Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Prasetyo
"Sebagai biomaterial implan, salah satu sifat penting yang harus dimiliki paduan kobalt adalah ketahanan korosi dan biokompatibilitas yang sangat baik terhadap lingkungan biologis seperti Artificial Blood Plasma (ABP) Dalam penelitian ini digunakan spesimen paduan kobalt ASTM F 75 hasil metalurgi serbuk dalam bentuk kepingan (tablet) dengan variasi kandungan Si 0 - 1%. Untuk mengetahui kinetika korosi, dilakukan pengujian polarisasi potensiodinamik dan exposure (immersion) pada pH 7,4 dan temperatur 37 ºC dalam lingkungan Artificial Blood Plasma (ABP) dengan beberapa kondisi yang dipertahankan konstan. Pengujian dilakukan dengan mengikuti standar ASTM. Kenaikan potensial pengujian 3 mV/detik dengan rentang pemindaian mulai dari -0,25 Volt hingga 0,25 Volt. Elektroda bantu yang digunakan karbon dan elektroda acuan dipilih Kalomel jenuh (SCE). Untuk mengamati produk korosi, jenis korosi dan biokompatibilitas spesimen uji, dilakukan serangkaian penelitian lanjutan menggunakan SEM/EDX, foto penampang melintang dan AAS (Atomic Absorb Spectrometry). Hasil yang diperoleh dari pengujian polarisasi potensiodinamik dan exposure mengindikasikan ketahanan korosi yang berada pada level paling baik dengan laju korosi < 1 mpy dan memenuhi standar aplikasi medis untuk Eropa, yaitu dibawah 0,457 mpy. Laju korosi yang baik diperoleh melalui hadirnya lapisan pasif dalam lingkungan Artificial Blood Plasma (ABP). Spesimen yang memenuhi standar pengujian tersebut adalah spesimen uji nomor 6 berupa paduan kobalt ASTM F 75 hasil metalurgi serbuk dengan kandungan 1% Si. Untuk aspek biokompatibilitas, material ini masih memiliki kelemahan jika digunakan sebagai implan permanen. Pengujian dengan teknik exposure selama 1 minggu mengindikasikan jumlah ion Co dan Ni terlarut yang mendekati ambang batas maksimum, mengacu kepada standar aplikasi medis bahwa ambang batas maksimum ion Co adalah < 3,50 ppm sedangkan ion Ni adalah < 1,10 ppm. Peningkatan kandungan Si hingga 1% dalam spesimen paduan kobalt ASTM F 75 hasil metalurgi serbuk dapat memperbaiki ketahanan korosi dan biokompatibilitasnya.

As a biomaterial implant, one of important properties that must be possessed by cobalt alloys is an outstanding corrosion resistant and good value of biocompatibility in biological environment such as Artificial Blood Plasma (ABP). The specimen used on this experiment was powder metallurgy cobalt alloy ASTM F 75 tablet shape with silicon content variation 0 ? 1%. To observe the corrosion kinetics of powder metallurgy cobalt alloy ASTM F 75, this experiment were carried out in Artificial Blood Plasma (ABP) by potentiodynamic polarization and exposure (immersion) test at pH 7,4 and 37 ºC under several constant conditions maintained. The experiment data processing was accorded to ASTM standard. Potential scan rate was 3mV/sec with range -0,25 Volt to 0,25 Volt. The counter electrode was carbon, while reference electrode was Saturated Calomel (SCE). Product corrosion, form corrosion and biocompatibility follow observed by SEM/EDX, cross sectional area and AAS (Atomic Absorb Spectrometry). The observation data achieved from potentiodynamic polarization and exposure test indicated an outstanding corrosion resistance by less than 1 mpy and less than 0,457 refer to Europe medical application standard. Outstanding corrosion resistance from the material have correlated by present of passive film in Artificial Blood Plasma . The specimen have passed standard requirements was specimen number 6 (1% silicon content). On biocompatibility aspect, this material still had weaknesses for permanent medical uses. Exposure test on 1 week period indicated that dissolved Co and Ni close to maximum limit. These referred to medical application standard that the maximum limit of dissolved Co and Ni were < 3,50 and < 1.10 ppm. Increasing silicon content till 1% on powder metallurgy cobalt alloy ASTM F 75 enhanced corrosion resistance and biocompatibility of material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27965
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Widianto
"Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari mekanisme ekstrak kunyit putih Curcuma Zedoaria dan ekstrak ubi jalar ungu Ipomoea Batatas sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan untuk API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl. Karakterisasi kedua inhibitor dilakukan dengan pengujian FTIR dan menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa flavonoid. Pengujian polarisasi potensiodinamik dan EIS dengan variasi penambahan inhibitor serta campuran antara kedua inhibitor dilakukan untuk mempelajari sifat inhibisi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa masing ndash; masing kedua inhibitor dapat digunakan sebagai inhibitor ramah lingkungan untuk logam API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl sedangkan campuran antara kedua inhibitor tersebut tidak dapat melindungi logam API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl.
Dari pengujian polarisasi potensiodinamik menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak kunyit putih maka laju korosi akan semakin menurun dan nilai efisiensi inhibisi semakin naik dengan nilai tertinggi adalah 70,5 , sedangkan dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak ubi jalar ungu laju korosi semakin turun dengan nilai efisiensi inhibisi maksimal sebesar 15,09.
Namun hasil pengujian polarisasi potensiodinamik untuk inhibitor ekstrak kunyit putih 400 ppm yang ditambah dengan ekstrak ubi jalr ungu menunjukkan nilai laju korosi yang semakin meningkat. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik dan kimia serta sesuai dengan model dari Langmuir.
......This study was conducted to study the mechanism of white turmeric extract Curcuma Zedoaria and purple sweet potato extract Ipomoea Batatas as a green corrosion inhibitor for API 5L in a 3.5 NaCl environment. The characterization of both inhibitors was done by FTIR testing and showed that the compounds present in both inhibitors were flavonoids. Potentiodynamic polarization and EIS polarization with variation of inhibitor addition and mixture of both inhibitors were performed to study the inhibitory properties, from this study it can be seen that each of the two inhibitors can be used as a green corrosion inhibitor for API 5L metal in a 3.5 NaCl environment whereas the mixture between the two inhibitors can not protect the 5L API in the 3.5 NaCl environment.
From potentiodynamic polarization testing showed that with the addition of white turmeric extract inhibitor concentration, the corrosion rate will decrease and the value of inhibition efficiency increases with the highest value is 70,5 , whereas with the addition of purple sweet potato extract inhibitor concentration decreasing with efficiency value maximum inhibition of 15.09.
However, potentiodinamic polarization test results for a 400 ppm white turmeric extract inhibitor added with purple java extract showed an increasing rate of corrosion rate. The results of the EIS test show that these two inhibitors can protect the metal by forming a film coating that coats the metal surface. The mechanism of adsorption inhibitor shows as a physical and chemical adsorption mechanism and is in accordance with the model of Langmuir. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library