spots.
2008
S35300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
The Asphalt Institute
Maryland: The Asphalt Institute, 1974
625.8 Asp b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
The Asphalt Institute
Maryland: The Asphalt Institute, 1973
625.85 Asp f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ullidtz, Per
Amsterdam: Elsevier, 1987
625.8 ULL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurita Putri Hardiani
Abstrak :
Kinerja pelayanan jalan dapat dinyatakan dalam Indeks Kekasaran Permukaan atau International Roughness Index (IRI) yang dikembangkan oleh Bank Dunia. IRI merupakan parameter kekasaran yang dihitung dari jumlah kumulatif naik-turunnya permukaan arah profil memanjang pada jarak permukaan yang diukur dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja perkerasan yang dapat dinilai dari kualitas berkendara di atas permukaan jalan. IRI dinyatakan dalam satuan meter per kilometer (m/km). Pada umumnya, jika umur jalan dan beban lalu lintas meningkat, kerusakan jalan semakin bertambah sehingga nilai IRI juga meningkat.

Pada perencanaan jalan, beban lalu lintas dan tipe tanah dasar adalah faktor utama yang menentukan nilai structural number, yang merupakan angka yang digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan perkerasan. Jalan yang dibangun sesuai kebutuhan lalu lintasnya memiliki kinerja pelayanan yang optimal selama umur layanannya.

Program HDM-III (Highway Development and Management) telah diadopsi banyak negara dalam perencanaan jalan untuk memprediksi nilai IRI jaringan jalan setiap tahun selama periode analisa sehingga dapat dianalisa cara yang tepat dalam pembangunan jalan.

Parameter yang digunakan pada kajian ini adalah tipe tanah dasar, curah hujan, beban lalu lintas berdasarkan klasifikasi Asphalt Institute, faktor pertumbuhan lalu lintas, dan umur layanan jalan. Parameter tersebut dinyatakan dalam angka. Korelasi antara parameter tersebut terhadap nilai IRI dianalisa untuk mendapat informasi mengenai seberapa besar parameter-parameter tersebut berpenngaruh.

Hasilnya menunjukan bahwa structural number dan umur layanan jalan secara signifikan mempengaruhi nilai IRI, sementara tipe tanah dasar dan curah hujan memiliki pengaruh cukup kecil terhadap nilai IRI.
The performance of road serviceability is stated by the International Roughness Index (IRI) which was developed by World Bank. IRI is used to define a characteristic of the longitudinal profile of a traveled wheeltrack and is accepted for evaluating pavement serviceability, especially its riding quality. The commonly recommended units are meters per kilometer (m/km). Generally, as the age of pavement increases, its condition deteriorates and its IRI values increases.

In road planning, traffic loading and subgrade type are the main factors determining the structural number, as one of the major inputs for flexible pavement layer thickness. The road which is well-constructed has the optimum serviceability performance over its service age.

The Highway Development and Management (HDM) program has been adopted by many countries in road planning for predicting their road network?s IRI values over the analysis period so they can analyze the convenient way for their road construction.

The parameters used in this study are subgrade type, rainfall, traffic loading (normal loading and overloading) based on Asphalt Institute classification, traffic growth, and road service age. Those parameters are assumed in numbers. The correlation of those parameters to IRI values are analyzed to get information about the more and the less affected parameters.

The results show that the structural number and road service age significantly impact the roughness, while subgrade type and rainfall have little influence on the IRI value
2008
R.01.08.59 Har k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>