Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bahrain Munir
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pipa bawah laut milik PT. AZ yang terdampak proyek reklamasi kilang PT. XY berlokasi di perairan Jawa Barat. Menggunakan penilaian risiko proteksi pipa bawah laut DNVGL-RP-F107, penelitian memperhatikan Skenario Bahaya Besar yang teridentifikasi, yaitu: kejatuhan jangkar (dropped anchor) dan pengerukan tanah (soil excavation). Objek penelitian difokuskan pada pipa bawah laut berdiameter 12” dari GG A ke OPF (Onshore Processing Facilities) dalam kondisi terkubur dengan tingkat kedalaman 2 meter dari KP 24,6 ke KP 34,713 dekat area Reklamasi kilang seluas 280 Ha. Penelitian menggunakan data sekunder yang melingkupi karakteristik dan properti pipa bawah laut, karakteristik kapal serta jangkar yang melintas, dan aktivitas pengerukan tanah. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif analitik yang mengutamakan indepth-analysis. Hasil penelitian menunjukkan konsekuensi dropped anchor mendapat level kerusakan pipa D1, yang artinya tidak diperlukan tambahan safeguard untuk menurunkan residual risk. Untuk penilaian risiko soil excavation nilai initial risk yang dihasilkan adalah 9 (medium) dengan tingkat kerusakan D3 sehingga direkomendasikan safeguard tambahan untuk menurunkan residual risk menjadi Tolerable (ALARP). Beberapa saran ditambahkan untuk menjamin keselamatan operasi pasca proyek.
......This study aims to analyze the risk on subsea pipeline of PT. AZ affected by the PT. XY refinery reclamation project located on West Java Coastal. Using the DNVGL-RP-F107 subsea pipeline protection risk assessment, the study pays attention to the identified Major Accident Event, i.e., dropped anchor and soil excavation. The object of this research is focused on the 12” diameter subsea pipeline from GG A to OPF (Onshore Processing Facilities) with 2 meters burial depth from KP 24.6 to KP 34,713 near the 280 Ha refinery vii Universitas Indonesia reclamation area. This study uses secondary data covering the characteristics and properties of the subsea pipeline, the passage ships/tugboat and deployed anchors, and the soil excavation activity. The approach used is quantitative descriptive analytic which prioritizes in-depth analysis. The results shows that the consequence of dropped anchor is with pipe damage level of D1 which means that no additional safeguard is needed to further reduce the residual risk. On soil excavation risk assessment, the initial risk value generated is 9 (medium) with pipe damage level of D3, therefore some additional safeguards recommended so that the residual risk becoming Tolerable (ALARP). Some additional advises are provided to ensure post-project operational safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addino Ken Dimas
"Pendistribusian muatan minyak sebagai upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia umumnya akan menggunakan kapal tanker. Muatan akan diukur jumlahnya pada beberapa tahap perjalanan kapal untuk memastikan kesesuaian dengan perjanjian. Namun, dalam kasusnya, akan dijumpai jumlah muatan yang ada di kapal tidak sesuai dengan perjanjian tersebut, sehingga dapat memicu terjadinya kasus susut muatan atau transport loss. PT QRS sebagai perusahaan jasa logistik maritim di Indonesia menggunakan lebih dari 100 kapal tanker sewa untuk mengangkut minyak baik dalam bentuk produk maupun mentah. Jika terdapat selisih muatan yang melebihi toleransi yang ditetapkan, PT QRS akan mengajukan klaim kepada pemilik kapal. Melalui penelitian ini, dilakukan studi literatur, wawancara, dan penyebaran kuesioner untuk mengetahui data kapal yang telah mengalami transport loss dan mengidentifikasi penyebab terjadinya transport loss pada kapal tanker sewa. Penulis melakukan penelusuran untuk menganalisis risiko transport loss dengan menggunakan metode Failure Mode Effect Analysis, dimana risiko tersebut disebabkan oleh faktor manusia, faktor sistem, dan faktor eksternal. Setelah itu, terdapat rekomendasi solusi berupa langkah mitigasi risiko transport loss yang efektif yaitu dengan menggunakan metode Barrier-Based Management.
......Oil cargo distribution as an effort to meet the economic needs of Indonesian society will generally use tanker ships. The amount of cargo will be measured at several stages of the ship's trip to ensure the agreement’s compliance. However, in this case, it could be found that the amount of cargo on board is not in accordance with the agreement, which can trigger cases of cargo shrinkage or transport loss. QRS Inc. as a maritime logistics company in Indonesia uses more than 100 chartered tankers to transport both product and crude oil. If there is a cargo difference that exceeds the specified tolerance, QRS Inc. will submit a claim to the ship owner. Through literature studies, interviews, and distribution of questionnaires, transport loss on ships data records and the causes of transport loss on chartered tankers can be identified. The author conducted the research to analyze the risk of transport loss using the Failure Mode Effect Analysis method, where the risk is caused by human factors, system factors, and external factors. After that, there are recommendations for solutions in the form of effective steps to overcome the risk of transport loss, which is by using the Barrier-Based Management method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryanka Putraraharja
"Moda transportasi yang umum digunakan untuk mendistribusikan minyak antar pulau adalah kapal tanker. Namun, dikarenakan ukurannya yang besar, kapal tanker tidak dapat menjangkau daerah-daerah yang berada di perairan dangkal sehingga digunakan oil barge untuk mendistribusikannya. Self-propelled oil barge adalah kapal tongkang pengangkut minyak yang dilengkapi dengan sistem propulsi sehingga tidak membutuhkan kapal tunda untuk dapat beroperasi dan dapat berlayar dengan kecepatan yang lebih cepat dari kapal tongkang. Studi ini bertujuan untuk mendesain rencana umum kapal self-propelled oil barge dengan kapasitas 1100 kL dan menganalisis stabilitasnya. Hasil dari studi ini berupa gambar rencana umum atau general arrangement kapal self-propelled oil barge dan analisis stabilitas berdasarkan kriteria IMO dan ClassNK.
......One kind of transportations that commonly used to distribute oil between island is tanker. But, due to its large size, tanker can not reach areas that are in shallow waters, so oil barge is used to distribute the oil. Self-propelled oil barge is a barge used to carry oil that comes with its own propulsion system. Selfpropelled oil barge does not required tugs to operate and has faster speed compared to oil barge. Those two facts prove that self-propelled oil barge is more efficient and reliable. This study aimed to design a general arrangement of the self-propelled oil barge with 1100 kL cargo capacity and analyze the stability. The results of this study are the general arrangement drawing and stability analysis based on the IMO criteria and ClassNK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library