Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resky Dwi Cahyati
Abstrak :

Xilanase merupakan enzim yang dapat mendegradasi xilan menjadi xilooligosakarida berbagai ukuran dengan memotong ikatan 1,4-β-D-xylosidik dan memiliki potensi tinggi dalam aplikasi industri. Pada penelitian sebelumnya, untuk produksi xilanase pendekatan teknologi DNA rekombinan telah dilakukan, yaitu dengan mengkonstruksi Pichia pastoris yang telah dimodifikasi genetik sehingga dapat memproduksi xilanase dari Bacillus halodurans CM1. Peningkatan produksi xilanase menggunakan starter Pichia pastoris telah dilakukan. Namun, karena tingginya biaya medium standar produksi dengan Pichia pastoris pada skala laboratorium dan bioreaktor, maka komposisi media standar disubtitusi dengan medium minimal. Akan tetapi aktivitas xilanase yang dihasilkan relatif rendah. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan modifikasi medium berbiaya lebih rendah, dimana gliserol murni disubtitusi dengan gliserol teknis sebagai sumber C, sedangkan sumber N organik yaitu pepton dan yeast ekstrak masing-masing disubtitusi dengan hidrolisat tepung kedelai (18% (b/v) total kandungan N) dan dedak padi (bekatul) (14,63% (b/v) total kandungan N), dan amonium sulfat sebagai tambahan sumber N anorganik yang dioptimasi untuk menghasilkan xilanase dengan harapan biaya yang digunakan lebih murah. Penggunaan gliserol teknis 1% (v/v) dan campuran hidrolisat tepung kedelai 15 g/100 mL, hidrolisat dedak padi 30 g/100 mL,dan amonium sulfat 2,5% (b/v) ditemukan sebagai media sesuai yang menghasilkan tingkat tertinggi aktivitas xilanase (1383,898 U/mL), aktivitas spesifik (861,705 U/mg), kadar protein (1,606 mg/mL), dan berat sel kering (43,300 g/L). Penambahan konsentrasi amonium sulfat meningkatkan produksi xilanase rekombinan sekitar hampir dua kali lipat, dengan persen peningkatan sebesar 97,46%


Xylanase is an enzyme that can degrade xylan into xylooligosaccharides of various sizes using 1,4-β-D-xylosidik bonds and has high potential in industrial applications. In the previous study, to produce xylanase using recombinant DNA technology was done, namely by constructing Pichia pastoris which has facilitated genetics so that it can produce xylanase from Bacillus halodurans CM1. The increase in xylanase production using starter has been done by Pichia pastoris. However, due to the high cost of standard production with Pichia pastoris on a laboratory scale and bioreactor, the composition of standard media is substituted with a minimum medium. However, the xylanase activity produced is relatively low. Therefore in this study modification of the lower cost medium, pure glycerol was substituted with technical glycerol as karbon source, while the organic nitrogen source is peptone and yeast extract substituted with soybean hydrolyzate (18% (b/v) total N content) and rice bran (14.63% (b/v) total N content), respectively,and ammonium sulfate as an additional source of nitrogen inorganic which was optimized to produce xylanase in the hope that costs are cheaper. The use of technical glycerol 1% (v/v) and a mixture of 15 g/100 mL soybean hydrolyzate, rice bran hydrolyzate 30 g/100 mL, and 2.5% (b/v) ammonium sulfate were found to be suitable media that yielded profit high xylanase activity (1383,898 U/mL), specific activity (861.705 U/mg), protein content (1,606 mg/mL, based bradford method), and dry cell weight (43,300g/L). The addition of ammonium sulfate concentrations increased the production of recombinant xylanase by almost double, with a percent increase of 97,46%

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2020
T55461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Aderni
Abstrak :
Latar belakang: Beta defensin diekspresikan terutama oleh sel epitel pada permukaan mukosa berbagai organ seperti kulit, usus, mulut dan saluran genital. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa Beta defensin 30 (Defb30) terekspresi spesifik di epididimis. Defb30 merupakan peptida kationik berukuran kecil yang diduga berperan penting pada proses pematangan spermatozoa di epididimis dan juga memiliki kemampuan untuk membunuh mikroba. Untuk mempelajari aktivitas antimikroba Defb30 ini diperlukan analisis pada tingkat protein dan hal tersebut memerlukan protein dalam jumlah yang cukup. Karena itu perlu dilakukan suatu rekayasa genetika berupa perancangan gen yang mengkode Defb30, pengklonaan dan ekspresi untuk pembuatan protein rekombinan DEFB30. Metode: Gen sintetik penyandi protein DEFB30 yang telah dioptimasi kodonnya diklona ke dalam vektor pQE-80L. Plasmid rekombinan yang mengandung sisipan gen target dikonfirmasi dengan analisis enzim restriksi dan sekuensing untuk selanjutnya diekpresikan ke dalam E. coli BL21 dan diinduksi menggunakan IPTG (Isopropyl-1-Thio-d-Galactopyranoside) dengan berbagai waktu inkubasi. Deteksi protein rekombinan dilakukan dengan SDS-PAGE dan westernblotting. IMAC (Immobilized Metal Affinity Chromatography) digunakan untuk mempurifikasi protein rekombinan. Uji antimikroba protein rekombinan dilakukan dengan cara pengukuran nilai optical density (OD) dan dianalisis hasilnya menggunakan uji one way anova. Hasil: Gen sintetik penyandi protein rekombinan DEFB30 berhasil dikonstruksi pada plasmid pQE-80L. Ekspresi ke dalam E. coli BL21 menghasilkan suatu protein fusi setelah diinduksi menggunakan IPTG selama 4 jam. Hasil analisis protein rekombinan dengan westernblotting menggunakan antibodi Anti-His G-HRP menunjukkan terbentuk pita tebal yang berukuran diatas 10 kDa (±12 kDa). Uji antimikroba protein rekombinan DEFB30 menunjukkan bahwa protein tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis. Kesimpulan: Gen sintetik penyandi beta defensin 30 berhasil diklona ke dalam plasmid pQE-80L. Ekspresi protein rekombinan DEFB30 menghasilkan suatu protein fusi berukuran ±12kDa. Protein rekombinan DEFB30 terbukti memiliki sifat antimikroba terhadap Eschericia coli dan Bacillus subtilis. ......Background: Beta defensins are primarily expressed by epithelial cells at mucosal surfaces, such as those in skin, gut, mouth and genital tract. Previous studies have demonstrated that beta defensin 30 (Defb30) is exclusively expressed in the epididymis. Defb30 is known as a small cationic antimicrobial peptide which plays an important role in epididymal sperm maturation and also acts as a host defence against microbial infection. Study of Defb30 role in the antimicrobial activity requires generating DEFB30 protein for characterization. For the purpose of this study, Defb30 gene was designed, synthesized, cloned, and expressed for the manufacture of the DEFB30 recombinant protein. Method(s): In this study, according to the preferred codon in E. coli, the Defb30 gene was optimized and synthesized. The gene was cloned into pQE-80L vector and subsequently expressed in E. coli BL21; using IPTG (Isopropyl-1-Thio-d-Galactopyranoside) as an inducer. Detection of recombinant protein was carried out by using SDS-PAGE and westernblotting. IMAC (Immobilized Metal Affinity Chromatography) was used to purify recombinant protein. Optical density measurement was used to analyze antimicrobial property of the DEFB30 recombinant protein. Results: The synthetic gene was successfully constructed into pQE-80L plasmid and expression of the recombinant protein in E. coli BL21 produced a fusion protein after being induced by IPTG for 4 hours. Westernblotting analysis using Anti-His G-HRP antibody showed band above 10kDa (±12kDa). Antimicrobial assay for DEFB30 recombinant protein showed inhibition towards growth rates of Eschericia coli and Bacillus subtilis. Conclusion: Defb30 synthetic gene was succesfully cloned into pQE-80L plasmid. Expression of recombinant DEFB30 produced a fusion protein of ±12kDa. This recombinant protein has antimicrobial property towards Eschericia coli and Bacillus subtilis.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library