Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Setyarini
"Setiap kegiatan pembangunan pada umumnya menimbulkan masalah lingkungan hidup. Penanggulangannya perlu dilakukan tindakan terpadu, guna menghindarkan kerusakan-kerusakan yang menimpa lingkungan hidup manusia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, salah satunya berupa program penghijauan.
Begitu pula kota Kudus, sebagai salah satu kota industri juga tidak mau ketinggalan untuk melakukan penghijauan, yang terutama dilaksanakan di Kecamatan Kota, dan dimaksudkan untuk mencegah bahaya erosi, banjir dan polusi.
Dalam melaksanakan suksesnya suatu program maka peran masyarakat sangat diperlukan, untuk itu perlu adanya partisipasi masyarakat karena masyarakat sebagai subyek juga sekaligus menjadi obyek dari pembangunan itu sendiri.
Penelitian ini mengacu pada teori difusi inovasi dari Roger, pada taraf konsekuensi dalam suatu inovasi, dengan memperhatikan peran media massa dan komunikasi interpersonal dalam difusi inovasi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh intensitas penyuluhan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam program penghijauan kota.
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, untuk mencari hubungan antara 2 variabel tersebut. Sedangkan untuk pengumpulan data digunakan daftar pertanyaan. Penelitian ini tidak meneliti seluruh populasi melainkan hanya mengambil sampel dengan teknik proportional random sampling.
Hipotesis mayornya adalah "Semakin tinggi intensitas penyuluhan, semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam program penghijauan kota". Adapun sub variabel intensitas penyuluhan meliputi isi pesan, pengenaan media dan frekuensi penyuluhan. Sedangkan sub variabel dari tingkat partisipasi masyarakat adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program dan tingkat partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi program. Dengan menyilangkan masing-masing sub variabel ini, maka diperoleh 9 hipotesis minor yang perlu diuji kebenarannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara isi pesan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi program yang signifikan. Tingkat pengaruh masing-masing sebesar 16 % dan 32 %. Hubungan antara pengenaan media dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan ternyata signifikan dan pengaruhnya sebesar 16%. Dan hubungan antara frekuensi penyuluhan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi program yang signifikan, serta mempunyai pengaruh sebesar 25 % dan 19 %.
Dari 9 pengujian hipotesis, ternyata ada 5 pengujian terbukti signifikan. Jadi secara umum dapat dikatakan ada pengaruh antara intensitas penyuluhan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam program penghijauan kota, walaupun tidak secara mutlak karena ada variabel lain yang ikut mendukungnya. Dengan demikian hipotesis mayor yang diajukan dapat diterima.
Sebagai saran, hendaknya penyuluhan ini harus tetap dilakukan secara teratur dan terarah, agar masyarakat tidak melupakan arti pentingnya program penghijauan kota, baik melalui media massa maupun media tatap muka. Dan perlu diingat bahwa dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan harus diusahakan untuk mengurangi atau menghindari dari timbulnya efek sampingan terhadap lingkungan.
Saran untuk para peneliti selanjutnya adalah agar diadakan penelitian-penelitian lebih lanjut terhadap peran variabel-variabel lain yang ikut mendukung keberhasilan program penghijauan kota ini, agar dengan demikian partisipasi masyarakat tetap terjaga."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Anas
"ABSTRAK
Penelitian mengenai Komposisi dan struktur serta regenerasi pohon dilakukan di Zona inti bagian tengah Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Penelitian menggunakan metode petak dengan pencuplikan pada plot seluas 1 hektare yang dibagi dalam 100 subpetak berukuran 10 m x 10 m untuk pencacahan pohon. Petak 5 m x 5 m dan 1 m x 1 m disarangkan dalam petak tersebut untuk pencacahan belta dan semai. Tercatat 540 individu pohon yang terdiri atas 89 spesies dari 36 famili dengan total luas area dasar 30,837 m2 dan nilai Indeks Keragaman (H’) sebesar 3,97. Dacroydes rostrata tercatat sebagai spesies dengan NK tertinggi (15,80%) diikuti oleh Shorea leprosula (15,58% ) dan Hydnocarpus sp. (14,91%). Shorea leprosula merupakan spesies yang memiliki luas area dasar tertinggi dengan nilai 2,829 m2 atau 9,17% dari total keseluruhan. Famili yang memiliki nilai NK tertinggi adalah Burseraceae (31,60) dan Dipterocarpaceae (28,89), sedangkan famili dengan jumlah spesies terbanyak tercatat pada Lauraceae (6 spesies). Terdapat 9 spesies yang masuk dalam kategori Red List IUCN, 2 di antaranya masuk dalam kategori Critically endangered (Parashorea lucida) dan Endangered (Shorea leprosula) serta 7 lainnya masuk dalam kategori Low risk. Pada tingkat semai tercatat 251 individu yang diwakili oleh 73 spesies dari 31 famili. Pada tingkat belta tercatat 305 individu yang terdiri dari 73 spesies dari 30 famili. Di antara 10 spesies pohon yang memiliki kerapatan tertinggi, terdapat 6 spesies yang memiliki sebaran anakan lengkap di tingkat belta dan semai yaitu Hydnocarpus sp., Antidesma neurocarpum, Shorea leprosula, Mussaenda frondosa, Prunus grisea dan Microcos crassifolia, tiga spesies hanya memiliki sebaran anakan di tingkat belta yaitu Dacryodes rostrata, Dacryodes rugosa dan Symplocos sp., dan satu spesies (Artocarpus elasticus) tidak ditemukan anakan di tingkat belta maupun semai. Secara keseluruhan, dari 89 spesies pohon yang tercatat di zona inti bagian tengah TNBD hanya 70 persen (62 spesies) yang beregenerasi.

ABSTRACT
Research on the structure and composition as well as the regeneration of the trees was conducted in the middle section of the core zone of the Bukit Duabelas National Park, Jambi. Research using the plots method, with sampling an area of one hectare plot is divided into 100 subplots measuring 10 m x 10 m for the enumeration trees. Plots 5 m x 5 m and 1 mx 1 m nested within for enumeration saplings and seedlings. As many as 540 trees were recorded in the plot, representing 89 species and 36 families with basal area of 30.837 m2 and Diversity Index value (H ') of 3.97. Dacryodes rostrata recorded as species with the highest importance value (15.80%) followed by Shorea leprosula (15.58%) and Hydnocarpus sp. (14.91%). Shorea leprosula is a species with the highest basal area of 2.829 m2 or 9.17% of the total. Families having the highest importance values were Burseraceae (31.60%) and Dipterocarp (28.89%), while the families with the highest number of species recorded was Lauraceae (6 species). There are 9 species listed in the IUCN Red List category, 2 of which are in the category of Critically endangered (Parashorea lucida) and Endangered (Shorea leprosula) and 7 others in the category Low risk. As many as 251 tree seedlings were recorded in the plot, representing 73 species and 31 families. 305 sapling were recorded in the plot, representing 73 species and 30 families. Out of 10 species of tree which has the highest density, 6 species which had a good number of saplings and seedlings, i.e., Hydnocarpus sp., Antidesma neurocarpum, Shorea leprosula, Mussaenda frondosa, Prunus grisea and Microcos crassifolia,; only three species had individuals at at sapling stage only, i.e., Dacryodes rostrata, Dacryodes rugosa and Symplocos sp., and one species (Artocarpus elasticus) was not found at both saplings and seedling stages. Overall, of the 89 tree species recorded in the middle section of the core zone of the Bukit Duabelas National Park, Jambi, only 70 percent (62 species) were regenerating."
Universitas Indonesia, 2013
T35984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi
Ghent: Universiteit Gent, 1996
634.9 PRA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Sulistyo Hadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Milzam Shidqi Zhofiri
"Hutan tropis Indonesia mempunyai peran sangat penting dalam ekosistem bumi dan sering disebut sebagai paru-paru dunia. Selain itu, potensi ekonomi hutan tropis sangat besar. Hutan-hutan di Indonesia telah berkontribusi bagi pendapatan negara, yaitu Penerimaan Negara Bukan Pajak. Untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia, sejak tahun 1980 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Dana Jaminan Reboisasi yang kemudian berubah menjadi Dana Reboisasi DR. Permasalahan yang terjadi ialah tujuan pemerintah menjadikan DR sebagai rehabilitasi dan reboisasi justru tidak terjadi, bahkan iklim investasi kehutanan di Indonesia justru cenderung menurun. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai faktor-faktor pendukung serta penghambat kebijakan Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Dana Reboisasi di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, peneliti mewawancarai narasumber ahli dari stakeholder terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung optimalisasi Dana Reboisasiadalah adanya perbaikan sistem informasi dan teknologi sistem pembayaranDana Reboisasi dengan diterapkannya SIMPONI pada tahun 2016, selain itualokasi dana dibuat lebih fleksibel agar dana reboisasi lebih terserap. Sementarafaktor yang menghambat adalah pengenaan tarif Dana Reboisasi dalam matauang dollar, adanya dualisme sistem pembayaran, dan kebijakan yang ada saatini tidak membangun industri kehutanan di Indonesia. Selain perlunya adanyakejelasan tujuan pemerintah dalam Dana Reboisasi apakah bertujuan kepadakelestarian lingkungan atau justru menjadi sumber penerimaan seperti yang saatini terjadi.

Indonesia's tropical forests have a very important role in the earth's ecosystem and are often referred to as the lungs of the world. In addition, the economic potential of tropical forests is enormous. Forests in Indonesia have contributedto state revenues, namely Non Tax Revenues. To maintain the preservation of Indonesia's forests, since 1980 the government has issued a Reforestation Guarantee Fund policy, which later changed into Reforestation Fund DR. The problem that occurred was the government 39s goal to become DR as rehabilitation and reforestation did not happen, even the forest investment climate in Indonesia actually tended to decrease. Based on these problems, this study aims to provide an overview of the supporting factors as well as inhibiting the Non Tax Revenue policy on the Reforestation Fund in Indonesia. Using qualitative research methods, researchers interviewed expert sources from relevant stake holders.
The result of research indicates that the support factor of Reforestation Fund optimization is the improvement of information system and technology of Reforestation Fund payment system with the implementation of SIMPONI in 2016, besides the fund allocation is made more flexible to reforestation fund more absorbed. While the inhibiting factor is the imposition of the Reforestation Fund in dollar terms, the dualism of the payment system and the current policies do not build the forest industry in Indonesia. In addition to the need for clarity of the government's objectives in the Reforestation Fundwhether it is towards environmental sustainability or it becomes a source of acceptance as it currently happens.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desak Made Oka Purnawati
Semarang : Intra Putra Utama, 2004
333.750 598 DES h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gradwohl, Judith
Yogjakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1991
639.9 GRA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library