Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harun Alrasid
"Dari sejarah pendahuluan tentang pembentukan negara Republik Indonesia diketahui bahwa dalam masa penjajahan Jepang dibentuk suatu badan yang bernama Dokuritsu Zyunbi Choosakai, (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan, selanjutnya disebut Badan penyelidik). Badan ini dalam sidangnya pada tanggal 10 Juli 1945, melakukan pemungutan suara untuk memilih bentuk negara yang hasilnya menunjukkan Republik mendapat suara sebanyak 55 suara. Dengan dipilihnya republik sebagai bentuk negara, maka kepala negara adalah Presiden. Pengisian jabatan Presiden merupakan hal yang penting, namun tidak semua kasus sudah disediakan pemecahannya oleh Pembuat UUD 1945 sehingga terdapat kekosongan hukum (rechtsvacuum). Bahkan meskipun, sudah ada kaidah hukumnya dalam hukum pertimbangan poiltik lebih dominan daripada pertimbangan yuridis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran yang menyeluruh mengenai masalah pengisian jabatan Presiden serta beberapa aspeknya. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1993
D1087
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asvi Warman Adam
Jakarta: Kompas Gramedia, 2010
923.1 ASV b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Ghoffar, 1980-
Jakarta: Kencana Prenada Media , 2009
342.598 ABD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Christopher
"ABSTRAK
Salah satu wewenang Presiden sebagai Kepala Pemerintahan dalam sistem
presidensil adalah wewenang mengangkat pejabat publik. Wewenang ini termasuk
dalam bidang wewenang administrasi yang disebut juga sebagai hak prerogatif
Presiden. Wewenang ini merupakan wewenang yang melekat pada Presiden
sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan yang disebutkan pada Pasal 4 ayat
(1) UUD 1945. Wewenang ini telah mengalami pembatasan setelah perubahan
UUD 1945 sebagai akibat semakin dianutnya teori pemisahan kekuasaan pada
UUD 1945. Presiden tidak dapat lagi dengan leluasa mengangkat pejabat publik
tanpa melibatkan lembaga legislatif (DPR). Skripsi ini akan secara khusus
membahas mengenai pengangkatan jabatan Wakil Menteri. Jabatan Wakil
Menteri, walaupun tidak disebutkan secara eksplisit pada Pasal 17 UUD 1945,
bukan berarti bahwa jabatan Wakil Menteri ini inkonstitusional sehingga Presiden
tidak dapat membentuk jabatan Wakil Menteri ini. Berdasarkan pada Putusan
Mahkamah Konstitusi No. 79/PUU-IX/2011, jabatan Wakil Menteri tidak
inkonstitusional sehingga jabatan Wakil Menteri tersebut dapat dibentuk. Putusan
ini juga memperkuat wewenang Presiden dalam mengangkat jabatan Wakil
Menteri.

Abstract
One of the Presidential power as Head of Government in presidential system is
power to appointing public official. This power is part of administrative power
which is also known as President prerogative. This power is attached to the
President as part of the power of government mentioned in the article 4 paragraph
(1) Indonesia constitution. This power has experienced restrictions after the
change of constitution as a result of the embrace of the theory of separation of
powers in Indonesia constitution. President can no longer freely appoint public
officials without involving the legislature (the House of Representatives). This
thesis will in particular discuss the appointment of the position of Vice Minister.
The position of Vice Minister, although not explicitly mentioned in Article 17
Indonesia constitution, not mean that the position of Vice Minister of this
unconstitutional, so the President can not establish the position of Vice Minister.
Based on the Constitutional Court Decision Number 79/PUU-IX/2011, the
position of Vice Minister not unconstitutional so that the position of Vice Minister
can be formed. This ruling also strengthens the power of the President in
appointing the position of Vice Minister."
Universitas Indonesia, 2012
S43673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Valina Singka Subekti
2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Valina Singka Subekti
Jakarta: Kompas, 2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Azzahra
"Kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang di Indonesia utamanya dalam proses pembahasan dan pemberian persetujuan terhadap pembahasan RUU
bahwasanya telah menyimpangi sistem presidensial dan dapat menjadi problematika. Tesis ini hendak menjawab permasalahan yaitu mengenai kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang serta konsep rekonstruksi yang ideal terhadap kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif yang dilengkapi dengan perbandingan 20 negara. Hasil penelitian menunjukan bahwa Presiden di Indonesia memiliki kewenangan yang begitu besar dalam pembentukan undang-undang. Presiden terlibat dalam seluruh
proses pembentukan undang-undang mulai dari tahap perencanaan hingga pengesahan RUU, bahkan adanya ketentuan dalam Pasal 20 ayat (2) dan ayat (3)
UUD NRI 1945 telah menjadikan Presiden dapat mengontrol agenda legislasi. Besarnya kewenangan Presiden tersebut tidak sesuai dengan tujuan penguatan sistem presidensial di Indonesia. Adapun gagasan rekonstruksi yang dapat diberikan adalah dengan membatasi kewenangan Presiden dalam pembentukan undang-undang dengan tidak melibatkan Presiden dalam proses pembahasan,
melainkan memperkuat posisi DPD dalam pembentukan undang-undang. Selanjutnya, dalam hal persetujuan RUU, Presiden seharusnya diberikan hak veto untuk menolak RUU yang diajukan parlemen sebagai bentuk checks and
balances. Dalam bidang pengesahan RUU, gagasan rekonstruksi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi kewajiban bagi Presiden untuk mengesahkan setiap RUU yang telah disetujui oleh dua per tiga anggota DPR dan DPD. Adapun dalam hal Presiden tidak mengesahkan RUU, maka hal ini dapat dilakukan oleh Ketua DPR. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
dengan melakukan perubahan UUD NRI 1945 dengan mengubah pasal terkait kewenangan Presiden dan DPD dalam pembentukan undang-undang

The authority of the President in the law making process in Indonesia expecially in the process of deliberating and granting approval for the deliberation of the Bill that it has deviated from the presidential system and could become problematic. This thesis intends to answer the problem regarding the authority of the President in forming laws and the concept of ideal reconstruction of the President's authority in the formation of laws in Indonesia. The method used in
this study is a normative juridical method with a comparison of 20 countries. The research results show that the President in Indonesia has enormous authority in the law making process. The President is involved in the entire process of constituting legislation starting from the planning stage to the ratification of the
Bill, even the provisions in Article 20 paragraph (2) and paragraph (3) of the Constitution have enabled the President to control the legislative agenda. The
amount of authority of the President is not in accordance with the goal of strengthening the presidential system in Indonesia. The idea of reconstruction that could be given is to limit the President's authority in the law making process by
not involving the President in the deliberation process, but rather strengthening the DPD's position in the law making process. Furthermore, in terms of the
approval of the bill, the President should be given veto power to reject the bill proposed by the parliament as a form of checks and balances. In the field of bill ratification, the idea of reconstruction that can be carried out is by giving the President the obligation to pass every bill that has been approved by two thirds of the members of the DPR and DPD. As for the President does not pass a bill, this can be done by the Speaker of the DPR. Suggestions that can be given based on the results of this research are to make changes to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia by changing articles related to the authority of the President and DPD in the formation of laws
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roeder, O. G.
Jakarta: Haji Masagung , 1990
959.8 ROE at
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridhwan Indra
Jakarta: Haji Masagung, 1990
342.06 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Diterbitkan atas kerjasama Penerbit Pandega Media dengan BEM UGM, 1997
342.06 TID
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>