Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nessya Dwi Setyorini
"Latar belakang: Tenaga kerja bongkar muat (TKBM) semen merupakan kelompok kerja yang berisiko tinggi mengalami dermatitis kontak akibat kerja (DKAK). DKAK yang terjadi pada TKBM semen di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta dapat mengganggu aktivitas, cara kerja, dan produktivitas pelabuhan tersebut. Potasium dikromat, nikel sulfat, dan kobalt klorida merupakan komponen utama yang terkandung dalam semen. Tujuan: Mengetahui proporsi kepositifan hasil uji tempel potasium dikromat, nikel sulfat, dan kobalt klorida pada TKBM semen serta mengidentifikasi berbagai faktor yang berhubungan. Metode: Penelitian potong lintang ini melibatkan 72 TKBM semen dengan DKAK berdasarkan Kriteria Mathias. Uji tempel dilakukan menggunakan g-Allergen potasium dikromat 0,5%, nikel sulfat 5%, dan kobalt klorida 1%. Tingkat pajanan debu semen ditentukan menggunakan indeks pajanan dengan rumus berdasarkan metode penilaian semi kuantitatif. Kelengkapan penggunaan alat pelindung diri (APD) dan berbagai faktor lainnya juga dievaluasi. Hasil: Sebanyak 20 (27,8%), 7 (9,7%), dan 4 (5,6%) di antara 72 pekerja menunjukkan reaksi positif potasium dikromat, nikel sulfat, dan kobalt klorida secara berurutan. Terdapat hubungan bermakna antara kelengkapan penggunaan APD, riwayat atopi keluarga, dan tingkat pajanan debu semen dengan kepositifan potasium dikromat (OR 0,4, 95% IK 0,2-0,8; OR 7,7, 95% IK 2,1-27,5; OR 36,1, 95% IK 3,1-420,9, secara berurutan). Berdasarkan analisis multivariat terdapat hubungan bermakna riwayat atopi keluarga dengan kepositifan potasium dikromat (OR 4,9, 95% IK 1,2-20,2). Kesimpulan: Potasium dikromat merupakan alergen utama penyebab DKAK pada TKBM semen. Walaupun DKAK akibat nikel atau kobalt lebih jarang terjadi, namun perlu dilakukan juga upaya pencegahan terhadap kedua alergen ini. Kelengkapan penggunaan APD perlu ditingkatkan secara efektif
......Background: Occupational contact dermatitis (OCD) is one of the most common work-related illnesses among the cement-cargo workers of Sunda Kelapa Harbour Jakarta. Occupational contact dermatitis can disrupt activities, work, and productivity. Potassium dichromate, nickel sulphate, and cobalt chloride are the main components contained in cement. Objective: To assess the positivity proportion of potassium dichromate, nickel sulfate, and cobalt chloride patch test among workers with occupational contact dermatitis (OCD), as well as identifying the associated factors. Methods: This cross-sectional study included 72 workers with OCD based on Mathias Criteria. Patch test was performed using g-Allergen with 0.5% potassium dichromate, 5% nickel sulfate, and 1% cobalt chloride. Occupational cement exposure rating was determined from the exposure index using the equation based on semi-quantitative method. Personal protective equipment (PPE) usage and other risk factors were also evaluated. Results: Twenty (27.8%), 7 (9.7%), and 4 (5.6%) of 72 patch-tested workers showed positive reactions to potassium dichromate, nickel sulfate, and cobalt chloride, respectively. Bivariate analysis confirmed an association between complete use of PPE, family atopy status, occupational cement exposure rating and positivity of potassium dichromate (OR 0.4, 95% CI 0.2-0.8; OR 7.7, 95% CI 2.1-27.5; OR 36.1, 95% CI 3.1-420.9, respectively). Based on multivariate analysis, there is an association between family atopy status and positivity of potassium dichromate (OR 4.9, 95% CI 1.2-20.2). Conclusion: Potassium dichromate is a prominent allergen in cement-cargo workers. Although contact to other allergens such as nickel or cobalt is less frequent, prevention should also address these allergens. Complete PPE usage should be promoted effectively"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Luasnya aplilfasi aluminium dalam kelzidzqmn selzari-lmri memunculkan tcmtangun Serta peluung baru, yairu bagaimana nzenunerralmnkan kualitas produk-produk aluminum. _Te/mologi yang digunalcan dalam usaha menynroreksi aluminium l¢3hS'(3blll ialah anodixasi. Melalui pro.s'¢{,s' eleklrokimia unluf: menqnrocluksi lapisrm npis olrsiclu pada permulcaau aluminium, sclain mampu meredulcvi fceceparan korosi, tekrmlogi terxebur memberilrcm karakterisrili permulman yang dapar diwamai sesuai dengan ngjuun dekorasi
Sa/all saw proses anodisasi ialah anodisasi ripe II dengan elekrralir usam sulfur 20nC. fegangan 15 volt dan rapa! arus I-l,5 A/dmz. Jenis pruses an0d'isu.s‘i asain suU`af dipilih lrarena prose.s'nyu yang memeriukan ala! serif: bahan yang mudah d1peroleh.s'er'ra sesuai dengan fllflldff dekorasi.
Penclirian lfali ini inenekankcm padcr pemcmfaarcm izilai-nilai optimal atus parameter proses yang Ielalz digariskcm oleli lirerarur, uniuk menglmsilkan pmdulc unodisusi berikuf pewarnaarmyu. Parumerer proses yan-_sg dimuksud dicmfurwlvu iululr, lconsenrrasi elekrroiii usam suU'ar sebesar 15%, rapai arus yang dipergzmakan J- 1,5 A-klnrg, .Sullu eleklrolir .vcbesar ZOUC, fegangan 15 vol! Serta merodu pewamaan czfm-'e coloring (pewarnaan celzqo) K;Cr2()7pada sulfu 500C.
Anodisavi diarahkan untuk nxenglzasilkan ketebalan Iapisan oksida sebesar 17 milcron yang merupakan kefehalun mukeimum yung dapar dilmsilkan melalui proses mr0¢lisusi usam sulfur. Melalui penganmran was lcelebalan, pewarnaau _vang nzerzgalraxilkan warna kzming kecmasun yung baik dapar dqaeroleh "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library