Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusirozi Yusuf
"Candi sebagai sebuah bangunan Suci juga merupakan sebuah hasil seni, karena itu pada bangunan candi sangat diperhatikan berbagai macam hiasan dan keseimbangan arsi tektur antar bagi an-bagian candinya. Antefiks merupakan salah satu jenis hiasan candi yang berwujud pipih dengan bentuk variasi segitiga. N. J. Krom menggolongkan antefiks sebagai salah satu ragam hias arsitektural karena tidak dapat dipisahkan dari struktur bangunan sehingga keberadaannya bersifat mutlak. Selain berfungsi sebagai hiasan pelengkap bangunan candi, antefiks juga berfungsi untuk menandai peralihan tingkatan candi. Antefiks terdapat pada candi-candi dengan bentuk, ukuran, dan hiasan yang beraneka. Namun pengetahuan yang ada mengenai antefiks masih terbatas dan penelitian yang terarah terhadap antefiks belum pernah dilakukan, sehingga menjadi suatu alasan yang menarik untuk meneliti masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Dalam penelitian ini yang menjadi data utama adalah antefiks pada gugusan Candi Prambanan karana antefiks pada gugusan candi ini memiliki keanekaragaman dalam hal bentuk, ragam hias, ukuran, dan keletakannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Nurhadi
"Berdasarkan pengamatan dan laporan penelitian arkeologi pada candi-candi di sekitar Prambanan, terdapat berbagai jenis bahan bangunan candi. Secara umum bahan bangunan candi di wilayah ini terdiri dari dua jenis batu, yaitu batu andesit dan batu tufa. Khusus mengenai pemakaian batu tufa pada candi-candi di sekitar Prambanan, rupa-rupanya telah menarik perhati_an peneliti terdahulu. N.J. Krom (1923) adal,ah peneliti pertama yang menelaah masalah ini, terutana pemakaian batu tufa pada Candi Lara Jonggrang, Plaosan dan Sajiwan. Krom melihat bahwa pada umumnya semua candi dibangun dengan batu vulkanis yang masif atau andesit, sedangkan pada ketiga candi tersebut ditemukan batu jenis lain yang tidak keras, yang digunakan untuk bangunan candi bagian bawah. Oleh Krom disebutkan batu itu adalah sejenis mer-gelsteen yang mempunyai struktur berpori (porous). Janis batu ini berasal dari bukit Ratu Baka, di sekitar kepurbakalaan Ratu Baka. Di sana ada bekas penambangan batu yang menunjukkan sisa-sisa batu yang seakan-akan tersusun membentuk anak tangga. Bahan-bahan itu mudah dikerjakan dengan alat penatah karena jelas terlihat batu-batu itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumarcay, Jacques
"Pada awal tahun 1807 gainbar Candi Sewu telah dibuat oleh H.C. Cornelius. berupa denah serta tampak muka dari Candi induk dan dari salah satu Candi perwaranya. Kedua gambar tampak muka itu dibuat gambar etsal. Pada denah ilu terdapat beberapa kesalahan: dua Candi perwara ditam- bahkan pada sisi utara dan selatan deretan ketiga dan keempat; bangunan no. 96, 115, 136 dan 1553 digambar dengan bilik pintu; sebalik- nya tidak adanya candi pada tempat no. 79 dan 84 sesuai dengan kenyataan (dalam hal ini pembetulan-pembetulan ].W. Ijzerman menurut pendapat kami tidak dapat dibenarkan)."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2007
913.926 DUM c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library