Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudista Atmaji, Author
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi data terus berkembang dengan pesat, saat ini teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi dan sharing informasi tentang pelanggan, produk dan proses segera ketika dibutuhkan. Beberapa contoh aplikasi yang mengintegrasikan antara teknologi informasi dan telekomunikasi seperti :internet, automatic teller machine (ATM), reservasi tiket pesawat.
Disamping itu, sector lain yang tidak kalah menarik adalah industri televisi dan hiburan (multimedia) dengan permintaan sebelumnya hanya peningkatan jumlah kanal dan kualitas gambar yang saat dapat dilayani melalui kabel (TV cable) berkembang menjadi TV digital dan TV interaktif seperti video on demand dan pay per view TV.
Dengan memanfaatkan media transmisi saluran digital berkapasitas besar (broadband access) yang sudah ada, timbul konvergensi an tara telekomunikasi (suara), computer (computing) dan industri televise hiburan (entertainment) yang akan terus berkembang mengikuti kebutuhan pelanggan yang tidak terbatas.
Industri telekomunikasi di Indonesia berkembang sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia yang semakin terbuka dan be bas, sehingga Pemerintah pada tahun 1999 mengeluarkan Undang-Undang Telekomunikasi No.36 tahun 1999 yang berlaku efektif tanggal 8 September 2000, untuk menggantikan Undang-Undang Telekomunikasi No.3 tahun 1989, Undang-Undang baru tersebut bertujuan untuk mendorong efisiensi pada sector telekomunikasi dan kualitas layanan yang lebih baik dan menjabarkan hal-hal prinsip dari reformasi di bidang telekomunikasi, termasuk liberalisasi industri, provisi bagi investor baru serta peningkatan yang luas dari struktur persaingan industri telekomunikasi.
Potensi yang tersimpan dalam industri telekomunikasi dan komunikasi data adalah sangat besar. Pengembangan produk dan jaringan tetap dilaksanakan oleh perusahaa-perusaahaan agar ketika krisis tersebut berakhir dan daya beli perusahaan yang semakin baik permintaan untuk produk dan jasa telekomunikasi akan meledak dan hampir semua perusahaan membutuhkan sarana telekomunikasi, dan informasi data.
Untuk menunJang bisnisnya sebagai perusahaan listrik, PLN telah membangun, mengopersikan dan memelihara infrastruktur telekomunikasi sendiri, yang terdiri dari kabel bertegangan, jaringan radio microwave, dan sejak 1994 mengembangkan jaringan broadband fiber optik digital. Sistem telekomunikasi ini digunakan untuk komunikasi internal dan transmisi data bagi keperluan operasi tenaga listrik PLN di pulau Jawa.
Sampai akhirnya pada tanggal 3 Oktober 2000 berdirilah PT Indonesia Comnet Plus sebagai anak perusahaan dari PT PLN (Persero). ICON+ didirikan untuk mendukung perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi di Indonesia.
Pada karya tulis ini, dicoba untuk mengembangkan strategi pemasaran saat ini bagi PT Indonesia Comnet Plus (ICON+) yang bergerak di dalam industri jasa komunikasi data dan. informasi teknologi. Analisa strategi itu dimulai dari analisa eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada di industri ini. Kemudian, analisa internal perusahaan digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kemudian hasil dari analisa internal dan ekstemal tersebut diselaraskan melalui analisa TOWs yang hasilnya akan diseleseksi menggunakan matriks QSPM.
Pada karya tulis ini, strategi yang paling atraktif adalah strategi penetrasi pasar untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas dan peningkatan penjualan.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, John A.
Chicago: Irwin, 1997
658.401 2 PEA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiselanno, Roberth Johan
"Rumah sakit M. Ridwan Meuraksa merupakan RS Tingkat II Kesdam Jaya yang dalam perkembangannya sering mengalami pergantian pimpinan (rata-rata setiap 18 bulan dalam sembilan tahun terakhir). Masing-masing pimpinan mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam mengelola rumah sakit, yang dibuat tanpa suatu rencana yang matang. Hal ini disebabkan karena belum adanya suatu rencana strategis sebagai dasar pengembangan rumah sakit ini di masa yang akan datang. Kondisi inilah yang melatar belakangi dilakukannya penelitian ini, dengan harapan dapat disusunnya suatu perencanaan strategis melalui analisis situasi yang ada di RS M. Ridwan Meuraksa saat ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun suatu perencanaan strategis RS M. Ridwan Meuraksa tahun 2002 - 2007 yang benar-benar representatif dengan melibatkan pimpinan rumah sakit, para dokter serta karyawan lainnya yang menjadi anggota tim perencanaan strategis. Penelitian ini dilakukan dengan metode Operational Research dengan telaah dan analisis data serta pengamatan langsung terhadap kondisi dan situasi RS M. Ridwan Meuraksa. Penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap I (input stage) dilakukan analisis situasi dengan menggunakan matriks EFE dan IFE. Tahap II (matching stage) menggunakan matriks TOWS dan IE, dan tahap III (decision stage) dengan menggunakan QSPM. Dalam menentukan critical success factors maupun dalam pembobotan, dilakukan dengan metode CDMG.
Hasil penelitian, dengan matriks TOWS didapatkan posisi RS M. Ridwan Meuraksa berada pada kuadran 2 yaitu Internal Fix-it Quadrant (penguatan internal). Dengan matriks IE, posisi RS M. Ridwan Meuraksa berada pada sel V yaitu posisi Hold and Maintain. Setelah dilakukan penyesuaian (matching), didapat strategi yang direkomendasikan oleh kedua matriks tersebut, yaitu strategi pengembangan produk (product development). Setelah disepakati produk-produk yang akan dikembangkan, dilakukan penilaian untuk menentukan skala prioritas dengan menggunakan QSPM. Hasilnya adalah paket pemeriksaan endoskopi mendapat prioritas sebagai produk utama yang akan dikembangkan. Agar strategi terpilih dapat diimplementasikan dan berjalan sesuai perencanaan, perlu dilakukan penjabaran ke dalam program kerja tahunan yang lebih spesifik, serta didukung dengan program sosialisasi baik kepada karyawan maupun kepada induk organisasi RS M. Ridwan Meuraksa, dalam hal ini Kesdam Jaya.

Mohammad Ridwan Meuraksa hospital is a level II Hospital of Kesdam Jaya which in the last nine years has undergone various changes at the management level at the average of every 18 months. Each of the new management has implemented his own policy, all of which lacking in comprehensive planning. This is due to the absence of a strategic plan as a base for future development of the hospital. It is against this backdrop that this study is conducted, with the view that a strategic plan can be developed through analysis of the current situation at M. Ridwan Meuraksa Hospital.
The objective of the study is to formulate a representative strategic plan of M. Ridwan Meuraksa Hospital for the period of 2002-2007 with the involvement of hospital managers, doctors, and other staffs which constitute the strategic planning team. The study is conducted with Operational Research method with data analysis and direct observation of the condition at M. Ridwan Meuraksa Hospital. The formulation of the strategy is implemented through 3 (three) stages. Stage I (the input stage) is situational analysis using EFE and IFE matrixes. Stage H (the matching stage) using TOWS and IE matrixes, and stage III (the decision stage) is using QSPM. CDMG method is used in deciding of critical success factors and scoring for every matrixes.
The result of the study is, with TOWS matrix we found M. Ridwan Meuraksa Hospital position in 2nd quadrant, namely the Internal Fix-it Quadrant. By using IE matrix, we found the M. Ridwan Meuraksa Hospital position in cell V, in Hold and Maintain position. After matching, it is found that the recommended strategy by both matrixes is Product Development strategy. Upon agreement of products to be further developed, an assessment is carried out to determine the scale of priority with QSPM. The result of which is endoscopic examination is selected as the main product to be developed. So as to enable the implementation of the selected strategy in accordance with the planning, it is important to put it into a more specific yearly program, supported through socialization of the program to all staff members and also to Kesdam Jaya, the core organization M. Ridwan Meuraksa Hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wheelen, Thomas L.
New Jersey: Prentice-Hall, 2002
R 658.4012 WHE s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Setiawan
"ABSTRAK
Krisis moneter telah menurunkan pasar industri otomotif hingga lebih dari 20% dibandingkan sebelum krisis moneter. Namun pada tiga tahun terakhir pergerakan pasar pada industry otomotif ini telah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Industri otomotif ini mengalami peningkatan sebesar 6.14% pada periode 2001-2002 dan meningkat sebesar 11.32% pada periode 2002-2003. Peningkatan pangsa pasar industri otomotif ini, juga diikuti oleh peningkatan jumlah pemain dalam industri ini. Pada saat ini terdapat 17 ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) dengan 28 merek mobil. Banyaknya ATPM dan merek mobil ini akan membuat persaingan dalam industri otomotif ini menjadi sangat ketat. Kondisi seperti ini menyebabkan para pemain dalam industry otomotif harus memberikan kualitas produk yang terbaik dan kualitas pelayanan yang profesional untuk konsumen.
Pada saat ini kepuasan pelanggan (customer satisfaction) telah menjadi indikator yang sangat penting. Meskipun demikian masih banyak perusahaan yang kurang memberikan perhatian terhadap kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat berusaha secara unggul agar dapat meraih sukses di dalam kompetisi global, dimana konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak dan kekuatan tawar menawar (bargaining power) yang semakin kuat. Perusahaan yang berfokus pada kepuasan pelanggan akan memenangkan persaingan karena mereka bisa memberikan nilai yang unggul kepada pasar sasarannya.
Untuk mengetahui apakah perusahaan telah memberikan kepuasan yang tinggi kepada pelanggannya, dibutuhkan suatu penelitian mengenai tingkat kepuasan pelanggan. Informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan tingkat kepuasan pelanggan serta sebagai bahan masukan dalam penyusunan strategi peningkatan kepuasan pelanggan dan kinerja perusahaan secara umum.
PT Astra Daihatsu Motor merupakan salah satu divisi otomotif PT Astra Intemasional Tbk yang memproduksi dan menjual kendaraan Daihatsu, komponen dan bisnis lainnya yang berhubungan dengan merek Daihatsu. PT Astra Daihatsu Motor memiliki komitmen yang tinggi dalam memberikan kualitas produk dan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya. Komitmen terhadap kualitas tersebut dituangkan dalam dimensi kualitas produk, kualitas pelayanan purna jual dan jaringan penjualan yang luas dimana ketiga dimensi tersebut selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif tentang tingkat kepuasan pelanggan dan analisis strategi dalam upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan sudah cukup puas terhadap kualitas produk dan proses pengirimannya, yang disurvai melalui DVSDS (Daihatsu Vehicle Sales and Delivery Survey), yang tercermin dari nilai CSI sebesar
78.94. Sedangkan untuk kualitas pelayanan purna jual, yang disurvai melalui DPSS (Daihatsu Parts and Service Survey), menyatakan bahwa pada umumnya pelanggan Daihatsu sudah cukup puas dengan produk dan pelayanan yang diberikan perusahaan dengan nilai CSI sebesar 77.59. Namun nilai tersebut masih berada dibawah yang ditargetkan oleh perusahaan yaitu 80, sehingga perusahaan masih harus meningkatkan nilai pencapaian tersebut.
Pada survai DVSDS terdapat empat elemen kepuasan pelanggan yang memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi (nilai CSI diatas 80) yaitu keramahan dan kesopanan wiraniaga, lokasi ruang pamer, keseluruhan penanganan wiraniaga, pengetahuan dan penjelasan wiraniaga tentang produk. Sedangkan elemen yang memiliki tingkat kepuasan pelanggan terendah adalah penjelasan jaminan/garansi, penjelasan dan demonstrasi peralatan pada kendaraan, penjelasan tentang bengkel dan suku cadang. Sedangkan tiga elemen terpenting menurut pelanggan adalah keseluruhan penanganan wiraniaga, keramahan dan dan kesopanan wiraniaga dan ketepatan janji wiraniaga selama proses penjualan.
Pada survey DPSS terdapat enam elemen kepuasan pelanggan yang memberikan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi (nilai CSI diatas 80) yaitu lokasi bengkel, ketuntasan perawatan/ perbaikan saat pertama kali masuk bengkel, keramahan dan kesopanan petugas bengkel, kenyamanan dan kebersihan bagian bengkel dan suku cadang, penampilan petugas bengkel, perhatian petugas bengkel terhadap keluhan. Sedangkan elemen yang dianggap memberikan kualitas yang kurang baik adalah kecepatan penyelesaian pekerjaan, penjelasan petugas bengkel mengenai jaminan pekerjaan, kewajaran harga suku cadang asli dibandingkan dengan kualitas suku cadang bergaransi, kebersihan kendaraan setelah perawatan / perbaikan, kewajaran ongkos kerja dibandingkan dengan kualitas yang bergaransi. Selain itu tiga elemen terpenting yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah perhatian petugas bengkel terhadap keluhan / kebutuhan pelanggan, kecepatan penyelesaian pekerjaan, dan penjelasan petugas bengkel tentang perawatan / perbaikan yang akan dilakukan dan biayanya.
Untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan PT Astra Daihatsu Motor menerapkan strategi-strategi yang berkaitan dengan strategi pengembangan produk, strategi pemasaran, dan strategi peningkatan image dari Daihatsu. Strategi-strategi tersebut temyata mampu meningkatkan nilai CSI pada periode berikutnya. Peningkatan tersebut harus ditunjang oleh usaha dalam mencapai target yang lebih baik.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wheelen, Thomas L.
Reading, MA: Addison-Weley Publishing , 1990
658.401 2 WHE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, John A.
Homewood, Illinois: Irwin, 1988
658 PEA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, John A.
Homewood, Illinois: Irwin, 1991
658 PEA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gideon
"ABSTRAK
Proses pembuatan keputusan pada konsumen merupakan suatu misteri yang sangat menarik untuk diteliti, keputusan demi keputusan terkadang tidak dapat diprediksi sesuai dengan teori yang ada, hal ini terjadi hampir di semua produk seperti halnya yang terjadi pada industri susu. Industri susu secara spesifik juga mempunyai konsumen-konsumen yang mempunyai perilaku bermacam-macam. Sejalan dengan perkembangan penduduk dan kemudahan informasi yang diperoleh pada saat ini temyata baik langsung ataupun tidak langsung membawa pengaruh pada naiknya konsumsi susu di Indonesia. Hal ini bisa merupakan bukti bahwa tingkat edukasi seseorang dan juga gaya hidup dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengkonsumsi produk.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel, faktor-faktor yang mempunyai pengaruh penting dalam tiap faktor di dalam tiap tahap pembuatan keputusan konsumen dalam pembelian susu. Tingkat signifikansi tiap tahap terhadap tahap yang lain juga diukur untuk mengetahui efektifitas tahapan pengambilan keputusan dalam konsumen pengkonsumsi susu. Perbandingan juga akan dilakukan pada beberapa karakteristik konsumen untuk melihat perbedaan pengaruh dari tiap atribut, tiap faktor dan tahapan pada proses pengambilan keputusan dalam pembelian susu.
Model yang dipakai penelitian ini adalah model proses pembuatan keputusan yang banyak dipakai di dalam bahan-bahan pembelajaran mata kuliah pemasaran, dimana terdapat lima tahapan proses sebelum konsumen melakukan pembelian yaitu Problem Recognition, Information Search, Alternative Evaluation, Purchase Decision, dan Post Purchase Evaluation. Hanya empat tahapan awal yang akan dibahas pada penilitian ini
Model pembuatan keputusan disusun berdasarkan kumpulan dari beberapa referensi karena penelitian ini tidak memakai suatu merek tertentu sebagai bahan referensi yang dioleh menggunakan Analisis Faktor secara bertingkat dan Analisis regresi sehingga dapat diketahui masing-masing pengaruh dari variabel yang diteliti terhadap faktor yang berhubungan dan pengaruh dari faktor-faktor yang ada terhadap tahapan yang berhubungan. Langkah terakhir adalah melihat hubungan tiap tahapan yang ada untuk memastikan perilaku konsumen di dalam pembuatan keputusan pembelian.
Responden yang diteliti adalah warga Kelapa Gading dimana didapatkan 111 orang berpartisipasi di dalam pengisian kuisioner yang disediakan, dimana pada pengolahan data didapatkan hasil bahwa perilaku responden pria dalam pembuatan keputusan tidak mempunyai alur yang jelas dan terputus pada tiap tahapannya sedangkan responden wanita memberikan gambaran bahwa proses pembuatan keputusan pada wanita lebih teratur dan berhubungan pada tiap tahapannya.
Kelompok responden lain yang diteliti adalah pada tingkat pendidikannya, dimana didapatkan bahwa responden berpendidikan SLTA tidak mempunyai alur yang jelas di dalam proses pembuatan keputusannya, untuk responden berpendidikan D3 memiliki awal pembentukan motivasi yang baik pada tahapan Problem Recognition yang dihubungkan dengan pembentukan persepsi pada tahapan Information Search, namun setelah itu proses tidak berlanjut dengan baik sehingga alur yang dimiliki menjadi tidak jelas. Pada responden berpendidikan S1 memiliki alur yang paling baik, dimana tahap demi tahap mempunyai hubungan yang kuat, sedangkan reponden berpendidikan S2 dalam pembentukan motivasi di tahapan Problem Recognition tidak berhubungan dengan pembentukan persepsi di tahapan Information Search namun setelah itu hubungan tercipta dengan alur yang sangat baik, dimana tahap demi tahap mempunyai hubungan yang kuat.
Kelompok lain yang diteliti adalah menurut jenis susu yang dikonsumsi, dari pengolahan data didapatkan responden yang mengkonsumsi susu kental manis tidak mempunyai alur yang baik, dimana tahap demi tahap tidak mempunyai hubungan yang kuat. Selanjutnya responden yang mengkonsumsi susu bubuk dimana pada awal pembentukan motivasi di tahapan Problem Recognition tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan pembentukan persepsi di tahapan Information Search namun tahapan selanjutnya menunjukkan adanya alur yang baik, dimana tahap demi tahap mempunyai hubungan yang kuat. Sedangkan responden yang mengkonsumsi susu cair juga tidak mempunyai alur yang baik, meskipun pada pembentukan persepsi di tahapan Information Search tetjadi hubungan dengan pembentukan sikap di tahapan Alternative Evaluation, namun hasil pembentukan sikap tidak berhubungan dengan integrasi pemikiran dalam memutuskan pilihan pembelian.
Proses pembuatan keputusan merupakan hal yang harus diketahui oleh produsen dan khususnya marketer karena dari sinilah dapat diketahui kegiatan pemasaran yang efektifyang dapat menjangkau tiap segmen secara tepat dan pemikiran-pemikiran heuristic apa saja yang harus diantisipasi oleh marketer agar program pemasarannya berhasil.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ludwi Prakosa Samoen
"ABSTRACT
The software application industry nowadays enables organizations as well
as individuals to establish a new type of business model which is called Software
as a Service also known as SaaS. This thesis is about a business plan of
establishing a software production company or a startup which will be funded by
the founders of the company without external investors or any type of loan or
debt. The company will start by developing an online software project
management tool which is designed to particularly help professional software
project managers as well as enterprises with similar functions. The business plan
includes calculations and financial statements which will show that it is indeed
feasible to establish such a company with limited funding."
2012
T32266
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>