Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Maulidya Chasanah
"Berbagai perubahan yang terjadi dari adanya revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19 menuntut mahasiswa tingkat akhir untuk lebih adaptif dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga dan identitas vokasional terhadap adaptabilitas karier mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada 430 mahasiswa strata satu (atau setara) di tingkat akhir menggunakan alat ukur FACES-IV dari Olson (2011) untuk mengukur keberfugsian keluarga, VISA dari Porfeli et al. (2011) untuk identitas vokasional, dan CFI-R dari Rottinghaus et al. (2016) untuk adaptabilitas karier. Data penelitian diolah dengan uji mediasi berganda menggunakan Hayes Macro PROCESS. Hasil penelitian ini menemukan bahwa keberfungsian keluarga memiliki peranan secara langsung (β = 0,06, t(428) = 1,99, p = 0,047) maupun tidak langsung (coefficient = 0,25, SE = 3,40%, CI = 0,18 — 0,31) terhadap adaptabilitas karier mahasiswa tingkat akhir melalui identitas vokasional. Hasil menunjukkan untuk dapat memiliki adaptabilitas karier yang baik, penting bagi mahasiswa memiliki identitas vokasional. Untuk memiliki identitas vokasional yang matang, mahasiswa masih memerlukan dukungan dari lingkungannya, terutama dari keluarga yang memberikan pengarahan, pengawasan, dan kesempatan untuk berdiskusi. Hasil penelitian ini secara spesifik menggambarkan kondisi mahasiswa tingkat akhir di konteks pandemi sehingga generalisasi hasil yang diperoleh, terbatas pada kondisi serupa.
......Various changes that have occured from the industrial revolution 4.0 and the COVID-19 pandemic requires final-year students to be adaptive and prepare themselves to face the challenges in the world of work. This study aims to determine the role of family functioning and vocational identity on student career adaptability. This research was conducted on 430 undergraduate students (or equivalent) in their final-year, using the FACES-IV from Olson (2011) to measure family functioning, the VISA from Porfeli et al. (2011) to measure vocational identity, and the CFI-R from Rottinghaus et al. (2016) to measure career adaptability. The research data were processed by multiple mediation test using the Hayes Macro PROCESS. The results of this study found that family functioning has a direct (β = 0.06, t(428) = 1.99, p = 0.047) and indirect effect (coefficient = 0.25, SE = 3.40%, CI = 0.18 - 0.31) on career adaptability through vocational identity. The results show that to have a better career adaptability, it is important for students to have a more stable vocational identity. To have a mature vocational identity, students still need support from their environment, especially from families who provide direction, supervision, and opportunities for discussion. The results of this study specifically describe the conditions of final-year students in pandemic context, thus it can be a limitation as well as the uniqueness of this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusar Ikhsan Riyanto
"Konsep identitas personal telah lama dibicarakan oleh para filsuf, psikolog, sarjana dan peneliti, terlebih dengan kemajuan di bidang teknologi, membuka peluang baru untuk pembahasan identitas personal lebih lanjut. Artikel ini menyelidiki ranah identitas personal yang rumit, menyelidiki manifestasinya pada manusia dan AI. Artikel ini mengambil inspirasi dari teori identitas personal John Locke sebagai titik berangkat, analisis ini mengeksplorasi perbedaan mendasar dan kesejajaran yang menarik antara identitas personal pada manusia dan AI. Artikel ini dimulai dengan memberi gambaran umum tentang identitas personal, yang mencakup berbagai elemennya seperti kesadaran, ingatan, dan kesadaran diri. Hal ini menyoroti peran komponen-komponen tersebut dalam membentuk identitas personal pada manusia, menekankan rasa kontinuitas dan keberadaan subjektif yang muncul dari pengalaman sadar dan refleksi diri. Beralih ke ranah AI, artikel ini mengungkap sifat identitas personal yang berbeda pada AI. Meskipun tidak memiliki kesadaran dan pengalaman subjektif yang identik dengan identitas manusia, identitas personal AI dibentuk oleh interaksi algoritme pembelajaran mesin, perilaku adaptif, dan asimilasi data yang luas. Analisis ini mempertimbangkan konsep bawah sadar versi AI, di mana algoritme pembelajaran mesin beroperasi dengan cara yang meniru pengaruh bawah sadar yang terlihat pada manusia, yang mengarah ke pola dan preferensi perilaku. Eksplorasi hubungan antara identitas personal dan kesadaran mengungkap wawasan menarik tentang sifat identitas personal pada AI. Selain itu, analisis ini menyelidiki peran alam bawah sadar dalam membentuk identitas personal, menyoroti potensi AI untuk menunjukkan perilaku dan adaptasi yang kompleks tanpa kesadaran. Artikel ini berkontribusi pada wacana yang sedang berlangsung seputar identitas personal dengan menyelidiki interaksi rumit antara kesadaran dan alam bawah sadar pada manusia dan AI. Dengan memperluas pemahaman kita tentang identitas personal pada AI, diharapkan artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang identitas personal pada manusia dan AI.
......The concept of has long been discussed by philosophers, psychologists, scholars and researchers, especially with advances in technology, opening up new opportunities for further discussion of personal identity. This article delves into the complex realm of personal identity, investigating its manifestations in humans and AI. Taking inspiration from John Locke's personal identity theory as a starting point, this analysis explores the fundamental differences and interesting parallels between personal identity in humans and AI. This article begins by providing an overview of personal identity, which includes various elements such as awareness, memory, and self-awareness. This highlights the role of these components in shaping personal identity in humans, emphasizing the subjective sense of continuity and existence that arises from conscious experience and self-reflection. Turning to the realm of AI, this article reveals the different nature of personal identity in AI. Despite not having the consciousness and subjective experiences identical to human identity, AI's personal identity is shaped by the interaction of machine learning algorithms, adaptive behavior, and extensive data assimilation. This analysis considers the concept of the unconscious version of AI, in which machine learning algorithms operate in ways that mimic the subconscious influences seen in humans, leading to behavioral patterns and preferences. Exploring the relationship between personal identity and consciousness reveals interesting insights into the nature of personal identity in AI. Additionally, this analysis investigates the role of the subconscious in shaping personal identity, highlighting the potential for AI to exhibit complex behaviors and adaptations without awareness. This article contributes to the ongoing discourse around personal identity by investigating the complex interplay between consciousness and the unconscious in humans and AI. By expanding our understanding of personal identity in AI, it is hoped that this article can provide a more comprehensive understanding of personal identity in humans and AI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Rahmayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran identifikasi dengan idola pada hubungan antara interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir pengemar Korean pop idol. Partisipan dalam penelitian ini adalah 422 remaja akhir penggemar Korean Pop Idol. Melalui mediation analysis dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan status identitas diri (c?= 0.006, p= 0.772) dan jalur interaksi parasosial terhadap indentitas diri remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0.198 - 0.0413), terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan identifikasi (a= 0.922, p< 0.01), tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara identifikasi dan status identitas diri (b= 0.005, p= 0.732), serta tidak terdapat peran identifikasi yang memediasi interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir penggemar Korean Pop Idol dengan analisis the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) dan dengan analisis bootstrap confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0.234, 0.0326]).
......This study aimed to examine the role of identification with an idol on the relationship between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan. Respondents in this study were 422 late adolescent Korean pop idol fan. Through the mediation analysis, it showed that there was no positive and significant correlation between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (c '= 0.006, p = 0772) and the pathway of parasocial interactions self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan do not have significant influence (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0198 - 0.0413), there was a positive and significant correlation between parasosial interaction and identification with an idol (a = 0.922, p <0.01), there was no positive and significant correlation between identification with an idol and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (b = 0.005, p = 0732), and there was no role of identification with an idol that mediated parasocial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan by the analysis of the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) and by bootstrap analysis confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0234, 0.0326])."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library