Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krisna Juanita
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi Policy Control Rules Function (PCRF) pada jaringan OpenIMSCore. PCRF berfungsi sebagai penentu kebijakan pada OpenIMSCore dalam pengaturan Quality of Service (QoS). QoS dapat menjamin layanan OpenIMScore agar dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi PCRF dilakukan untuk memodelkan suatu jaringan OpenIMSCore dalam pengaturan bandwidth yang diberikan kepada layanan yang ada. Instalasi PCRF membutuhkan komponen penting yaitu protocol DIAMETER yang memiliki peranan dalam Authentication, Authorization, and Accounting (AAA). PCRF terhubung langsung dengan P-CSCF sehingga pada P-CSCF juga harus dilakukan pengaturan protocol DIAMETER agar dapat tersambung dengan PCRF.

This paper discusses the implementation of the Policy Control Rules Function (PCRF) on the OpenIMSCore network. PCRF functions as a determinant in setting policy on OpenIMSCore Quality of Service (QoS). QoS can guarantee OpenIMScore services in order to operate as expected. Implementation PCRF performed to model a OpenIMSCore network in bandwidth settings given to existing services. Installation requires a critical component of PCRF DIAMETER protocol that has a role in the Authentication, Authorization, and Accounting (AAA). PCRF is connected directly to the P-CSCF to the P-CSCF should also be performed DIAMETER protocol settings in order to connect to the PCRF."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1849
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toufik Gozali
"ABSTRAK
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) merupakan perusahaan yang memiliki usaha utama dibidang penyelenggaraan jaringan, jasa telekomunikasi dan informatika. Berbagai jenis produk Telkom dihasilkan dengan berbasiskan teknologi jaringan internet protocol (IP) yang didukung oleh luasnya infrastruktur telekomunikasi Telkom. Pada kondisi terjadi gangguan infrastruktur yang berakibat saturasi bandwidth diharapkan layanan dapat beroperasi dengan kualitas yang baik sesuai dengan service level agreement (SLA) produk dan jenis pelanggan. Fakta yang terjadi pada saat keadaan saturasi bandwidth yaitu performansi layanan koneksi data dan internet menjadi lambat, tidak dapat melakukan panggilan telpon serta terjadi penurunan kualitas layanan televisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perancangan QoS yang ideal terhadap jenis produk berbasis IP pada infrastruktur backbone Telkom agar memberikan prioritas traffic pada saat terjadi saturasi bandwidth. Rancangan QoS bersumber pada studi komposisi biaya setiap jenis produk, SLA, segmen pelanggan, dan utilisasi penggunaan bandwidth pada infrastruktur Telkom. Dalam keadaan infrastruktur normal, penerapan QoS ini tidak memiliki pengaruh terhadap penerapan proses antrean paket pada network element infrastruktur jaringan. Sebaliknya, implementasi QoS sangat berguna jika terjadi traffic congestion yang berakibat pada saturasi bandwidth. Dengan diterapkannya QoS pada setiap network element infrastruktur jaringan akan memberikan jaminan bandwidth dan preferensi prioritas bagi masing-masing jenis produk berbasis IP.

ABSTRACT
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) is a company whose core business is in network operations, telecommunications services and informatics. Various types of Telkom products are produced based on internet protocol (IP) network technology which is supported by the broad telecommunications infrastructure. In conditions of infrastructure disruption, it is expected that services can operate with good quality in accordance with the product service level agreement (SLA) and type of customer. The fact that the performance of data connection services and the internet becomes slow, unable to make telephone calls and low quality of television services. This study aims to determine the ideal QoS design for IP-based products on Telkom's backbone infrastructure when bandwidth saturation occurs. The QoS design is based on the study of cost composition in each products, SLA, customer segment, and bandwidth usage utilization. In normal operation, the application of QoS has no effect on the implementation of the packet queue process on network infrastructure element networks. Conversely, QoS implementation is very useful if there is traffic congestion which results in bandwidth saturation. With the implementation of QoS on each network element, network infrastructure will provide bandwidth guarantees and priority preferences for each type of IP-based product.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukaesih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasanpemustaka
terhadap layanan perpustakaan fakultas yang ada di lingkungan Universitas Padjadjaran (UNPAD). Lokasi penelitian ini
dilakukan di perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan data dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa analisis harapan dan kinerja hasil
rata-rata terhadap kelima dimensi yakni kehandalan, kecepatan, jaminan, empati dan aspek tangible (berwujud) sudah terjadi kesesuaian antara layanan yang diharapkan dengan yang diterima
artinya para responden menggun akan jasa layanan perpustakaan
Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD sudah merasa puas dengan kegiatan
layanan yang selama ini telah berlangsung."
Universitas Airlangga, 2016
020 PAL 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Ghofur Al Amin
"Seiring dengan perkembangan dalam teknologi seluler, telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan dari jaringan, perangkat hand phone dan jumlah aplikasi yang tersedia, terjadi ledakan permintaan akan layanan data. Pengembangan jaringan secara masif untuk jaringan seluler generasi 2G, 3G dan 4G turut memacu pertumbuhan layanan data. Berdasarkan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 16 tahun 2013 tentang Standar Kualitas Jasa Teleponi Dasar Pada Jaringan Bergerak Seluler, standar tolok ukur QoS hanya dilakukan untuk jenis layanan suara.
Dalam penelitian ini akan dilakukan proses analisis terhadap performansi QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler di DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor dan Depok, Indonesia dengan sistem uji petik secara drive test dan static test. Pada proses drive test dilakukan uji coba untuk aplikasi HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk static test dilakukan uji coba aplikasi PING. Untuk melengkapi hasil analisis dilakukan dengan benchmarking terhadap regulasi layanan data pada ETSI, MCMC, IDA, dan Ofcom.
Diharapkan hasil penelitan ini dapat menjadi gambaran secara utuh terhadap performansi QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler yang dapat indikator penting dalam menentukan parameter QoE dan QoS layanan data guna perbaikan regulasi pada penentuan standar tolok ukur QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler di Indonesia.

Along with the development in the mobile technology, there has been a significant increase in the ability of the network, the device is a mobile phone and the number of applications available, causing explosion in demand for data services. Massive's network development for 2G, 3G and 4G mobile netowork helped increasing the growth of data services. Based on the regulation of the Minister of Communication and Information number 16 of 2013 on Basic Telephone Service Quality Standard On Mobile Cellular Network, the measurement of QoS is only done for voice services.
In this study we will perform an analysis of the performance of QoS and QoE data services on mobile networks in Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor and Depok, Indonesia with pick-test system as drive test and static test. In the drive test conducted trials for application HTTP (Hypertext Transfer Protocol) and for the static test trials conducted PING application. The results of the analysis is completed with regulation benchmarking on data services at the ETSI, MCMC, IDA, and Ofcom.
Expected results of this research can be a full picture of the performance of QoS and QoE data services on mobile networks that can be an important indicator in determining the parameters of QoE and QoS data services for the improvement of the regulation on the standard QoS and QoE data services on mobile networks in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kamila
"Implementasi layanan 3G di Indonesia memerlukan sebuah jaminan kualitas layanan bagi para pelanggannya yang di dalam istilah telekomunikasi biasa dikenal dengan sebutan QoS (Quality of Service). Salah satu cara pengukuran Nilai QoS adalah drive test, yaitu sebuah metode pengukuran trafik yang dilakukan dari satu wilayah ke wilayah lain dengan cara berpindah tempat atau mobile baik menggunakan kendaraan atau berjalan kaki. Drive test ini dianggap dapat mewakili data QoS dari sisi pelanggan. Wilayah pengukuran drive test yang dipilih adalah wilayah DKI Jakarta sebagai daerah utama implementasi layanan jaringan 3G dan dikhususkan pada daerah segitiga emas untuk jaringan 3G Telkomsel. Hasil pengukuran drive test tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan metode DOE (Design of Experiments) untuk desain Two-Factor fixed Effect Model. DOE ini mempunyai kemampuan untuk mengolah sedikit data untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang sah dan objektif. Keluaran dari penghitungan DOE adalah uji nilai QoS. Dengan mengacu kepada parameter QoS yang telah ditetapkan oleh 3GPP, maka proses selanjutnya adalah membandingkan antara hasil analisa DOE untuk pengukuran QoS wilayah DKI Jakarta dengan QoS Standar operator. Hasil perbandingan tersebut menggambarkan tingkat baik atau buruknya QoS 3G Telkomsel wilayah DKI Jakarta. Dan dengan menggunakan DOE, hasil yang diperoleh lebih akurat walaupun menggunakan jumlah sampel yang lebih sedikit.

3G services in Indonesia need a quality guarantee for its customers. The guarantee of quality in telecommunication network is known by QoS (Quality of Service). One of methods to measure QoS value on user side is a drive test. Drive test is a traffic measurement method where data is collected by mobile activities, i.e. driving or walking from one area to other area. Before collecting the data, first of all we have to determine specific area and network to be measured. In this writing DKI Jakarta has been chosen as measurement area since it is a major area for 3G implementation. For the measured network, Telkomsel 3G network has been chosen. The next step is to analize drive test data using DOE (Design of Experiments) method for Two-Fixed Effect Model. DOE is capable to analyze a few experiments to produce a valid and an objective result. DOE output is a QoS verification where the final process is taken by comparing QoS measurement in DKI Jakarta with operator standard. The result of this experiment is a QoS 3G level in DKI Jakarta. Even using a few data, the DOE output is more acurate than output of reguler process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Darmawan Sidik
"ABSTRAK
Implementasi LTE yang menjanjikan dapat memberikan layanan dengan
kecepatan yang lebih baik dari pada teknologi sebelumnya, menuntut
penyelenggara untuk lebih memperhatikan kualitas layanan. Pelanggan
menginginkan adanya jaminan kualitas layanan agar aplikasi yang digunakan
dapat berjalan dengan baik. Disisi lain penyelenggara membutuhkan pendapatan
yang tidak sedikit agar dapat mengembangkan jaringannya dengan kualitas yang
baik. Tarif mempunyai peran yang penting untuk mengoptimalkan pendapatan
penyelenggara dan mengelola sumber daya jaringan. Penyelenggara perlu strategi
pentarifan agar memperoleh pendapatan yang mencukupi untuk biaya
penyelenggaraan, dan pelanggan mendapatkan kualitas layanan yang baik sesuai
kebutuhan. Model pentarifan dengan pendekatan kualitas layanan akan
memberikan manfaat bagi penyelenggara dan pelanggan. Model pentarifan
dibangun dengan memperhatikan biaya elemen jaringan dan biaya aktivitas
layanan retail yang dikeluarkan oleh penyelenggara, serta pembagian kategori
pelanggan berdasarkan QCI (QoS Class Identifier) yang terdapat pada sistem
LTE. Diharapkan dengan model pentarifan tersebut dapat digunakan menjadi
dasar dalam strategi pentarifan bagi penyelenggara dan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan bagi penyelenggara dan masyarakat.

ABSTRACT
Implementation of LTE that promises to provide services at a better speed than
the previous technology, requires operators to pay more attention to quality of
service. Users want the guarantee of quality of service in order to use
applications that can run well. On the other hand the operators require revenue in
order to develop its network with good quality. Pricing have an important role to
optimize operator?s revenue and manage network resources. The operators need
the pricing strategy in order to get enough revenue to costs, and users get good
quality of service as needed. Pricing models with approach the quality of service
will provide benefits for the operators and users. The pricing models are built
with attention to the network elements cost and retail services activity cost
incurred by the operators, as well as the distribution of categories of customers
based on QCI (QoS Class Identifier) in the LTE system. The pricing model can be
used as pricing strategy for the operators and as an input in the decision making
for operators and the public."
2015
T47148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Jakson Harianto Johannes
"Teknologi End to End QoS Quality of Services adalah teknologi pemrioritasan trafik pada jaringan IP Internet Protocol dan solusi bagi permasalahan delay yang ditimbulkan oleh karakteristik jaringan IP. Dalam pengembangannya, dihasilkan fitur pemrioritasan terhadap layanan data, yaitu THP/ARP Traffic Handling Priority/Allocation Retention Priority dan dikontrol oleh perangkat PCRF Policy and Charging Rule Function untuk mekanisme pentarifan.PT. XL Axiata belum melihat teknologi End to End QoS sebagai faktor utama dalam mempertahankan kualitas jaringan dan solusi utama akan tren penurunan pertumbuhan pendapatan yang diakibatkan peralihan penggunaan layanan konvensional SMS dan suara menjadi layanan OTT Over The Top . Hal ini terlihat dari belum adanya perencanaan mekanisme perawatan teknologi End to End QoS dan belum dimanfaatkannya fitur THP/ARP pada produk PT. XL Axiata saat ini. Padahal fitur THP/ARP bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis layanan data PT. XL Axiata, dimana kontribusi layanan data masih kecil untuk pendapatan PT. XL Axiata yaitu hanya sekitar 18 .Analisa strategi penerapan End to End QoS menggunakan teori manajemen strategi, yang dilakukan dengan mengidenfikasi faktor terkait teknologi ini di internal maupun eksternal, kemudian dipetakan menggunakan analisa SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats dan QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix untuk menentukan strategi utama dan pendukung.Berdasarkan hasil analisa SWOT, PT. XL Axiata berada di Kuadran I. Menurut Pearce and Robinson 1998 , perusahaan pada kuadran tersebut mempunyai posisi strategis yang baik dan disarankan menggunakan strategi progresif, artinya PT. XL Axiata dalam kondisi prima dan mantap, sehingga sangat dimungkinkan untuk terus berekspansi, bertumbuh dan meraih kemajuan secara maksimal.Agar penerapan strategi progresif berjalan dengan baik, diperluka perawatan teknologi End to End QoS yang baik. Dari hasil analisa SWOT yang dikombinasikan dengan QSPM, didapatkan bahwa mekanisme perawatan berkala berdasarkan kombinasi periode waktu tertentu atau pertumbuhan jaringan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan opsi tanpa perawatan dan perawatan berdasarkan periode waktu atau pertumbuhan jaringan saja.
Technology of End to End QoS Quality of Services is a traffic prioritization technology in IP Internet Protocol based network and the solution for delay problem caused by IP network characteristics. In its development, THP ARP Traffic Handling Priority Retention Priority Allocation feature is used for data services prioritization and controlled by the PCRF Policy and Charging Rule Functin for the pricing mechanism.PT. XL Axiata have not seen the End to End QoS technology as a key factor in maintaining the network quality and the main solution for revenue growth decreasing trend as result of displacement use of conventional services SMS and voice into OTT over The Top services. This is evident from the lack of planing for maintenance mechanism for End to End technology and THP ARP feature have not been exploited on the PT. XL Axiata 39 s product. Though the THP ARP feature can be used to develop PT. XL Axiata data services business, while the contribution of data services is only about 18 for revenue of PT. XL Axiata.Implementation strategy of End to End QoS analysis using strategy management theory, by identifying associated internal and external factors with the technology, then map it to SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats and QSPM Quatitative Strategic Planning Matrix analysis to determine primary and supporting strategies.Based on the result of the SWOT analysis, PT. XL Axiata is in Quadrant I and according to Pearce and Robinson 1998 , companies that are in the quadrant has a good strategic position ans suggested using a progressive strategic, meaning PT. XL Axiata in prime conditio and steady, so it is possible to continue to expand, growing, and achive the maximum progress.In order to make the progressive strategy implementation running well, it requires good maintenance of End to End QoS technology. The result of SWOT combined with QSPM analysis is the regular maintenance mechanism based on the combination of a specific time period or network growth gain greater value than no maintenance option, and maintenance options based on the time period only or network growth only."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Rizkiyanto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas jaringan Virtual Private Network (VPN) yang
merupakan metode komunikasi pada jaringan publik yang aman, dengan
melakukan tunneling dan enkripsi. Teknologi terbaru dari VPN adalah Dynamic
Multipoint VPN (DMVPN) yang dapat melakukan komunikasi ke banyak jaringan
lokal secara mudah, dibandingkan dengan VPN, karena bekerja secara multipoint.
Perbedaan antara DMVPN dengan VPN, seperti cara membuat tunnel dan
konfigurasi, tidak jauh berbeda. Pada penulisan ini akan dibahas perbedaan kedua
metode VPN dan DMVPN dalam Quality of Service (QoS) tertentu, seperti delay,
jitter, dan throughput. Metode yang digunakan untuk mengukur QoS tersebut
adalah dengan melakukan berbagai komunikasi, seperti video streaming, audio
streaming, dan pengiriman file antar jaringan lokal dengan menggunakan jaringan
VPN dan DMVPN. Hasil yang didapat dari penelitian ini, secara keseluruhan
pada aplikasi video call dan audio call, VPN memiliki QoS lebih baik
dibandingkan dengan DMVPN dengan perbedaan keseluruhan dibawah 10 %,
sedangkan untuk aplikasi file transfer, secara keseluruhan DMVPN lebih banyak
unggul dengan perbedaan yang sedikit lebih baik, hanya sekitar 5 %. Perbedaan
yang tidak terlalu jauh ini membuat DMVPN baik digunakan untuk komunikasi
data yang aman.

ABSTRACT
This thesis discusses about Virtual Private Network (VPN) network,
which is a secure communication method in public network using tunneling and
encryption. The latest VPN technology is Dynamic Multipoint VPN (DMVPN)
that can communicate to multiple local networks easily compare to VPN, because
it works in multipoint way. The differences between DMVPN and VPN, for
instance methods to make tunnels and configuration are not too contrast, In this
paper, the differences between the two methods, DMVPN and VPN, in a certain
Quality of Service, such as delay, jitter, and throughput. Methods which will be
used to measure QoS is by using various communications, such as video
streaming, audio streaming, and file transfer between local network that use VPN
and DMVPN network. By obtaining the data QoS from various type of
communications, it will be analyzed to get the best QoS method. The results
obtained from this research, overall the video call and audio call application, a
VPN has a better QoS than the DMVPN with differences below 10%, while for the file transfer application, DMVPN overall more superior with the difference
that a little better , only about 5%. The difference is not too much of this makes
good DMVPN used for secure data communication."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library