Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raina, V.K.
New Delhi: Tata McGraw-Hill , 1993
624.183 RAI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Chu-Kia
Jakarta: Erlangga, 1990
693.183 CHU r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Abidin Muhammad Shahab
"ABSTRAK
Analisis struktur rangka beton bertulang biasa dilakukan dengan anggapan bahwa balok dan kolom beton dalam keadaan utuh, tidak retak, dan tidak memperhitungkan efek tulangan dalam perhitungan kekakuan atau momen inesia elemen-elemennya. Padahal, balok dan kolom beton retak pada beban layan sehingga momen inersia atau kekakuannya berubah. Perubahan kekakuan ini menimbulkan redistribusi momen ultimate. sehingga momen desain untuk perhitungan penulangan juga berubah. Perlu dikaji seberapa signifikan rediatribusi momen ini dengan analisis struktur rangka beton benulang dengan kekakuan yang dimodifikasi pasca-retak.

ABSTRACT
Structural analysis of reinforced concrete frame is usually done under assumption that the beams and columns in non-crack stadium and the effect of reinforcement to the moment of inertia or elements stiffness. In fact, the beams and columns crack under service load, so the moment of inertia or stiffness on the elements changes. This stiffness change brings the redistribution of ultimate moment. So the design moment also change. It is necessary to know how significant the ultimate moment redistribution is with the modified stiffness analysis in crack stadium.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajarullah Mufti
"Dalam hal perencanaan bangunan tahan gempa, mekanisme pembentukan sendi plastis harus dapat ditentukan, sehingga bangunan dapat diketahui tingkat performanya dalam menahan beban gempa yang diberikan. Tingkat performa bangunan terhadap gempa ini dikenal sebagai seismic performance level dari suatu bangunan, yang terdiri atas kekakuan, periode getar dan partisipasi massa, kekuatan, rasio gaya geser dasar maksimum terhadap gaya geser dasar lelehnya, daktilitas dan performance level struktur.
Prosedur dalam mendapatkan seismic performance level ini ditentukan dengan prosedur push-over, dimana penambahan beban diberikan secara berulang hingga komponen struktur mengalami sendi plastis atau keruntuhan pada elemen struktur. Salah satu metode dalam hal meningkatkan seismic performance level dari suatu bangunan adalah dengan memberikan voute pada join balok kolom. Voute merupakan suatu modifikasi pada join balok-kolom yang dimaksudkan agar daerah penulangan pada join balok-kolom menjadi lebih luas, sehingga perilaku bangunan yang diperoleh menjadi lebih daktail.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan variasi terhadap voute tersebut, yaitu variasi dimensi voute dan variasi lokasi voute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dimensi lebar pada join voute memberikan peningkatan seismic performance level yang signifikan. Sementara lokasi voute pada join balok-kolom interior, memberikan peningkatan seismic performance level seperti yang diharapkan, dibandingkan lokasi voute pada join balok-kolom eksterior dan join balok-kolom gabungan (interior dan eksterior).

In order to design a seismic resistance building, the plastic hinges mechanisms have to decide, so the performance level of a building to resist a large earthquake is known. This performance level to resist an earthquake is known as seismic performance level of a building, consist of stiffness, building period and mass participation, strength, maximum base shear to yield ratio, ductility and performance level of structure.
The procedures in order to achieve this seismic performance level could be obtain with push-over analysis, which is an increasing load, is given continuously until a component of structure forms a plastic hinges, or the structure is collapse. One of method to increase the seismic performance level of a building is by giving voute to beam-column joint. Voute is one of modification way to extend the reinforcement area of beam-column joint, so the building can behave more ductile.
This research is done by applying variation to voute, these are dimensional and location variation. The result of this research shown that wide variation is increasing the seismic performance level more than height variation. Beside that, the location of voute in interior beam-column joint is giving the increased of seismic performance level better than the location of voute in exterior joint or both (interior and exterior).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35278
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Suryosatyo
Yogyakarta: Citra Offsett, 1982
693.183 KAD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Wahyudi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997
693.183 LAU s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Chu-Kia
Jakarta: Erlangga, 1992
693.183 CHU r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Chu-Kia
Jakarta: Erlangga, 1986
693.183 CHU r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stern, Sylvan P.
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1959
620.137 STE e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Thahtawi
"Setiap bangunan bertingkat tinggi, selalu didisain terhadap gaya gempa selain terhadap gaya akibat beban mati maupun benda hidup. Demikian pula untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah terutama untuk bangunan yang tidak boleh hancur/rusak berat terhadap gempa bumi.
Gaya gempa adalah suatu gaya lateral terhadap bangunan yang menimbulkan perpindahan/lendutan, gaya aksial & momen pada kolom atau balok pada struktur. karena adanya eksentrisitas akibat lendutan pada struktur, gaya-gaya aksial pada kolom kembali menimbulkan pertambahan momen pada struktur tersebut. Hal ini yang disebut Efek P-Delta.
Tugas yang akan dilaksanakan ini adalah melakukan studi parameter pada suatu sistem portal yang mempunyai ketinggian dan lebar bentang keseluruhan sama dengan memvariasikan jarak bentang kolomnya. Dari studi parameter tersebut, dicari besarnya delta/simpangan untuk tiap lantai dan pertambahan momen pada kolom terbesar. Untuk perhitungan delta, karena gaya aksial akibat gaya gempa pada kolom berbeda-beda, maka untuk menyamakan tegangan pada kolom dibuat pendimensian luas kolom yang berbeda-beda. Kemudian dibuat grafik antara besarnya selisih delta pada tiap lantai dan prosentase pertambahan momen dengan perbandingan jarak antar kolom dengan lebar bentang keseluruhan dari bangunan.
Dari grafik yang didapat tersebut, kemudian dibandingkan dengan peraturan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, 1987 yang menjelaskan besarnya delta dan prosentase pertambahan momen yang diijinkan untuk suatu ketinggian tertentu dari bangunan. Dengan melihat dari hasil tugas ini yang ingin ditinjau adalah apakah kuantitas dari kolom dalam satu bentang ada pengaruhnya pada peraturan tersebut dan seandainya ada, bagaimana sebaiknya peraturan itu dapat diperinci lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>