Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Ashram Vrata Wijaya merupakan sebuah bangunan arsitektur Ashram yang berusaha menyelaraskan diri dengan lokasi dan lingkungannya. Ashram Vrata Wijaya dengan bentuk interior plafon dengan lukisannya yang unik menjadi daya tarik bagi pemakai ruang dan mereka yang memasuki ruangan, menjadi bahan pertanyaan, apa maksud dan makna dari lukisan plafon tersebut? Sehingga untuk itu agar menghindari terjadinya kesalahan informasi maka penelitian ini sangant diharapkan nantinya sebagai sumber yang akurat mengenai makna yang terkandung dari lukisan plafon pada interior Ashram Vrata Wijaya. Ashram Vrata Wijaya dibangun sebagai tempat memperdalam ilmu spiritual khususnya kesiwaan. Arsitektur dan iteriornya bukan semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan fungsi sebagai tempat suci untuk menaungi kebutuhan aktivitas para bhakta (umat) namun juga sebagai sebagai usaha penyelarasan hubungan manusia dengan alam. Lukis pada plafon interior banyak dibuat dalam bentuk dan motif karya dua dimensi lukis bercorak lukis wayang kamasan dilihat dari teknik pengerjaan dan bahan-bahan yang digunakan sebagai usaha memunculkan makna dan keindahan dimasa proses pembangunan arsitektur dan interiornya jika dieksplor secara mendalam makna yang terkandung dalam lukisan plafon Ashram ini ingin mengabadikan semangat pengabdian yang tulus yang lahir dari dalam diri bakta untuk menjadi bakta yang baik dan berbakti pada ajaran jnama buda siva.
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: New York, 2006
711.557 FAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hammer, Bjarne
Dubin: Roads, 2014
R 779.4 HAR l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Permata Saktiaji
Abstrak :
ABSTRAK
Meter listrik tradisional membaca secara manual, beban kerja yang besar, kesalahan besar dan didistribusikan di lokasi instalasi yang berbeda, perlu menghabiskan banyak waktu dan biaya tenaga kerja. Secara real-time, akurasi dan perluasan aplikasi tidak dapat dipenuhi. Dengan perkembangan teknologi, saat ini meter listrik dapat digunakan dua arah, yaitu untuk pembacaan jarak jauh secara real-time, dan dapat digunakan sebagai prabayar dan pascabayar, hal itu yang menjadikannya smart meter. Saat ini smart meter telah menjadi bagian penting dari sistem smart grid. Oleh karena itu PLN Bali memutuskan untuk mengganti meter dengan smart meter untuk mendukung Bali Eco Smart Grid. LoRaWAN adalah salah satu pilihan teknologi untuk menerapkan smart meter karena dapat menjangkau jarak yang jauh, daya rendah, lisensi gratis dan biaya yang lebih rendah. LoRa Long Range / LoRaWAN adalah salah satu teknologi IoT wide-area yang paling menjanjikan yang diusulkan oleh Semtech dan selanjutnya dipromosikan oleh Aliansi LoRa. Penelitian ini bertujuan menganalisis tekno ekonomi rencana implementasi smart meter reading pada PLN Bali dengan menggunakan metode tekno ekonomi dan cost-benefit analysis. Selain melakukan analisis aspek teknologi dan ekonomi, analisis model bisnsi dan juga dilakukan analisis aspek regulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa LoRa / LoRaWAN merupakan salah satu pilihan teknologi yang dapat digunakan saat ini, model bisnis yang dapat digunakan adalah build own atau implementasi dilakukan sendiri, build operate transfer BOT atau outsourcing ke pihak ketiga, dan model sewa. Sesuai peraturan Kominfo nomor 35 tahun 2015, LoRaWAN dapat digunakan sebagai perangkat jarak dekat yang dapat beroperasi pada 923-925 MHz.
ABSTRACT
Traditional electricity meters read manually, large workloads, major errors and distributed at different installation locations, need to spend a lot of time and labor costs. In real time, the accuracy and extension of the application can not be fulfilled. With technological developments, electric meters now can be used both ways, for real time remote reading, and can be used as prepaid and postpaid, making it smart meter. Currently the smart meter has become an important part of the smart grid system. Therefore PLN Bali decided to replace the meter with smart meter to support Bali Eco Smart Grid. LoRaWAN is one of the technology options for implementing smart meter because it can reach long distance, low power, free license and lower cost. LoRa Long Range LoRaWAN is one of the most promising IoT wide area technologies proposed by Semtech and subsequently promoted by the LoRa Alliance. This study aims to analyze the techno economic plan smart meter reading implementation on PLN Bali by using techno economic method and cost benefit analysis. In addition to analyzing technological and economic aspects, the analysis of the business model and also the regulatory aspect analysis. The results show that LoRa LoRaWAN is one of the technology options that can be used today, the business model that can be used is build own or implementation is done by itself, build operate transfer BOT or outsourcing to third party, and rental model. As per the rules of Kominfo number 35 of 2015, LoRaWAN can be used as a short range device that can operate at 923 925 MHz.
2017
T48188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariesta Satryoko
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dapat dilakukan oleh Indonesia dalam menghadapi era konstalasi satelit low earth orbit (LEO) dalam kemungkinan penggunaannya oleh intelijen asing sebagai alat spionase. Era konstalasi satelit LEO merupakan perkembangan teknologi yang dapat membantu aktivitas manusia. Namun, satelit LEO tersebut juga berpotensi digunakan sebagai alat spionase yang bertujuan untuk melakukan mendapatkan informasi lebih mendalam dari suatu negara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif dengan menghimpun data dari studi literatur, wawancara, dan penelusuran daring. Analisis strategi Indonesia yang dapat dilakukan dalam menghadapi era konstalasi LEO menggunakan teori realisme dan konsep intelijen. Berdasarkan penelitian ini, peneliti menemukan bahwa dalam menanggapi potensi ancaman ini, pemerintah Indonesia selayaknya melakukan strategi untuk mencegah potensi ancaman tersebut, yakni dengan melakukan diplomasi ke negara-negara lain. Strategi ini dapat dilakukan dengan mengembangkan penelitian mengenai satelit LEO dan memaksimalkan peran intelijen Indonesia untuk mencari informasi dan data mengenai perkembangan konstalasi satelit LEO guna menjaga keamanan nasional Indonesia.
ABSTRACT
This study aims to find out how the strategies that can be carried out by Indonesia in dealing with the era of low earth orbit (LEO) constellations in their possible use by foreign intelligence as espionage tools. The era of LEO satellite constellation is a technological development that can help human activities. However, the LEO satellite also has the potential to be used as an espionage tool that aims to obtain more in-depth information from a country. This study uses descriptive qualitative analysis methods by collecting data from literature studies, interviews, and online searches. Analysis of Indonesia's strategy that can be done in dealing with the era of LEO constellation using the theory of realism and intelligence concepts. Based on this research, the researcher found that in responding to this potential threat, the Indonesian government should implement a strategy to prevent this potential threat, namely by conducting diplomacy to other countries. This strategy can be carried out by developing research on LEO satellites and maximizing the role of Indonesian intelligence to seek information and data on the development of LEO satellite constellations in order to maintain Indonesia's national security.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrissa Putri Dewandari
Abstrak :
Kepuasan pelayanan Terminal berhubungan langsung dengan kemauan masyarakat dalam memilih perjalanannya. Dengan kata lain, kepuasan dan ketidakpuasan pengguna terhadap suatu produk atau layanan akan mempengaruhi perilaku penumpang selanjutnya. Di masa pandemi ini, inovasi perlu dilakukan guna meningkatkan keselamatan penumpang, terutama di Terminal yang meliputi naik turun penumpang, arus kendaraan, serta pengecekan dan sterilisasi angkutan umum dan pegawai. Studi yang sudah ada menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan penumpang dan dampaknya terhadap niat pengguna angkutan umum. Penelitian ini menggunakan uji instrumen penelitian untuk menjawab permasalahan tersebut untuk lebih memahami hubungan antara variabel yang berhubungan dengan suara dan perilaku konsumen melalui penerapan Partial Least Square Structure Equation Model (PLS-SEM) dan Importance Performances Matrix Analysis (IPMA). PLS-SEM memperkirakan hubungan antara variabel laten (yaitu, kepuasan mereka) dan menentukan seberapa baik model menjelaskan konstruksi target yang diminati. IPMA mengidentifikasi indikator-indikator penting terkait suara konsumen yang perlu dikembangkan dan merancang strategi yang dilakukan oleh penyedia layanan, dalam hal ini operator dan regulator. Berdasarkan hasil analisis, dimensi responsiveness memiliki nilai kinerja terendah dengan tingkat kepentingan tertinggi. Selain itu juga terdapat 1 indikator dimensi Realibility, 1 indikator dimensi empati dan 4 indikator dimensi Responsiveness yang berada pada kuadran 2 yang perlu dilakukan perbaikan. Antara lain terkait petugas pelayanan yang kurang sigap dan ramah, media sosial yang kurang informatif dan fasilitas yang tersedia tidak jelas dan memadai. Hasil yang diperoleh dari analisis untuk memberikan rekomendasi kepada Pemerintah selaku Regulator serta Operator untuk meningkatkan pelayanan Terminal dari segi kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan. ......The satisfaction of Bus Station services is directly related to the willingness on how people choose their trips. In another way, user satisfaction and dissatisfaction with a product or service will affect subsequent passenger behavior. During this pandemic, innovations need to be ensured for passenger's safety, especially at Bus Station. Included embark and disembarking passengers, the vehicles' flow, and checking and sterilization of the public transportation and the employees. Existing studies showed many factors could influence passenger satisfaction and its impact on the intentions of public transport users. This study uses a research instrument test to answer these problems to understand better the relationship between variables related to the consumer voice and behavior through the implementation of Partial Least Square Structure Equation Model (PLS-SEM) and Importance Performances Matrix Analysis (IPMA). PLS-SEM estimates the relationships between the latent variables (i.e., their satisfaction) and determines how well the model explains the target constructs of interest. IPMA to identify important indicators related to consumer voice that needs to be developed and design strategies carried out by service providers, in this case, operators and regulators. Based on the results of the analysis, the responsiveness dimension has the lowest performance value with the highest level of importance. In addition, there are also 1 indicator of the Realibility dimension, 1 indicator of the empathy dimension and 4 indicators of the Responsiveness dimension that are in quadrant 2 where improvements need to be made. Among other things related to service officers who are less alert and friendly, social media that is less informative and the available facilities are not clear and adequate. The results obtained from the analysis to provide recommendations to the Government as Regulators or Operators to improve Bus Station services in terms of comfort, security, safety, and health.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Gayatri Darmawan
Abstrak :
Trombus adalah proses pembekuan darah yang terjadi di area pembuluh darah atau ruang jantung dan berfungsi mencegah terjadinya pendarahan. Jumlah trombus yang berlebih dalam darah menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan angina (nyeri dada) dan stroke. Bromelain dari bonggol nanas (Ananas comosus [L.] Merr), hasil pemurnian parsial dengan aktivitas spesifik 124,38 U/mg memiliki aktivitas inhibisi terhadap agregasi platelet sebesar 86,48%. Di sisi lain, bromelain sangat mudah terdegradasi pada cairan lambung sehingga aktivitas dan kadar enzim tersebut dapat menurun. Untuk mengatasi hal ini, bromelain dienkapsulasi ke dalam nanosfer alginat-HPMC terikat silang ion CaCl2 dengan teknik in situ loading. Nanosfer alginat-HPMC dengan nisbah 1:1 dan 1:2 terpilih sebagai penyalut bromelain hasil isolasi berdasarkan hasil optimasi rasio swelling dan efisiensi enkapsulasi. Kemudian, ke dua nanosfer tersebut dikarakterisasi berupa ukuran partikel dan morfologinya. Nanosfer dengan komposisi alginat-HPMC (1:1) memiliki ukuran 543,7±4,24 nm dan menghasilkan morfologi nanosfer yang permukaannya cukup halus dengan sedikit berpori. Sedangkan, nanosfer dengan komposisi alginat-HPMC (1:2) berukuran 515,3±26,73 nm dan memiliki permukaan nanosfer yang kasar, adanya lekukan serta lubang pada permukaannya. Evaluasi profil rilis bromelain tersalut nanosfer alginat-HPMC secara in vitro pada medium asam selama 3 jam menunjukkan bahwa nanosfer dengan komposisi alginat-HPMC 1:1 memiliki persen rilis bromelain yang lebih rendah dibandingkan dengan komposisi alginat-HPMC 1:2. Bromelain yang telah terenkap ke dalam nanosfer masih memiliki aktivitas proteolitik (1,55 U/mL) dan inhibisi agregasi platelet sebesar 71,24%. ......Thrombus is blood congealment process (platelet) occurred in area of vein and is useful for preventing of bleeding occurrence. The considerable amount of thrombus in blood leads to blocked arteries and angina pectoris. The partial purification of bromelain originated from pineapple core (Ananas comosus [L.] Merr) with the specific activity of 124,38 U/mg had inhibition activity to the platelet aggregation of 86,48%. On the other hand, the proteolytic activity of bromelain was relatively stable in the first 4 hours. However, the proteolytic activity significantly decreased in the next 4 hours due to the influence of gastric fluid (pH 1.2). To overcome the problem, bromelain must be encapsulated into alginate-HPMC nanospheres cross-linked by CaCl2 ion. Based on the optimization result of the swelling index and the entrapment efficiency, the nanospheres with the composition of alginate-HPMC 1:1 and 1:2 were the optimal formula and selected to encapsulate bromelain and be characterized by PSA and SEM. Alginate-HPMC nanospheres (1:1) had a particle size of 543,7±4.2 nm. The morphology of nanospheres was almost spherical and had a smooth surface. Moreover, the particle size of alginate-HPMC nanospheres (1:2) was 515,3±26.7 nm and the SEM micrograph showed the spherical nanospheres with slightly rough surface. Furthermore, the in vitro-release profile of bromelain loaded alginate-HPMC nanospheres in the acidic condition along 3 hours demonstrated that the release percentage of bromelain from alginate-HPMC nanaospheres with the composition of 1:1 was lower than the composition of 1:2. Moreover, the encapsulated bromelain in nanospheres with the proteolytic activity of 1,55 U/mL was still able to inhibit platelet aggregation of 71,24 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Azzahra
Abstrak :
Kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang di Indonesia utamanya dalam proses pembahasan dan pemberian persetujuan terhadap pembahasan RUU bahwasanya telah menyimpangi sistem presidensial dan dapat menjadi problematika. Tesis ini hendak menjawab permasalahan yaitu mengenai kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang serta konsep rekonstruksi yang ideal terhadap kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif yang dilengkapi dengan perbandingan 20 negara. Hasil penelitian menunjukan bahwa Presiden di Indonesia memiliki kewenangan yang begitu besar dalam pembentukan undang-undang. Presiden terlibat dalam seluruh proses pembentukan undang-undang mulai dari tahap perencanaan hingga pengesahan RUU, bahkan adanya ketentuan dalam Pasal 20 ayat (2) dan ayat (3) UUD NRI 1945 telah menjadikan Presiden dapat mengontrol agenda legislasi. Besarnya kewenangan Presiden tersebut tidak sesuai dengan tujuan penguatan sistem presidensial di Indonesia. Adapun gagasan rekonstruksi yang dapat diberikan adalah dengan membatasi kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang dengan tidak melibatkan Presiden dalam proses pembahasan, melainkan memperkuat posisi DPD dalam pembentukan undang-undang. Selanjutnya, dalam hal persetujuan RUU, Presiden seharusnya diberikan hak veto untuk menolak RUU yang diajukan parlemen sebagai bentuk checks and balances. Dalam bidang pengesahan RUU, gagasan rekonstruksi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi kewajiban bagi Presiden untuk mengesahkan setiap RUU yang telah disetujui oleh dua per tiga anggota DPR dan DPD. Adapun dalam hal Presiden tidak mengesahkan RUU, maka hal ini dapat dilakukan oleh Ketua DPR. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah dengan melakukan perubahan UUD NRI 1945 dengan mengubah pasal terkait kewenangan Presiden dan DPD dalam pembentukan undang-undang ......The authority of the President in the law making process in Indonesia expecially in the process of deliberating and granting approval for the deliberation of the Bill that it has deviated from the presidential system and could become problematic. This thesis intends to answer the problem regarding the authority of the President in forming laws and the concept of ideal reconstruction of the President's authority in the formation of laws in Indonesia. The method used in this study is a normative juridical method with a comparison of 20 countries. The research results show that the President in Indonesia has enormous authority in the law making process. The President is involved in the entire process of constituting legislation starting from the planning stage to the ratification of the Bill, even the provisions in Article 20 paragraph (2) and paragraph (3) of the Constitution have enabled the President to control the legislative agenda. The amount of authority of the President is not in accordance with the goal of strengthening the presidential system in Indonesia. The idea of reconstruction that could be given is to limit the President's authority in the law making process by not involving the President in the deliberation process, but rather strengthening the DPD's position in the law making process. Furthermore, in terms of the approval of the bill, the President should be given veto power to reject the bill proposed by the parliament as a form of checks and balances. In the field of bill ratification, the idea of reconstruction that can be carried out is by giving the President the obligation to pass every bill that has been approved by two thirds of the members of the DPR and DPD. As for the President does not pass a bill, this can be done by the Speaker of the DPR. Suggestions that can be given based on the results of this research are to make changes to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia by changing articles related to the authority of the President and DPD in the formation of laws
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Athalia
Abstrak :
Bromelain merupakan campuran enzim proteolitik dan substansi non enzimatik lainnya yang dapat ditemukan di batang, buah, dan jaringan daun tanaman dari famili Bromeliaceae, yang termasuk spesies nanas, yang banyak digunakan sebagai obat yang diberikan secara oral untuk pengobatan sistemik dari inflamasi, hal terkait pembekuan darah, serta pengobatan terapeutik. Enkapsulasi akan menjaga stabilitas dan pelepasan bromelain sehingga dapat meningkatkan bioavabilitas dari bromelain sehingga dapat diserap pada usus halus. Objektif pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula mikroenkapsulasi untuk senyawa bromelain sehingga enzim tetap terjaga dan aktivitas enzimatiknya tidak menurun. Pada penelitian ini, polimer yang digunakan untuk mikroenkapsulasi adalah kitosan dan juga alginat. Kompleks polielektrolit yang terbentuk antara kitosan dengan alginat telah banyak digunakan untuk mengenkapsulasi senyawa bioaktif sehingga dapat rilis secara perlahan di saluran pencernaan. Pembentukan matriks kitosan-alginat untuk mengenkapsulasi bromelain dilakukan dengan metode gelasi ionotropik. Dengan metode enkapsulasi ini, hasilnya menunjukkan bahwa bromelain dapat dienkapsulasi dengan baik dalam matriks kitosan dan alginat dengan loading capacity tertinggi sebesar 12,23% dan efisiensi enkapsulasi tertinggi sebesar 59,05%. Matriks dikarakterisasi menggunakan Fourier-transform Infrared Spectroscopy (FTIR), yang menunjukkan adanya interaksi antara bromelain dengan kitosan dan alginat, dan Differential Scanning Calorimetry (DSC) yang menunjukkan adanya keberadaan bromelain dalam matriks kitosan-alginat dan ikatan ionik antara bromelain dengan kitosan dan alginat. Bromelain dilepaskan perlahan dalam saluran pencernaan, terutama pada usus halus dengan pelepasan kumulatif maksimal sebesar 92,70%. ......Bromelain is a mixture of proteolytic enzymes and other non-enzymatic substances found in the stem, fruit, and leaf tissues of plants from the family Bromeliaceae, which belongs to the pineapple species, and is widely used as an orally administered drug for systemic treatment of inflammation, blood clotting, as well as a therapeutic treatment. Encapsulation will maintain the stability and release of bromelain to increase the bioavailability of bromelain so that it can be absorbed in the small intestine. This research aims to obtain a microencapsulated formula for bromelain compounds so that the enzyme is maintained and its enzymatic activity does not decrease. In this study, the polymers used for microencapsulation were chitosan and alginate. The polyelectrolyte complex formed between chitosan and alginate has been widely used to encapsulate bioactive compounds so that they can be released slowly in the digestive tract. Chitosan-alginate matrix formation to encapsulate bromelain was carried out by the ionotropic gelation method. With this encapsulation method, the results showed that bromelain could be well encapsulated in chitosan and alginate matrices with the highest loading capacity of 12.23% and the highest encapsulation efficiency of 59.05%. The matrix was characterized using Fourier-transform Infrared Spectroscopy (FTIR), which showed the interaction between bromelain and chitosan and alginate, and Differential Scanning Calorimetry (DSC), which showed the presence of bromelain in the chitosan-alginate matrix and ionic bonds between bromelain and chitosan and alginate. Bromelain is released slowly in the gastrointestinal tract, especially in the small intestine, with a maximum cumulative release of 92.70%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barkah Raharjo
Abstrak :
Arsitektur merupakan suatu karya yang perlu untuk dikomunikasikan kepada orang lain yang butuh informasi tentangnya. Fotografi merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengkomunikasikan arsitektur. Dengan fotograti suatu karya arsiteklur dapat diinformasikan apa adanya sesuai dengan realitas sesungguhnya. Dengan kata lain, fotograti memiliki kemampuan untuk merekam suasana pada suatu momen tertentu secara natural. Dibalik keberhasilan suatu karya fotograli arsitektur adalah peran dari fotografernya. Untuk menjadi seorang fotografer arslteklur yang balk, bisa memotret saja belum cukup. la juga harus mengerti apa dan bagaimana seluk beluk pekerjaannya. Informasi apa yang panting dan harus ditangkap dalam fotonya. Ekspresi bentuk bangunan merupakan bagian penting yang dapat diinformasikan melalui media fotografi. Tetapi terdapat kekhawatian apakah ekspresi tersebut dapat keluar sesuai dengan keinginan sang arsitek sebenamya Hal ini tergantung dari seorang fotografer dalam mengambil keputusan. Dan salah satu keputusan seorang fotografer sebelum memotret adalah mengambil sudut perspektif yang tepat. Pengambilan sudut perspektif ini akan menentukan bagaimana ekspresi bentuk bangunan yang dihasilkan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>