Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halida Nabilla Salfa
"Teori Peran sosial menjelaskan bahwa setiap perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan adalah hasil dari stereotype budaya tentang gender. Perempuan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan gendernya, sehingga hal ini menyebabkan perbedaan tugas yang diberikan pada mereka oleh masyarakat. Perbedaan tugas ini mencolok di pekerjaan yang didominasi oleh perempuan, seperti pekerja kesehatan, guru playgroup dan guru Taman Kanak-Kanak, apabila disandingkan dengan pekerjaan yang didominasi laki-laki, seperti pekerja bangunan, montir atau tukang listrik. Dewasa ini, perbedaan tersebut juga dapat ditemui di komisi-komisi legislatif Indonesia. Komisi yang terkait dengan subjek kesehatan, kegiatan sosial, atau komisi-komisi dengan nuansa soft politics, tampak memiliki keterlibatan perempuan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan komisi-komisi yang terkait dengan urusan militer, dalam negeri, atau komisi-komisi lain dengan nuansa hard politics. Sehingga, riset mengenai perbedaan proposi gender antar komisi perlu untuk dilakukan untuk melihat dampak peran sosial kepada pembagian tugas di DPR RI. Menggunakan data yang dikumpulkan melalui proses wawancara dan studi literatur, riset ini menemukan bahwa peran sosial tidak mempengaruhi institusi legislatif secara system, tetapi lebih berakar pada pengaruh budaya yang membuat perempuan sulit untuk ikut terlibat dalam institusi legislatif. Walaupun masalah ini terus coba untuk diselesaikan oleh pemerintah, perempuan masih mengalami berbagai halangan untuk bergabung dalam institusi legislatif, karena mereka harus memiliki kemauan, kemampuan finansial, dan izin dari keluarga. Halangan-halangan ini tidak terjadi pada laki-laki karena peran laki-laki dalam keluarga masih diharapkan untuk menjadi pencari uang, memimpin, dan tergabung dalam pemerintahan. Sedangkan, perempuan masih diharapkan untuk mengambil peran sosial sebagai pengurus keluarga. Sehingga, peran sosial masih mempengaruhi perempuan untuk tergabung dalam institusi legislatif yang akhirnya membuat jumlah perempuan secara supply lebih sedikit dan tugas komisi yang mereka pilih juga masih dipengaruhi oleh peran sosial sebagai perempuan dalam keluarga.
......Social role suggests that almost all behavioral differences between male and females are the result from cultural stereotypes about gender. For women is expected to behave differently, task assigned to them in working space is also different. This differentiation in task assigned is stark in women dominated jobs, such as healthcare assistant, preschool and kindergarten teacher, compared to men dominated jobs, such as construction worker, mechanics and electrician. It has recently observed that the extension of gender- dominated jobfield might have extension to legislatif commission in Indonesia. Commission that deals with health issue, social work, and anything related to soft politics are high in women’s involevement, but not in commission that related to military, internal affairs, or anything that relates to hard politics. Thus, a study regarding the disproportional gender ratio between certain commission is required to examine the impact of social role to the job division among women in Indonesian legislatif. Using data gathered from interview and literature review, this research concludes that the social role does not affect the legislatif institutions by system, but it rather stems from cultural perspectives that stem from lack supply of women-gendered legislatif member. Although this problem is constantly being addressed by the government, women are still under various hindrace from joining the legislatif as they are limited by willingness, financial capability and approval from the family. These hindrances are virtually nonexistent to male, as they are expected to lead and get involved in the government as breadwinner, while women are still expected to take caretaking role of the family. Therefore, although the women are not systematically oppressed, the social role is still affecting their involvement in the legislatif process as they are naturally few in number by supply and has internal willingness to take task that is close to their social role as a woman in the family."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rashad Zhafran Alif Zeviantonio Esyam
"Webtoon merupakan sebuah karya sastra dalam bentuk digital yang sedang diminati masyarkat dunia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membahas kritik sosial yang dilakukan oleh Oh Seong-dae melalui webtoonnya yang berjudul Gigigoegoe (기기괴괴).Rumusan masalah yang diangkat adalah masalah sosial apa saja yang dikritisi oleh Oh Seong-dae melalui karyanya ini. Penelitian ini hanya berfokus pada kritik sosial yang terdapat pada sub cerita berjudul Seonghyeongsu (성형수).  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Oh Seong-dae melakukan tujuh kritik sosial berupa obsesi terhadap kecantikan, tidak patuh terhadap orang tua, konsumerisme, kesenjangan sosial antara si rupawan dan si buruk rupa, kecemburuan sosial, pergaulan bebas, dan kaum LGBT. Ketujuh kritik sosial tersebut tergabung dalam empat kategori masalah sosial, yaitu masalah lingkungan hidup, keluarga tidak harmonis, kemiskinan, dan pelanggaran terhadap norma.
......Webtoon is a literary work in digital form that is currently popular in by the society. This study conducted in aim for discussing the social critics done by Oh Seong-dae through his work which titled Gigigoegoe (기기괴괴). The formulation of this research is what kind of social problems being criticized by Oh Seong-dae through this webtoon. This research only focuses on social criticism contained in the sub-story entitled Seonghyeongsu (성형수). This research is a qualitative research using analytical-descriptive method. The results of the study show that Oh Seong-dae made seven social criticisms in the form of obsession with beauty, insolence towards parents, consumerism, social inequality between the beautiful and the ugly, social jealousy, promiscuity, and LGBT people. The seven social ciritcs are grouped into four categories of social problems, namely environmental problems, disharmonious families, poverty, and violations of norms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Rizki Widyasandra
"Film Barakah Yuqabil Barakah merupakan film yang disutradarai oleh Mahmoud Sabbagh dan diproduksi di Arab Saudi pada tahun 2016. Film ini mendapat penghargaan di ajang festival film internasional paling bergengsi di dunia sebagai pemenang film kategori berbahasa asing terbaik dalam Academy Awards ke-89 tahun 2017 di  Los Angeles. Film bergenre komedi romantis ini menceritakan tentang pria kelas menengah yang bertemu seorang gadis dari kelas sosial atas dan mereka saling jatuh cinta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis dengan pendekatan objektif. Penelitian ini menggunakan teori pengkajian fiksi Burhan Nurgiyantoro. Unsur-unsur intrinsik yang dianalisis meliputi tema, plot (alur), latar, tokoh, dan moral. Unsur intrinsik tersebut digunakan untuk melihat adanya pesan dan kritik sosial yang ingin disampaikan melalui cerita di film Barakah Yuqabil Barakah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kritik sosial terhadap pemerintah, masyarakat, sistem keluarga, dan masalah gender pada film Barakah Yuqabil Barakah.
......The film Barakah Yuqabil Barakah is a film directed by Mahmoud Sabbagh and produced in Saudi Arabia in 2016. This film received an award at the most prestigious international film festival in the world as the winner of the best foreign language film category at the 89th Academy Awards 2017 in Los Angeles. This romantic comedy genre film tells of a middle-class man who meets a girl from the upper social class and they fall in love. The method used in this research is descriptive-analytical with an objective approach. This study uses Burhan Nurgiyantoro's fiction assessment theory. The intrinsic elements analyzed include the theme, plot, setting, characters, and morals. This intrinsic element is used to see the existence of messages and social criticism to be conveyed through the story in the film Barakah Yuqabil Barakah. The results of this study indicate that there is social criticism of the government, society, family system, and gender issues in the film Barakah Yuqabil Barakah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Anindita
"Film CJ7 《长江七号》 adalah film bertemakan fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Stephen Chow. Film ini mengambil latar belakang Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang dan secara garis besar menceritakan hubungan ayah dan anak yang tengah berjuang hidup dalam kemiskinan. Baik ayah maupun anak, Zhou Tie dan Xiao Di kerap menerima perlakuan diskriminasi. Sebagai seorang ayah, Zhou Tie tetap menasehati Xiao Di agar tetap terus memiliki integritas dan bersikap baik meskipun memiliki keterbelakangan sosial. Di tengah-tengah kemelaratan, hadir seekor alien kecil bernama CJ7 yang serba bisa. Pada klimaks film, Zhou Tie meninggal akibat kecelakaan maut di pusat konstruksi. Peneliti mengumpulkan informasi dan penelitian terdahulu, serta melakukan analisis terhadap kritik sosial. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa setelah melalui interaksi dengan tokoh-tokoh lain dan hilangnya tembok diskriminasi pada akhir film, film ini membuktikan bahwa fungsi film tidak hanya sebagai hiburan melainkan juga membawa pesan moral dan edukasi.
......CJ7 《长江七号》 is a science fiction movie directed by Stephen Chow. The movie is set in Ningbo City, Zhejiang Province and is mainly about the relationship between a father and son who are struggling to live in poverty. Both father and son, Zhou Tie and Xiao Di often receive discrimination. As a father, Zhou Tie still advises Xiao Di to continue to have integrity and be kind despite his social retardation. In the midst of squalor, a little alien named CJ7 comes along who is versatile. At the climax of the film, Zhou Tie dies in a deadly accident at the construction center. The researcher collected information and previous research and analyzed social criticism. The results revealed that after going through interactions with other characters and the disappearance of the wall of discrimination at the end of the movie, this movie proves that the function of movies is not only as entertainment but also carries moral and educational messages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Gloria Marisa Tiurmaida
"Tindakan bunuh diri merupakan fenomena sosial yang tidak asing dalam masyarakat Korea Selatan. Salah satu penyebab tindakan bunuh diri adalah faktor lingkungan sosial. Tidak semua anggota masyarakat mampu beradaptasi dalam lingkungan sosial Korea Selatan yang kompetitif dan individual. Selain itu, kesadaran sosial yang masih kurang dan nilai yang semakin beragam dapat mempengaruhi pola pikir serta kehidupan tiap individu. Bameul Geodda merupakan film pendek karya Kim Jong-kwan yang menyinggung tentang permasalahan individual yang berakhir pada fenomena bunuh diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis isu bunuh diri yang terdapat dalam film pendek Bameul Geodda. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan teori tindakan bunuh diri Emile Durkheim untuk menganalisis isu bunuh diri yang terkandung di dalam film pendek Bameul Geodda. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kritik sosial yang disampaikan Kim Jong-kwan dalam film pendeknya, terungkap bahwa kesulitan hidup dan lemahnya integrasi sosial menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri egoistik. Selain itu, dalam film pendek ini juga sang sutradara menyampaikan kritik sosial terhadap pelaku bunuh diri egoistik di Korea Selatan.
......Suicide is a familiar social phenomenon in South Korean society. One of the factors that cause suicide is the social environment factor. Not all members of society are able to adapt to South Korea's competitive and individual social environment. In addition, social awareness is still lacking, as well as increasingly diverse values can affect the mindset and life of each individual. Bameul Geodda is a short film by Kim Jong-kwan that talks about individual problems that leads to the phenomenon of suicide. The purpose of this study is to analyze the issue of suicide in the short film Bameul Geodda. In this study, the author used the approach of Emile Durkheim's theory of suicide to analyze the issue of suicide contained in the short film Bameul Geodda. The research method used is descriptive qualitative method. The results of this study indicate that through social criticism that was conveyed by Kim Jong-kwan in his short film, it was revealed that life's difficulties and weak social integration are the causes of someone committing egoistic suicide. In addition, in this short film, Kim Jong-kwan also conveys his social criticism of egoistic suicide towards the subject of egoistic suicide in South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rahayu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kritik sosial yang terdapat dalam serial televisi Rusia Лучше, Чем Люди/Lebih Baik daripada Manusia karya Sutradara Andrey Junkovsky yang merupakan serial bertema distopia, dengan berfokus kepada kritik terhadap ketergantungan manusia terhadap teknologi robot. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan potongan adegan-adegan atau scene yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analitis dengan teori semiotika yang dikemukakan Roland Barthes. Penelitian dilakukan dengan melihat makna denotatif dan konotatif dalam adegan serial televisi Rusia Лучше, Чем Люди/Lebih Baik daripada Manusia yang tayang pada tahun 2018. Penelitian ini berargumen bahwa terdapat 11 adegan yang menggambarkan ketergantungan manusia terhadap teknologi robot. Hal ini lah yang menjadi kritik sosial dalam seri Лучше, Чем Люди/Lebih Baik daripada Manusia karya Andrey Junkovsky.
......This study aims to analyze issue the social criticism in the Russian television series Лучше, Чем Люди/ Better than Us by Andrey Junkovsky. This series is a dystopia-themed series that focusing on criticsm of human dependence on robot technology. The data used in this study are cut scenes which are then analyzed by a descriptive analytical method with a semiotic theory by Roland Barthes. The research was conducted by looking at the meaning of denotations and connotations in the Russian television series Лучше, Чем Люди/ Better than Us, which aired in 2018. This study argues that there are 11 scenes that depict human dependence on robotic technology. This is the social criticism in series Лучше, Чем Люди/ Better than Us by Andrey Junkovsky."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danish Syahputra
"Film One Second (2020) merupakan film yang disutradarai oleh Zhang Yimou. Penelitian ini akan membahas tentang simbolisasi reels celluloid sebagai kritik sosial saat berlangsungnya Revolusi Kebudayaan. Film One Second mengisahkan tentang seorang buron yang kabur dari kamp kerja paksa untuk menonton putrinya yang terdapat dalam sebuah film, dalam prosesnya tersebut ia bertemu dan mengalami konflik dengan Gadis Liu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Pada penelitian akan terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah pengumpulan data, tahap kedua adalah pengolahan data, dan tahap terakhir adalah menganalisis pembahasan dan membuat kesimpulan akhir penelitian. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dalam film One Second, terdapat kritik sosial terhadap Revolusi Kebudayaan yang berdampak pada hubungan ayah-anak melalui simbolisasi reels celluloid gulungan warta berita nomor 22 dan Putra Putri Pahlawan. Revolusi Kebudayaan menimbulkan dampak buruk terhadap keutuhan sebuah keluarga.
......One Second (2020) is a film directed by Zhang Yimou. This research will discuss the symbolization of celluloid reels as social criticism during the Cultural Revolution. The film One Second tells the story of a fugitive who escapes from a forced labor camp to watch his daughter in a film, in the process he meets and experiences conflict with Miss Liu. The method used in this research is a qualitative research method. The research will consist of three stages, namely the first stage is data collection, the second stage is data processing, and the last stage is analyzing the discussion and making the final conclusions of the research. The results of this study found that in the film One Second, there was social criticism of the Cultural Revolution which had an impact on father-daughter relationships through the symbolization of celluloid reels news bulletin number 22 and Heroic Sons and Daughters. The Cultural Revolution had a negative impact on the integrity of a family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rafah Arumaisha
"Film Zahrotus Shobbār merupakan film yang disutradarai oleh Hala Al-Qusy yang dirilis pada tahun 2017 di Mesir. Tokohnya, Manha Al-Batrawy, yang berperan sebagai Samiha, mendapatkan penghargaan kategori aktris terbaik di Festival Film International Dubai pada tahun 2017. Film Zahrotus Shobbār memiliki genre drama. Film ini menceritakan tentang perjalanan tiga orang yang tidak saling kenal lalu dipertemukan karena persamaan nasib. Mereka mencoba bertahan di Kota Kairo yang saat itu sedang dalam masa siaga karena pembatasan darurat oleh pemerintah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan objektif yang dimulai dengan memaparkan fakta-fakta yang terdapat dalam film, yang kemudian dianalisis. Pendekatan objektif yang dimaksud adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada film. Teori yang digunakan adalah teori kritik sosial Oksinata. Untuk mendapatkan kritik sosial melalui unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema, alur, latar, tokoh, dan amanat. Unsur intrinsik tersebut digunakan untuk menelaah pesan yang disampakan melalui cerita dalam film Zahrotus Shobbār. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat kritik sosial yang ingin disampaikan yang terkait dengan tema dan judul film, yaitu masalah pemerintah.
......Zahrotus Shobbār is a film directed by Hala Al-Qusy which was released in 2017 in Egypt. Her character, Manha Al-Batrawy, who plays Samiha, won the best actress category award at the Dubai International Film Festival in 2017. The film Zahrotus Shobbār is in the drama genre. This film tells about the journey of three strangers who are brought together because of a common fate. They tried to survive in Cairo City, which was on alert at that time due to emergency restrictions. The method used in this study is descriptive-analytical with an objective approach that begins by describing the facts contained in the film, which are analyzed later. The objective approach in question is to analyze the intrinsic elements contained in the film. The theory used is the theory of social criticism of Oksinata. To get social criticism through intrinsic elements which include themes, plots, settings, characters, and mandates. This intrinsic element is used to examine the message conveyed through the story in the film Zahrotus Shobbār. The results of this study are that there is social criticism to be conveyed related to the theme and title of the film, namely government problems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maura Ananda Syafira
"Penelitian ini mengkaji sebuah film dari Lebanon berjudul Ghada el Eid karya Lucien Bourjeily yang dirilis pada tahun 2017. Film ini bercerita tentang jamuan makan siang sebuah keluarga yang dialog dalam adegan-adegan film tersebut merefleksikan situasi faktual sosial-politik di negara Lebanon. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan unsur-unsur dalam film Ghada el Eid yang mengandung kritik sosial terhadap kondisi sosial-politik Lebanon. Teori strukturalisme dan teori kritik sosial digunakan dalam penelitian ini untuk memaparkan kritik sosial yang terdapat dalam struktur film Ghada el Eid. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dikaji dengan pendekatan analisis struktural-politis. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa film Ghada el Eid merupakan sebuah autokritik yang disampaikan oleh Bourjeily terhadap permasalahan sosial-politik yang terjadi di Lebanon. Kritik sosial yang tergambar dalam film ini di antaranya adalah praktik jual-beli suara menjelang pemilihan umum, sektarian dalam masyarakat Lebanon, emigrasi di kalangan pemuda, dan kekerasan terhadap asisten rumah tangga imigran di Lebanon.
......This study examines a Lebanese film entitled Ghada el Eid by Lucien Bourjeily which was released in 2017. This film tells the story of a family luncheon whose dialogue in the film's scenes reflects the socio-political factual situation in Lebanon. This study aims to describe the elements of the film which contain social criticism of Lebanon’s socio-political conditions. Structuralism theory and social criticism theory are used in this study to describe social criticism contained in the structure of Ghada el Eid. This study uses a qualitative descriptive research method and structural-political analysis approach. The results of this study found that the film Ghada el Eid is an autocritic presented by Bourjeily towards the socio-political problems that occur in Lebanon. The social criticisms depicted in this film include the practice of vote buying near the general election, sectarianism in Lebanese society, emigration among the youth, and violence against migrant domestic workers in Lebanon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>