Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trull, Timothy J., 1960-
Australia: Thomson Wadsworth, 2005
616.89 TRU c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
O`Hanlon, Bill
New York: Routledge , 2011
150.198 8 OHA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond A. Levy, editor
"There has been a recent surge in empirical research on psychoanalytic theories and treatments. This volume demonstrates the relevance of and scientific support for psychodynamic treatment across a wide range of diagnostic categories and treatment strategies."
New York: [, Springer], 2012
e20410714
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Neukrug, Edward S.
"Offers students an overview of the counseling profession. Structured around the CACREP core curriculum areas, this title helps students gain an understanding of the professional identity of the counselor; examine the history and current trends of the profession. Read less"
Singapore: Brooks/Cole Cengage Learning, 2012
158.3 NEU a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Matlin, Margaret W.
Orlando: Harcourt Brace College Publisher, 1999
150 MAT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Arianti
"Kesepian pada lanjut usia merupakan masalah yang dapat terjadi akibat kurangnya dukungan sosial dari keluarga. Kurangnya dukungan sosial tersebut disebabkan karena kesibukan bekerja terutama tinggal di perkotaan. Hal tersebut terjadi diakibatkan tingginya kebutuhan hidup masyarakat di perkotaan. Karya ilmiah ini memaparkan tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada salah satu lansia dengan masalah kesepian di STW Karya Bhakti. Intervensi keperawatan dilakukan khususnya terkait terapi life review. Evaluasi keperawatan didapat bahwa klien klien sudah dapat mempertahankan interaksi dengan orang lain dan mendapatkan dukungan sosial dari keluarga.

Loneliness in elderly is a problem that can occur due to a lack of social support from family. Lack of social support is caused by busy work mainly people who live in urban areas. It can happen because high demand for living in urban areas. This paper explain about nursing care for elderly with loneliness in STW Karya Bhakti. Nursing intervention have been done especially about life review therapy. Nursing evaluation have been obtained that client can maintain interaction with others and have social support from family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anita Zulkaida
"ABSTRAK
Perkembangan di berbagai bidang menyebabkan semakin besar
kemungkinan seseorang untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang
dari berbagai kalangan, dengan latar belakang kultur dan gaya hidup yang
berbeda. Hal ini akan berpengaruh terhadap adanya perubahan budaya di
masyarakat, terutama dalam pola komunikasi atau hubungan interpersonal.
Dalam situasi seperti ini, hubungan interpersonal mulai lebih dihargai, karena
dinilai sebagai sumber utama dari kepuasan dan cara mencapai self worth di
dalam kehidupan. Banyak orang menyadari bahwa mereka kurang memiliki
keterampilan dan merasa tidak memiliki kehidupan yang cukup memuaskan,
karena merasakan adanya ktidak-adekuatan personal dalam berinteraksi
dengan orang lain. Ellis (dalam Lange & Jakubowski, 1976) melihat bahwa
cara untuk membantu individu untuk dapat mempertahankan dirinya dalam
dunia yang sulit namun dalam bentuk yang lebih rileks, lebih menyenangkan
dan lebih sehat adalah dengan tingkah laku asertif.
Lange dan Jakubowski (1976) mengatakan karena kebanyakan masalah
psikologi yang melibatkan assertion memiliki komponen kognitif afektif, dan
tingkah laku, maka kombinasi pendekatan kognitif, afektif dan tingkah laku
dalam pelatihan asertif dianggap tepat. Oleh karena itu, mereka kemudian
mengembangkan suatu bentuk pelatihan asertif dengan menggunakan
pendekatan kognitif - tingkah laku (cognitive-behavioral procedures).
Penelitian ini ingin melihat apakah program pelatihan asertif dengan
pendekatan kognitif-tingkah laku dapat menjadi sarana unmk meningkatkan
tingkah laku asertif pada mahasiswa.
Subjek penelitian mahasiswa Universitas Gunadarma tingkat 2 (dua), laki-
laki dan perempuan, berusia antara 18 - 20 tahun, memiliki skor tingkah laku
non asertif yang lebih dominan berdasarkan hasil Tes Skrining Subjek, bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian (mengikuti seluruh program pelatihan
selama 8 kali berturut-turut, mengisi kuesioner dan mengeljakan tugas-tugas
yang diminta - untuk kelompok eksperimen)
Jumlah subjek penelitian 12 orang pada kelompok eksperimen dan 12
orang pada kelompok kontrol. Rancangan yang digunakan di dalam penelitian
ini adalah true experimental design, dengan bentuk randomized matched
prestest-posttest control group design. Pelatihan asertif unluk kelompok
eksperimen diberikan selama 4 minggu dengan 8 kali pertemuan, sekitar 2,5 -
3 jam setiap pertemuan. Adapun untuk kelompok kontrol hanya diberikan
pretest dan posttest.
Untuk mengumpulkan data digunakan Tes Skrining Subjek untuk
menyeleksi individu yang akan diikutsertakan dalam pelatihan, Skala Tingkah
laku sertif yang cligunakan untuk pretest dan posttest (denan I0 aspek yaitu
melakukan percakapan, mencari informasi, mernberikan pendapat, mengajukan
permintaan, menolak permintaan, mengekspresikan perasaan, memberikan
pujian, memberikan kritikan, menerima pujian dan menerima kritikan) Serta
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Asertif. Untuk analisis data digunakan
Wilcoxon Signed Rank Test, Mann Whitney U Test dan distribusi frekuensi.
Kesimpulan yang diperoleh adalah 1) Ada peningkatan tingkah laku
asertif secara sangat signifikan setelah mengikuti pelatihan. Peningkatan terj adi
dalarn semua aspek tingkah laku asertif 2) Ada perbedaan tingkah laku asertif
secara signifikan antara subjek yang mengikuti pelatihan dengan yang tidak
mengikuti pelatihan. Namun jika dilihat secara lebih khusus berdasarkan aspek-
aspeknya, perbedaan yang signifikan terjadi pada aspek kernampuan
melakukan percakapan dan memberikan kritik. Faktor yang mungkin
menyebabkan adalah karena mated yang diberikan untuk setiap sesi (dan tugas
rumah yang diberikan) cukup banyak sedangkan pertemuan dilakukan
seminggu 2 kali, sehingga selang waktu pertemuan yang hanya 2-3 hari
tampaknya menyebabkan peserta pelatihan rnerasa bebannya menjadi banyak
(karena bersamaan dengan pengerjaan tugas-tugas kuliah) dan menyebabkan
beberapa dari mereka menjadi belum sempat untuk menerapkan secara optimal
berbagai keterampilan yang telah mereka pelajari di pelatihan. Komponen
active experimentation, dimana subjek diminta untuk mempraktikkan berbagai
materi yang telah dilatihkan ke dalam situasi sosial keseharian (membuat
keputusan, menyelesaikan masalah), tampaknya kurang berjalan dengan
optimal.
Kesmpulan 3) bentuk tingkah laku asertif yang sulit dilakukan subjek
adalah mengekspresikan orasaan dan menolak permintaan 4) materi yang
dianggap membantu meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah
percakapan sosial, memperkenalkan diri, memberikan pujian, seb’ statement,
imajinasi emosi dan memberikan kritikan S) teknik yang dianggap membanlu
meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah diskusi dalam kelompok besar (sharing masalah dan pengalaman)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Ramadhana Reksoprodjo
"Post traumatic growth merupakan salah satu istilah untuk menggambarkan perubahan positif akibat hasil perjuangan dengan trauma yang menekankan pada potensi transformasi pengalaman seseorang setelah mengalami peristiwa traumatik (Meyerson, Grant, Carter, dan Kilmer. 2011). Tedeschi dan Calhoun (2004) menekankan pentingnya kejadian yang memiliki efek 'seismik' hingga menimbulkan krisis psikologis karena hancurnya asumsi dasar atau keyakinan inti (core beliefs) seseorang untuk terjadi post traumatic growth. Penelitian ini mengidentifikasi dan mengetahui post traumatic growth yang terjadi pada anak usia sekolah di Indonesia yang mengalami kejadian buruk di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 120 partisipan dari SD di daerah Jakarta dan Depok. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa post traumatic growth yang terjadi pada anak-anak yang mengalami kejadian buruk. Peningkatan core beliefs, rumination, dan dukungan sosial menguatkan post traumatic growth pada anak-anak usia sekolah yang mengalami kejadian buruk.

Post traumatic growth is one of those term for positive change experienced as a result of the struggle with trauma which emphasize in transformation (Meyerson, Grant, Carter, dan Kilmer. 2011). Tedeschi and Calhoun (2004) also emphasize seismic event which caused psychological crisis because of the disruption of core beliefs so that post traumatic growth could happen. The following research is to identified post traumatic growth that happen in school age children with horrible experience. This study uses a quantitative approach involving 120 respondents from elementary schools in Jakarta and Depok. Results showed that there is post traumatic growth in school-age children with horrible experience. Increased core beliefs, rumination, and social support strengthen post traumatic growth in school-age children with horrible experience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>