Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vora Leolita Islami
Abstrak :
Kepuasan kerja pada pekerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh organisasi. Salah satu faktor yang dapat menunjang kepuasan kerja adalah psychological capital. Psychological capital dibutuhkan organisasi untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi psikologis pada individu di dalam organisasi. Dinas Pemadam Kebakaran perlu untuk meningkatkan psychological capital petugas pemadam kebakaran agar dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan secara detail dan menganalisis bagaimana pengaruh psychological capital terhadap kepuasan kerja pada petugas pemadam kebakaran di Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Timur. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire (Luthans, et al., 2007a) dan pengukuran kepuasan kerja menggunakan alat ukur Michigan Organizational Assessment Questionnaire (Michigan Organizational Assessment Package, 1975). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 77 orang petugas pemadam kebakaran di Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Timur dengan menggunakan convinience sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psychological capital memiliki hubungan korelasi yang cukup signifikan dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pada petugas pemadam kebakaran Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur. ...... Employee's job satisfaction is an important thing that must be considered by the organization. One of the factors that can support job satisfaction was psychological capital. Psychological Capital needed by the organization to develop and optimize psychology potential in individual within organization. Fire and Disaster Management Department need to improve fire fighter’s Psychological Capital in order to increase job satisfaction. This study was conducted to explain in detail and analyze how psychological capital affect on job satisfaction among fire fighters at Fire and Disaster Management Department of East Jakarta. Psychological capital measurement using measuring devices Psychological Capital Questionnaire (Luthans, et al., 2007a) and job satisfaction measurement using measuring devices Michigan Organizational Assessment Questionnaire (Michigan Organizational Assessment Package, 1975). This study is using quantitative method. Sample of this study is 77 fire fighters of Fire and Disaster Management Department of East Jakarta with accidental sampling. The instrument of this study is using questionnaire and analyzed with linear regression method. The result shows that psychological capital has significant correlation and has significant effect on job satisfaction among fire fighters at Fire and Disaster Management Department of East Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Oktaviani
Abstrak :
ABSTRAK Hasil identifikasi masalah organisasi menunjukkan bahwa knowledge sharing di PT ABC, sebuah perusahaan menara telekomunikasi, belum berjalan dengan maksimal. Penelitian dengan metode kualitatif dan kuantitatif dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital dengan knowledge sharing yang terdiri dari dua dimensi, yaitu knowledge donating dan knowledge collecting. Pengukuran psychological capital dilakukan dengan alat ukur PCQ-24 (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) dengan α Cronbach sebesar .868. Sementara itu, pengukuran knowledge sharing menggunakan alat ukur yang disusun oleh Van den Hoff dan De Ridder (2004) dengan α Cronbach sebesar .779 untuk skala knowledge donating dan .826 untuk skala knowledge collecting. Hasil penelitian pada 110 karyawan menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara psychological capital dengan knowledge donating (r=.145, p<.01) dan knowledge collecting (r=.278, p<.01). Lebih lanjut, dimensi psychological capital yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge donating dan collecting adalah self-efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, uji coba intervensi yang dilakukan adalah pelatihan terkait pengembangan self-efficacy anggota tim, yaitu Encouraging Knowledge Sharing at Work kepada atasan yang berperan sebagai koordinator/ potensial koordinator CoP (community of practice). Uji pengetahuan diberikan kepada 16 orang peserta pada saat sebelum dan sesudah pelatihan. Perbandingan antara hasil pre-test dengan post-test menunjukkan peningkatan skor yang signifikan setelah peserta mengikuti pelatihan (t=-7.507, p<.01).
ABSTRACT Problem identification showed that knowledge sharing has not run effectively in PT ABC, a telecommunication tower company. The purpose of this research, which used qualitative and quantitative method, is to investigate correlation between psychological capital and knowledge sharing, which consists of two dimensions, knowledge donating and knowledge collecting. PCQ-24 (Luthans, Avolio, Youssef, 2007) was used to measure psychological capital (Cronbach?s α=.868), and Van den hoff & De Ridder (2004a) knowledge sharing questionnaire used to measure knowledge sharing (Cronbach?s α=.779 for knowledge donating scale and .826 for knowledge colletcing scale). The result from 110 respondents showed that psychological capital correlated significantly with knowledge donating (r=.145, p<.01) and knowledge collecting (r=.278, p<.01). Self-efficacy is psychological capital dimension which has the strongest correlation with knowledge donating and knowledge collecting. Training Encouraging Knowledge Sharing at Work was held as pilot intervention. Enhancing team members? selfefficacy is the training topic. Training target are the leader who acts as champion or potential champion (coordinator of Community of Practice). Pre-test and posttest was given to 16 training participants. The comparison between pre-test and post-test revealed significant improvement in participant knowledge after they participated the training (t=-7.507, p<.01).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fickar Suryadinningrat
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan Extraversion dan Conscientiousness terhadap Work-lilfe balance melalui Psychological Capital sebagai mediator pada Pegawai Perempuan. Extraversion dan Conscientiousness diukur dengan menggunakan alat ukur dari BFI Big Five Inventory yang dikembangkan oleh John Srivastava 1999 . Work-life balance diukur dengan alat ukur work-life balance scale yang dikembangkan oleh Fisher, Bulger dan Smith 2009 . Psychological capital diukur dengan alat ukur PCQ Psychological Capital Questionaire yang dikembangkan oleh Luthans, Youssef, dan Avolio 2007 . Hasil analisis menggunakan 100 data kuesioner dari sampel penelitian yaitu pegawai perempuan yang berkerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara dan teknik analisis data multiple regression yang digunakan untuk menganalisis mediasi untuk itu menggunakan bantuan software statistik SPSS yang menggunakan Process macro dari Andrew F. Hayes dengan model 4. Hasil penelitian menunjukan total effect hubungan antara extraversion terhadap work-life balance c sebesar B = 0.729, p = 0.000, CI 0.637 hingga 0.822 . Selanjutnya analisis mediasi menemukan direct effect antara extraversion terhadap work-life balance c rsquo; sebesar B= 0.682, p= 0.000, CI = 0.584 hingga 0.780 . Besarnya indirect effect a x b sebesar effect = 0.047, SE = 0.0216, p = 0.03, LLCI = 0.012, ULCI = 0.101 . Nilai p
ABSTRACT
This study aims to examine the relationship of Extraversion and Conscientiousness to Work lilfe Balance through Psychological Capital as a Mediator on Female Officersvii. Extraversion and Conscientiousness were measured using a measurement tool from BFI Big Five Inventory developed by John Srivastava 1999 . Work life balance is measured by a work life balance scale measuring tool developed by Fisher, Bulger and Smith 2009 . Psychological capital was measured by a PCQ Psychological Capital Questionaire tool developed by Luthans, Youssef, and Avolio 2007 . The results of the analysis using 100 questionnaires data from research samples are female employees working in the State Personnel Agency and multiple regression data analysis techniques used to analyze the mediation for it using the help of statistical software SPSS using Process macro from Andrew F. Hayes with model 4. The results show the total effect of the relationship between extraversion to work life balance c of B 0.729, p 0.000, CI 0.637 to 0.822 . Furthermore mediation analysis finds direct effect between extraversion to work life balance c 39 for B 0.682, p 0.000, CI 0.584 to 0.780 . The amount of indirect effect a x b is effect 0.047, SE 0.0216, p 0.03, LLCI 0.012, ULCI 0.101 . A p value
2017
T48248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Astivian
Abstrak :
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah salah satu lembaga yang akan menghadapi perubahan organisasi dalam rangka pengintegrasian lembaga-lembaga riset nasional ke dalam Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) oleh pemerintah indonesia, sehingga penting untuk menganalisa readiness for change dan resistance to change pegawai lembaga riset ini. Psychological capital merupakan unsur psikologi yang dapat dikembangkan dan berkaitan dengan persepsi pegawai atas dukungan organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan kotribusi secara praktik sehingga LIPI dapat menjawab tantangan perubahan dari pemerintah dan memberikan kontribusi dari segi ilmu pengetahuan dengan memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai mekanisme pembentukan kesiapan dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan khususnya di sektor publik. Sampel penelitian ini adalah 378 PNS LIPI dan model penelitian di analisis dengan structural equation modelling menggunakan Lisrel. Hasilnya adalah psychological capital hanya memediasi pengaruh perceiveds organizationals support terhadap respon pegawai untuk berubah, tetapi tidak dapat memediasi pengaruh perceivedssupervisor support terhadap respon pegawai untuk berubah. Artinya adalah kesiapan dan resistensi pegawai LIPI untuk berubah dipengaruhi oleh persepsi pegawai terhadap dukungan organisasi dan sumber daya psikologis positif yang mereka miliki. ...... Indonesian institute of Sciences is one of the institutions that will face organizational change in the framework of integrating national research institutions into the National Innovation Research Agency (BRIN) by the Indonesian government. Hence, it is essential to analyze the readiness for change and resistance to change of this research institute's civil servants. Psychological capital is an element of psychology that can be developed and related to employee perceptions of organizational support. The purposesof this studysis to contribute in practice so this research institute can answer challenges of change from government and contribute in terms of science through provide a comprehensive understanding of the mechanisms for forming employee readiness and resistance in the face of change, especially in the public sector. The sample of this study was 378 civil servants from Indonesian Institute of Sciences, and the research model was analyzed with structural equation modeling using Lisrell. The result is psychological capital only mediates the effect of perceived organizational support on employee responses to change, but cannot mediate the effect of perceived supervisor support on employee 'responses to change. This means that LIPI employees readiness and resistance to change is influenced by employees' perceptions of organizational support and their positive psychological resources.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakina Adenia Ahmad
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dan CWB dengan peran moderasi psychological capital. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat job insecurity yaitu Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). Kemudian, pengukuran CWB menggunakan alat ukur CWB dari Spector (2006) dan Psychological Capital dengan alat PCQ-24 (Luthans, 2006). Sampel penelitian merupakan 103 karyawan dari berbagai bidang pekerjaan yang didapatkan melalui metode convenience sampling, yaitu survey secara online. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ditemukan peran moderasi yang signifikan oleh psychological capital pada hubungan antara job insecurity dan CWB (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= 0.05 0.003). Peran psychological capital yang tidak signifikan diperkirakan terjadi karena karakteristik sampel dengan tingkat job insecurity yang rendah sehingga dinamika variabel tidak tergambarkan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih spesifik sehingga fenomena dapat dibuktikan. Limitasi lain juga didiskusikan pada penelitian ini.
This research aims to understand the relationship between job insecurity and CWB through the moderating role of psychological capital. Job insecurity levels were measured with Job Insecurity Questionnaire (De Witte, 2000). CWB measurement tool by Spector et al (2006) was used to measure CWB and PCQ-24, a tool to measure psychological capital by Luthans et al (2006), was also used. The sample of this study was 103 workers coming from various work industry, obtained from convenience sampling by online survey. Results show that psychological capital was not found to moderate the relationship between job insecurity and CWB significantly (bint= -.02, t= -1.77, p> 0.05, CI= -0.05 0.003). Insignificant moderator role of psychological capital might be caused by low level of job insecurity found in the sample of this study which in turn cannot predict changes in variables. Further research can use sample with specific level of job insecurity to validate different results. Other limitations are also discussed in this research.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfia Safira Rahma
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran modal psikologis sebagai moderator hubungan antara perilaku bullying di tempat kerja dan kepuasan hidup. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional dengan menggunakan sampel individu pekerja berusia 19-64 tahun dan memiliki masa kerja minimal enam bulan. Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Negative Act Questionnaire-Revised (NAQ-R), Satisfaction with Life Scale (SWLS), dan Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal psikologis tidak berperan sebagai moderator dalam hubungan intimidasi dan kepuasan hidup di tempat kerja. Selain itu, hasil penelitian ini menemukan bahwa perilaku bullying di tempat kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan hidup. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara modal psikologis dengan kepuasan hidup.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the role of psychological capital as a moderator in the relationship between bullying at work and life satisfaction. This research is a quantitative study with a correlational method using a sample of individual workers aged 19-64 years and has a minimum work period of six months. The variables in this study were measured using the Negative Act Questionnaire-Revised (NAQ-R), Satisfaction with Life Scale (SWLS), and Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12). The results showed that psychological capital did not act as a moderator in intimidation and life satisfaction at work. In addition, the results of this study found that bullying at work did not have a significant relationship with life satisfaction. However, there is a significant relationship between psychological capital and life satisfaction.
[Depok;Depok, Depok]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nabila Ramadhani Yunandar
Abstrak :
Sistem pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi guru untuk mengajar secara efektif. Penelitian ini ingin menguji peran dan efektivitas guru. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa guru perlu memiliki Distance learning as an impact of COVID-19 pandemic becomes a challenge for teacher effectiveness. The current study examined the role of psychological capital as a mediator of the relationship between openness to experience and teacher effectiveness. This study involved 172 senior high school teachers in Jabodetabek as respondents who are currently conducting distance learning. The mediation analysis results revealed a significant indirect effect between openness to experience and teacher effectiveness through psychological capital, [.668, 1.369]. These findings prove that psychological capital mediates the relationship between openness to experience and teacher effectiveness. Therefore, teachers should have high openness to experience to increase psychological capital so teacher effectiveness will also increase.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Ilhamsyah Metharani
Abstrak :
Penelitian tesis ini bertujuan untuk mendalami hubungan antara variabel Modal Psikologis dan Perilaku Kerja Inovatif, mengetahui dimensi Modal Psikologis yang paling berhubungan dengan Perilaku Kerja Inovatif, serta efektivitas intervensi pelatihan untuk meningkatkan Modal Psikologis dan Perilaku Kerja Inovatif. Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan Divisi Produksi XTV, sebuah stasiun televisi swasta. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Perilaku Kerja Inovatif (Janssen, 2000) (Alpha Cronbach = 0.942) dan kuesioner Modal Psikologis (Luthans et al., 2015) (Alpha Cronbach = 0.877). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan positif signifikan antara Modal Psikologis dan Perilaku Kerja Inovatif (r = 0.518, p < 0.01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya Modal Psikologis pada para karyawan, maka akan meningkat pula Perilaku Kerja Inovatif mereka. Intervensi pelatihan Modal Psikologis diberikan kepada para karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan Modal Psikologis dan Perilaku Kerja Inovatif. Pada penelitian ini, evaluasi pelatihan dilakukan sampai tahap pengetahuan Modal Psikologis. Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan tentang Modal Psikologis dari para partisipan setelah diberikan intervensi pelatihan Modal Psikologis (Z = -2.393, p < 0.05). Dengan demikian, pihak perusahaan dapat menjadikan pelatihan Modal Psikologis, sebagai pengembangan diri para karyawannya, agar dapat meningkatkan Perilaku Kerja Inovatif mereka. ......The aim of this research is to analyzed the relationship between Psychological Capital (PsyCap) and Innovative Work Behavior (IWB), which PsyCap?dimension have the strongest relationship with IWB, and the effectivity of Unleashing The Power Of Psychological Capital Within Yourself training to enhancing PsyCap and IWB. The respondent of this research are XTV? Production Division Employees, a private television company. This research used Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000) (Alpha Cronbach = 0.942) and Psychological Capital Questionairre (Luthans et al., 2015) (Alpha Cronbach = 0.877). earson correlation analysis found there was significantly positive relationship between Psychological Capital and Innovative Work Behavior (r = 0.518, p < 0.01). This result indicates that the increasing of Psychological Capital, will also increased Innovative Work Behavior. Psychological Capital Training were given as intervention, with aim to increasing participants Psychological Capital and Innovative Work Behavior. This research did the knowledge evaluation towards the participants. The result from Wilcoxon Signed Ranks Test found that there was increasing in participants' Psychological Capital knowledge after the intervention (Z = -2.393, p < 0.05). Thus, the company could make the Psychological Capital Training as part of their employee development program, to support employee?s Psychological Capital and Innovative Work Behavior.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Armelia
Abstrak :
Penelitian ini fokus pada hubungan antara psychological capital dan psychological empowerment pada perawat. Psychological capital adalah suatu perkembangan psikologis yang positif pada individu yang memiliki karakteristik self efficacy, optimism, hope, dan resiliency (Luthans, Youssef, dan Avolio, 2007). Psychological empowerment adalah sebuah konstruk motivasi yang diwujudkan dalam empat kognisi, yaitu meaning, competence, self determination, dan impact (Spreitzer 1995). Penelitian sebelumnya belum banyak yang menjelaskan hubungan antara kedua variabel, khususnya di Indonesia, dan aplikasinya pada perawat. Pengukuran psychological capital menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire (PCQ) (Luthans dkk, 2007) dan pengukuran psychological empowerment menggunakan alat ukur Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) (Spreitzer, 1995). Partisipan adalah 176 perawat di Rumah Sakit X yang terpilih secara accidental. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan psyhological empowerment pada perawat (r = 0,546, p = 0,000, signifikan pada L.o.S 0,01). Artinya, semakin tinggi psychological capital yang dimiliki perawat, maka semakin tinggi pula tingkat psychological empowerment pada dirinya. Dengan demikian, manajemen rumah sakit sebaiknya menciptakan iklim kerja yang lebih baik dan lebih kondusif.
This study focused on correlation between psychological capital and psychological empowerment among nurses. Psychological capital is an individual?s positive psychological state of development and is characterized by self efficacy, optimism, hope, dan resiliency (Luthans, Youssef, dan Avolio, 2007). Psychological empowerment is a motivational construct manifested in four cognitions1 meaning, competence, self-detennination and impact (Spreitzer, 1995). Previous studies haven?t explained the relationship between two variables, especially in Indonesia, and its application among nurses. Psychological capital was measured using a modification instrument named Psychological Capital Questionnaire (PCQ) (Luthans et al, 2007) and psychological empowennent was measured using a modification instrument named Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) (Spreitzer, 1995). The participants of this research are 176 nurses at Hospital X by accidental sampling. The main results of this research show that psychological capital positively correlated significantly with psychological empowerment (r = 0,546, p = 0,000, significant at L.o.S 0,0l). That is, the higher psychological capital of one?s own, the higher showing psychological empowerment. From this result, the hospital is suggested to create better and more condusive work climate for the nurses.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kharisvan
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas peran knowledge sharing dan readiness for change dalam memoderasi pengaruh psychological capital dan role overload terhadap readiness for change pada karyawan di perusahaan negara PT Agrifood Orysree. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang dilakukan secara online. Responden yang terlibat dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu seluruh karyawan yang menjabat dan menyadari perusahaan harus berubah. Responden yang terlibat sebanyak 167 orang dari lintas generasi X, generasi Y, dan Baby Boomers. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini Role Overload Scale untuk mengukur role overload, Readiness for Change Survey untuk mengukur readiness for change, Knowledge Sharing Questionnare untuk mengukur knowledge sharing, serta Psychological capital Scale untuk mengukur psychological capital. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa knowledge sharing dan readiness for change memoderasi secara parsial psychological capital dan role overload terhadap readiness for change dan readiness for change. Readiness for change dan readiness for change juga memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan knowledge sharing
ABSTRACT
This study examines the antecedents of readiness for change in organization especially logistics food company PT Agrifood Orysree. The conceptual model of the study proposes the effect of psychological capital, role overload and knowledge sharing to readiness for change in organization
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library