Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Prasetyo Indaryanto
"Tesis ini tentang keberadaan komunitas Punk di masyarakat dan kecenderungannya mengalami keterpaan dari penyakit masyarakat serta kontribusinya pada masyarakat sekitarnya. Perhatian utama dalam tesis ini adalah keberadaan komunitas Punk yang berada di jalan-jalan di wilayah Jakarta Selatan. Tujuan tesis ini untuk melihat keberadaan komunitas Punk yang semakin berkembang serta pengaruhnya terhadap keamanan di masyarakat.
Masalah penelitian dalam tesis ini adalah bagaimana keterpaan komunitas Punk dari penyakit masyarakat serta bagaimana kontribusi komunitas Punk di masyarakat khususnya perbuatan-perbuatan yang dianggap sebagai penyakit masyarakat serta tindakan-tindakan yang dianggap sebagai penyakit masyarakat namun mengarah kepada tindak pidana. Pengkajian dalam tesis ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, pengamatan terlibat serta kajian pustaka.
Hasil penelitian diketahui bahwa komunitas Punk yang ada di jalan-jalan di wilayah Jakarta Selatan sangat rentan diterpa oleh penyakit masyarakat. Diperoleh gambaran bahwa komunitas Punk tersebut rentan terhadap penyakit masyarakat seperti minum-minuman keras, penyalahgunaan obat dan narkotika, seks bebas dan pelacuran serta tindakan kejahatan, selain itu juga tentang kontribusi komunitas Punk tersebut terhadap penyakit masyarakat yang ada di lingkungannya. Dalam tesis ini juga dibahas mengenai peran dari petugas kepolisian dalam upayanya menekan angka kejahatan dengan mengendalikan perkembangan komunitas Punk.
Kesimpulan penelitian dalam tesis ini bahwa komunitas Punk yang berada di jalan-jalan di wilayah Jakarta Selatan sangat rentan diterpa oleh penyakit masyarakat dan juga turut berkontribusi atas berkembangnya penyakit masyarakat di dalam lingkungannya. Dan pada bagian akhir terdapat beberapa saran guna perbaikan pada penelitian berikutnya dan juga saran kepada pihak kepolisian dalam pelaksanaan tugasnya agar melibatkan instansi terkait dan masyarakat dalam menekan pertumbuhan penyakit masyarakat.

The thesis talks about the existence of punk communities and its tendency to be contaminated by anomalies as well as its contribution to anomalies among South Jakarta society. The research employs qualitative approach and data are gathered using interview, involved observation and literature study.
The results of the research reveal that the punk communities on the streets of South Jakarta are vulnerable from anomalies among society, such as liquor, narcotics and drugs abuse, free sex, prostitution, as well as criminal acts. In addition, it is revealed that the punk communities have contributed to such anomalies where they exists. The thesis also discusses the roles of police officers in their efforts to repress down the crime rates by controlling the questioning punk communities.
The thesis concludes that punk communities on the streets of South Jakarta are vulnerable from anomalies. They also contribute to the development of anomalies where they exist. The final section of the thesis states some recommendation in order to be improved in the next research.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amirulhayat Bin Hasan
"Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki santri dengan latar belakang sebagai pemuda punk. Awal berdirinya pondok pesantren ini dimulai dari keprihatinan salah satu Pimpinan Jamaah Sholawat Sabilul Hikmah untuk Kota Malang, dalam melihat fenomena pemuda punk yang terjadi dengan segenap perilaku menyimpang yang dilakukannya. Karena banyaknya pemuda punk yang masuk di pondok tersebut, tentunya pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah memiliki gaya kepemimpinan khusus dalam memberdayakan santrinya tersebut. Sehingga kajian ini bertujuan untuk menganalisis kepemimpinan karismatik dalam pemberdayaan pemuda marginal punk yang dilakukan Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Kota Malang, Jawa Timur.
Dengan pendekatan penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur, hasil kajian menunjukkan bahwa pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah memiliki karakteristik sesuai dengan teori Yulk 2005. Dengan implementasi karakteristik pemimpin karismatik tersebut, dalam proses pemberdayaan bagi pemuda marginal punk yang meliputi tiga tahapan yaitu pemurnian mental, penyadaran dan pendidikan peningkatan Iman dan Takwa, dan pemberian keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi masyarakat ataupun pemerintah yang memiliki sasaran terhadap pemberdayaan, khususnya bagi pemuda marginal punk.

Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah is one of the boarding schools which have several students from punk youth background. This boarding school was built according to the apprehension from one of the leaders of Jamaah Sholawat Sabilul Hikmah Malang, in responding the deviation behavior which is occurred among punk youth. Because of several punk youth who enter to this boarding school, then the leader of Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah has a special leadership characteristics in empowering the students. This study aims to analyze charismatic leadership in the empowerment of marginal youth punk in Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Malang, East Java.
By conducting qualitative research approach and data collection technique of interview and literature studies, this study found that the leader of Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Malang has a characteristic which is appropriate with the theory of Yulk 2005. There are three steps in implementing this leadership characteristics such as mental purification, awareness and education improving faith and piety, and providing several skills which is appropriate with students rsquo ability and interests. The result of this study is expected to be a reference for the society and government who have targets toward empowerment, especially for marginal youth punk.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Dimas Adhinugraha
"Musik beserta budaya punk mulai berkembang di Jerman pada akhir tahun 70-an di masa Perang Dingin, dimulai dari Jerman Barat yang kemudian memasuki Jerman Timur. Kehidupan mereka di kedua negara Jerman tersebut pada masa pra reunifikasi juga dibahas dalam film-film Jerman mulai dari tahun 2000-an. Salah satu film yang membahas kehidupan mereka adalah Wie Feuer und Flamme 2001. Film yang disutradai oleh Connie Walther ini menceritakan kehidupan seorang anak muda bernama Captain dan teman-temannya sebagai anak punk di Jerman Timur, film ini juga menceritakan cerita cinta Captain dengan seorang gadis bernama Nele dari Jerman Barat.
Penelitian ini menggunakan teori identitas dari Stuart Hall untuk melihat konstruksi identitas remaja punk Jerman Timur dalam film. Setelah melakukan analisis dapat terlihat identitas remaja punk yang terlihat di dalam film terdiri dari dua, yaitu yang melawan otoritas serta yang pro- Jerman Barat. Konstruksi identitas mereka tersebut digunakan untuk mengkritik pemerintahan Jerman Timur dan menunjukkan ketertarikan mereka akan budaya barat dengan maksud untuk menunjukkan dominasi dan keunggulan Jerman Barat terhadap Jerman Timur, termasuk pula di dalam negara Jerman yang bersatu setelah reunifikasi Jerman.

Music and punk culture began to flourish in Germany in the late 70s during the Cold War, starting from West Germany which later entered East Germany. Their lives in both Germany in pre reunification was also discussed in German movies from the 2000s. One of the movies discussing their lives is Wie Feuer und Flamme 2001. The movie, directed by Connie Walther tells the life of a young boy named Captain and his friends as punk in East Germany, the movie also tells the love story between Captain and a girl named Nele from West Germany.
This study uses the theory of identity from Stuart Hall to see the construction of the identity of East German punk teens in the movie. After doing the analysis, it can be seen that there are two identities of punk teenagers who are in the movie, namely punk who are against the authority and punk who are pro West Germany. The construction of their identities was used to criticize the East German government and show their interest in western culture with intent to show West German domination and superiority over East Germany, including within the united Germany after the reunification of Germany.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiyah Adiraputri
"ABSTRAK
Budaya punk lahir sebagai respon terhadap ketidakpuasan terhadap suatu fenomena. Respon tersebut berupa sikap menentang yang sifatnya biasanya destruktif ataupun tidak sesuai dengan norma yang berlaku; atau non-konformis. Mengacu kepada isu bencana, timbul sebuah ide untuk merespon bencana tersebut dengan ideologi non- konformis. Respon terhadap bencana tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang membangun, namun bersifat menghancurkan. Memandang Universitas Indonesia (UI) sebagai sebuah faktor bencana overpopulasi dan gentrifikasi di Depok, ideologi non- konformis diterapkan dalam metode perancangan arsitektur, dengan program berupa anarkisme yang diinjeksi sebagai respon untuk menghancurkan keberadaannya yang dinilai merugikan.

ABSTRACT
Punk subculture was born in response to dissatisfaction from a phenomenon. The response includes attitudes that emphasize destructive, not in accordance with applicable norms; or non-conformist. Referring to the issue of disaster, an idea arose to respond to the disaster with a non-conformist ideology. Architecture‟s response to disaster is no longer seen as something that is built, but it can be seen as something destructive. Seeing University of Indonesia (UI) as a factor of disaster of gentrification in Depok, an ideology of non-conformity is applied on architectural practice (design methods abd programs) that leads into anarchy that is injected in response to destructing its existence that causing the issue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Darmawan
"Punk adalah gerakan sosial budaya, yang diekspresikan melalui media musik. Nya Penampilan di Inggris dan Amerika Serikat ditandai oleh kehadiran band-band seperti Sex Pistols, The Clash, dan The Ramones pada 1970-an. Penampilan Punk di Jakarta ditandai dengan keberadaan band Vacant dan The Stupid di Jakarta akhir 1980-an. Musik punk di Jakarta terus berkembang karena mereka menjadikan musik sebagai media untuk mengkritik pemerintah. Ada satu band punk di Jakarta yang di awalnya
kelahiran dengan personil yang sama sering menggunakan nama Anti ABRI (AA) dan Anti Militer (SAYA). Pada tahun 2001 mereka mengubah nama band menjadi Marjinal. Dalam penelitian ini menggunakan metode Sejarah yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi menggunakan ilmu sosiologi pendukung dari Piotr Sztompka tentang sosiokultural gerakan dan Ilmu Hermeneutik dari Gadamer untuk menganalisis lagu dari Marjinal. Marjinal dengan Komunitas Taring Babi memiliki tiga karakteristik yang diidentifikasi sebagai punk, yaitu dari gaya berpakaian, musik, dan kegiatan kelompok. Dampak yang lebih luas dari Marjinals terlihat pada tahun 2008 dengan munculnya Komunitas Peccary di Kalibata, Jakarta Selatan dan dalam perkembangan selanjutnya mereka membentuk band punk bernama Crewsakan
di 2009.

Punk is a socio-cultural movement, which is expressed through music media. His performances in the United Kingdom and the United States were marked by the presence of bands such as Sex Pistols, The Clash, and The Ramones in the 1970s. Punk performances in Jakarta are marked by attracting the band Vacant and The Stupid in Jakarta the late 1980s. Punk music in Jakarta continues to grow because they make music as a medium to criticize the government. There was one punk band in Jakarta at the beginning births with the same member often use the names Anti ABRI (AA) and Anti Military (ME). In 2001 they changed the bands name to Marginal. In this research, the History method which consists of heuristic, criticism, interpretation, and historiography stages uses supporting sociology from Piotr Sztompka about the sociocultural movement and Hermeneutic Science from Gadamer to analyze songs from Marginal. Marginal with the Pig Taring Community has three characteristics that are preferred as punk, namely from the style of thinking, music, and group activities. The wider impact of the Marjinals was seen in 2008 with the change in the Peccary Community in Kalibata, South Jakarta and in subsequent developments they formed a punk band called Crewsakan in 2009"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Ramadan
"Penelitian ini membahas bentuk sub-kultur punk yang ada di Federasi Rusia dan perbedaan dengan suk-kultur punk di Barat dengan menganalisis karya-karya pelaku sub-kultur punk di situs berbagi video youtube.com. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan studi pustaka. Melengkapi penelitian terdahulu mengenai sub-kultur punk di Rusia serta perbedaanya dengan punk di Barat (Gololobov, 2014.), penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan apa yang melatarbelakangi mereka untuk membentuk sub-kultur punk dengan teori youth subculture oleh John Clarke (1976), dan bagaimana perbedaan cara mereka menyampaikan kritik ke pemerintah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara kritik subkultur punk mendapat reaksi berbeda dari pemerintah karena pengaruh dari tindakan mereka yang melanggar hukum konstitusi atau tidak.
This research discusses the differences of punk subculture in Russian Federation with punk subculture in west by analyzing the works of subculture figures from video sharing website youtube.com. The method used in this research is descriptive analysis method and literature study. To complements previous research on punk subculture in Russia and the difference with Western punk (Gololobov, 2014), this research aims to describe their background to create punk subculture, uses theory of youth subculture by John Clarke (1976) and how they ciriticise the government. The results of this study shows that the way the of punk subculture criticism gets different reactions from the government because of the influence of their actions that violate the law or not."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abi Mulya
"ABSTRAK
Punk merupakan cabang dari genre musik rock. Musik ini lahir pada tahun 1970-an sebagai bentuk perlawanan terhadap kondisi sosial dan politik di Inggris. Seiring berjalannya waktu, punk tersebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.Di sisi lain, punk sering diberi stigma negatif oleh media. Ekspos yang dilakukan media terhadap musik punk pun cenderung sedikit akibat musiknya yang lebih sulit diterima telinga masyarakat umum. Lahasil, informasi musik punk pun lebih sulit ditemukan dibandingkan musik yang lain. Kini, walaupun informasi musik punk sudah bisa ditemui di berbagai media daring, termasuk di Indonesia, konten-kontennya tetap memiliki beberapa kekurangan. Selain itu, hanya sedikit media yang memberi ruang bagi penggemar atau pegiat musik punk untuk mempublikasikan konten buatan sendiri. RIUH adalah portal berita daring yang membahas musik dan fokus pada musik punk serta turunannya. Pembahasan yang diangkat tak hanya berkutat pada punk dari segi musik, tetapi juga kaitannya dengan isu-isu sosial dan budaya yang ada. Tak hanya menyajikan informasi, media ini juga memfasilitasi khalayak membuat dan membagikan kontennya sendiri dalam kanal yang telah disediakan. Nantinya, situs media ini dapat menjadi wadah interaksi dan bertukar informasi bagi individu maupun kelompok yang menyukai musik punk.

ABSTRACT
Punk is a branch of the rock music genre. This music was born in the 1970s as a form of resistance to social and political conditions in Britain. Over time, punk spread to various parts of the world, including Indonesia. On the other hand, punk was often given a negative stigma by the media. The media exposure to punk tends to be a little due to the music which is more difficult for the general public to hear. As a result, punk music information is more difficult to find than other music. Now, even though information about punk music can already be found in various online media, including in Indonesia, the content still has some inadequacy. In addition, there are only few media that provides space for fans or punk music activists to publish their own content. RIUH is an online news portal that discusses music and focuses on punk music and its derivatives. The discussion raised not only dwells on punk in terms of music, but also its relation to existing social and cultural issues. Not only presenting information, the media also facilitates audiences to create and share their own content within the channels that have been provided. Later, media sites can become a forum for interaction and information exchange for individuals and groups who like punk music
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library