Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhotimah
"Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Layanan rehabilitasi merupakan bagian dari layanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang dengan mengatasi permasalahan akibat penggunaannya narkobanya. Terbatasnya kualitas dan kuantitas lembaga rehabilitasi dalam memberikan layanan menimbulkan dampak terhadap penerima layanan rehabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk didapatkannya strategi peningkatan dan penjaminan mutu layanan rehabilitasi sebagai arah dan kebijakan ke depan dalam meningkatkan kualitas layanan rehabilitasi. Metode yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan melibatkan penentu kebijakan dan sasaran kebijakan dan melakukan CDMG (Consensus Decision Meeting Group). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari analisis faktor lingkungan eksternal kebijakan dan standar rehabilitasi menjadi sebuah peluang, sementara anggaran, koordinasi dan sinergitas K/L serta peran serta masyarakat menjadi sebuah ancaman. Analisis faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan adalah visi dan misi, organisasi, kepuasan penerima layanan dan prevalensi sementara yang menjadi kelemahan adalah aksesibilitas, SDM, sarana dan prasarana, sistem informasi dan penelitian serta pengembangan. Saat ini posisi Deputi Bidang Rehabilitasi berada pada posisi tumbuh dan membangun serta berada di quadran ke depan. Berdasarkan hasil analisis faktor lingkungan tersebut strategi yang dibutuhkan dalam peningkatan dan penjaminan mutu layanan rehabilitasi adalah mengoptimalkan sebuah kekuatan dan peluang dan mengurangi atau menekan kelemahan dan ancaman melalui strategi penerapan standar rehabilitasi, peningkatan kepuasan penerima layanan dan pengembangan rehabilitasi di lingkungan Deputi Bidang Rehabilitasi.

Quality health service is one of the basic needs that everyone needs. Rehabilitation services are part of health services with the aim of improving the health and quality of life of a person by overcoming problems due to the use of drugs. The limited quality and quantity of rehabilitation institutions in providing services has an impact on the recipients of rehabilitation services. This study aims to find a strategy to improve and guarantee the quality of rehabilitation services as a future direction and policy in improving the quality of rehabilitation services. The method used is qualitative research by involving policy makers and policy targets and conducting a CDMG (Consensus Decision Meeting Group). Based on the research results, it was obtained from the analysis of external environmental factors, the policies and rehabilitation standards were an opportunity, while the budget, coordination and synergy of Ministries / Agencies and community participation became a threat. Analysis of internal environmental factors that become strengths are vision and mission, organization, service recipient satisfaction and prevalence while weaknesses are accessibility, human resources, facilities and infrastructure, information systems and research and development. Currently the position of Deputy for Rehabilitation is in a position to grow and develop and is in the future. Based on the results of the analysis of environmental factors, the strategy needed to improve and guarantee the quality of rehabilitation services is to optimize a strength and opportunity and reduce or suppress weaknesses and threats through the strategy of implementing rehabilitation standards, increasing service recipient satisfaction and developing rehabilitation within the Deputy for Rehabilitation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Hani Megasari
"Tirah baring dan imobilisasi berkepanjangan pada pasien fraktur dengan riwayat stroke meningkatkan risiko komplikasi muskuloskeletal dan disfungsi neurologis yang dapat menghambat proses pemulihan. Salah satu intervensi keperawatan yang efektif untuk mencegah komplikasi akibat tirah baring pada pasien fraktur dengan riwayat stroke adalah rehabilitasi mobilisasi dini. Penelitian ini menganalisis seorang laki-laki berusia 71 tahun dengan fraktur intertrochanteric femur dextra dengan dan hemiparesis akibat stroke, setelah menjalani prosedur bipolar hemiarthroplasty long stem cemented. Untuk mengurangi risiko komplikasi pasca pembedahan fraktur, seperti penurunan massa otot, kontraktur sendi, trombosis vena dalam (DVT), pneumonia, cedera tekanan, intervensi mobilisasi dini dapat diterapkan. Pola mobilisasi dini yang digunakan mencakup range of motion (ROM) pasif pada sisi tubuh yang sehat dengan mempertahankan imobilisasi pada sisi fraktur, yang didokumentasikan oleh perawat selama pemberian asuhan. Intervensi dilaksanakan selama 6 hari, dimulai dari pasien pindah rawat inap setelah step down (ICU) hingga pasien pulang. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam kekuatan otot secara keseluruhan dalam waktu yang singkat. Tanda vital pasien tetap stabil, tetapi pemantauan terhadap tanda-tanda kelelahan dan peningkatan nyeri tetap diperlukan selama pelaksanaan mobilisasi dini. Berdasarkan temuan, penerapan ROM pasif secara bertahap pada pasien fraktur dengan riwayat stroke dapat meningkatkan mobilisasi sendi dan fleksibilitas otot, meskipun memerlukan waktu yang cukup lama.

Bed rest and prolonged immobilization in fracture patients with a history of stroke increase the risk of musculoskeletal complications and neurological dysfunction that can hinder the recovery process. One effective nursing intervention to prevent complications due to bed rest in fracture patients with a history of stroke is early mobility rehabilitation. This study analyses a 71-year-old man with an intertrochanteric fracture of the dextra femur with hemiparesis due to stroke, after undergoing a long stem cemented bipolar hemiarthroplasty procedure. To reduce the risk of complications after fracture surgery, such as decreased muscle mass, joint contracture, deep vein thrombosis (DVT), pneumonia, pressure injury, early mobilization interventions can be applied. The early mobilization pattern used included passive range of motion (ROM) on the healthy side of the body while maintaining immobilization on the fracture side, which was documented by the nurse during care delivery. The intervention was implemented for 6 days, starting from the patient's inpatient transfer after step down (ICU) until the patient was discharged. The evaluation results showed that there was no significant change in overall muscle strength in a short period of time. The patient's vital signs remained stable, but monitoring for signs of fatigue and increased pain was required during the implementation of early mobilization. Based on the findings, the gradual application of passive ROM in patients with fractures of the lower extremity is recommended. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library