Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najma Nur Annisaa
"Skripsi ini membahas lookism yang ditampilkan dalam webtoon Oemojisangjuui. Pembahasan dalam skripsi ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dan definisi oemojisangjuui. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya kesesuaian antara bentuk-bentuk lookism yang ditampilkan dalam webtoon Oemojisangjuui dengan fenomena lookism yang ada di Korea Selatan. Kesesuaian tersebut ditampilkan melalui lima pasang tokoh yang mengalami diskriminasi berdasarkan penampilan, empat tokoh yang karakteristik fisiknya sesuai dengan standar kecantikan perempuan di Korea, dan tiga tokoh yang melakukan perbaikan penampilan dengan menggunakan biaya yang besar.

This undergraduate thesis discusses the lookism depicted in webtoon Oemojisangjuui. The study in this undergraduate thesis uses qualitative research with literature study as its method of research. The theory that will be used in this research is sociology in literature and the definition of the word oemojisangjuui. This research concludes that there exists a compatibility between the forms of lookism depicted in webtoon Oemojisangjuui and the phenomenon of oemojisangjuui in South Korea. These compatibilities are shown through five characters that experiences discrimination based on their appearance, four female characters that possesses the standard physical beauty in Korea, and three characters that undergoes improvements to their appearances with substantial cost."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Gloriosa
"Penelitian ini dikembangkan untuk menganalisis fenomena `Lookism` dalam profesi hubungan masyarakat (humas) menurut perspektif mahasiswa S1 humas. Akibat dari miskonsepsi bahwa humas adalah garda terdepan dari sebuah perusahaan, masyarakat Indonesia cenderung menganggap humas adalah pekerjaan yang bersifat feminim dan seseorang hanya memerlukan penampilan fisik yang menarik untuk bekerja di bidang humas. Perspektif feminis akan diutilisasi untuk menganalisis fenomena ini, mengingat profesi humas diasumsikan sebagai profesi yang feminim. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan mahasiswa humas di Jakarta untuk menganalisis keterkaitan antara pengetahuan mengenai humas dengan ekspektasi terhadap `lookism` di dalam profesi humas.
This paper is designed to develop an understanding on `lookism` in the public relations profession according to the perspective of Jakarta public relations undergraduates. Due to the misconception of public relations profession as the face of a company, Indonesian society and institutions tend to conform to the idea that public relation is a feminine job and attractiveness is the main prerequisite to the industry. Feminist perspectives will be utilized in analyzing the phenomenon, considering that public relations are recognized as a feminine field. Data collection process would include in-depth interviews on Jakarta public relations scholars, analyzing the interconnectedness between the public relations knowledge and the expectation of public relations profession in terms of lookism."
Lengkap +
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hezron Kowardi
"Tantangan hidup yang dialami oleh mayoritas individu di setiap jenjang usia tidak pernah lepas dari penampilan fisik mereka, baik di dunia nyata maupun di media sosial setiap harinya, dengan tantangan untuk menerima diri sendiri menjadi salah satunya. Upaya yang paling menonjol yang dilakukan individu untuk menjaga penampilan fisik dan kondisi mental mereka adalah dengan berolahraga. Berolahraga juga didukung secara masif di berbagai bagian di setiap negara, dengan area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebagai area yang memiliki banyak sekali akses pendukung latihan fisik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara perilaku latihan fisik dan penerimaan diri pada perempuan emerging adults yang berdomisili di Jabodetabek. Menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan desain penelitian cross-sectional, penelitian ini mengukur perilaku latihan fisik melalui frekuensi latihan mingguan dan penerimaan diri menggunakan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ). Di antara 139 partisipan yang berusia 18-24 tahun, hasil penelitian menunjukkan tidak adanya korelasi positif yang signifikan antara perilaku latihan fisik dan penerimaan diri (rs = 0.128, p = 0.067).

The life challenges experienced by the majority of individuals at every age level never escape their physical appearance, both in the real world and on social media every day, with one of them being the challenge to accept themselves. One of the most prominent efforts that individuals do to maintain their physical appearance and mental state is by exercising. Exercise is also massively supported in various parts of each country, with the Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek) areas having extensive access to physical training facilities in Indonesia. This study investigates the relationship between exercise behavior and self-acceptance among women in emerging adulthood residing in Jabodetabek. Using a quantitative correlational method with a cross-sectional design, the study measured exercise behavior through weekly exercise frequency and self-acceptance using the Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ). Among 139 participants aged 18-24, the results showed no significant positive correlation between exercise behavior and self-acceptance (rs = 0.128, p = 0.067)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library