Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kužvart, Miloš
Amsterdam: Elsevier, 1986
622.1 KUZ p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yuwono
"ABTSRAK
Industri migas sektor hulu merupakan salah satu penopang utama perekonomian nasional. Peranan penting ini sangat bergantung pada tersedianya cadangan migas yang menjamin kelangsungan produksi. Estimasi jumlah cadangan dan peningkatan konsumsi domestik dapat merubah status Indonesia menjadi "net oil importer" apabila tidak ditemukan cadangan baru. Dalam upaya menghindari atau menunda status tersebut, telah dilakukan peningkatan daya tarik investasi untuk melakukan aktivitas eksplorasi dengan dikeluarkannya paket-paket insentif untuk memperbaiki elemen-elemen perjanjian eksplorasi dan produksi migas.
Paket-paket insentif tersebut memperbaiki elemen-elemen perjanjian untuk memperluas peluang kontraktor dalam memperoleh keuntungan dalam upaya meningkatkan dayatarik investasi rnigas. Namun kebijaksanaan ini dipandang masih mengecewakan oleh para kontraktor. Belakangan ini banyak usulan yang diajukan kepada Pertamina untuk memperoleh insentif diluar yang tercantum dalam paket paket insentif. Lebih jauh lagi, telah berkembang issue mengenai insentif tambahan dengan dalih untuk mempertahankan iklim investasi. Untuk mengukur dayatarik investasi perjanjian eksplorasi dan produksi migas Indonesia dipertukan analisa dan perbandingan dengan sistem-sistem lainnya dalam kompetisi global.
Analisa dan perbandingan dengan beberapa sistem di dunia menunjukkan keunggulan komparatif sistem Indonesia. Penggunaan data primer yang diaplikasikan kedalam masing-masing sistem menunjukkan bahwa sistem Indonesia menjanjikan "returns on in-vestment" yang lebih tinggi dibanding sistem lainnya.
Analisa terhadap issue-issue insentif yang berkembang, antara lain konsolidasi pajak, insentif marginal field dalam wilayah kerja yang sudah berproduksi, dan peningkatan net split kontraktor, menunjukkan bahwa issue-issue ini tidak sejalan dengan spirit kerjasama yang saling menguntungkan.
Dalam kondisi tertentu terdapat insentif yang tidak dapat terealisir sepenuhnya oleh kontraktor akibat mekanisme perjanjian itu sendiri. Insentif DMO Fee sebesar harga pasar selama 60 bulan pertama masa produksi dalam banyak kasus tidak dapat terealisir sepenuhnya, terutama untuk produksi lapangan pertama dalam suatu wilayah kerja Insentif ini akan dapat direalisir sepenuhnya dengan realisasi insentif dimulai pada saat sudah tersisa sejurnlah produksi untuk dibagi antara Pertamina dan kontraktor.
Selain itu pemberian insentif interest recovery memerlukan kriteria yang jelas dan dituangkan dalam peraturan formal untuk menghindari pemberian insentif ini kepada wilayah kerja yang tidak membutuhkan."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josia Irwan Rastandi
"ABSTRAK
Salah satu metode yang sedang berkembang dalam bidang desain bangunan tahan gempa adalah metode isolasi seismik. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan telah diketahui pula bahwa isolator nonlinier dapat meningkatkan partisipasi pola-pola getar yang lebih tinggi. Sifat nonlinier dari isolator tersebut hingga saat ini kebanyakan diperoleh dari sifat material isolator itu sendiri.
Dalam tesis ini akan dikembangkan suatu model isolator baku yang berbentuk 'cendawan' yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian silinder dan bagian pelat yang berbentuk seperti piringan. Pada bagian silinder dilakukan analisis tinier biasa, sedangkan untuk bagian piringan dilakukan analisis nonlinier. Bagian piringan didiskritisasi dengan menggunakan elemen DKMQ24NL (Discrete Kichhoff Mindlin 24 DOF - Non Linear), yang telah terbukti kehandalannya dan telah lulus berbagai uji kehandalan Dengan memanfaatkan bentuk geometric dari Isolator `cendawan' ini, maka akan didapat isolator nonlinier yang tidak bergantung kepada sifat materialnya.
Simulasi numerik dilakukan dengan memvariasikan parameter ketebalan piringan isolator serta jenis perletakannya dengan menggunakan program PC-FEAP (Personal Computer-Finite Element Analysis Program) yang dikembangkan oleh R.L. Taylor dari University of California at Berkeley sebagai program utama.
xv + 74 halaman + daftar pustaka + lampiran"
1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
"Kondisi lapisan batuan bawah permukaan memiliki sifat fisis yang beragam. Tingkat kekerasan batuan bawah permukaan bumi merupakan salah satu sifat fisika yang dapat diketahui melalui pengukuran di permukaan bumi. Seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan. Telah dilakukan pengukuran seismik refraksi di dua tempat yang berbeda, BW17 dan BW27. Di wilayah BW17 didapatkan empat lapisan batuan. Lapisan pertama dengan kecepatan 405 - 734 m/s memiliki tingkat kekerasan very soft soil hingga firm cohesive soil, lapisan kedua dengan kecepatan 1172 ? 1721 m/s memiliki tingkat kekerasan stiff cohesive soil hingga very soft rock. Lapisan ketiga dengan kecepatan 1721 - 1954 m/s memiliki tingkat kekerasan very soft rock - moderately soft rock dan lapisa keempat dengan kecepatan lebih dari 2764 m/s memiliki tingkat kekerasan hard rock. Sementara di wilayah BW27 didapatkan tiga lapisan batuan. Lapisan pertama dengan kecepatan 480 - 536 m/s memiliki tingkat kekerasan very soft soil hingga firm cohesive soil, lapisan kedua dengan kecepatan 647 - 924 m/s memiliki tingkat kekerasan stiff cohesive soil hingga very soft rock dan lapisan ketiga dengan kecepatan lebih dari 1258 m/s memiliki tingkat kekerasan very soft rock hingga moderately soft rock.

The subsurface rock layer has many physical properties. The hardness of the earth's subsurface rock is one of the physical properties that can be calculated from measuring on the earth surface. Seismic refraction is one of the geophysical methods that can be used for measurement. Seismic refraction measurement had been done in two different places, BW 17 region and BW 27 region. From the measurement, it is known that the BW 17 region has four rock layers. The first layer with velocity between 405-734 m/s has very soft soil to firm cohesive soil hardness. The second layer with velocity between 1172-1721 m/s has stiff cohesive soil to soft rock hardness. The third layer with velocity 1721-1954 m/s has very soft rock to moderate soft rock hardness. The other one with velocity more than 2764 m/s has hard rock hardness. Meanwhile, from the other measurement, the BW 27 region only has three layers. The first layer with velocity between 480-536 m/s has very soft soil to firm cohesive soil hardness. The second one with the velocity between 647-924 m/s has stiff cohesive soil to very soft rock hardness. The other one with velocity more than 1258 m/s has very soft rock to moderate soft rock hardness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S28977
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Van Boeckel, Joseph J.G.M.
Amsterdam: Helder, [Date of publication not identified]
622.15 BOE g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wait, James R.
New York: Academic Press, 1982
622.154 WAI g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S27937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Samsudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S27921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S28531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>