Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nelly Dhevita Leswara
Depok: FMIPA-UI, 2005
615.4 NEL r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Zaidi Anwari
"Uji praklinis radiofarmaka dilakukan untuk menganalisa keamanan serta keefektifan radiofarmaka yang digunakan. Kedua hal tersebut dapat dicapai dengan mengestimasi dosis radiasi internal yang diterima oleh suatu organ. Skema MIRD menyatakan bahwa perhitungan dosis radiasi internal merupakan perkalian antara Time Integrated Activity Coefficients (TIACs) dan S-value dimana nilai TIACs didapatkan dari penggambaran biodistribusi radiofarmaka di dalam tubuh. Hewan percobaan digunakan dalam uji praklinis untuk menggambarkan biodistribusi radiofarmakanya. Hal ini menyebabkan perlunya suatu metode ekstrapolasi untuk memprediksi biodistribusi radiofarmaka di manusia. Melalui penelitian ini, peneliti ingin menganalisa pengaruh penggunaan radiofarmaka terhadap peta performa metode ekstrapolasi. Hasilnya, dibandingkan dengan penelitian Beykan et al, menunjukkan adanya perbedaan peta performa untuk radiofarmaka yang berbeda. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa organ juga mempengaruhi peta performa metode ekstrapolasi. Oleh karena itu, analisa metode ekstrapolasi perlu dilakukan sebelum uji praklinis suatu radiofarmaka dikarenakan terdapatnya perbedaan peta performa tersebut.
......Preclinical testing of radiopharmaceutical is carried out to analyze the safety and effectiveness of the radiopharmaceutical used. It can be achieved by estimating the dose of internal radiation received by an organ. The MIRD scheme states that the calculation of the internal radiation dose is S-values multiplied by Time Integrated Activity Coefficients (TIACs) whose value is obtained from the depiction of radiopharmaceutical biodistribution in the body Experimental animals are used in preclinical testing to depict radiopharmaceutical’s biodistribution. This results in the need for an extrapolation method to predict radiopharmaceutical biodistribution in humans. Through this study, researchers wanted to analyze the effect of the use of radiopharmaceuticals on the map performance of the extrapolation method. It, compared to the Beykan et al. study, shows the differences in performance maps for different radiopharmaceuticals. Therefore, analysis of extrapolation methods needs to be done before preclinical testing of a radiopharmaceutical because there are differences in performance maps."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
AIDR 7(1-2) 2011
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatul Hanifah
"Hanscheid et al (2018) merumuskan suatu fungsi yang dapat menghitung Integrated Activity Coefficients (TIAC). Akan tetapi, Hanscheid et al., (2018) tidak mencantumkan proses untuk menentukan fungsi monoexponential yang digunakan sebagai acuan rumus tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan model terbaik untuk menghitung nilai Time- (TIAC) secara akurat melalui tahapan seleksi model, serta melihat pengaruh model terbaik yang diperoleh terhadap fungsi yang diformulasikan oleh Hanscheid et al., (2018) dalam menghitung TIAC. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 8 data biodistribusi radiofarmaka 177Lu-DOTATATE pada organ ginjal pasien peptide-receptor radionuclide therapy PRRT. Data di-fitting menggunakan sejumlah fungsi sum of exponential. Selanjutnya dilakukan seleksi model berupa analisis goodness of fit serta menghitung nilai error absolut dan pembobotan Corrected Akaike Information Criterion (AICc). Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai TIAC menggunakan fungsi terbaik, rumus one time point dosimetry (OTPD), dan persamaan monoeksponensial. Nilai relative deviation (RD) antara nilai TIAC OTPD terhadap nilai TIAC hasil seleksi model dan TIAC monoeksponensial dihitung. Hasil dari seleksi model menyatakan bahwa fungsi terbaik dalam menggambarkan biodistribusi radiofarmaka 177Lu-DOTATATE pada organ ginjal dari data 6 pasien PRRT adalah fungsi . Fungsi terbaik untuk data pasien 2 yaitu fungsi dan untuk pasien 8 yaitu fungsi Nilai mean dan standar deviasi dari RD TIAC OTPD terhadap TIAC monoeksponensial pada ginjal kiri yaitu (86,33 6,76)% pada t1, (21,56 18,09)% pada t2, (16,48 6,34)% pada t3, dan (19,85 11,96)% pada t4. Nilai mean dan standar deviasi dari RD TIAC OTPD terhadap TIAC model terbaik dari ginjal kiri yaitu yaitu (87,88 4,06)% pada t1, (25,69 19,95)% pada t2, (17,37 )% pada t3, dan (23,46 20,17)% pada t4. Nilai mean dan standar deviasi dari RD TIAC OTPD terhadap TIAC monoeksponensial ginjal kanan yaitu (86,91 5,27)% pada t1, (19,64 16,26)% pada t2, (12,63 2,22)% pada t3, dan (18,86 11,06)% pada t4. Nilai mean dan standar deviasi dari RD TIAC OTPD terhadap TIAC model terbaik yaitu (86,98 4,98)% pada t1, (18,31 15,85)% pada t2, (11,92 )% pada t3, dan (18,41 12,33)% pada t4. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rumus OTPD sudah cukup baik untuk diaplikasikan secara klinis pada pasien PRRT yang diinjeksi dengan radiofarmaka 177Lu-DOTATATE.
......H�nscheid et al (2018) found a function that can calculate TIAC by using a single time point measurement, so that with only one measurement, TIAC values can be obtained only in patients. The purpose of this study is to determine the best model to calculate TIAC values ??accurately through the model selection stage, and to see the effect of the best model obtained on the function formulated by H�nscheid et al., (2018) in calculating TIAC. The data used in this study were 8 data on the biodistribution of the radiopharmaceutical 177Lu-DOTATATE on renal organ peptide receptor radionuclide therapy of PRRT patients. Data adjustment using a number of exponential functions. After the fitting process is carried out, the model selection is carried out in the form of goodness of fit analysis and calculates the absolute weighting value and the AICc weighting. Next, the TIAC value is calculated using the best function, the one time point dosimetry (OTPD) formula, and the monoexponential equation. The relative deviation value (RD) between the TIAC OTPD values to the TIAC values ??from the model selection and the monoexponential TIAC was calculated. The result of model selection stated that the best function in describing the biodistribution of the radiopharmaceutical 177Lu-DOTATATE in the kidney from the data of 6 PRRT patients was the function . Meanwhile, the best function for patient 2 is the function and for patient 8, the function is . The mean and standard deviation of RD from TIAC OTPD to monoexponential TIAC in the left kidney is (86.33±6.76)% at t1, (21.56±18.09)% at t2, (16, 48±16.34)% at t3, and (19.85±11.96)% at t4. The mean and standard deviation of RD from TIAC OTPD to the best model TIAC of the left kidney is (87.88±4.06)% at t1, (25.69±19.95)% at t2, (17 .37±24.37)% at t3, and (23.46±20.17)% at t4. The mean and standard deviation of RD from TIAC OTPD to monoexponential TIAC in the right kidney is (86.91±5.27)% at t1, (19.64±16.26)% at t2, (12.63 ±12.22)% at t3, and (18.86±11.06)% at t4. The mean and standard deviation of RD from TIAC monoexponential TIAC to the best TIAC model in the right kidney is (86.98±4.98)% at t1, (18.31±15.85)% at t2, (11.92± 13.29)% at t3, and (18.41±12.33)% at t4. Based on the research, the TIAC OTPD seems to be good enough for clinical application in PRRT patients injected with the radiopharmaceutical 177Lu-DOTATATE."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Amelia
"Dalam penggunaan radiofarmaka secara klinis, perlu memperhatikan keamanan dan efektivitas dengan pengujian praklinis dan klinis. Pengujian praklinis bertuujuan untuk mengevaluasi potensi toksisitas pada manusia, sementara pengujian klinis dilakukan untuk memvalidasi hasil translasi estimasi dosis dari hewan ke manusia. Proses pengambilan data biokinetika dalam pengujian klinis melibatkan pengukuran pada beberapa titik waktu, yang disebut sebagai Full Time Point (FTP). Namun, pengumpulan data berkali-kali ini tidak efisien. Untuk mengefisiensikan pengambilan data biokinetika tersebut dapat dengan menggunakan metode Single Time Point (STP), yang hanya mengambil satu titik data biokinetika saja dapat merepresentasikan hasil FTP. Telah banyak penelitian untuk STP. Akan tetapi, belum ada penelitian penyederhanaan protokol dosimetri pada model translasi. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat akurasi STP pada model terbaik translasi. Penelitian ini menggunakan radiofarmaka 89Zr-Pembrolizumab dan menerapkan pendekatan Bayesian. Nilai TIACs manusia pada FTP hasil translasi menjadi TIACs referensi terhadap hasil STP. TIACs ginjal manusia untuk FTP pada 89Zr-Pembrolizumab yaitu 5.41E-01 ± 1.42E-02 jam. TIACs ginjal manusia yang diperoleh dari hasil simulasi STP akandievaluasi pada visualisasi kurva yang dihasilkan dan pendekatan relative deviation (RD) terhadap TIACs referensi dan RMSE. RD dikatakan baik jika RD < 10%. Visualisasi kurva pada STP pada time point (TP) 1 hampir presisi terhadap kurva FTP dibandingkan dengan TP 2 – TP 4. Dengan variasi FSD baru metode Jackknife, rata-rata RD pada TP 1 pada organ ginjal manusia yaitu 0.49%, TP 2 yaitu 6.56%, TP 3 yaitu 9.16%, dan TP 4 yaitu 24.8%. Temuan dari penelitian ini dapat mengindikasikan bahwa metode STP dengan pendekatan Bayesian mampu memberikan estimasi yang cukup presisi pada TP 1.
......In the clinical use of radiopharmaceuticals, it is necessary to pay attention to safety and effectiveness with preclinical and clinical testing. Preclinical testing aims to evaluate potential toxicity in humans, while clinical testing is carried out to validate the translational results of dose estimates from animals to humans. The process of capturing biokinetic data in clinical testing involves measurements at multiple points in time, referred to as Full Time Point (FTP). However, collecting data multiple times is inefficient. To make biokinetic data collection more efficient, you can use the Single Time Point (STP) method, which only takes one biokinetic data point to represent the FTP results. There has been a lot of research into STP. However, there has been no research on simplifying dosimetry protocols in translational models. So this research aims to analyze the level of STP accuracy in the best translation model. This study used the radiopharmaceutical 89Zr-Pembrolizumab and applied a Bayesian approach. The value of human TIACs in FTP results is translated into reference TIACs for STP results. Human renal TIACs for FTP on 89Zr-Pembrolizumab were 5.41E-01 ± 1.42E-02 hours. Human kidney TIACs obtained from STP simulation results will be evaluated on the resulting graphic visualization and relative deviation (RD) approach to reference TIACs and RMSE. RD is said to be good if RD < 10%. The graphic visualization on STP at time point (TP) 1 is almost precise on the FTP graph compared to TP 2 – TP 4. With the new FSD variation of the Jackknife method, the average RD at TP 1 in human kidney organs is 0.49%, TP 2 is 6.56 %, TP 3 is 9.16%, and TP 4 is 24.8%. The findings from this research may indicate that the STP method with a Bayesian approach is able to provide fairly precise estimates at TP 1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : Pharmaceutical Press, 2010
615.842 4 NUC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mihailovic, Jasna
"FDG PET/CT has rapidly emerged as an invaluable combined imaging modality that provides both anatomic and functional information. This book, comprising a collection of images from oncology cases, is organized according to the role of FDG PET/CT in the evaluation and management of oncology patients, and only secondarily by organ or tumor entity. In this way, it reflects the issues that clinicians actually address, namely: identification of an unknown or unsuspected primary; determination of the extent of disease; evaluation of response to therapy; and surveillance after response, i.e., detection of recurrent disease. In total, 100 cases involving different primary tumors are presented to illustrate findings in these different circumstances. "
Berlin : Springer, 2012
e20426153
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sukmana Putra
"Tujuan penelitian ini untuk menentukan model fungsi sum of exponential (SOE) terbaik dan membandingkan parameter fixed effect, random effect dan Area Under Curve (AUC) yang diperoleh pada NONMEM dan Matlab. Penelitian ini menggunakan data dari 10 pasien kanker prostat yang menerima injeksi ~3 GBq. Setlah diinjeksikan, dilakukan pemeriksaan menggunakan SPECT/CT pada waktu 1, 24, 48, 72, dan 168 jam. Data tersebut di-fitting menggunakan 54 fungsi SOE. Model fungsi terbaik ditentukan dengan kriteria nilai pembobotan Corrected Akaike Information Criterion (AICc). Fungsi terbaik yang dapat mendeskripsikan distribusi biokinetik data pada Organ at Risk (OAR) ditunjukkan fungsi f6f untuk ginjal, fungsi f4c untuk kelenjar ludah, dan fungsi f5g untuk hati. Perbedaan nilai parameter yang di fitting antara NONMEM dan Matlab memiliki nilai yang relatif besar hingga 1070%. Namun, perbedaan AUC pada NONMEM dan Matlab memiliki nilai yang kecil yaitu di bawah 1.5%.
......The purpose of this study was to determine the best sum of exponential (SOE) function model and compare the fixed effect, random effect and Area Under Curve (AUC) parameters obtained in NONMEM and Matlab. This study used data from 10 prostate cancer patients who received ~3 GBq injection. After injection, SPECT/CT was performed at 1, 24, 48, 72, and 168 hours. The data were fitted using 54 SOE functions. The best function model was determined by weighting the Corrected Akaike Information Criterion (AICc). The best function that can describe the biokinetic distribution of data on Organ at Risk (OAR) is shown by the function f6f for kidney, function f4c for salivary gland, and function f5g for liver. The difference in the fitted parameter values between NONMEM and Matlab has a relatively large value of up to 1070%. However, the difference in AUC in NONMEM and Matlab has a small value which is below 1.5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manihuruk, Agatha Cornelia
"ABSTRAK
Metastasis kanker tulang menyebabkan rasa nyeri yang sangat kuat pada tulang. Salah satu alternatif pengobatan terbaik saat ini adalah radioterapi internal dengan menggunakan radiofarmaka lutesium-177 etilen diamin tetra metilen fosfonat 177Lu-EDTMP . Dalam penelitian ini dilakukan penandaan 177Lu-EDTMP dengan mereaksikan ligan EDTMP dengan 177Lu. Lu-177 dalam bentuk 177LuCl3 diperoleh dengan cara iradiasi neutron Lu2O3 kemudian dilakukan uji kemurnian radionuklida dan radiokimia. EDTMP disiapkan dalam bentuk kit dengan metode pengeringan beku. Optimasi penandaan dilakukan dengan beberapa variabel seperti rasio mol 177Lu:EDTMP, konsentrasi larutan, waktu inkubasi, dan suhu inkubasi. Setelah dilakukan penandaan maka dilakukan uji kemurnian radiokimia dengan menggunakan sistem kromatografi kertas ITLC-SG dengan fase gerak NH4OH : Metanol : Air = 0,2 : 2 : 4 v;v;v yang telah diujikan terlebih dahulu. Penandaan yang paling optimal dilakukan pada rasio mol 177Lu:EDTMP 1:10 yang dilarutkan dengan 1 ml air steril dengan waktu inkubasi 20 menit pada suhu 37oC dengan hasil kemurnian 99.0 0.4 . Uji stabilitas selama 6 jam menghasilkan kemurnian radiokimia ge;95 menunjukkan bahwa sediaan stabil saat penyimpanan di lemari es 4-8oC.

ABSTRACT
Metastatic bone cancer causes very strong bone pain. One of the best alternative treatments is internal radiotherapy using radiofarmaka lutetium 177 ethylene diamin tetra methylene phosphonate 177Lu EDTMP . In this study, radiolabelling was done by reacting EDTMP ligand with 177Lu. Lu 177 in the form of 177LuCl3 was obtained by means of target thermal neutron irradiation of Lu2O3 then the purity of radionuclide and radiochemistry were tested. EDTMP was prepared in the form of a kit by the freeze drying method. The optimization was performed with several variables such as the 177Lu EDTMP mole ratio, the concentration of the solution, the incubation time, and the incubation temperature. After radiolabelling, radiochemical purity test was performed using ITLC SG paper chromatography system with NH4OH Methanol Water 0.2 2 4 v v v as eluent which has been tested first. The optimum radiolabelling was performed on the 177Lu EDTMP mole ratio 1 10 dissolved with 1 ml of sterile water with incubation time 20 minutes at 37 C with 99.0 0.4 purity. A stability test of 6 hours yields a radiochemical purity of ge 95 indicating that the preparation is stable during storage in the refrigerator 4 8 C."
2017
S67851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Faturrahman Jundi
"Telah dilakukan penelitian dalam mengevaluasi fungsi ginjal pada kasus diabetes melitus menggunakan kamera gamma dan radiofarmaka 99mTc-DTPA. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perbedaan korelasi nilai Glomerular Filtration Rate GFR antara pasien diabetes dengan pasien non-diabetes yang dikalkulasi menggunakan metode Gates dan metode Inoue, peta biodistribusi radiofarmaka 99mTc-DTPA, dan radioaktivitas selama pemeriksaan Renogram. Penelitian dilakukan menggunakan pesawat SPECT dan 99mTc-DTPA pada 53 pasien dengan usia di atas 40 tahun, dan 22 diantaranya memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2. Nilai GFR terukur mGFR dibandingkan dengan perhitungan manual eGFR menggunakan metode Gates dan Inoue. Pemetaan biodistribusi diambil dari citra statik pada region of interest ROI organ jantung, hati, kedua ginjal, dan kandung kemih. Radioaktivitas dikuantifikasi secara kasar menggunakan nilai cacahan pada peta biodistribusi dan faktor kalibrasi kamera gamma. Korelasi mGFR terhadap eGFR menggunakan metode Gates dan metode Inoue yaitu strongly positive. Peta biodistribusi radiofarmaka menunjukkan nilai cacahan pasien diabetes lebih tinggi pada organ ginjal kiri dan ginjal kanan, dan lebih rendah pada organ jantung dan hati relatif terhadap pasien non-diabetes. Organ kandung kemih tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kedua grup. Untuk radioaktivitas radiofarmaka, aktivitas rata-rata tertinggi terletak pada kedua ginjal.

Research has been conducted to evaluate the renal function on diabetes mellitus case using gamma camera and 99mTc DTPA. The evaluation was performed to determine the difference of correlation of Glomerular Filtration Rate GFR values between diabetic patients and non diabetic patients which were calculated using Gates method and Inoue method, radiopharmaceutical biodistribution of 99mTc DTPA, and radioactivity during Renogram examination. The research was conducted using SPECT and 99mTc DTPA in 53 patients with over 40 years of age, and 22 of them had diabetes mellitus type 2. The measured GFR mGFR values were compared with manual calculations eGFR using Gates and Inoue method. The biodistribution was taken from the static image in the region of interest ROI of the heart, liver, kidneys, and bladder. The radioactivity was quantified roughly using the counts value in biodistribution map and calibration factor. The correlation of mGFR to eGFR using Gates method and Inoue method is strongly positive. The biodistribution map in diabetic patients showed higher values on left and right kidney, and lower values on heart and liver. The bladder showed no significant difference of biodistribution map in both groups. For radioactivities, the highest average activity lies in both kidneys."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>