Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Rizky Reynda
"Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat merupakan pulau yang kaya akan ragam pada sektor geologis. Pegunungan vulkanik seperti Gunung Rinjani yang aktif hingga saat ini mengeluarkan berbagai macam mineral yang akhirnya terendapkan. Pulau Lombok juga memiliki berbagi macam warna pasir yang tersebar diseluruh penjuru pulau, mulai dari yang berwarna gelap pada bagian utara, berwarna putih pada bagian selatan dan berwarna merah muda pada tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi komposisi mineral pasir pantai Pulau Lombok. Penelitian dimulai dengan pengambilan dua belas sampel pasir pantai dari seluruh Pulau Lombok, yang kemudian diolah menjadi sayatan tipis untuk dianalisis menggunakan metode petrografi. Berdasarkan kandungan mineral, ukuran butir dan bentuk butir, pasir pantai Pulau Lombok dapat dibedakan menjadi 4 Jenis; Kelompok 1 yang didominasi oleh mineral mafik dan fragmen litik, memiliki ukuran butir pasir halus hingga sangat kasar, serta memiliki derajat kebundaran anguler hingga subanguler. Kelompok 2 yang didominasi oleh mineral intermediat hingga felsik dan fragmen litik. Memiliki ukuran butir pasir sangat halus hingga sangat kasar, serta memiliki derajat kebundaran subanguler hingga subrounded. Kelompok 3 yang didominasi oleh mineral kalsit. Memiliki ukuran butir pasir sangat halus hingga sangat kasar, serta memiliki derajat kebundaran subanguler hingga subrounded, dan Kelompok 4 yang didominasi oleh mineral kalsit dan litik, memiliki ukuran butir pasir sangat halus hingga sangat kasar, serta memiliki derajat kebundaran subanguler hingga subrounded.
......Lombok Island, West Nusa Tenggara is an island that is rich in diversity in the geological sector. Volcanic mountains such as Mount Rinjani, which are active until now, release various kinds of minerals which are eventually deposited. Lombok Island also has various kinds of sand colors scattered throughout the island, ranging from dark in the north, white in the south and pink in the southeast. This study aims to determine the variation of the mineral composition of beach sand on the Island of Lombok. The study began by taking twelve samples of beach sand from all over Lombok Island, which were then processed into thin section for analysis using the petrographic method. Based on mineral content, grain size and grain shape, Lombok Island beach sand can be divided into 4 group; Group 1 is dominated by mafic minerals and lithic framents, has fine to very coarse sand grain sizes, and has a degree of roundness from anguler to subanguler. Group 2 is dominated by intermediate to felsic minerals and lithic fragments. It has a very fine to very coarse sand grain size, and has a degree of roundness from subanguler to subrounded. Group 3 is dominated by the mineral calcite. It has a very fine to very coarse sand grain size, and has a degree of roundness from subangular to subrounded, and Group 4 which is dominated by calcite and lithic minerals, has a very fine to very coarse sand grain size, and has a degree of roundness from subanguler to subrounded."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Komala Sari
"Sistem panas bumi Gunung “X” merupakan salah satu prospek panas bumi yang terletak di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, Indonesia. Hal ini diketahui dari adanya 11 manifestasi berupa air panas dan fumarol. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sistem panas bumi berdasarkan analisa terintegrasi data geologi, geokimia, petrografi dan geofisika. Metode analisis geofisika yang digunakan adalah metode gravitasi yang menggunakan data GGMplus dan metode magnetotellurik (MT). Data gravitasi GGMplus menunjukkan adanya struktur berupa patahan pada area yang diduga memiliki tingkat permeabilitas yang tinggi. Struktur yang terdeteksi pada pengolahan data gravity GGMplus juga dapat berperan sebagai struktur pengontrol keluarnya manifestasi panas bumi. Kemudian, interpretasi geokimia menunjukkan Air Panas Nglerak (APN) berada pada zona outflow yang didukung dengan hadirnya mineral alterasi klorit sedangkan fumarol Chadradimuka berada pada zona upflow yang didukung dengan adanya mineral goethite. Berdasarkan analisis gas fumarol TKC menggunakan diagram CAR-HAR, Gunung “X” memiliki rentang suhu antara 250-289 C yang mengartikan Gunung “X” memiliki entalpi yang tinggi. Dari hasil inversi 3-D magnetotellurik menunjukkan adanya pola persebaran claycap pada elevasi 500 sampai - 500 meter dengan ketebalan sekitar 1 kilometer. Persebaran claycap ini memiliki pola updome di bawah titik MT-22, MT-18 dan MT-17. Pada model konseptual terintegrasi menunjukkan pusat reservoir berada di area puncak dan mengalir secara lateral mengarah ke Barat daya sampai Barat Gunung “X”.
......“X” geothermal field is one of the geothermal prospects located on the border Provinces of Central Java and East Java, Indonesia. This is known from the presence of 11 manifestations in the form of hot water and fumaroles. This study aims to describe a geothermal system based on an integrated analysis of geological, geochemical, petrographic and geophysical data. The geophysical analysis method used is the gravity method using GGMplus data and the magnetotelluric (MT) method. The GGMplus gravity data shows that there is a structure in the form of a fault in an area that is thought to have a high level of permeability. The structure detected in the GGMplus gravity data processing can also act as a controlling structure for geothermal manifestations. Then, the geochemical interpretation shows that the Nglerak Hot Spring (APN) is in the outflow zone which is supported by the presence of chlorite alteration minerals while the Chadradimuka fumaroles are in the upflow zone supported by the presence of goethite minerals. Based on TKC fumarole gas analysis using the CAR-HAR diagram, “X” geothermal field has a temperature range between 250-289 C, which means that “X” geothermal field has a high enthalpy. The results of the 3-D magnetotelluric inversion show that there is a distribution pattern of claycap at an elevation of 500 to -500 meters with a thickness around 1 kilometer. This claycap distribution has an updome pattern below the MT-22, MT-18 and MT-17 points. The integrated conceptual model shows that the center of the reservoir is in the peak area and flows laterally towards the southwest to the west of Mount "X"."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library