Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jupiter Eresta Jaya
"Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kinerja metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan injektor venturi untuk mengolah limbah fenol sintetik. Fenol merupakan senyawa alkohol yang memiliki stabilitas tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh strukturnya yang memiliki cincin aromatis sehingga sulit disisihkan. Proses penyisihan fenol pada penelitian ini akan membandingkan penyisihan fenol untuk tiga kofigurasi proses, yaitu metode ozonasi, kavitasi venturi, dan gabungan dari kedua metode tersebut. Variasi untuk setiap konfigurasi proses yang dilakukan adalah variasi pH (4, 7, dan 11), Laju alir (2, 4, dan 6 L/menit) dan dosis ozon (63,77 mg/jam dan 118,48 mg/jam).
Limbah Fenol yang digunakan pada penelitian ini adalah fenol sintetik dengan konsentrasi 10 ppm. Pada penelitian ini didapatkan penggunaan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi menggunakan injektor venturi pada kondisi pH 11, laju alir 6 L/menit, dan dosis ozon 118,48 mg/jam akan menghasilkan presentase penyisihan fenol tertinggi dengan nilai sebesar 85% dibandingkan dengan penggunan hanya metode kavitasi hidrodinamika ataupun ozononasi.

n this research, performance evaluation of combination method of ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector to process syntethic phenol are done. Phenol is an alcoholic substance with high stability because of the aromatic ring that it has that makes it hard to be degraded. In this research, the performance of three process configuration, which are the ozonation technique, hydrodynamic cavitation with venturi injector, dan the combination of both method, are be compared to perform phenol degradation. Variation used in each process configuration are pH (4, 7, and 11), Flowrate (2, 4, and 6 L/min), and ozon dosage (63,77 mg/hr and 118,48 mg/hr).
The phenol concentration used in this process is synthetic phenol with 10 ppm concentration. In this research it is found out that the combination method of ozonation technique and hydrodynamic with venturi injector in base condition (pH of 11), 6 L/min circulation flowrate, and 118,48 mg/hr ozone dosage will result in the highest phenol degradation rate (85% of phenol degradation rate and TOC removal of 4,5 mg/L) compared to doing the ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector separately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qotrun Nada Salsabila
"Kejibeling (Strobilanthes crispus) merupakan salah satu tanaman obat karena mengandung senyawa aktif, seperti senyawa fenolat, sehingga perlu dilakukan ekstraksi untuk mendapatkannya. Salah satu metode ekstraksi hijau yang memiliki banyak kelebihan dan dipilih untuk diterapkan pada penelitian ini adalah Ultrasound Assisted Enzymatic-Aqueous Two-Phase Extraction (UAE-ATPE). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dua parameter penting yang mampu menghasilkan nilai Total Phenolic Content (TPC) tertinggi pada ekstraksi daun kejibeling dengan metode UAE-ATPE. Parameter tersebut, yaitu suhu dengan variasi 30oC, 40oC, 50oC, dan 60oC serta konsentrasi enzim dengan variasi 3%-m/m, 5%-m/m, dan 7%-m/m. Metode analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis dipilih untuk menguji nilai TPC secara kuantitatif dengan asam galat sebagai larutan standarnya. Penelitian ini menghasilkan konsentrasi enzim terbaik, yaitu 7%-m/m, dan suhu terbaik, yaitu 60oC, dengan nilai TPC sebesar 8,03 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g sampel.
......Kejibeling (Strobilanthes crispus) is one of the medicinal plants because it contains active compounds, such as phenolic compounds, then it needs to be extracted so that it can be utilized. One of green extraction method that has many advantages and was chosen to be applied to this study is Ultrasound Assisted Enzymatic-Aqueous Two-Phase Extraction (UAE-ATPE). This research was carried out to obtain two important parameters that were able to produce the highest Total Phenolic Content (TPC) values in kejibeling leaf extraction using the UAE-ATPE method. These parameters are temperature with variations of 30oC, 40oC, 50oC, and 60oC and enzyme concentrations with variations of 3%-m/m, 5%-m/m, and 7%-m/m. An analytical method using spectrophotometry UV-Vis was selected to quantitatively test TPC values with gallic acid as the standard solution. This study produced the best enzyme concentration, which is 7%-m/m, and the best temperature, which is 60oC, with a TPC value of 8.03 mg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhenovita Salsabila
"Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) dapat digunakan sebagai alternatif suplemen minuman herbal. Pendugaan umur simpan suplemen herbal jus daun sambung nyawa diperlukan agar diketahui durasi produk hingga mencapai kadaluarsa. Penelitian ini menggunakan variasi pengawet berupa natrium benzoat dan agen penstabil CMC (Carboxyl Methyl Cellulose). Untuk memperoleh umur simpan, penelitian ini meliputi uji kandungan fenolik, uji organoleptik, dan uji angka lempeng total. Pendugaan umur simpan jus daun sambung nyawa dilakukan dengan metode ASLT (Accelerated Shelf-Life Test). Hasil penelitian diperoleh bahwa pendugaan umur simpan diidentifikasi berdasarkan parameter kritis kandungan fenolik pada jus. Jus daun sambung nyawa murni memiliki pendugaan umur simpan 1; 1; 2 hari dengan suhu simpan senilai 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan pengawet natrium benzoat memiliki umur simpan 3; 4; 4; dengan suhu simpan senilai 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan agen penstabil CMC memiliki umur simpan 2; 3; 3 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus daun sambung nyawa dengan pengawet natrium benzoat dan agen penstabil CMC memiliki umur simpan 7; 6; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Berdasarkan uji angka lempeng total, jus daun sambung nyawa murni memiliki tingkat cemaran mikroba di bawah standar terdapat pada umur simpan 2; 2; 2 dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat memiliki umur simpan 6; 6; 6 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan CMC memiliki umur simpan 6; 6; 6 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat dan CMC memiliki umur simpan 8; 8; 6 dengan suhu simpan 38, 25, 7. Berdasarkan uji organoleptik yang meliput parameter rasa, aroma, dan tektur, jus daun sambung nyawa murni memiliki umur simpan rata-rata 2; 1; 1 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat memiliki umur simpan 9; 8; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan CMC memiliki umur simpan 9; 8; 7 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7. Jus dengan penambahan natrium benzoat dan CMC memiliki umur simpan 18; 14; 12 hari dengan suhu simpan 38, 25, 7.
......Herbal plants with Longevity Spinach (Gynura procumbens) are high in antioxidants. Longevity spinach can be added to beverages as an alternative herbal supplement. To enable their commercialization, it is necessary to estimate the shelf life of longevity spinach juice-based herbal supplements. Sodium benzoate and CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) stabilizing compounds were employed as preservative variants in this research. In this study, the phenolic content, organoleptic tests, and bacterial colony counts (Total Plate Count) were used to assess the composition of nutrients contents of the juice. Using the ASLT (Accelerated Shelf-Life Test) method, the estimated shelf life of longevity spinach juice was calculated. The research demonstrated that the important characteristics of the juice's phenolic component concentration were used to estimate shelf life. Pure longevity spinach juice has an estimated shelf life of 1; 1; 2 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with preservative sodium benzoate has a shelf life of 3; 4; 4 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with CMC as stabilizing agent has a shelf life of 2; 3; 3 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Longevity spinach juice with sodium benzoate and CMC has a shelf life of 7; 6; 7 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Based on the total plate count test, pure longevity spinach juice has below standard microbial contamination levels at shelf life 2; 2; 2 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of sodium benzoate have a shelf life of 6; 6; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of CMC have a shelf life of 6; 6; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juice with the addition of sodium benzoate and CMC has a shelf life of 8; 8; 6 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Based on organoleptic tests covering taste, aroma, and texture parameters, pure longevity spinach juice has an average shelf life of 2; 1; 1 with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of sodium benzoate have a shelf life of 9; 8; 7 days with a storage temperature of 38, 25, 7. Juices with the addition of CMC have a shelf life of 9; 8; 7 with a storage temperature of 38, 25, 7. The juice with the addition of sodium benzoate and CMC has a shelf life of 18; 14; 12 with a storage temperature of 38, 25, 7."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Veny Luvita
"Penelitian tentang degradasi senyawa fenol dengan menggunakan metode oksidasi kimiawi dalam reaktor plasma yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi atas 2 (dua) bagian pekerjaan utama, yaitu rancang bangun suatu reaktor plasma yang disebut Reaktor Hibrida Ozon-Plasma (RHOP) dan, yang kedua adalah uji kinerja terhadap reaktor tersebut untuk limbah senyawa fenolik sintesis dan non-sintetis. Reaktor RHOP belum dapat dipublikasikan karena masih dalam pengajuan paten, sehingga masih diperlukan kajian yang lebih komprehensif. Prinsip kerja RHOP tersebut adalah kombinasi atau hibrida reaksi ozonasi dalam medan plasma cair yang berada di ruang reaksi RHOP. Gas ozon sebagai pereaksi dihasilkan oleh ozonator standar jenis Resun RSO-9805 buatan Hongkong yang diumpankan ke dalam RHOP dengan cara mencampurkannya dengan umpan fasa cair dalam injektor, sedemikian rupa sehingga campuran dua fasa ini dapat bereaksi secara lebih intensif di dalam RHOP. Campuran dua fasa tadi dimaksudkan juga untuk mengintensifkan radikal hidroksil bila fasa cair dalam kondisi basa dan secara kontinyu terpapar dalam plasma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirkulasi kontinyu selama 2 jam pada konsentrasi awal p-klorofenol 50 ppm dengan volume 2 liter diperoleh tingkat penyisihan 83,98 %. Dengan kondisi operasi yang sama diperoleh persen degradasi limbah tekstil katun 88,58 %, limbah tekstil batik 34,51 %, limbah bahan peledak Natrium Pikramat 72,64 % dan limbah DDNP 47,74 %. Dengan adanya hasil yang baik pada uji kinerja dari beberapa limbah dengan konsentrasi tinggi tersebut, maka diharapkan ke depannya akan dapat diaplikasikan dalam industri meskipun masih akan banyak mengalami penyempurnaan.
......Research on the degradation of phenolic compounds using the methods of chemical oxidation in the plasma reactor is conducted in this study is divided into two parts of the main job, that is a plasma reactor design called Ozone-Plasma Hybrid Reactor (RHOP) and the second is a performance test of the reactor for the synthetic of phenolic compound and non-synthetic waste. RHOP can not be published because it is still in the filing of the patent, so it still required a more comprehensive study. RHOP principle is a combining ozonation reaction and plasma reaction that happening in the same field at RHOP chamber. Ozone as the reactants gas is produced by a standard ozonator type Resun RSO 9805 made in Hong Kong. RHOP fed into the feed by mixing with the liquid phase in the injector, such that the two phase mixture can react more intensively in the RHOP. Two phase mixture was injected also to intensify when the hydroxyl radicals in the liquid phase under alkaline conditions and is continuously exposed to the plasma. The result showed that the continuous circulation for two hour at p-chlorophenols initial concentrations of 50 mg/L by volume of 2 liters obtained by the elimination of 83.98%. Operating conditions were obtained percent degradation of phenol for waste allowance of 88.58% of cotton textiles, batik textile waste at 34.51%, sodium pikramat waste explosives at 72.64% and waste DDNP at 47.74%. Given the good results on the performance test of some of these wastes with high concentrations, it is expected that the future will be applied in the industry although it will still have a lot of improvements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30563
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octo Adhi Widodo Pryhanto
"ABSTRAK
Pencemaran oleh limbah cair industri yang mengandung senyawa fenolik
memerlukan penanganan khusus sebelum aman dibuang ke lingkungan Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi senyawa fenolik dalam limbah
cair tersebut adalah pengolahan dengan metode ?oksidasi cepat dan intensif?
menggunakan oksidator kuat, yaitu ozon. Senyawa-senyawa fenolik tersebut akan
teroksidasi oleh ozon menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak berbahaya bagi
lingkungan seperti karbondioksida, asam asetat, asam oksalat dan asam-asam
organik lainnya.
Dalam penelitian ini, dilakukan penyisihan senyawa fenolik dengan teknik
ozonasi dalam kolom sistem injeksi ozon berganda (multi injection ozonarion
column, MOC). Senyawa-senyawa fenolik yang digunakan adalah fenol dan 4-
klorofenol dengan konsentrasi sekitar 20 mg/L yang diharapkan dapat mewakili
kondisi limbah cair yang sebenamya dan industri. Kondisi urnpan senyawa fenolik
tersebut dibuat pada suasana basa (pH 9-10 dan 10-I I) sesuai dengan kondisi pH
optimal untuk reaksi oksidasi senyawa fenolik yaitu pada pH 3-11 (Tomiyasu er al.
Langlais el a1.,l991; Ledon @m_ Sawyer & Martell, 1992; Freshour er al.
1996). Larutan yang mengandung senyawa fenolik dialirkan 560313 kontinyu dalam
reaktor kolom selama 12 jam dengan laju alir 12 L/hari atau 0,5 L/jam. Konsentrasi
senyawa fenolik keluaran reaktor kolom dianalisis menggunakan metode
aminoantipirin dengan spektofotometer.
Hasil uji reaksi penyisihan senyawa-senyawa fenolik selama 12 jam, baik
untuk fenol atau 4-klorofenol didapatkan penunman konsentrasi, yaitu dari
konsentrasi I8-23 mgL pada awal percobaan menjadi sekitar 0,13-0,26 mg,/L pada
aknir peraobaan. Penurunan konsentrasi senyawa fenolik diikuti oleh penurunan pH
larutan sebagai akibat terbentuknya senyawa-senyawa antara yang bersifat asam,
selain itu diikuti pula kenaikan kadar oksigen terlarut. Percobaan penyisihan 4-
klorofenol menggunakan ozon menghasilkan besar % penyisihan pada akhir
percobaan yang relatif lebih kecil dibandingkan pada penyisihan fenol. Untuk dua
variasi pH 9-10 dan pH 10-ll didapatkan penyisihan fenol masing-masing sebesar
99,252 % dan 99,28l% sedangkan larutan 4-klorofenol didapatkan masing-masing
sebesar 98,786 % dan 98,998%_"
2000
S50816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto Kurniawan
"ABSTRAK
Dari keseluruhan aktivitas manusia, kegiatan industri dan pertambangan memberikan kontribusi yang paling besar dalam proses pencemaran. Salah satu diantara senyawa buangan industri yang berbahaya adalah fenol, yang memiliki sifat toksisitas tinggi baik terhadap manusia maupun biota akuatik. Mengingat bahaya yang ditimbulkannya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air buangan yang mengandung fenol dapat dilepas ke lingkungan.
Salah satu alternatif proses pengolahan limbah fenol adalah teknik ozonasi, yaitu oksidasi senyawa fenol dengan menggunakan ozon. Pemakaian teknik ini kini telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pengolahan air minum dan air limbah. Pesatnya perkembangan ini disebabkan karena sifat oksidator ozon yang kuat, sehingga mampu mensterilkan mikroorganisme, menghilangkan warna dan bau, serta mengoksidasi limbah baik organik maupun anorganik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kinerja penyisihan senyawa fenol dengan teknik ozonasi menggunakan kontaktor kolom sistem injeksi berganda secara kontinu. Pengamatan dititikberatkan pada suasana basa, dengan variasi konsentrasi fenol awal (5 dan 10 ppm) serta pH awal (9-10 dan 10-11). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyisihan limbah fenol pada suasana ini berjalan cepat dengan tingkat penyisihan fenol berkisar diantara 95,01% sampai 99,22%."
2000
S49171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Ninatirta Ayu
"ABSTRAK
Pencemaran air oleh senyawa-senyawa fenolik (fenol dan turunannya)
memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan biota perairan, karena fenol merupakan senyawa yang sangat berbahaya dan bersifat racun terhadap organisme akuatik. Akibat sifat toksik yang ditimbulkannya itu, maka konsentrasi senyawa fenolik di dalam limbah cair perlu ditekan serendah mungkin sebelum dibuang ke perairan.
Teknik ozonisasi merupakan salah satu cara alternatif yang dipilih untuk melakukan penyisihan senyawa fenolik. Teknik ini menggunakan ozon sebagai oksidatornya karena ozon merupakan oksidator yang sangat kuat dan bersifat reaktif di dalam air. Ozon yang digunakan pada penelitian ini dihasilkan dari ozonator yang bekerja pada tegangan 12 - 16 kilovolt dan tekanan atmosferik.
Selain menggunakan teknik ozonisasi, dalam penelitian ini juga menggunakan radiasi lampu UV-C (λ= 254 nm) yang diletakkan di dalam kolam aerasi injeksi berganda untuk mengetahui sejauh mana penyisihan senyawa fenolik yang dapat dilakukan jika menggabungkan ozonator dengan Iampu UV-C tersebut.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ozonator menghasilkan ozon sebesar 0.6745 gram/jam dengan udara sebagai umpan pada laju alir umpan 600 L/jam dengan suhu kerja ozonator sekitar 26-30°C dan tekanan atmosferik.
Di samping itu, oksidasi senyawa fenol dan 4-klorofenol oleh ozon dan sinar lampu UV-C yang dilakukan dalam suatu kolam aerasi dengan injeksi ozon berganda (multi injection ozonation rank, MIOT), memberikan informasi awal yang menarik bahwa penyisihan senyawa fenol dengan ozon dan UV-C akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan ssnyawa 4-klorofenol, Pada Senyawa fenol 10 ppm, besar penyisihannya sekitar 86.5106%, dan pada fenol 20 ppm diperoleh hasil sekitar 87.1744%. Sedangkan pada senyawa 4-klorofenol yang mengandung 10 ppm diperoleh besar penyisihan hanya sekitar 74.6346% dan pada 20 ppm besar penyisiharmya adalah 79,0366%.

"
2001
S49160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Ardika Putra
"Pada penelitian ini, pembentukan senyawa dimer dari isoeugenol, guaiakol dan isoeugenol dengan guaiakol telah dilakukan dengan bantuan katalis FeCl3 dan Fe-MMT. Katalis heterogen Fe -MMT, dibuat dengan melarutkan Na-MMT dalam larutan FeCl3 0,3 M dan kemudian diaduk dengan stirrer selama 24 jam dan dilakukan pencucian endapan sampai bebas ion klorida. Endapan kemudian dikeringkan pada suhu 105°C selama 24 jam. Katalis hasil sintesis telah dikarakterisasi dengan FTIR dan XRD. Katalis dibuat dari MMT, yang dipisahkan sebagai fraksi 1, hasil fraksionasi bentonit alam berasal dari jambi. Fraksi 1 bentonit alam mempunyai nilai % smetite paling besar yaitu 79,11 % hal ini mengindikasikan bahwa pada fraksi 1 banyak mengandung MMT. Na-MMT dibuat dengan impregnasi MMT dengan larutan NaCl. Katalis FeCl3 dan Fe-MMT ini selanjutnya diaplikasikan untuk reaksi oksidatif kopling untuk sintesis dimer senyawa guaiakol dengan isoeugenol. Reaksi oksidatif kopling dilakukan dengan variasi pelarut. Produk hasil reaksi katalis Fe-MMT dan FeCl3 dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis dan LC-MS. Analisis kualitatif kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa telah berhasil menghasilkan komponen senyawa baru dan munculnya node baru pada plat kromatografi. Sedangkan kromatogram LC-MS menunjukkan telah berhasil menghasilkan senyawa dimer. Hasil identifikasi menunjukkan adanya senyawa dimer isoeugenol yaitu dehidrodiisoeugenol dengan m/z = 327 dan waktu retensi 18,83 menit. Dari uji aktivitas antioksidan, diketahui senyawa produk mempunyai kemampuan antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan isoeugenol, yaitu nilai IC50 isoeugenol sebesar 20,05 μg/mL dan produk sebesar 15,209 μg/mL dengan katalis FeCl3, Sedangkan nilai IC50 produk dengan katalis Fe-MMT sebesar 9,5454 μg/mL.
......Studies on oxidative coupling reactions of isoeugenol, guaiakol and isoeugenol with guaiakol were conducted in the presence of FeCl3 and Fe-Montmorillonite (Fe-MMT) as catalysts. The MMT was obtained from mineral bentonite, origin area Jambi, by separating the fraction which had the highest smetite value of 79,11%. This MMT was first transformed into Na-MMT by impregnating with a solution of NaCl 1M under stirring for 24 hour, which was carried out three times. The Na-MMT was washed with demineralized water until free of Cl- ions. After that the Na-MMT was transformed into Fe-MMT by impregnating with a solution of FeCl3 0,3 M under stirring 24 hour, which was carried out three times. The Fe-MMT was washed with demineralized water until free of Cl-, dried at 105°C for 24 hour, and was characterized by FT-IR and XRD methods to confirm the MMT structure. The AAS analysis was carried out to determine the content of Na+ and Fe3+ in the catalyst. In this study, the oxidative coupling reactions were conducted on isoeugenol, guaiacol and isoeugenol with guaiacol using Fe-MMT catalyst, compared with using FeCl3. The oxidative coupling products were identified by thin layer chromatography (TLC), which showed new compounds. The LC-MS analysis showed the formation of coupling compounds of isoeugenol, identified as dehidrodiisoeugenol with the m / z value of 327, meanwhile the coupling compounds of guaiacol was identified having the m/z value of 247 and the coupling of isoeugenol with guaiacol having the m/z value of 287. From the activity of antioxidant test result, if concludes that a product compound of dehidrodiisoeugenol has the ability to produce higher antioxidant. Than isoeugenol, which can produce IC50 20,05 ppm of isoeugenol and can produce 15,209 ppm with FeCl3 catalyst. However, the product with product IC50 with Fe-MMT catalyst can produce 9,5454 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S43932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>